Connect with us

News

28 Prajurit TNI AL Terjun Payung di Atas Langit Pariaman! Ada apa?

28 Prajurit TNI AL Terjun Payung di Atas Langit Pariaman! Ada apa?

[ad_1]

Kamis, 12 Desember 2019 – 23:41:31 WIB – 2

Aksi terjun payung TNI-AL di langit pariaman.

PARIAMAN – Sebanyak 28 prajurit TNI AL hiasi langit Kota Pariaman dengan atraksi Terjun Payung dalam rangka Peringatan Hari Nusantara 2019 di Pantai Gandoriah Pariaman, Kamis (12/12).

Atraksi Terjun Payung tersebut dilakukan oleh puluhan prajurit TNI Angkatan Laut (TNI AL) yang berasal dari Batalyon Intai Amfibi I Marinir Jakarta, Batalyon Intai Amfibi II Marinir Surabaya serta Peterjun Payung dari Korps Wanita Angkatan Laut.

Beberapa prajurit Peterjun Payung ini membawa banner dan bendera yang telah berkibar, bendera Hari Nusantara yang dibawa oleh Serda Marinir Sutrisno, bendera Pemkot Pariaman oleh Kopda Marinir Arif Budiyono, bendera Pemprov Sumbar oleh Kopda Marinir Ari Wibowo, bendera TNI AL oleh Serda Marinir Noor Ali, bendera Mabes TNI oleh Kopda Marinir Dwi Suhardi, bendera Kementerian PUPR oleh Kopda Marinir Denis Nugraha, bendera Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI oleh Serda Marinir Eko Sur Setiyono, dan yang tertinggi adalah bendera kebanggaan Indonesia, sangsaka merah putih yang dibawa oleh Sertu Marinir Antasari. Banner dan bendera ini dibawa oleh prajurit-prajurit andalan dari Batalyon Intai Amfibi Marinir.

Diantara peterjun-peterjun payung tersebut, salah satunya adalah berasal dari putra daerah asli Sumatera Barat yaitu Serka Marinir Hendra Syahputra.

Satu persatu peterjun mengembangkan parasutnya, berwarna-warni menghiasi langit Kota Pariaman, Sumatera Barat, Indonesia, para peterjun payung melayang-layang dengan formasi dan stage yang diatur sedemikian rupa sehingga peterjun akan mencapai landing zone dengan pattern yang sama dengan mendarat bergantian dengan aman/safety.

Terjun Payung merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki prajurit TNI AL sebagai salah satu media infiltrasi atau cara untuk menerobos masuk ke daerah lawan. Biasanya terjun payung militer ini dilaksanakan dengan cara HAHO (High Altitude High Opening) atau HALO (High Atitude Low Opening).

Ketinggian yang digunakan adalah sekitar 12.000 feet tujuannya menghindari radar lawan dan menjaga kerahasiaan sehingga para prajurit dapat menyusup ke jantung pertahanan lawan tanpa bisa dideteksi lawan.

Seluruh peterjun payung mengembangkan parasut di ketinggian paling rendah 3000 feet, dengan kecepatan jatuh mereka saat melayang adalah sekitar 300 Km/Jam, hal tersebut diperlukan kemampuan latihan dan mental yang tinggi untuk bisa melakukan atraksi terjun payung ini. (war/mc)

Editor/Sumber: Siel Saputra

Tag: pariaman,sumatra-barat

Sukseskan Kebijakan Pemerintah, BIN Konsolidasikan Humas Kementerian dan Lembaga Negara

Sukseskan Kebijakan Pemerintah, BIN Konsolidasikan Humas Kementerian dan Lembaga Negara

JAKARTA – Implementasi kebijakan Pemerintah diperkirakan akan menemui sejumlah tantangan. Hal tersebut mengemuka dalam…

Tingkatkan Pelayanan, PT KAI Lakukan Penertiban 8 Unit Bangunan di Pariaman

Tingkatkan Pelayanan, PT KAI Lakukan Penertiban 8 Unit Bangunan di Pariaman

PARIAMAN – PT. KAI (Kereta Api Indonesia) Divre II Sumbar tertibkan sebanyak 8 unit bangunan di bagian Utara Stasiun KA…

Bupati Dharmasraya Gunting Pita Resmikan Gardu Induk PLN di Sungai Rumbai

Bupati Dharmasraya Gunting Pita Resmikan Gardu Induk PLN di Sungai Rumbai

DHARMASRAYA — Setelah sekian lama Gardu induk PLN yang menjadi bagian dari tol listrik Sumatera telah selesai…

Sempat Vakum, Turnamen Walikota Bukittinggi Cup 2019 Kembali Dihelat

Sempat Vakum, Turnamen Walikota Bukittinggi Cup 2019 Kembali Dihelat

BUKITTINGGI – Sempat vakum, Turnamen Walikota Cup 2019 kembali diggelar di Lapangan Ateh Ngarai, Kota Bukittinggi,…

Washington Apple Hadirkan Kemasan Combo Pax Berisi Dua Buah Apel

Washington Apple Hadirkan Kemasan Combo Pax Berisi Dua Buah Apel

JAKARTA — Siapa yang tak kenal dengan buah apel, yang sangat sehat buat di makan bagi tubuh. Apel milik Washington…

(function(d, s, id) {
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/id_ID/sdk.js#xfbml=1&version=v2.8&appId=1208534375853801”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer