Connect with us

heniikun bay

5 Desember 2020 Prima Founder Records Rilis Rung Wani Nembung dari Heniikun Bay di 41 Radio se-Indonesia – siarminang.net

5 Desember 2020 Prima Founder Records Rilis Rung Wani Nembung dari Heniikun Bay di 41 Radio se-Indonesia – Beritasumbar.com

[ad_1]

Yogyakarta (siarminang.net) – Kehadiran Heniikun Bay, grup band Jawa pertama di Indonesia mendapat perhatian tersendiri dari para penikmat musik di Tanahair. Lagu Cukup Uwis, dan Abadi di Hati yang mereka rilis berhasil meraih ratusan ribu tayangan di YouTube. Sebagai grup musik pendatang baru, ini jadi pertanda baik bagi kesuksesan Heniikun Bay.

Untuk menutup trilogi pertama dari dua trilogi yang terdapat dalam EP (Extended Play / Mini Album), Heniikun Bay merilis lagu Rung Wani Nembung pada Sabtu 5 Desember 2020 di 41 Radio se–Indonesia.

Flyer Heniikun Bay rilis lagu Rung Wani Nembung di 41 Radio se-Indonesia. (Dok. Istimewa)

“Rung Wani Nembung, lagu ke tiga dari album Hexalogy Yakin Wae saya tulis terinspirasi dari beberapa teman yang ada di kelompok mancing kami yang masih membujang alias jomblo. Ya kan, seringkali ketika naksir seseorang, ada yang belum berani menyampaikan isi hatinya. Bisa jadi, karena belum pernah melakukannya atau karena ada trauma tertentu dari masa lalunya,” kata Kuncoro yang tinggal di Yogyakarta, saat kami wawancarai melalui akun Whatsapp-nya pada Sabtu (5/12/2020).

Seperti dikatakan oleh Kuncoro, semua personal Heniikun Bay adalah para angler (pemancing) rockfishing: Hening, Ipun, Afrizal (Ijal), Kuncoro, dan Bayu Ari. Mereka telah memiliki hobi ini sejak tahun 2011. Pada saat memancing seringkali mereka bernyanyi bersama, menemukan inspirasi dan kesempatan saling bertemu untuk berbagi cerita pengalaman hidup sehari-hari. Tentu saja tidak semua angler di kelompok mereka adalah anggota Heniikun Bay, namun keseluruhan dinamika dalam kelompok angler ini banyak memberi inspirasi bagi Heniikun Bay dalam bermusik.

Para personal grup band Heniikun Bay. (Dok. Istimewa)

Alasan Heniikun Bay mengangkat tebing breksi, bukan tebing karang dalam lagu Rung Wani Nembung karena tidak semua orang mempunyai hobi mancing dan mengenal rockfishing. Namun nuansa kesendirian bisa juga didapat di tempat lain. Bahkan di tempat hiruk pikuk sekalipun, seperti tempat tempat wisata lain yang ada di Yogyakarta. Alasan lainnya karena Tebing Breksi adalah salah satu tempat wisata di Yogyakarta yang juga memiliki pemandangan luar biasa untuk memandang Kota Yogyakarta dari ketinggian, terutama pada sore hari, terlihat indah lampu-lampu yang mulai bertebaran menyinari Kota Yogyakarta.

Syuting video lirik lagu Rung Wani Nembung dilakukan Heniikun Bay di Prima Rock View, Bongosan, Dukuh Putat, Desa Songbanyu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Para personal grup band Heniikun Bay. (Dok. Istimewa)

Kuncoro juga mengatakan, “Kami memilih Prima Rock View sebagai tempat syuting lagu Rung Wani Nembung karena ini adalah spot mancing favorit kami. Warga di sana memiliki hospitality yang tinggi, sangat ramah pada para pendatang, seperti saudara jauh yang datang berkunjung ke desa mereka. Sayangnya, belum ada jalur air bersih dan belum ada jalur listrik, akses jalan menuju lokasinya juga masih sangat parah, sampai-sampai harus menggunakan mobil double gardan untuk dapat menjangkau lokasinya, seperti bukan jalanan di Provinsi DIY saja.”

Lebih lanjut Kuncoro mengatakan, “Heniikun Bay menyampaikan pesan melalui lagu Rung Wani Nembung, bahwa budaya Jawa, budaya lokal daerah, lingkungan alam yang menyajikan pemandangan yang indah, serta hubungan antar manusia yang baik dan ramah, harus tetap dilestarikan. Walaupun demikian, jangan pernah takut untuk melangkah, kita harus mengandalkan Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Kuasa untuk kita berani melangkah dan melakukan perubahan. Itulah mengapa pada syair terakhir Rung Wani Nembung terdapat kata ‘bowo’. Dan pada pembuka atau mukadimah dari lagu Rung Wani Nembung berisi doa kepada Tuhan, agar berani untuk melangkah, dan semoga apa yang menjadi keinginan kita dapat diijabah, dikabulkan-Nya.”

Para personal grup band Heniikun Bay. (Dok. Istimewa)

Pada kesempatan yang sama, Jendral Rich, salah seorang pendiri Prima Founder Records mengatakan, “Rung Wani Nembung artinya belum berani mengungkapkan, sebuah kalimat yang sepertinya semua orang di dunia pernah mengalaminya, punya perasaan kepada seseorang tapi belum berani mengungkapkannya. Itulah makna lagu tersebut, pasti mewakili perasaan banyak orang. Pada lirik awal lagu ini ada puji-pujian, pengagungan kepada Sang Pencipta, kalau orang awam mungkin bilangya tembang, tapi kalau orang yang paham, ini namanya ‘bawa’ atau ‘bowo’. Kuncoro ingin melestarikannya, karena saat ini budaya tersebut sudah mulai luntur.”

Jendral Rich juga mengatakan, 41 stasiun radio yang akan memutar lagu Rung Wani Nembung dari Heniikun Bay adalah: Duta 98.0 FM (Metro, Lampung), Rapemda 107.2 FM (Pringsewu), Mandiri 107.1 FM (Kota Bumi), BAS 103.3 FM (Tulang Bawang), SIP 106.9 FM (Mesuji), Gapura FM (Klewer, Solo), TA Radio 103.5 FM (Solo), Gesma 97.6 FM (Solo), Swara Slenk 92.5 FM (Solo), Yes Radio 104.3 FM (Cilacap), Salma 103.3 FM (Klaten), Inn 95.0 FM (Kebumen), Suara Kota Wali 104.8 FM (Demak), Cbs Radio 104.4 FM (Tegal), Thomson 105.5 FM (Brebes), Suara Diponegoro 107.5 FM (Semarang), Swara Semarang 96.9 FM (Semarang), Citra 98.8 FM (Wonosobo), Shoutuna 89.3 FM (Purworejo), Rem 107.7 FM (Semarang).

Arma Sebelas 87.9 FM (Jogja), EMC 97.8 FM (Jogja), Bahana 104.5 FM (Ngawi), Pandowo 104.3 FM (Tulungagung), Akbar 94.6 FM (Jember), Fajar 107.1 FM (Banyuwangi), Padang 102.6 FM (Padang), Respon Radio 93.0 FM (Padang), Elsi 103.1 FM (Bukittinggi), Garasi 106.5 FM (Situbondo), Top 95.3 FM (Jambi), Bimantara 98.8 FM (Bukittinggi), Pesona 105 FM (Padang), Wijaya 93.7 FM (Kota Bumi), Inovasi Radio 90.6 FM (Lampung Tengah), RTFM 98.7 FM (Tarakan, Kaltara), Evella 96.7 FM (Palangkaraya), Tanjung 91.6 FM (Bulungan, Kaltara), Stars 91.6 FM (Palangkaraya), Tarakan 105.4 FM (Tarakan, Kaltara), dan Kumala 95.2 FM (Samarinda, Kaltim).

(Muhammad Fadhli)

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

album trilogy ke dua

Dipercaya Jadi Pengisi Soundtrack Film, Heniikun Bay Optimis Rilis Album Trilogy ke Dua – siarminang.net

Dipercaya Jadi Pengisi Soundtrack Film, Heniikun Bay Optimis Rilis Album Trilogy ke Dua – Beritasumbar.com

[ad_1]

Yogyakarta (siarminang.net) – Eksistensi Heniikun Bay punya daya tarik tersendiri bagi para penikmat musik di Tanah Air pada saat ini. Kesuksesan grup musik asal Kota Yogyakarta tersebut merilis Extended Play (EP) album trilogy pertama Hexalogy Yakin Wae, membuat mereka optimis untuk meluncurkan album trilogy ke dua yang akan dirilis pada Senin 12 April 2021 di channel YouTube Prima Founder TV.

Album trilogy ke dua Hexalogy Yakin Wae yang dirilis Heniikun Bay berisi tiga lagu, judulnya Padamu Memori, Bungah Pungkasane, dan Mimi Mintuno Tresno. Semua lagu tersebut ditulis oleh AM. Kuncoro, vokalis dan juga gitaris Heniikun Bay. Selain AM. Kuncoro, formasi grup band tersebut juga ada Hening (keyboard), Ipun (bass), Ijal (drum) dan Bayu (gitar), seperti dikatakan AM. Kuncoro yang berada di Yogyakarta ketika diwawancarai melalui akun Whatsapp-nya pada Sabtu (10/4/2021).

AM. Kuncoro juga mengatakan, melalui album trilogy ke dua Hexalogy Yakin Wae, Heniikun Bay ingin mengajak masyarakat agar mensyukuri apapun yang terjadi, karena kejadian buruk yang dialami juga bisa jadi penyemangat untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan di masa depan, selama kita bisa menerimanya dengan sikap yang baik dan pemikiran yang positif.

Mengenai project Hexalogy Yakin Wae, AM. Kuncoro menjelaskan bahwa Hexalogy artinya rangkaian 6 karya seni yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk sebuah plot atau alur cerita. Pada trilogy pertamanya berisi lagu berjudul Cukup Uwis, Abadi di Hati, dan RWN ‘Rung Wani Nembung’, berisi kisah sedih, kecewa, takut, dan kehilangan rasa percaya diri.

“Bedanya dengan album trilogy pertama, pada album trilogy ke dua berisi harapan, cerita indah, cita-cita, dan keyakinan akan masa depan. Album trilogy ke dua inilah yang menguatkan lahirnya nama Hexalogy Yakin Wae sebagai sebuah inspirasi bagi seluruh masyarakat yang saat ini mengalami masa pandemi, agar bangkit dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi dengan tetap membangun keyakinan yang positif tentang masa depan. Yakin wae, yakin saja,” kata AM. Kuncoro.

Menurut AM. Kuncoro, antara album trilogy pertama dengan yang ke dua ada perbedaan yang mencolok dalam penggarapan dan penyajiannya. Album trilogy pertama cenderung berwarna pop melankolis, sedangkan di trilogy ke dua lebih banyak warna; lagu Padamu Memori bergenre Rock, Bungah Pungkasane dikemas pop, dan Mimi Mintuno beraliran reggae. Mengikuti alur cerita Hexalogy Yakin Wae, dari sedih menjadi lebih gembira dan berwarna.

“Banyak kejadian tak terlupakan bagi Heniikun Bay saat penggarapan album trilogy ke dua. Salah satunya ketika workshop mulai berjalan dan kami harus saling bertemu, maka prosedur kesehatan menjadi kebutuhan sehingga pihak Prima Founder Records, label yang menaungi Heniikun Bay menerapkan kepada semua personal untuk melakukan rapid test secara rutin sekali seminggu. Dengan demikian semua pihak aman dan nyaman dalam menyelesaikan album trilogy ke dua. Selain itu yang tak terlupakan, yaitu wafatnya Ki Seno Nugroho, Dalang kondang asal Yogyakarta yang diidolakan oleh para personal Heniikun Bay. Secara spontan kami membuat lagu yang didedikasikan untuk almarhum yang judulnya Pahlawan Wayang,” kata AM. Kuncoro.

Selain itu AM. Kuncoro mengatakan, penggarapan album trilogy ke dua membutuhkan waktu 3 bulan. Tantangan yang dihadapi adalah kebutuhan para personal Heniikun Bay untuk mengasah kemampuan membawakan lagu-lagu yang lebih berwarna di album tersebut. Berkat latihan secara konsisten dan bimbingan dari Mas Gatot BandCong sebagai Music Director, Heniikun Bay mampu menyelesaikannya dengan baik.

“Bukan hanya genre yang berbeda, namun dengan keterampilan dan pengalaman yang telah lebih berkembang dibandingkan saat penggarapan trilogy pertama, maka hasil dari trilogy ke dua menjadi lebih baik dan menarik,” kata AM. Kuncoro.

Bagi AM. Kuncoro, album trilogy ke dua selain digarap lebih matang, kekuatannya juga ada pada lirik lagu-lagunya yang menyajikan cerita romantis. Inspirasi lagu-lagu tersebut diambil dari kisah nyata yang happy ending. 

Soal Heniikun Bay mendirikan channel YouTube sendiri alasannya karena telah memiliki channel sebelum berada di bawah naungan Prima Founder Records. Awalnya channel tersebut sebagai tempat untuk menyajikan karya-karya lagu mereka, dan sekarang juga digunakan untuk mengekspos aktivitas para personal Heniikun Bay selain bermusik, seperti rock fishing, memancing di pantai tebing karang di pesisir selatan Yogyakarta.

Dipercayanya lagu Abadi di Hati, salah satu lagu di album trilogy pertama Hexalogy Yakin Wae untuk menjadi soundtrack film Mimi Mintuno membuat Heniikun Bay makin optimis untuk merilis album trilogy ke dua. Lagu Abadi di Hati versi original soundtrack film tersebut akan dirilis pada 28 April 2021. Lagu tersebut tentang penggalan kejadian dari seseorang yang tidak bisa move on dari masa lalunya. Setiap orang memiliki seseorang yang istimewa di masa lalunya, seperti memiliki sebuah monumen di dalam hatinya, Abadi di Hati.

Pada kesempatan yang sama, Rulli Aryanto, salah seorang Owner and Founder Prima Founder Records mengatakan, “Pada mini album trilogy ke dua Hexalogy Yakin Wae dari Heniikun Bay, Maya Sari Devi (PFRecords) jadi Executive Producer-nya, AM. Kuncoro dan Rulli Aryanto sebagai Producer. Gatot BandCong selain sebagai  Music Director juga menangani mixing dan mastering-nya, tracking dilakukan di Prima Founder Studio, dan semua lagu di album tersebut sudah ada di digital music stores.”

(Dilaporkan oleh Muhammad Fadhli)

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

heniikun bay

Heniikun Bay Dedikasikan Lagu ‘Pahlawan Wayang’ untuk Dalang Kondang Almarhum Ki Seno Nugroho – siarminang.net

Heniikun Bay Dedikasikan Lagu ‘Pahlawan Wayang’ untuk Dalang Kondang Almarhum Ki Seno Nugroho – Beritasumbar.com

[ad_1]

YOGYAKARTA (siarminang.net) – Wayang Kulit merupakan salah satu ikon kebudayaan milik Indonesia, jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing untuk datang berkunjung. Wafatnya Ki Seno Nugroho, dalang kondang asal Yogyakarta, membuat Indonesia merasa kehilangan.

Atas jasa dan pengabdian yang telah diberikan Ki Seno Nugroho dalam melestarikan Wayang Kulit, grup band Heniikun Bay mendedikasikan sebuah lagu berjudul Pahlawan Wayang, dirilis pada Kamis 10 Desember 2020 di kanal YouTube Heniikun Bay Official.

Grup band Heniikun Bay di videoklip lagu Pahlawan Wayang yang didedikasikan untuk dalang kondang almarhum Ki Seno Nugroho. (Dok. Istimewa)

Lagu Pahlawan Wayang diluncurkan sehari sebelum mapak, peringatan 40 hari wafatnya Ki Seno Nugroho. Lagu Pahlawan Wayang ditulis oleh AM. Kuncoro, Vokalis Heniikun Bay, grup band di bawah naungan Prima Founder Records. Selain Kuncoro, personal Heniikun Bay juga ada Hening, Ipun, Afrizal (Ijal), dan Bayu Ari. 

Kuncoro dan Hening sangat mencintai kesenian Wayang Kulit, dua bersaudara ini anak dari RB. Kadino (alm), dalang di Lampung, dan ibu mereka Sumiati, seorang sinden, kakek dan nenek dari duo penyanyi, Alex Yunggun dan Bea Serendy. Lagu Pahlawan Wayang jadi single terbaru Heniikun Bay setelah merilis EP Album Hexalogy Yakin Wae.

“Almarhum Ki Seno Nugroho adalah dalang yang memelopori pertunjukan Wayang Kulit secara live streaming, hampir ratusan ribu orang perhari menyaksikan pertunjukkan virtualnya. Lewat lagu Pahlawan Wayang kami berpesan, Wayang Kulit sebagai salah satu seni budaya Jawa yang merupakan kekayaan bangsa Indonesia harus tetap kita lestarikan, karena memuat nilai-nilai luhur dan petuah-petuah bijak yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk membentuk kepribadian bangsa Indonesia,” kata Kuncoro yang tinggal di Yogyakarta saat kami wawancarai melalui akun Whatsapp-nya pada Jumat (11/12/2020).

Grup band Heniikun Bay & Friends di videoklip lagu Pahlawan Wayang yang didedikasikan untuk dalang kondang almarhum Ki Seno Nugroho. (Dok. Istimewa)

Kuncoro juga mengatakan, “Melalui lirik lagu Pahlawan Wayang, kami ingin mewakili rasa kehilangan yang dialami bangsa Indonesia secara umum atas kepergian Ki Seno Nugroho. Itulah sebabnya bahasa yang kami gunakan dalam lirik lagu ini adalah Bahasa Indonesia, karena Ki Seno Nugroho bukan hanya milik orang Jawa, tetapi juga milik Indonesia.”

Seperti dikatakan oleh Kuncoro, sebagai seorang dalang, sosok Ki Seno Nugroho sangat unik di mata para personal Heniikun Bay. Ki Seno Nugroho memiliki kemampuan untuk menyesuaikan cerita yang akan dipentaskan, sarat dengan pesan, disampaikan secara fleksibel dan tidak monoton. Dalam dunia seni wayang, Ki Seno Nugroho tidak mengutamakan satu pedoman (gagrak / gaya pertunjukan wayang) dari suatu daerah, baik gaya Jogja ataupun gaya Solo. Bukan berarti Ki Seno Nugroho tidak menghormati pedoman baku tersebut, tapi Ki Seno Nugroho ingin pertunjukkan Wayang Kulit lebih mudah diterima dan dikenal secara lebih luas, daripada berpegang pada aturan-aturan baku yang membuat seni wayang jadi kurang menarik untuk disaksikan.

Grup band Heniikun Bay & Friends di videoklip lagu Pahlawan Wayang yang didedikasikan untuk dalang kondang almarhum Ki Seno Nugroho. (Dok. Istimewa)

Selain itu, pilihan Ki Seno Nugroho dalam mengenalkan posisi Punakawan pun berbeda, biasanya hanya dianggap sebagai pesuruh, bawahan para raja, dan kesatria dalam wayang. Punakawan diangkat sebagai perlambang orang kecil, rakyat jelata yang ternyata memiliki peran penting di balik kesuksesan rencana-rencana besar dalam cerita yang diangkat Ki Seno Nugroho dalam wayang.

Pertunjukan Wayang Kulit yang dibawakan Ki Seno Nugroho sangat mudah dipahami oleh banyak orang, bahkan oleh mereka yang hanya mengerti sedikit mengenai budaya Jawa, sehingga wayang semakin dikenal luas di banyak kalangan. Dalam menampilkan tokoh-tokoh wayang, Ki Seno Nugroho memunculkan personifikasi yang unik, seakan setiap tokoh mempunyai kepribadian masing-masing, meskipun menonton secara tidak langsung, atau hanya dengan mendengarnya saja. Pertunjukkan Ki Seno Nugroho mampu memberikan pertunjukkan yang menghibur, dan sangat dinantikan banyak orang.

Sebagian kalangan ada yang menganggap konsep pertunjukkan Ki Seno Nugroho membuat Wayang Kulit jadi ‘murahan’, mereka khawatir kesenian Jawa akan kehilangan daya tarik akibat mudah melihat pertunjukkannya melalui media online. Akan tetapi, kenyataan yang terjadi malah sebaliknya, seni wayang justru makin dikenal luas, membuat seni Jawa jadi terjaga kelestariannya.

Grup band Heniikun Bay saat rilis lagu Pahlawan Wayang yang didedikasikan untuk dalang kondang almarhum Ki Seno Nugroho. (Dok. Istimewa)

Lebih lanjut Kuncoro mengatakan, “Bagi Heniikun Bay, sosok Ki Seno Nugroho memberikan banyak teladan, seperti konsistensi dalam berkarya, hubungan yang baik dengan semua anggota Wargo Laras (kelompok pengrawit yang mengiringi pertunjukan Ki Seno Nugroho), keberanian dalam menyampaikan kritik-kritik pedas terkait masalah-masalah sosial, kepedulian pada kelestarian budaya Jawa, dan aktif bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh budaya Jawa yang bergiat di dagelan, sinden, gamelan, dan lainnya.”

“Ki Seno Nugroho pantas mendapatkan sebuah penghargaan tinggi sebagai pegiat seni budaya Jawa. Sangat disayangkan bila perjuangan yang telah dilakukan Ki Seno Nugroho tidak mendapatkan penghargaan dari pemerintah Yogyakarta maupun Indonesia, karena budaya Jawa juga merupakan kekayaan bangsa Indonesia. Harapan kami, semoga lagu Pahlawan Wayang jadi pemicu, agar Ki Seno Nugroho yang telah mengabdikan hidupnya untuk kelestarian dan menduniakan Wayang Kulit mendapatkan penghargaan sebagai Pahlawan Wayang,” kata Kuncoro.

Official music video lagu Pahlawan Wayang dari grup band Heniikun Bay ada di video berikut ini;

(Muhammad Fadhli)

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

cukup uwis

Prima Founder Records Rilis Heniikun Bay dari Yogyakarta, Band Jawa Pertama di Indonesia – siarminang.net

Prima Founder Records Rilis Heniikun Bay dari Yogyakarta, Band Jawa Pertama di Indonesia – Beritasumbar.com

[ad_1]

YOGYAKARTA – Kemajuan teknologi telekomunikasi pada saat ini ikut memacu kreativitas dan produktivitas dunia musik di Tanahair. Agar memiliki karakter yang berbeda dengan yang lainnya, Prima Founder Records merilis Heniikun Bay, grup band asal Yogyakarta yang mengusung lagu-lagu dengan lirik berbahasa Jawa karya dari Kuncoro, salah seorang personal grup band tersebut.

Awal kehadirannya di industri musik, Heniikun Bay merilis tiga lagu berjudul Cukup Uwis, Abadi di Hati, dan RWN Rung Wani Nembung, sebagai trilogy pertama mereka dari album Hexalogy Yakin Wae. Untuk mengenalkan lagu-lagu tersebut pada masyarakat, mereka melakukan Roadshow and Showcase enam hari (7, 9, 10, 11, 12, dan 15 November 2020) melalui visit dan telepon pada 30 stasiun radio beberapa kota di Indonesia.

Jendral Rich, salah seorang owner and founder Prima Founder Records saat kami wawancarai melalui akun Whatsapp-nya pada Jumat (13/11/2020) mengatakan, “Prima Founder Records berkantor di Jakarta, head office-nya di Yogyakarta. Kami merilis Heniikun Bay untuk mengangkat nilai-nilai budaya di Indonesia. Ke depannya tidak hanya budaya Jawa, tapi juga budaya dari etnis lainnya.”

“Heniikun Bay memiliki lima personal, mereka tidak semuanya berasal dari Jawa, tapi ada yang berasal dari Sumatera. Hening (keyboard) dan Kuncoro (vokal dan gitar) dari Kota Bumi – Lampung, Ijal (drum) dari Riau, Ipun (bass) dari Wonogiri, dan Bayu (gitar) dari Sragen,” kata Jendral Rich.

Seperti dikatakan oleh Jendral Rich, eksplorasi seni tradisi dan budaya yang dilakukan oleh Heniikun Bay sebagai bentuk keikutsertaan mereka dalam pelestarian nilai-nilai budaya asli yang dimiliki oleh Indonesia, agar tidak lapuk dan lekang diterpa kemajuan zaman. Beberapa musisi lain yang telah melakukan hal serupa juga dapat membuktikan bahwa upaya tersebut tidak hanya mengejar pasar daerah dan nasional tapi juga akan menarik perhatian masyarakat mancanegara.

Jendral Rich ingin eksplorasi seni dan budaya Indonesia yang dilakukan Heniikun Bay ikut membantu pertumbuhan angka kunjungan wisata mancanegara ke Indonesia, sebagai langkah bersama dalam pemulihan perekonomian negara dari akibat yang ditimbulkan oleh pandemi.

Jendral Rich juga mengatakan, “Kita harus selamatkan generasimuda dari manuver budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya ketimuran kita. Eksplorasi seni tradisi dan budaya Indonesia jika kita kemas dengan baik dan menghibur tentu akan diterima oleh masyarakat, karena merupakan potensi besar warisan dari para leluhur kita. Seperti lagu Cukup Uwis yang dirilis Heniikun Bay, seminggu diunggah di YouTube sudah mendapatkan lebih dari seratus ribu tayangan.”

Video lirik lagu Cukup Uwis dari Heniikun Bay ada di link berikut ini;

(Dilaporkan oleh Muhammad Fadhli)

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer