Connect with us

amir roez

Amir Roez feat Ocka Sampaikan Pesan Perdamaian untuk Dunia Lewat Rilis Lagu Seperti Waktu – siarminang.net

Amir Roez feat Ocka Sampaikan Pesan Perdamaian untuk Dunia Lewat Rilis Lagu Seperti Waktu – Beritasumbar.com

[ad_1]

Jakarta (siarminang.net) – Pandemi Covid-19 masih terjadi hingga saat ini, wabah tersebut juga menimbulkan prasangka dan rasa saling curiga yang berujung pada caci maki, baik antara individu maupun kelompok tertentu. Tak ingin kondisi tersebut memberi efek negatif pada psikologis masyarakat, Amir Roez featuring Ocka memberi pesan perdamaian melalui lagu terbaru berjudul Seperti Waktu, dirilis pada Rabu, 7 Juli 2021 di kanal YouTube Sembilan Production Official.

Amir Roez saat diwawancarai melalui akun Whatsapp-nya pada Rabu (7/7/2021) mengatakan, “Salah satu cara untuk menyerukan perdamaian adalah melalui kesenian yang tak jemu-jemu untuk mengajak saling memahami perbedaan dan menerima kenyataan bahwa kita tengah bernasib sama saat ini dengan adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Satu andil seniman adalah dengan karya seninya. Lagu Seperti Waktu saya tulis dan nyanyikan bareng Ocka, putri kandung saya, Sarjana Filsafat dari Universitas Indonesia. Lagu tersebut sudah tersedia di berbagai platform musik digital sejak 26 Juni 2021.”

“Proses kreatif penggarapan lagu Seperti Waktu dengan membuat melodi lagunya terlebih dahulu, sebelum liriknya ditulis. Setelah melalui revisi lirik beberapa kali, baru kami merasa rasa pas antara pesan lagu dengan musiknya,” kata Amir Roez.

Mendengar nama Amir Roez tentu sudah tidak asing lagi bagi para pecinta musik. Penyanyi Rock dari era 80-an tersebut pernah jadi Juri Karaoke World Championship (KWC) 2020, dan Juri FLS2N Solo Vokal SMA Tingkat Nasional 2013 – 2017. Amir Roez juga pernah jadi pengisi soundtrack beberapa film layar lebar, seperti; Macan Kampus, Catatan si Boy 2, Kristal-Kristal Cinta, dan lainnya. Lagu Goyang Dunia yang dirilis Amir Roez masuk dalam 13 Tembang Unggulan 1990 yang dikompilasi oleh label musik Team. Serangkaian karya lagu lainnya yang pernah dirilis Amir Roez turut jadi sejarah tersendiri bagi perkembangan musik di Tanah Air.

Saat ini Amir Roez dipercaya untuk menjabat sebagai Ketua Divisi Program di Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Provinsi DKI Jakarta, dan juga jadi Staff Ahli Vocal di Gladiresik Music Lab. Amir Roez, serta aktif melahirkan karya-karya lagu terbaru di project pribadinya melalui label musik yang ia dirikan, Sembilan Production. Mantan vokalis Elpamas tersebut baru saja membentuk grup band CRID bersama Toto Tewel (Elpamas) dan Mando (eks GrassRock).

Pada kesempatan yang sama, Ocka mengatakan lagu Seperti Waktu terinspirasi dari musik Falling in Between dari Toto, sedangkan liriknya ter-inflame dari lagu As yang dinyanyikan Stevie Wonder.

“Lagu Seperti Waktu ditulis karena melihat banyaknya isu perbedaan yang disampaikan dengan intensi kebencian, hingga memupuk ‘pendidikan kebencian’, mulai dari kelompok-kelompok terkecil, seperti keluarga. Ketidakadilan dan kejahatan yang dilakukan oleh ‘oknum’ digeneralisir untuk membenci sebuah ras, suku, maupun agama. Hal ini sangat mengkhawatirkan, dimana kita hidup di negara yang masyarakatnya sangat beragam. Hingga muncul banyak pertanyaan ‘Mengapa Kau biarkan mereka saling mencaci memaki?’ Adalah sebuah pertanyaan reflektif kepada diri sendiri,” kata Ocka.

Ocka juga mengatakan, “Oleh karena itu, lagu Seperti Waktu kami tulis untuk mengajak kita semua untuk tidak saling membenci. ‘Hingga hanyalah cinta yang tersisa’ adalah penggalan liriknya yang menyuarakan sebuah tujuan atau misi kedamaian di seluruh penjuru. Walau terdengar sangat utopis namun setidaknya mampu menggerakkan sebagian kecil dari kelompok manusia.”

Seperti dijelaskan Ocka, Seperti Waktu dijadikan sebagai judul lagu tersebut berfilosofi pada waktu, karena waktu mutlak berjalan maju, tidak pernah off-tempo, tidak pula bisa mundur. Waktu yang selalu ikhlas berjalan dan ‘mengerti kapan ia harus berganti’ adalah yang ia pahami sebagai pesan untuk memupuk kedamaian secara sadar dan ikhlas di setiap hati manusia.

Selanjutnya Amir Roez mengatakan, “Lagu Seperti Waktu bergenre musik rock dengan sedikit sentuhan progresif, agar pesan lagunya bisa lebih tersampaikan dengan balutan musik genre tersebut. SemangArt-nya lebih terasa. Sudah menjadi darah daging saya di genre rock, juga saya dedikasikan hidup untuk musik rock, khususnya.”

“Saya Aamiin kan dulu ini, semoga lagu Seperti Waktu bisa mendunia, aamiin. Release dengan versi English-nya bisa aja dan selalu relevan di masa apapun sebetulnya,” kata Amir Roez.

Lagu Seperti Waktu dari Amir Roez feat. Ocka ada di video berikut ini:

(Dilaporkan oleh Muhammad Fadhli)

[ad_2]

Sumber

amir roez

CRID feat Anto Baret Rilis Lagu Honocoroko, Maknai Kesetiaan Hidup Bernegara Saat Hadapi Pandemi – siarminang.net

CRID feat Anto Baret Rilis Lagu Honocoroko, Maknai Kesetiaan Hidup Bernegara Saat Hadapi Pandemi – Beritasumbar.com

[ad_1]

Jakarta (siarminang.net) – Asal mula aksara Jawa yang dikenal dengan sebutan Honocoroko terdapat dalam legenda Ajisaka. Kisahnya yang mengharukan bisa menjadi bahan edukasi bagi mental bangsa dalam kesetiaan hidup bernegara, apalagi di situasi pandemi saat sekarang ini. Di momen penyambutan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76, grup band CRID feat Anto Baret mengangkat mitologi tersebut di lagu terbaru mereka yang berjudul Honocoroko, soft launching-nya akan dilakukan di acara tumpengan kecil pada Minggu, 18 Juli 2021 di Jalan Kalipasir No. 16 Cikini, Jakarta Pusat.

Pipit Fitriansyah, Vokalis CRID saat diwawancarai pada Kamis (15/7/2021) mengatakan, “Lagu Honocoroko mengangkat kepribadian Ajisaka. Dalam mitologi Jawa, sosok Ajisaka merupakan bentuk kesetiaan para abdi dalam mengemban janji dan melaksanakan amanah, walau nyawa mereka sebagai taruhannya. Ironinya, di kehidupan sekarang ini kesetiaan terhadap tatanan dan aturan sebagai kesepakatan bersama yang seharusnya dijalankan dalam hidup bermasyarakat malah dilanggar. Sebagai contoh kecilnya saja, bagaimana sulitnya menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 di masa pandemi ini, karena masih ada orang yang tidak percaya pandemi sedang melanda dunia,” kata Pipit Fitriansyah.

Pipit Fitriansyah juga mengatakan, kasus korupsi yang masih banyak ditemukan merupakan bentuk pengkhianatan. Dalam kehidupan beragama kesetiaan ini berarti takwa, yaitu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya yang harus dilaksanakan sampai tutup usia. Lagu Honocoroko menginspirasi dan memberi motivasi tentang itu semua. Hikmahnya untuk menyadarkan kita bahwa kesetiaan itu harus dipunyai oleh masing-masing individu sebagai jati diri, untuk mewujudkan Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh.

Selain itu, Pipit Fitriansyah mengatakan, lagu Honocoroko ia tulis bersama Amir Roez, terinspirasi dari video Soeharto (Presiden RI ke-2) yang menjelaskan makna dan filosofi dari Honocoroko yang begitu luar biasa, tapi seakan sudah dilupakan oleh generasi saat ini, khususnya pada generasi muda. Seperti keluhan pada anak-anak Sekolah Dasar, mereka tidak menyukai mata pelajaran bahasa daerah yang di dalamnya ada materi huruf Jawa, Honocoroko.

“CRID merilis lagu Honocoroko sebagai upaya untuk menjaga, melestarikan budaya di era Revolusi Industry 4.0 (RI 4.0). Melalui lagu Honocoroko kami berpesan, mari kita bumikan kembali nilai-nilai budaya sebagai jati diri bangsa di era milenial ini, dengan menyebarkan nilai-nilai kesetiaan sejati seperti yang dimiliki Ajisaka. Lagu Honocoroko adalah lagu yang mempunyai jiwa dan nafas ‘Indonesia Banget’. CRID akan mengumandangkan nilai-nilai budaya lewat karya-karya lagu yang menjadi ciri khasnya,” kata Pipit Fitriansyah. 

Tentang benang merah CRID dalam berkarya, Pipit Fitriansyah mengatakan bersesuaian dengan visi misi CRID itu sendiri, ‘Born and Reborn Classic Rock Menembus Batas RI 4.0’. CRID optimis genre musik classic rock akan lahir dan terlahir kembali di era RI 4.0. CRID akan lahir dan terlahir kembali berjuang untuk menembus batas RI 4.0, dengan digitalisasi sebagai alat perjuangan dalam proses mengenalkan diri.

Lebih lanjut Pipit Fitriansyah mengatakan, CRID melalui karya-karya lagunya ingin ikut serta dalam pelestarian nilai-nilai budaya dan kesejarahan, dengan mengangkat cerita rakyat, legenda, sejarah budaya di setiap daerah yang mempunyai nilai-nilai edukasi dan filosofi hidup, juga bentuk-bentuk kearifan lokal yang saat ini masih tetap terjaga di beberapa daerah, sebagai bentuk penyampaian pesan untuk kembali ke alam (tidak merusak alam), serta mengenalkan tempat-tempat peninggalan bersejarah (situs) yang bisa memberikan rasa kebanggaan pada kejayaan peradaban di masa lalu, untuk menunjang program pariwisata dari Pemerintah dalam menyejahterakan masyakaratnya.

“Honocoroko adalah lagu ke dua yang dirilis CRID, mas Anto Baret jadi pengisi narasi dan additional vokalnya, sengaja featuring beliau karena mas Anto Baret adalah seniman dan musisi yang sangat mengerti filosofi Honocoroko yang memiliki 20 huruf, agar lagu ini semakin bermakna dan berjiwa,” kata Pipit Fitriansyah.

Selain Pipit Fitriansyah, juga ada Amir Roez sebagai vokalis CRID, Toto Tewel (Gitaris), Lie Andi (Bassis), Mando (Keyboardis), dan Adhytia Perkasa (Drummer). CRID berdiri di bulan Ramadan, tepatnya pada Senin, 27 Mei 2019, ditandai dengan acara potong tumpeng yang digelar di Cafe Wapres, Bulungan, Jakarta Selatan. 

CRID terbentuk berawal dari pertemuan Pipit Fitriansyah dengan Amir Roez dalam event A Tribute to Deep Purple by B-Purple feat Amir Roez yang digelar pada 23 Juni 2018 di Kota Malang, dan event Deep Purple Night by B-Purple feat Amir Roez, Toto Tewel, Bangkit Sanjaya, Trison Roxx, dan Masri AP yang digelar pada 9 Februari 2019  di Musro Club – Hotel Borobudur, Jakarta. Dari dua kali pertemuan mereka tersebut, dan karena mutasinya Pipit Fitriansyah (Vokalis B-Purple) berkantor dari Surabaya ke Jakarta, melahirkan pembicaraan untuk membentuk CRID (Classic Rock In Djakarta), hingga akhirnya terbentuk. Single pertama CRID berjudul Mimpi, dirilis pada 7 Agustus 2019 di Hard Rock Cafe – Jakarta. 

Artwork lagu Honocoroko dari CRID feat Anto Baret. (Dok. Istimewa)

Pada kesempatan yang sama, Amir Roez, Vokalis CRID mengatakan, konsep dasar aransemen musik lagu Honocoroko adalah rock, dengan sentuhan progresif rock dan etnik, digarap mengikuti melodi dan makna pada lirik lagu tersebut. 

Amir Roez menjelaskan, nama CRID dimaknai sebagai sebuah grup band dengan beberapa personal yang berdomisili di ‘Djakarta’, para personalnya tersebut selama ini sama-sama  mencintai musik classic rock, dengan konsisten mereka memainkan genre musik tersebut hingga saat ini, dalam eksistensi mereka sebagai ‘Pejuang Classic Rock’. 

“Filosofi CRID itu sendiri adalah dedikasi dan kesetiaan, serta idealisme terhadap sebuah genre musik yang kami mainkan selama ini. Kami meyakini karya-karya lagu CRID akan memberi warna tersendiri, salah satunya lagu Honocoroko,” kata Amir Roez.

Lebih lanjut Amir Roez mengatakan, karena kondisi PPKM Darurat saat ini maka proses pembuatan video klip lagu Honocoroko untuk sementara ditunda. Rencananya, CRID akan grand launching lagu Honocoroko di Jawa Tengah dan di Hard Rock Cafe – Jakarta. CRID menargetkan videoklip lagu Honocoroko akan tayang perdana di YouTube pada bulan Agustus atau paling lambatnya September 2021.

“Audio lagu Honocoroko sudah dirilis CRID pada (29/6/2021) di digital music stores, seperti; Spotify, Joox, Deezer, iTunes, Apple Music, Amazon Music, dan lainnya,” kata Amir Roez.

Lagu Honocoroko dari CRID feat. Anto Baret ada di link berikut ini:

Spotify: https://open.spotify.com/track/0SxzIeBz4d5Jcogtg29xwz?si=b86795da70804c37

YouTube: https://youtu.be/0CV_3-OA_i0

(Muhammad Fadhli)

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer