Connect with us

News

Anggota MPR RI Leonardy Akui Peran Aisyiyah Dalam Sosialisasikan Nilai Pancasila

Anggota MPR RI Leonardy Akui Peran Aisyiyah Dalam Sosialisasikan Nilai Pancasila

[ad_1]

Selasa, 24 Juli 2018 – 16:10:05 WIB – 327

Leonardy Harmainy, Anggota DPD RI sosialisasi empat pilar di Komplek Perguruan Pendidikan SMK Pariwisata Aisyiyah Sumbar, Selasa, (24/7/2018).

PADANG – Sebagai bentuk cinta tanah air dan peduli terhadap nilai-nilai Pancasila, Anggota MPR RI Leonardy Harmainy bersama PW Aisyiyah Sumbar menggelar Sosialisasi empat pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Komplek Perguruan Pendidikan SMK Pariwisata Aisyiyah Sumbar, Selasa, (24/7/2018).

Ratusan ibu-ibu menghadiri kegiatan tersebut. Selain itu panitia penyelenggara juga menghadirkan sejumlah narasumber yang merupakan pakar di bidangnya masing-masing.

Dalam kegiatan ini, Bang Leo panggilan akrab Leonardy Harmainy, kembali mengingatkan kader Aisyiyah tentang pentingnya Pancasila bagi keutuhan bangsa.

“Saya minta Aisyiyah bisa menyiapkan kader yang terus suarakan tentang nilai-nilai empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Mari kita jadikan Pancasila sebagai bintang penuntun yang membimbing semua kader dalama berbuat untuk umat dan bangsa,” ujar Leonardy, Selasa (24/7/2018).

Dalam pemaparannya, Leonardy berharap agar ibu-ibu Aisyiyah dapat menjadi pelopor mensosialisasikan empat pilar yang merupakan identitas bangsa tersebut.

“Ibu-ibu Aisyiyah hendaknya dapat menyampaikan nilai-nilai Empat Pilar ini di lingkungannya dan di lingkungan lebih luas lagi,” katanya.

Ia mengajak kader Aisyiyah di milad Aisyiyah 104 agar terus melahirkan amal usaha yang berkualitas dan unggul yang tercatat dalama sejarah.

Ketua PW Aisyiyah Sumbar Dra Hj. Meiliarni Rusli mengantarkan Empat pilar kebangsaan sebagai negara harus dibangun berlandaskan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai pandangan hidup, falsafah Negara dan fondasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan Bangsa Indonesia harus tetap kokoh dan eksis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya.

Pada acara itu, panitia menghadirkan tiga narasumber, yakni Dekan FH Universitas Ekasakti Dr. Otong Rosadi, Akademisi pakar Sosial Politik Sumartono, dan Ketua PW Aisyiyah Sumbar dengan moderator Desi Asmaret.

Sementara itu, sebagai narasumber yang memberikan pemaparan pertama kali, Akademisi Pakar Hukum Tata Negara Ekasakti Dr. Otong Rosadi mengingatkan kalau yang penting itu ialah mengamalkan pancasila.

Karena menurutnya mewujudkan pancasila berawal dari mengamalkan dan dari perilaku kehidupan di bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Pancasila itu memiliki pilosopi tinggi. Jadi kalau memahami pancasila, saya sebagai orang hukum memandang pancasila itu sebagai pegangan dan pedoman,” jelasnya.

Ia pun menyampaikan, pertanyaan saat ini ialah bagaimana pancasila memiliki nilai dan kekuatan. Bahkan memiliki makna lebih dari sekadar angin dan udara yang bisa dirasakan. (RI)

Editor/Sumber: Rahmat Ilahi

Tag: legislator,metro,padang,sumatra-barat

TGB Blak-blakan Soal Hubungannya dengan Ustadz Abdul Somad Usai Dukung Jokowi

TGB Blak-blakan Soal Hubungannya dengan Ustadz Abdul Somad Usai Dukung Jokowi

POLITIK – Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi menyampaikan hubungan antara…

Wakil Ketua Komisi II DPRD Bukittinggi, Sesalkan Ucapan Kadisdikbud tentang PPDB

Wakil Ketua Komisi II DPRD Bukittinggi, Sesalkan Ucapan Kadisdikbud tentang PPDB

BUKITTINGGI – Proses Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP)…

Polres Pasaman Peringati HUT Bhayangkara ke-72

Polres Pasaman Peringati HUT Bhayangkara ke-72

PASAMAN – Kapolres Pasaman Hasanuddin, S.Ag bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) pada HUT Bhayangkara ke- 72 ini…

Peringati Hari Bhakti Adyaksa ke-58, Kejaksaan Negeri Pariaman Gelar Donor Darah

Peringati Hari Bhakti Adyaksa ke-58, Kejaksaan Negeri Pariaman Gelar Donor Darah

PARIAMAN – Memperingati Hari Bhakti Adyaksa (HBA) ke-58 tahun 2018 Kejaksaan Negeri Pariaman adakan aksi sosial donor…

Tundukkan Kroasia, Prancis Juara Piala Dunia 2018

Tundukkan Kroasia, Prancis Juara Piala Dunia 2018

PIALA DUNIA 2018 – Prancis berhasil menjadi juara Piala Dunia 2018 usai menaklukkan Kroasia di final yang berlangsung…

(function(d, s, id) {
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/id_ID/sdk.js#xfbml=1&version=v2.8&appId=1208534375853801”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer