Connect with us

News

Buya ASM Pulang Kampung ke Sumpur Kudus

Buya ASM Pulang Kampung ke Sumpur Kudus

[ad_1]

SIJUNJUNG – Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Buya Ahmad Syafii Maarif mengunjungi kota kelahirannya Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung, Sabtu, (21/7/2018). Rombongan terdiri dari anggota DPR RI Alex Indra Lukman, Perwakilan Kementrian Perhubungan, Dr. Umar Aris, Kabag Sesneg, Basroni, Direktur Maarif Institute, M. Abddulah Marazz dan Forkopimda Kabupaten Sijunjung serta Forkopincam Sumpur Kudus dan warga Muhammadiyah Sumbar.

Ketua PW Muhammadiyah Sumbar, Buya Shofwan Karim Elhusein mengatakan Buya ASM menjadi idola masyarakat. Terlihat antusiaisme Pemkab dan tokoh masyarakat yang menyambut kedatangannya di halaman rumah kediaman Bupati Kabupaten Sijunjung yang disambut tari galombang dan sekapur sirih di Carano serta pengalungan syal ke lehernya sore Sabtu, (21/7/2018).

“Buya diundang Bupati Yuswir Arifin untuk kunjungan 2 hari ke nagari lansek manih ini,” tuturnya.

Lanjutnya, Bersama rombongan besar dari Jakarta dari beberapa kementerian dan Rektor Universitas Pertahanan (Unhan), Buya yang masuk usia 84 tahun ini, meninjau sumur gas bumi, ke nagari museum adat nagari Sijunjung, Geopark Silokek dan lahan puncak strategis di Bukit Nagari Manganti tak jauh dari Sumpur Kudus. Di situ akan dibangun Museum Sumpur Kudus serta Perpustakaan Ahmad Syafii Maarif.

Menurutnya, Di tengah kunjungan itu masyarakat berbondong-bondong menyambut dan minta bersalaman serta foto selfie.

Hari kedua, Buya memberikan uraian pemikirannya tentang reformasi karakter atau sering pula disebut revolusi mental bangsa bersama pakar dari Unhan.

Katanya, Buya ASM sempat menerima Ketua PW Muhammadiyah Sumbar dan Rektor UMSB pada hari pertama, Menerima laporan tentang perkembangan kampus UMSB Bukittinggi dan Bank Wakaf Mikro Syariah di Pesantren Muhammadiyah Al-Kautsar 50 Kota serta pembangunan baru Ruang Belajar santri yang tahun ini menerima santri baru jauh melampaui penerimaan tahun sebelumnya karena minat masyarakat Sumbar dan luar Sumbar yang sangat tinggi. Pesantren itu sudah punya 1 unit Rusunawa bantuan Presiden melalui Kem PUPR serta ruang belajar dari pihak beberapa pihak seperti Universitas A Dahlan Yogyakarta dan CSR Grup CT, Kemenag serta Pemkab 50 Kota.

Hari kedua disela agenda Buya dengan Pemkab Sijunjung, PDM Sijunjung dipimpin Sumardi menyampaikan program yang sedang jalan tindak lanjut Silaturrahim Syawal 11 Juli menuntaskan pembeban lahan 1,9 hektar pusat dakwah Muhammadiyah.

Dilaporkan bahwa diperlukan dana pembelian tanah 1 hektar ditambah hibah 900 meter oleh pemilik kepada Muhammadiyah. Untuk itu diperlukan dana 1 Milar rupiah.

Sudah terkumpul Rp130 juta termasuk dari Gubernur Irwan, Darul Siska, Asli Khaidir dan Guspardi Gaus serta yang lain. Dalam jumlah itu juga sudah termasuk wakaf uang 100 juta dari perantau.

Pada saat itu Buya Spontan membantu 50 juta rupiah dan berharap panitia pembangunan segera mengumpulkan lagi dari pihak lain sehingga keinginan Muhammadiyah segera terwujud.

Kedatangan Buya ASM Dijaga Ketat aparat polisi

Sementara itu, Puluhan personil Polsek Sumpur Kudus, Polres Sijunjung, Polda Sumbar, Sabtu (21/7/2018), melakukan pengamanan atas kehadiran mantan Ketua Umum PP Muhammadiya, Prof.Dr. H. Buya Ahmad Syafii Maarif yang memboyong para pejabat eselon I dan II dari sejumlah Kementerian Kabinet Jokowi-JK pulang kampung.

Kapolsek Sumpur Kudus, Iptu Polisi Mulyadi,SH, di Jorong Taruko, Nagari Manganti, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung melakukan kegiatan pengamanan mendampingi kunjungan Prof. Dr. H. Buya Ahmad Syafii Maarif beserta rombongan.

“Rombongan Buya Syafii Maarif tersebut juga didampingi Bupati Sijunjung, unsur Forkompda Kabupaten Sijunjung. Rombongan meninjau lokasi pebangun perpustakaan Buya Syafii Maarif dan Museum perjuangan di Nagari Manganti Kecamatan Sumpur Kudus,” kata Kapolsek Sumpur Kudus Iptu Polisi Mulyadi,SH, Sabtu (21/7/2018).

Disebutkannya, selain Buya Syafii Maarif beserta rombongan, kegiatan tersebut juga diikuti juga ikut serta.

“Kegiatan yang dilakukan adalah meninjau lokasi rencana pembangunan perpustakaan dan museum perjuangan. Kegiatan tersebut juga dilaksanakan bersilaturahmi dengan masyarakat sealiran Batang Sumpu,” terang kapolsek.

Usai melakukan peninjauan dan temuramah dengan warga, sekitar pukul 18.45 WIB, lalu rombongan menuju ke Muaro Sijunjung.

“Alhamdulilah, selama kegiatan berlangsung situasi terdapat dalam keadaan aman dan tertib,” tambah Kapolsek Iptu Mulyadi.

Ahmad Syafii Maarif lahir di Sijunjung, Sumatera Baratpada tanggal 31 Mei 1935. Ia adalah mantan ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 1998-2005, perhatian Amien Rais yang pada tahun 1998mendirikan dan memimpin Partai Amanat Nasional (PAN). Sikap Syafii yang moderat dan bersahaja membuat Muhammadiyah di era kepemimpinannya sangat disegani oleh berbagai kalangan dari latar belakang politik, agama, dan budaya yang berbeda.

Dalam kancah internasional, Syafii pernah menjadi presiden Konferensi Dunia tentang Agama dan Perdamaian (WCRP) sebagai forum tokoh-tokoh lintas agama bermarkas di New York. (RI/SK)

MEDAN – Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit Datuak Malintang Panai menghadiri launching MTQ Nasional ke XXVII…

PADANG – Memasuki hari delapan pasca dibukanya pendaftaran bakal calon legislatif (bacaleg) oleh Komisi Pemilihan Umum…

PASAMAN – Dihari yang kedua belas pengurus DPD PAN Kabupaten Pasaman secara resmi mendaftarkan Daftar Caleg Sementara…

PARIAMAN – Jajaran Satresnarkoba Polres Pariaman kembali meringkus pelaku penjual Narkoba jenis sabu pada Senin malam…

PARIAMAN – Pemerintah Kota Pariaman serahkan SK PNS kepada 59 tenaga honorer kementerian yang telah CPNS sekaligus…

(function(d, s, id) {
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/id_ID/sdk.js#xfbml=1&version=v2.8&appId=1208534375853801”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer