Connect with us

News

Dedikasi pemandu navigasi udara di saat penting dan genting

Dedikasi pemandu navigasi udara di saat penting dan genting

[ad_1]

Padang, (ANTARA) – Di tengah pekatnya kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan pesawat Boeing 737-800 varian business jet 2 mendarat dengan mulus di Bandara Sultan Syarif Kasim II di Kota Pekanbaru pada Senin 16 September 2019.

Pesawat berwarna biru muda pada bagian atasnya berpadu corak putih di badan bawah tersebut mengangkut orang nomor satu di Tanah Air yaitu Presiden Joko Widodo dan rombongan yang datang ke bumi Lancang Kuning untuk meninjau penanganan kebakaran lahan dan hutan di daerah itu.

Kendati panjang landasan bandara hanya 2.600 meter dengan jarak pandang yang terbatas pesawat kepresidenan t mampu mendarat dengan baik dipandu oleh petugas Air TrafficControl serta dikemudikan oleh pilot berpengalaman.

Dampak dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Riau, Sumatera Selatan dan sekitarnya tidak hanya membuat kesehatan masyarakat terganggu. Asap dari kebakaran lahan tersebut menyebabkan terbatasnya jarak pandang yang mengganggu dunia penerbangan sehingga pesawat kesulitan mendarat.

Akibatnya tidak sedikit penerbangan yang terpaksa ditunda, dialihkan hingga dibatalkan dengan alasan keselamatan. Sebab jika jarak pandang berada di bawah batas minimum maka akan berisiko jika tetap terbang atau mendarat karena tidak memenuhi syarat keselamatan.

Tidak hanya didarati penerbangan komersial, saat kebakaran lahan dan hutan mendera bandara memiliki peran strategis sebagai tempat lepas landas dan mendarat armada yang bertugas memadamkan api.


Pesawat Kepresidenan yang membawa Presiden Joko Widodo dan rombongan mendarat mulus di tengah kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menyelimuti Bandara Sultan Syarif Kasim II, Kota Pekanbaru, Riau, Senin (16/9/2019) petang.ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc.

Di balik semua itu Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan atau Air Nav memiliki peran vital dalam memandu navigasi udara bagi pesawat.

Bersinergi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) keberadaan Air Nav menjadi strategis dalam kondisi penting dan genting memandu lalu lintas si burung besi di udara.

Air Nav Indonesia mengelola dan melayani navigasi penerbangan di seluruh wilayah Indonesia yang terbagi menjadi dua wilayah Flight Information Region (FIR) yaitu FIR Jakarta dan FIR Ujung Pandang.

Total Luas FIR mencapai 5.193.252 kilometer per segi dengan luas wilayah mencapai 4.110.752 kilometer per segi dan jumlah lalu lintas penerbangan hingga 10.000 pergerakan per hari.

Wilayah operasi Air Nav Indonesia berbatasan langsung dengan FIR Melbourne dan Brisbane Australia, FIR Colombo Srilanka, FIR Singapura, FIR Kuala Lumpur dan Kinabalu Malaysia, FIR Manila Filipina, FIR Oakland Amerika Serikat, FIR Port Moresby Papua Nugini dan FIR Chennai India.

Tidak hanya di Riau, Sumatera Selatan dan Jambi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi juga berimbas ke Sumatera Barat karena mendapatkan asap kiriman sehingga daerah Ranah Minang juga diselimuti kabut asap.

Akibatnya pada 23 September 2019 dua penerbangan dialihkan pendaratannya ke Bandara Internasional Minangkabau di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat karena pekatnya kabut asap sehingga pesawat tidak dapat mendarat di bandara tujuan.

“Dua penerbangan yang dialihkan yaitu Garuda Indonesia tujuan Jakarta-Sibolga dan Lion Air tujuan Medan-Pekanbaru,” kata Humas PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau Fendrick Sondra.

Menurut dia untuk Garuda tujuan Sibolga pada awalnya akan mendarat di Bandara Ferdinand Lumban Tobing,Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Namun karena jarak pandang terbatas akhirnya dialihkan ke Bandara Minangkabau pada Minggu sore (22/9).

Sedangkan untuk Lion Air rute Medan-Pekanbaru terpaksa harus dialihkan pendaratan di Bandara Minangkabau pada Senin pukul 13.00 WIB karena terbatasnya jarak pandang di Pekanbaru.

Petugas ATC di Bandara Internasional Minangkabau memandu pesawat yang akan lepas landas. (ANTARA/Ikhwan Wahyudi)

General Manajer Air Nav Cabang Padang Wisnu Hadi Prabowo menyampaikan kabut asap yang menyelimuti daerah itu belum mengganggu operasional penerbangan di Bandara Intenasional Minangkabau.

“Di Bandara Minangbau kondisinya masih aman karena jarak pandang masih bisa didarati pesawat dan belum mencapai batas minimal,” kata dia.

Menurut dia batas minimal jarak pandang untuk pendaratan pesawat sekitar 900 meter dan jika di bawah itu pihaknya akan menerbitkan Notice to Airmen (Notam) atau surat pemberitahuan kepada maskapai bahwa jarak pandang di bawah minimal.

Jika Notam sudah diterbitkan maka keputusan sepenuhnya diserahkan kepada pilot apakah akan menunda penerbangan, tetap melanjutkan, kembali ke bandara asal atau mengalihkan pendaratan di bandara lain, ujarnya.

Air Nav hanya menyampaikan saja keputusan sepenuhnya pada pilot dan data soal cuaca dikirim oleh BMKG.

Ia menyampaikan berdasarkan pengalaman jarak pandang paling minimal biasanya terjadi pada pagi hari yang pernah mencapai empat kilometer dan semakin siang akan membaik.

Instrumen Landing System

Untuk membantu proses pendaratan pesawat di Bandara Minangkabau juga sudah dilengkapi alat bantu navigasi yang bernama Instrumen Landing System (ILS) atau instrumen sistem pendaratan untuk memandu pesawat.

ILS merupakan sistem yang membantu pilot dalam fase pendekatan sampai mendarat di landasan yang perangkatnya terpasang di bandara dan juga di pesawat.

Dalam bekerja ILS memanfaatkan gelombang radio, termasuk dalam kelompok radio navigation system berfungsi untuk melihat landasan saat mendarat ketika jarak pandang terbatas.

Wisnu menjelaskan instrumen landing system terdiri atas dua alat yaitu localizer dan marker beacon yang mampu memandu pesawat bisa mendarat di titik ujung landasan dengan sudut pendaratan yang tepat.

“Ini cukup membantu karena bisa memandu saat jarak pandang hingga 900 meter,” kata dia.

Pemanduan dilakukan agar pilot mengetahui jarak pesawat terhadap area pendaratan serta mengatur posisi kanan dan kiri sehingga bisa mendarat dengan tepat di tengah landasan.

Perangkat ILS yang terpasang di bandara akan memancarkan sinyal radio, yang kemudian ditangkap oleh perangkat ILS di pesawat.

Selain itu saat untuk memandu pendaratan saat jarak pandang terbatas pihaknya juga menghidupkan lampu landasan untuk membantu pilot kendati siang hari.

Terkait adanya kabut asap ia menambahkan Air Nav memastikan penyelenggaraan navigasi udara tetap berjalan aman lewat koordinasi dengan BMKG dan Angkasa Pura.

Kantor pusat sudah mengeluarkan surat edaran tentang keselamatan agar dalam bertugas memandu navigasi penerbangan lebih berhati-hari, kata dia.

Bahkan pihaknya juga siap membantu penerbangan untuk membuat hujan buatan.

Mengingat dengan Padang merupakan salah satu daerah yang rawan gempa pihaknya juga sudah memiliki standar operasional prosedur jika terjadi gempa.

Jadi sudah ada SOP termasuk untuk petugas tower jika ada gempa kemana harus evakuasi dan kami juga melakukan simulasi secara rutin, kata dia.

“Bahkan kami juga sudah punya peralatan portabel sehingga tetap bisa melakukan pelayanan pemandu lalu lintas udara,” lanjutnya.

Ia menyampaikan dalam keadaan darurat petugas ATC dituntun untuk memprioritaskan keselamatan sembari tetap memberikan pelayanan kepada pilot.

Sementara Station Manajer Servis Garuda Indonesia Bandara Internasional Minangkabau Ruli Mutarbi menyampaikanterkait kabut asap yang menyelimuti Sumbar hingga saat ini belum mengganggu operasional penerbangan.

Kalau Padang cuacanya masih bagus rata-rata lima kilometer, sedangkan yang dilarang di bawah satu kilometer, ujarnya.

Ia menjelaskan sebelum berangkat pilot akan diberikan gambaran kondisi cuaca di bandara tujuan.

“Jika kondisi cuaca buruk pilot berhak memutuskan akan menunda keberangkatan atau tetap terbang dengan membuat bandara alternatif untuk mendarat jika bandara tujuan tidak bisa didarati,” kata dia.

Akan tetapi semua data terkait cuaca akan dipasok terlebih dahulu untuk kemudian menjadi pertimbangan dalam menyusun rencana penerbangan.

Pilot biasanya juga akan berkoordinasi dengan Air Nav dan Angkasa Pura untuk memastikan keselamatan penerbangan, kata dia.

Waktu penting

Tidak hanya berperan di saat genting pada waktu-waktu penting seperti Lebaran keberadaan pemandu navigasi tidak dapat dinafikan karena perannya yang strategis.

Saat ribuan pemudik tiba di Bandara Internasional Minangkabau untuk berlebaran di kampung halaman pada Idul Fitri 2019 aktivitas petugas Air Traffic Controller di Bandara Minangkabau kian sibuk dibanding hari biasa.

Bertugas di atas menara dengan ketinggian sekitar 40 meter dari permukaan laut petugas ATC di Bandara Internasional Minangkabau bekerja dalam tiga sesi memandu lalu lintas udara hingga pendaratan dan lepas landas.

Memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat yang pulang kampung saat Lebaran adalah kepuasan tersendiri bagi Niken salah seorang petugas ATC di Bandara Minangkabau.

Dua tahun bertugas sebagai petugas ATC duka yang dirasakan adalah saat Lebaran tetap harus bekerja ketika yang lain libur dan bisa menikmati Lebaran bersama keluarga.

Dalam memandu pesawat yang hendak mendarat petugas ATC akan mendapatkan informasi dari bandara asal terkait informasi pesawat hingga jadwal keberangkatan dan pendaratan.

Kemudian petugas akan mencatat di secarik kertas karton atau disebut flight strip secara manual.

Meskipun saat ini untuk melacak penerbangan telah dilengkapi radar namun flight strip masih digunakan untuk menulis keterangan penerbangan.

Flight strip memiliki tiga warna yaitu kuning, biru dan putih yang memiliki arti tersendiri. Warna biru untuk melihat pesawat yang hendak berangkat, kuning untuk pesawat yang akan mendarat dan putih untuk penerbangan lokal.

Biasanya flight strip akan diletakan dalam rel dan diletakan vertikal berbaris sesuai dengan jam keberangkatan atau kedatangan.

Butuh waktu minimal 30 menit mulai dari pelaporan rencana penerbangan oleh maskapai hingga bisa diproses oleh petugas ATC untuk bisa berangkat.

Peralatan standar yang tersedia di tower terdiri atas radio, layar radar,dan monitor untuk memantau cuaca yang informasinya diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika hingga control panel lampu landasan, hingga komputer dan printer.

Biasanya dalam memandu penerbangan pesawat yang akan mendarat lebih mendapatkan prioritas ketimbang lepas landas untuk memberikan kesempatan mendarat.

Akan tetapi lazimnya semua jadwal mulai dari awal sampai akhir sudah tersusun sehingga tidak ada kemungkinan pesawat untuk saling menyalip buru-buru hendak mendarat.

Namun dalam kondisi darurat dapat saja pesawat tertentu mendapatkan prioritas terlebih dahulu untuk mendarat dan pesawat lainnya diperintahkan untuk berputar di udara menunggu giliran.

Kerumitan yang juga dihadapi adalah mengatur jarak antara satu pesawat dengan pesawat lain agar tidak ada yang tertahan baik di udara maupun bandara.

Salah satu yang juga harus dihadapi adalah ketika dua pesawat bersamaan mengontak ATC minta dipandu maka prinsip yang dipakai adalah siapa yang terlebih dahulu berkomunikasi itu yang akan dilayani.

Jika ada penerbangan yang tertunda maka Air Nav akan mengatur sedemikian rupa agar keteraturan lalu lintas pesawat baik di udara maupun bandara bisa berjalan dengan lancar.

Petugas ATC di Bandara Internasional Minangkabaubertugas memandu pesawat yang akan mendarat dan lepas landas. (ANTARA/Ikhwan Wahyudi)

Di tower ATC Bandara Internasional Minangkabau setidaknya terdapat empat petugas yang memandu terdiri ataspetugas tower dan pemandu lalu lintas di udara serta satu orang supervisor.

Saat pesawat masih di udara akan berkomunikasi dengan pemandu lalu lintas dan saat akan mendarat komunikasi diambil alih oleh petugas ATC hingga sampai di darat.

Demikian juga saat akan lepas landas pesawat akan dipandu oleh petugas ATC dan ketika sudah meninggalkan landasan komunikasi akan diambil alih oleh APP.

Melalui radar akan terpantau berapa kecepatan pesawat hingga kode penerbangan yang digunakan sebagai panduan visual petugas.

Saat musim mudik 2019 Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan atau AirNav cabang Padang memastikan semua personel yang bertugas di Tower Air Traffic Controller bekerja dalam kondisi prima.

General Manajer Air Nav Cabang Padang Wisnu Hadi Prabowo menyampaikan pihaknya juga rutin melakukan cek kesehatan petugas ATC sebelum melaksanakan tugas mulai dari pengukuran tekanan darah hingga tingkat kandungan alkohol agar siap memberikan pelayanan.

Dalam bertugas seorang petugas ATC hanya dibolehkan memandu penerbangan maksimal dua jam dan setelah itu harus beristirahat dulu mengingat pekerjaan tersebut butuh konsentrasi tinggi.

“Kalau sudah dua jam biasanya istirahat dulu, nanti kalau ingin mengontrol lagi bisa,” katanya.

Kemudian pihaknya juga sudah melakukan kalibrasi peralatan navigasi dan VOR hingga ILS dan hasilnya layak untuk dioperasikan.

Selama musim mudik Air Nav menurunkan 18 petugas ATC bekerja dalam tiga sesi memberikan pelayanan untuk lepas landas dan mendarat.

Tidak hanya itu pihaknya juga menyiagakan 12 orang tim teknik yang memastikan kondisi peralatan siap sedia.

Tak banyak yang tahu dibalik pendaratan atau lepas landas penerbangan para petugas ATC adalah pahlawan yang siap memandu di kala penting dan genting.

Tidak dapat dibayangkan tanpa keberadaannya ATC kerumitan yang terjadi saat pesawat hendak lepas landas hingga mendarat dan pengaturan posisi di udara agar tidak bertabrakan satu sama lainnya.

window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : ‘491803547646366’,
xfbml : true,
version : ‘v2.5’
});
};

(function(d, s, id){
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/en_US/sdk.js”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : ‘558190404243031’,
xfbml : true,
version : ‘v2.5’
});
};

(function(d, s, id){
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/en_US/sdk.js”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));
(function(d, s, id) {
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/en_US/sdk.js#xfbml=1&version=v2.8&appId=558190404243031”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer