Connect with us

Kolom & Opini

Etika Politik Koalisi PKS dan PAN Dalam Menentukan Wakil Walikota Padang – siarminang.net

Etika Politik Koalisi PKS dan PAN Dalam Menentukan Wakil Walikota Padang – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh: Reido Deskumar (Ketua DPW Gema Keadilan Sumbar)

Kota Padang sudah resmi memiliki walikota. Sejak dilantiknya Hendri Septa pada tanggal 7 April 2021. Dimana sebelumnya Hendri Septa menjabat sebagai wakil walikota dan selanjutnya pelaksana tugas Walikota Padang. Posisi tersebut ditempatinya untuk mengisi kekosongan setelah Buya Mahyeldi Ansharullah dilantik sebagai Gubernur Sumbar.

Sekarang kota yang memiliki penduduk 909 ribu penduduk itu sudah memiliki walikota baru. Sebenarnya tidak baru juga. Wajah lama, akan tetapi posisi saja yang berganti.

Banyak tugas-tugas yang menunggu yang harus dilanjutkan oleh Hendri Septa. Pembangunan dan kesejahteraan warga kota. Apalagi pemerintahan Kota Padang memiliki fokusan pada peningkatan dan pengembangan bidang perdagangan, pariwisata dan pendidikan.

Selain itu sebagai ibu kota provinsi, Kota Padang memiliki potensi yang sangat besar sebagai pusat pertumbuhan perekonomian Sumatera Barat. Sehingga diperlukan sinergisitas semua pihak dalam mewujudkannya.

Naik kelasnya Hendri Septa sebagai Walikota Padang, tentu meninggalkan kekosongan pada posisi wakil walikota. Sehingga perlu dipilih segera penggantinya agar roda pemerintahan Kota Padang bisa berjalan dengan seimbang. Selain itu visi misi yang telah dituangkan dalam RPJMD Kota Padang bisa direalisasikan dengan cepat.

Pemerintahan Kota Padang periode 2019-2024 merupakan koalisi klasik antara PKS dan PAN. Buya Mahyeldi Ansharullah sebagai walikota dan Hendri Septa wakil walikota. Koalisi PKS dan PAN juga pernah terjalin pada periode 2009 – 2014 menempatkan Fauzi Bahar sebagai walikota dan Buya Mahyeldi Ansharullah wakil walikota. Tidak asing lagi bagi PKS dan PAN dalam berkomunikasi dan membicarakan hal-hal strategis. Termasuk posisi wakil walikota.

Dalam perjalan pemerintahan, koalisi PKS dan PAN bisa dikatakan sangat berjalan harmonis. Tidak ada keretakan apalagi pecah kongsi. Walikota dan wakil walikota sangat sinergis, saling menguatkan dan saling melengkapi. Buya Mahyeldi Ansharullah selama menjabat sebagai walikota, sangat memberikan ruang kepada Hendri Septa untuk berkontribusi. Bahkan Buya Mahyeldi Ansharullah tidak segan-segan berbagi pengalaman kepada Hendri Septa. Begitupun sebaliknya, Hendri Septa mampu berkoordinasi dan selalu siap menerima dan menjalankan arahan dari walikota.

Hubungan yang sangat harmonis ini, menjadi modal yang baik dalam menentukan siapa yang akan mengisi posisi Wakil Walikota Padang. Tak begitu rumit sebenarnya apa lagi sampai berkerut pula kening dibuatnya. Cukup duduk bersama PKS dan PAN, selesai itu barang.

Secara koalisi politik, PKS dan PAN merupakan partai yang memiliki peran strartegis dalam menentukan siapa yang akan mengisi posisi Wakil Walikota Padang. Akan tetapi secara etika politik koalisi, sudah mutlak posisi Wakil Walikota Padang milik PKS. Kenapa demikian? Sederhana saja konsepnya. Hendri Septa sebagai kader PAN sudah menjadi walikota. Sangat tidak logis jika wakil walikota juga dari PAN. Namanya juga koalisi, jika PAN sudah mendapatkan posisi, PKS juga harus mendapatkan posisi. Posisi kosong adalah wakil walikota, maka posisi tersebutlah yang harus diisi oleh PKS.

Maka dari itu PAN harus legowo dan menahan diri. Jangan sampai PAN pula yang begitu agresif mengejar-mengejar apalagi bertarung dangan PKS memperebutkan posisi Wakil Walikota Padang. Tak elok dan tak memperlihatkan profesionalitas dan etika berkoalisi yang baik.

Seharusnya PAN menyerahkan dan mempercayai ke PKS untuk memilih sosok di internalnya. Kalaupun ingin ikut terlibat paling tidak PAN cukup memberikan rekomendasi kreteria yang bisa dipadukan dan disinergiskan dengan Hendri Septa untuk melanjutkan kepemimpinan di Kota Padang.

Soal kapasitas dan kapabilitas kandidat dari PKS, tak usah diragukan lagi. Percayalah, PKS merupakan partai yang memiliki kader-kader terbaik. Dan itu sudah terbukti keberdaannya baik di pemerintahan provinsi, maupun kabupaten/kota di Sumatera Barat.

Hal ini dapat dilihat, enam kandidat yang akan mengisi posisi Wakil Walikota Padang sudah dimunculkan PKS ke Publik. Ini membuktikan PKS sangat produktif dan memiliki kader internal yang siap ditempatkan di posisi strategis pemerintahan untuk melayani masyarakat.

Kalaupun ingin dikerucutkan menjadi dua kandidat yang akan diajukan untuk dipilih di DPRD sepertinya tidak begitu sulit. Enam saja bisa dicarikan apalagi hanya dua. Begitulah kira-kira.

Kandidat yang diusulkan oleh PKS itu bukan orang-orang sembarangan. Semuanya sudah memiliki track record yang sangat jelas. Ada yang menjabat sebagai legislator provinsi maupun kota dan ada tokoh muda yang sudah mendapatkan gelar doktor.

Seharusnya tidak ada keraguan dan kekhawatiran lagi dari PAN. Apalagi ketakutan jika nanti sosok yang akan mengisi posisi wakil walikota dari PKS tidak bisa berkolaborasi dan bersinergis dengan Hendri Septa. Yakinlah, PKS sangat profesional. Dan mampu menempatan diri serta siap berkontribusi menyukseskan program-program yang akan direalisasikan kepada masyarakat.

Sekarang tinggal bagaimana PKS dan PAN segera mendorong agar kekosongan posisi Wakil Walikota Padang bisa dipenuhi segera. Jangan sampai berlarut-larut sehingga muncul spekulasi dan opini liar yang tak elok. Apalagi Hendri Septa butuh partner untuk membantunya dalam melanjutkan pembangunan di Kota Padang.
Saat ini warga kota masih menunggu-nunggu sosok yang akan mengisi posisi wakil walikota. Jangan sampai kepentingan masyarakat kalah dengan kepentingan politis.

PKS dan PAN bukanlah partai baru. Tentu pengalaman dan rekam jejak yang sudah dijalani menjadi landasan sikap profesional dalam mengeluarkan kesepakatan. Apalagi koalisi sudah lama dibangun. Tinggal bagaimana mengedepankan etika berkoalisi yang baik sehingga tidak ada yang dirugikan

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Khazanah

Jabatan Itu Amanah, Jangan Kau Minta Apalagi Beli – siarminang.net

Jabatan Itu Amanah, Jangan Kau Minta Apalagi Beli – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh : Ustadz Raden Dwi Wahyu Sulistiantoro.SH

Rasulullah Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis melarang umatnya untuk meminta jabatan. Rasulullah juga enggan memberikan jabatan kepada orang yang meminta jabatan dan rakus.

Dalam hadis lainnya Rasulullah juga mengatakan bahwa pada hari kiamat jabatan adalah kehinaan dan penyesalan. Kecuali orang yang mengambil jabatan dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar.

Abdurrahman bin Samurah berkata, Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Wahai Abdurrahman, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi jabatan karena permintaan maka tanggung jawabnya akan dibebankan kepadamu. Namun jika kamu diangkat tanpa permintaan, maka kamu akan diberi pertolongan.” (HR Muslim).

Abu Musa dia berkata, “Saya dan dua orang anak pamanku menemui Nabi SAW, salah seorang dari keduanya lalu berkata, ‘wahai Rasulullah angkatlah kami sebagai pemimpin atas sebagian wilayah yang telah diberikan Allah Azza Wa Jalla kepadamu.’ Dan seorang lagi mengucapkan perkataan serupa.”

Maka Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan bagi orang yang meminta dan yang rakus terhadapnya.” (HR Muslim)

Abu Dzar berkata, “Wahai Rasulullah tidakkah anda menjadikanku sebagai pegawai (pejabat). Abu Dzar berkata, “Kemudian beliau (Rasulullah) menepuk bahuku dengan tangan.”

Kemudian Rasulullah bersabda, “Wahai Abu Dzar, kamu ini lemah (untuk memegang jabatan) padahal jabatan merupakan amanah. Pada hari kiamat ia adalah kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi siapa yang mengambilnya dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar.” (HR Muslim).

Terhormat dan disegani adalah keinginan banyak orang. Keduanya sangat identik dengan penguasa. Mungkin karena faktor ini, sehingga banyak orang berlomba dan melakukan berbagai macam cara untuk meraih kekuasaan.

Terjebak dalam perbuatan bid’ah atau syirik, demi meraih kursi jabatan. Tidakkah mereka khawatir akan beban berat yang akan mereka pikul di dunia ini? Yang lebih berat lagi adalah pertanggungjawaban di hadapan Allah Azza wa Jalla ! Terlebih meminta jabatan itu sendiri adalah hal terlarang dalam Islam.

Jika meminta suatu jabatan saja sudah terlarang, lalu bagaimana dengan orang-orang yang berusaha meraih suatu jabatan dengan cara-cara yang melanggar norma-norma agama. Semoga Allah Azza wa Jalla memelihara kita dan seluruh kaum Muslimin dari jebakan syaitan yang terus berusaha menyeret manusia dalam berbagai perbuatan maksiat.***

Penulis adalah pendakwah dan alumni Universitas Bung Hatta Padang tinggal di Batam Kepri.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Kolom & Opini

Buya Mahyeldi Profesional Lantik Pejabat – siarminang.net

Buya Mahyeldi Profesional Lantik Pejabat – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh Reido Deskumar (Ketua Gema Keadilan Sumbar)

Agaknya dua puluh empat jam gerak-gerik Buya Mahyeldi selalu di pantau. Diperhatikan betul, tak berkedip mata dibuatnya. Kebijakanya selalu di sorot dan di preteli satu persatu. Sepertinya terlalu berlebihan akan tetapi diambil saja sisi positifnya. Banyak yang perhatian kepada Buya Mahyeldi

Namanya juga pemimpin, ada yang suka, ada pula yang tidak suka. Apalagi yang sudah punya mindset, apapun yang dilakukan Buya Mahyeldi selalu salah. Baik juga yang dikerjakan, tetap juga salah. Apa boleh buat, sudah diberi pembenaran akan tetapi tidak bisa juga menerima. Sudahlah, tidak perlu dihiraukan yang penting kerja-kerja Buya Mahyeldi tetap terus berjalan.

Pelantikan sembilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) oleh Buya Mahyeldi, membuat orang pada terkejut. Bahkan yang selalu mengkritik beliau “takalok” dibuatnya. Tiba-tiba sudah dilantik saja sembilan pejabat baru di lingkungan Provinsi Sumbar. Apalagi pelantikan dilakukan malam hari setelah sholat isya. Bertambah pula argumenya menyerang Buya Mahyeldi. Kenapa pelantikanya malam, tidak seperti biasanya di siang hari?

Sesekali sepertinya perlu ada tabayyun, sehingga bisa jelas ujung pangkalnya. Tidak hanya menyodorkan sebuah kekeliruan. Pelantikan dilakukan malam hari, setelah isya, merupakan hal yang sangat wajar. Seharian Buya Mahyeldi berkegiatan, waktu kosongnya ada malam hari. Dan Buya Mahyeldi juga sudah terbiasa melakukan kegiatan malam hari, pertemuan dengan tokoh masyarakat, lembaga sosial bahkan melantik organisasi masyarakat setelah isya. Kecuali pelantikan dilakukan tengah malam disaat orang lain pada tidur, baru diluar kewajaran.

Bicara tentang bab pelantikan penjabat, merupakan hal yang sudah biasa dilakukan dalam pemerintahan. Tidak ada yang dispesialkan. Tinggal menunggu waktu saja. Karena itu hak prerogratif gubernur. Asal sesuai aturan tinggal dijalankan.

Pelantikan OPD yang dilakukan oleh Buya Mahyeldi sudah profesional. Sesuai aturan dan informasinya sudah mendapatkan persetujuan Kemendagri nomor 821/4533/SJ dan KASN nomor B-2682/KASN08/2021. Bahkan dalam melakukan pelantikan tidak ada pejabat yang di non-jobkan. Soal aturan dan regulasi, Buya Mahyeldi sangat berkomitmen sekali. Kalau tidak, mungkin di awal-awal pemerintahanya sudah melakukan rotasi habis-habisan. Tetapi lihatlah, Buya Mahyeldi begitu profesional dan sabar menunggu waktu dan mengikuti aturan.

Yang mempermasalahkan dilantikanya Sekda Kota Padang Amasrul menjadi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) karena dianggap rangkap jabatan dan dikritik oleh banyak orang, yang bersangkutan kurang membaca saja. Sudah jelas Amasrul di non-aktifkan Walikota Padang Hendri Septa sebagai Sekda Kota Padang. Dan sudah ada orang yang ditunjuk sebagai Plt Sekda. Tapi setelah dilantik Buya Mahyeldi disebut pula Amasrul masih menjabat sebagai Sekda Kota Padang. Bertele-tele saja itu namanya.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

kesehatan

Pentingnya Peningkatan Imun Tubuh Dengan Olahraga Dan Pemanfaatan TOGA – siarminang.net

Pentingnya Peningkatan Imun Tubuh Dengan Olahraga Dan Pemanfaatan TOGA – Beritasumbar.com

[ad_1]

DI ERA PPKM UPAYA PENINGKATAN IMUNITAS TUBUH MELALUI AKTIVITAS FISIK (SENAM AEROBIK) DAN PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH UNTUK TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) SANGAT DIBUTUHKAN

Oleh: YUANITA ANANDA
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Memasuki era PPKM saat sekarang ini,  sebagian besar masyarakat masih banyak yang tidak patuh protokol kesehatan yaitu tidak mengunakan masker, tidak menjaga jarak, tidak mencuci tangan, menghindari kerumunan. Hal ini mengakibatkan tingginya angka Covid di wilayah Sumatera Barat. Diketahui dari data pantauan Covid-19 Sumatera Barat pada tanggal 11 Agustus 2021 bahwa total positif yaitu 79.580 orang (+630), total sembuh 62.286 orang (+856), total meninggal 1.718 orang (+22), dengan kasus aktif 13.576 (17,06), positif rate 17,79%.

Adanya peningkatan kasus Covid-19 di Sumatera Barat khususnya di kota Padang yaitu di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang. Peningkatan kasus tersebut disebabkan masyarakat jarang melakukan aktivitas fisik yang dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh pada masa pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan, minat dan pergerakan dari masyarakat tersebut kurang.

Selain itu dari hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa sebagian besar pekarangan rumah masyarakat kurang bermanfaat dengan baik. Hal ini terlihat dari tidak adanya tanaman TOGA yang ditanam di pekarangan rumah dan banyak masyarakat yang tidak mengetahui contoh tanaman TOGA serta manfaatnya. Aktivitas fisik dan tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan salah satu program dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

GERMAS ini merupakan salah satu program yang telah dicanangkan oleh Pemerintah. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dan merupakan perpanjangan tangan dari program pemerintah dalam bidang kesehatan.

Oleh karena itu, sangat diperlukan sekali pemberian edukasi yang lebih mendalam kepada masyarakat. Untuk itu, kami tim dosen dari Fakultas Keperawatan Universitas Andalas yang terdiri dari Ns. Yuanita Ananda, M.Kep, Ns. Mulyanti Roberto Muliantino, M.Kep, Ns. Zifriyanthi Minanda Putri, M.Kep dan Ns. Muthmainnah, M.Kep serta Silvi Triana Helmi , Dinia Hendi Agesti melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada Peningkatan Aktivitas Fisik Dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah Untuk Tanaman Obat Keluarga (Toga) Sebagai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Di Wilayah Kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang

Konsep edukasi dikemas secara berbeda dan menarik yaitu dilakukan secara door to door

kepada masyarakat. Hal ini dilakukan karena kota Padang masih dalam kondisi PPKM Level 4.  Implementasi edukasi tersebut yaitu dengan cara membuat WhatsApp Grup (WAG) untuk peserta kegiatan agar memudahkan komunikasi, di dalam WAG tersebut telah di share video senam aerobic dan mekanisme kegiatan. Kemudian masyarakat akan melaksanakan senam aerobic sesuai video tersebut yang dilaksanakan secara door to door.

Selanjutnya masyarakat diberikan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) serta penjelasan manfaat dari tanaman tersebut yang dapat meningkatkan imunitas tubuh serta mengurangi terpapar virus Covid-19. Pemberian edukasi melalui booklet yang dibuat semenarik mungkin dengan bahasa yang ringan yang mudah dipahami oleh masyarakat.

Diakhir kegiatan edukasi, tim membagikantanaman obat keluarga (TOGA), masker, hand sanitizer dan booklet edukasi kepada masyarakat. Kegiatan ini merupakan Iptek Berbasis Dosen dan Masyarakat sebagai bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Masyarakat. Edukasi ini dilakukan kepada 15 Kepala Keluarga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang khususnya pada tanggal 9 Agustus 2021 Diharapkan masyarakat yang mengikuti kegiatan ini dapat berbagi informasi (sharring) kepada masyarakat yang lain yang belum berkesempatan mengikuti kegiatan ini sehingga tindakan pencegahan terhadap Covid-19 dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer