Connect with us

News

Fenomena Langka Gerhana Bulan Total Dini Hari Nanti Terlama dalam 100 Tahun ke Depan

Fenomena Langka Gerhana Bulan Total Dini Hari Nanti Terlama dalam 100 Tahun ke Depan

[ad_1]

Jumat, 27 Juli 2018 – 20:14:59 WIB – 249

Ilustrasi gerhana bulan (Foto: Dream.co.id)

JAKARTA – Gerhana Bulan Total (GBT) yang akan terjadi pada Sabtu (28/7) dini hari nanti merupakan fenomena langka yang tidak akan dapat terlihat lagi dalam 100 tahun ke depan. Gerhana bulan merupakan peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semua cahayanya sampai ke bulan. Dalam fenomena ini, warna bulan akan berubah menjadi kemerahan, sebagai akibat dari proses filter cahaya matahari oleh atmosfer bumi.

Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Muhamad Sadly mengatakan, peristiwa yang terjadi akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi dan bulan ini hanya berlangsung saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya. Fenomena GBT terlama ini juga tidak akan bisa dilihat hingga seratus tahun ke depan.

“Totalitas GBT 28 Juli 2018 yang mencapai 103 menit merupakan yang terlama hingga lebih dari 100 tahun ke depan. GBT sebelumnya dengan totalitas lebih lama daripada GBT 28 Juli 2018 adalah GBT 16 Juli 2000 dengan fase totalitas mencapai 106 menit,” ujar Sadly, Jumat (27/7) dikutip dari laman Republika.co.id.

GBT yang akan datang dengan fase totalitas lebih lama adalah GBT pada 9 Juni 2123 mencapai 106 menit. Sayangnya, gerhana tersebut tidak dapat teramati dari Indonesia. Adapun GBT dengan fase totalitas yang lebih lama dari GBT 28 Juli 2018 dan dapat diamati dari Indonesia adalah GBT 19 Juni 2141 yang mencapai 106 menit.

BACA JUGA: Gerhana Bulan Total Terlama Dini Hari Nanti, Hindari Tempat-tempat Seperti Ini

“Mengingat peristiwa gerhana bulan total pada 28 Juli 2018 ini merupakan peristiwa langka, maka BMKG akan melakukan pengamatan di lebih dari 20 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia dan disiarkan live streaming BMKG,” tutur Sadly.

Proses Gerhana

Proses Gerhana Bulan Total (GBT), Sabtu (28/7) dimulai ketika piringan bulan memasuki penumbra bumi pukul 00.13 WIB. Setelah itu kecerlangan bulan lebih redup dibandingkan sebelum gerhana. “Perubahan kecerlangan ini tidak dapat dideteksi oleh mata tanpa alat. Hanya dapat dideteksi dari hasil perbandingan perekaman antara sebelum gerhana dan setelah gerhana,” kata Sadly.

Ketika piringan bulan memasuki umbra bumi pukul 01.24 WIB, fase gerhana sebagian mulai terlihat. Hal ini ditandai dengan sedikit lebih gelapnya bagian bulan yang mulai memasuki umbra bumi.

Semakin lama, maka bagian gelap ini semakin besar hingga akhirnya seluruh piringan bulan memasuki umbra numi pukul 02.30 WIB. Sejak itu, bagian bulan memerah dan mencapai puncak merah gerhana pada pukul 03.22 WIB.

Memerahnya piringan Bulan karena cahaya matahari dihamburkan atmosfer bumi. Selanjutnya bagian cahaya merahnya diteruskan sampai bulan. “Makanya fase totalitas GBT akan berwarna kemerahan,” jelas Sadly.

Peristiwa memerahnya piringan bulan saat fase totalitas berakhir pukul 04.13 WIB ketika piringan bulan memasuki penumbra bumi. Sejak itu, piringan bulan terlihat gelap kembali plus adanya sedikit bagian terang pada piringan bulan yang menandakan peristiwa gerhana bulan sebagian kembali terjadi.

Seiring waktu, bagian terang semakin besar hingga akhirnya seluruh piringan bulan meninggalkan umbra bumi pukul 05.19 WIB. Sadly menjelaskna, sejak saat itu bulan berada di bagian penumbra bumi sehingga peristiwa gerhana bulan penumbra kembali terjadi.

Bulan kemudian akan semakin cerlang meskipun kurang cerlang dibandingkan purnama biasa. “Gerhana bulan selesai pukul 06.30 WIB saat bulan meninggalkan penumbra bumi,” katanya.

Rangkaian fase GBT dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia dengan catatan semakin ke arah barat, pengamat akan memiliki kesempatan untuk mengamati keseluruhan fase. Jadi seluruh fase GBT akan teramati dari Bengkulu bagian utara, Riau bagian barat, sebagian besar Sumatera Barat dan Sumatera Utara, serta Aceh. (rep)

Editor/Sumber: Ikhlas Bakri/Republika.co.id

Tag: bukittinggi,indonesia,internasional,metro,nasional,padang,sumatra-barat,teknologi,unik

Dukung Pengembangan Pariwisata, 50 Pengelolah Homestay di Sumbar Dilatih

Dukung Pengembangan Pariwisata, 50 Pengelolah Homestay di Sumbar Dilatih

PADANG – Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera diwakili Kabid Destinasi Donni Hendra membuka secara resmi Pelatihan…

PKB Pasaman Barat Daftarkan Bacaleg ke KPU Pasbar, Dua Putra Nagari Aia Gadang Ikut Bertarung

PKB Pasaman Barat Daftarkan Bacaleg ke KPU Pasbar, Dua Putra Nagari Aia Gadang Ikut Bertarung

PASAMAN BARAT – Dewan Pengurus Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Yulhendri DT Putiah, resmi daftarkan daftar calon…

Tugas dan Tantangan Satpol Kian Berat, Ini Kata Kasatpol PP Padang

Tugas dan Tantangan Satpol Kian Berat, Ini Kata Kasatpol PP Padang

PADANG – Terkait Perubahan SOTK dari PP no 6 tahun 2010 menjadi PP no.16 tahun 2018 tentang Satpol PP, Kasat Pol PP…

KPU Pasaman Tetapkan DPSHP untuk Pileg 2019

KPU Pasaman Tetapkan DPSHP untuk Pileg 2019

PASAMAN — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pasaman menggelar Rapat Pleno Terbuka Penetapan Daftar Pemilih…

Perempat Final Piala Dunia 2018, Luka Modric: Kroasia Tak Anggap Remeh Rusia

Perempat Final Piala Dunia 2018, Luka Modric: Kroasia Tak Anggap Remeh Rusia

PIALA DUNIA 2018 – Gelandang Kroasia Luka Modric tidak akan mengangap remeh lawanya di perempat-final Piala Dunia,…

(function(d, s, id) {
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/id_ID/sdk.js#xfbml=1&version=v2.8&appId=1208534375853801”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer