Connect with us

Kolom & Opini

Indikasi Bunuh Diri Relawan Covid-19 China di Brasil, Ada apa dengan Pengujian Klinis Vaksin Covid-19? – siarminang.net

Indikasi Bunuh Diri Relawan Covid-19 China di Brasil, Ada apa dengan Pengujian Klinis Vaksin Covid-19? – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh : Ramadhila Sari – Penulis adalah Mahasiswa Biologi Universitas Andalas

Kasus infeksi Covid-19 meningkat di 80 negara sebagian orang di belahan bumi utara menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan dengan mendekati musim dingin. Sejak awal wabah melanda, pengujian klinis vaksin covid-19 menjadi salah satu kabar yang mengisyaratkan kemajuan melawan virus corona yang telah menginfeksi lebih dari ribuan bahkan puluhan juta orang secara global. CoronaVac adalah satu dari sekitar 12 vaksin yang berada dalam tahap uji klinis atau yang dikenal sebagai uji coba fase 3 di seluruh dunia. Ini adalah tahap penting dalam pengembangan vaksin, tak jarang beberapa vaksin eksperimental akan gagal.

Virus Covid-19 merupakan topik yang sangat politis di Brasil. Brasil merupakan salah satu Negara yang sangat terdampak dengan angka pasien terinfeksi covid-19 tinggi. Kasus yang melanda Brasil saat ini menjadi topik hangat bagi warga Brasil terkait indikasi bunuh diri Relawan Covid-19 dalam pengujian Vaksin Covid -19. Dalam hal ini regulator kesehatan Brasil, Anvisa mengambil keputusan untuk melakukan penangguhan pengujian klinis vaksin. Apakah keputusan Anvisa didasarkan pada sains atau politik? Hal ini menjadi perbincangan hangat bagi warga Brasil.

Berita penangguhan vaksin di Brasil muncul tak lama setelah pengembangan vaksin lainnya, yakni perusahaan farmasi Amerika Serikat, Pfizer, mengatakan vaksin yang telah mereka kembangkan menunjukkan tingkat efektivitas sebesar 90%. Bulan lalu, uji klinis vaksin Oxford meninjau kematian seorang sukarelawan di Brasil dan mengatakan hasil penilaian tidak mengungkapkan masalah keamanan. Para pejabat dan ahli telah sempat menyatakan keprihatinan terkait regulasi yang diawasi oleh Food and Drug Administration (FDA) bisa dirusak oleh kepentingan dan tekanan politik. Ini membuat beberapa Negara  ragu-ragu untuk mengambil vaksin COVID-19.

Uji coba klinis vaksin CoronaVac yang dikembangkan Sinovac adalah uji coba tahap akhir berskala besar yang sedang dilakukan untuk vaksin tersebut. Namun, vaksin tersebut justru menghadapi kontroversi di Brasil dan Presiden Jair Bolsonaro menolaknya karena dianggap kredibilitas vaksin yang kurang. Kepala lembaga penelitian medis Sao Paolo Butantan, Dimas Covas mengatakan keputusan regulator terkait kematian menambah keanehan, sebab kematian tersebut tidak terkait dengan vaksin.

Regulator kesehatan Brasil, Anvisa, memberhentikan pengujian klinis vaksin covid-19, penangguhan sudah dimulai sejak 29 Oktober 2020. Seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa insiden yang menyebabkan penangguhan itu adalah bunuh diri. Pemerintah negara bagian Sao Paulo, tempat uji klinis itu dijalankan, kemudian mengkonfirmasi bahwa kematian seorang relawan telah terdaftar sebagai bunuh diri dan sedang diselidiki lebih lanjut. Anvisa mengatakan akan mempertahankan penangguhan uji klinis vaksin dan menepis indikasi bahwa langkah tersebut bermotif politik, melainkan itu murni teknis.

Masalah yang timbul dikarenakan pihaknya tidak menjelaskan peristiwa apa yang sebenarnya terjadi. Dengan penghentian penelitian ini, tidak ada relawan baru yang dapat divaksinasi.

Sebagai informasi, penghentian sementara dalam pengujian obat dan vaksin adalah hal yang umum. Melakukan jeda pada studi memungkinkan peneliti untuk menyelidiki apakah suatu kondisi yang muncul merupakan efek samping dari obat atau vaksin.

Uji coba vaksin CoronaVac dilakukan terhadap lebih dari 10.000 sukarelawan di Brasil oleh lembaga pemerintah Sao Paulo, Institut Butantan. Lembaga tersebut merupakan pemasok vaksin utama di Brasil sekaligus operator pabrik imunisasi umum terbesar di Amerika Latin. Masalah ini menjadi kontraveksi dari berbagai pihak, tahap ketiga uji coba vaksin mengakibatkan kejadian merugikan yang serius, yang diyakini merupakan kematian seorang relawan. Menurut berbagai pihak, kematian itu tidak berkaitan dengan vaksin dan oleh karenanya, studi dapat dilanjutkan kembali.

Covas mengatakan dia tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut tentang kejadian merugikan dan hal yang sebenarnya terjadi pada relawan Covid-19 karena alasan privasi. Namun ia memiliki semua informasi yang menunjukkan bahwa kejadian tersebut tidak terkait dengan vaksin. Pernyataan ini didukung oleh Jean Gorinchteyn, Menteri Kesehatan Negara Bagian São Paulo, yang mengatakan saat konferensi pers bahwa kematian itu adalah “peristiwa eksternal” yang tidak terkait dengan vaksin. Covas mengatakan bahwa tidak ada reaksi merugikan terhadap vaksin tersebut.

Kepala lembaga penelitian medis Sao Paulo Butantan, Covas, yang melakukan uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac, mengatakan vaksin tersebut tidak menunjukkan efek samping yang serius.. Penangguhan uji klinis di Brasil dapat menimbulkan dampak terhadap dunia politik yang semakin tegang seputar pengembangan dan distribusi vaksin potensial. Pengujian klinis tahap akhir untuk vaksin Sinovac juga sedang dilakukan di Indonesia dan Turki.  Kedua negara tersebut tidak ada yang mengumumkan penangguhan.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Khazanah

Jabatan Itu Amanah, Jangan Kau Minta Apalagi Beli – siarminang.net

Jabatan Itu Amanah, Jangan Kau Minta Apalagi Beli – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh : Ustadz Raden Dwi Wahyu Sulistiantoro.SH

Rasulullah Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis melarang umatnya untuk meminta jabatan. Rasulullah juga enggan memberikan jabatan kepada orang yang meminta jabatan dan rakus.

Dalam hadis lainnya Rasulullah juga mengatakan bahwa pada hari kiamat jabatan adalah kehinaan dan penyesalan. Kecuali orang yang mengambil jabatan dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar.

Abdurrahman bin Samurah berkata, Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Wahai Abdurrahman, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi jabatan karena permintaan maka tanggung jawabnya akan dibebankan kepadamu. Namun jika kamu diangkat tanpa permintaan, maka kamu akan diberi pertolongan.” (HR Muslim).

Abu Musa dia berkata, “Saya dan dua orang anak pamanku menemui Nabi SAW, salah seorang dari keduanya lalu berkata, ‘wahai Rasulullah angkatlah kami sebagai pemimpin atas sebagian wilayah yang telah diberikan Allah Azza Wa Jalla kepadamu.’ Dan seorang lagi mengucapkan perkataan serupa.”

Maka Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan bagi orang yang meminta dan yang rakus terhadapnya.” (HR Muslim)

Abu Dzar berkata, “Wahai Rasulullah tidakkah anda menjadikanku sebagai pegawai (pejabat). Abu Dzar berkata, “Kemudian beliau (Rasulullah) menepuk bahuku dengan tangan.”

Kemudian Rasulullah bersabda, “Wahai Abu Dzar, kamu ini lemah (untuk memegang jabatan) padahal jabatan merupakan amanah. Pada hari kiamat ia adalah kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi siapa yang mengambilnya dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar.” (HR Muslim).

Terhormat dan disegani adalah keinginan banyak orang. Keduanya sangat identik dengan penguasa. Mungkin karena faktor ini, sehingga banyak orang berlomba dan melakukan berbagai macam cara untuk meraih kekuasaan.

Terjebak dalam perbuatan bid’ah atau syirik, demi meraih kursi jabatan. Tidakkah mereka khawatir akan beban berat yang akan mereka pikul di dunia ini? Yang lebih berat lagi adalah pertanggungjawaban di hadapan Allah Azza wa Jalla ! Terlebih meminta jabatan itu sendiri adalah hal terlarang dalam Islam.

Jika meminta suatu jabatan saja sudah terlarang, lalu bagaimana dengan orang-orang yang berusaha meraih suatu jabatan dengan cara-cara yang melanggar norma-norma agama. Semoga Allah Azza wa Jalla memelihara kita dan seluruh kaum Muslimin dari jebakan syaitan yang terus berusaha menyeret manusia dalam berbagai perbuatan maksiat.***

Penulis adalah pendakwah dan alumni Universitas Bung Hatta Padang tinggal di Batam Kepri.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Kolom & Opini

Buya Mahyeldi Profesional Lantik Pejabat – siarminang.net

Buya Mahyeldi Profesional Lantik Pejabat – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh Reido Deskumar (Ketua Gema Keadilan Sumbar)

Agaknya dua puluh empat jam gerak-gerik Buya Mahyeldi selalu di pantau. Diperhatikan betul, tak berkedip mata dibuatnya. Kebijakanya selalu di sorot dan di preteli satu persatu. Sepertinya terlalu berlebihan akan tetapi diambil saja sisi positifnya. Banyak yang perhatian kepada Buya Mahyeldi

Namanya juga pemimpin, ada yang suka, ada pula yang tidak suka. Apalagi yang sudah punya mindset, apapun yang dilakukan Buya Mahyeldi selalu salah. Baik juga yang dikerjakan, tetap juga salah. Apa boleh buat, sudah diberi pembenaran akan tetapi tidak bisa juga menerima. Sudahlah, tidak perlu dihiraukan yang penting kerja-kerja Buya Mahyeldi tetap terus berjalan.

Pelantikan sembilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) oleh Buya Mahyeldi, membuat orang pada terkejut. Bahkan yang selalu mengkritik beliau “takalok” dibuatnya. Tiba-tiba sudah dilantik saja sembilan pejabat baru di lingkungan Provinsi Sumbar. Apalagi pelantikan dilakukan malam hari setelah sholat isya. Bertambah pula argumenya menyerang Buya Mahyeldi. Kenapa pelantikanya malam, tidak seperti biasanya di siang hari?

Sesekali sepertinya perlu ada tabayyun, sehingga bisa jelas ujung pangkalnya. Tidak hanya menyodorkan sebuah kekeliruan. Pelantikan dilakukan malam hari, setelah isya, merupakan hal yang sangat wajar. Seharian Buya Mahyeldi berkegiatan, waktu kosongnya ada malam hari. Dan Buya Mahyeldi juga sudah terbiasa melakukan kegiatan malam hari, pertemuan dengan tokoh masyarakat, lembaga sosial bahkan melantik organisasi masyarakat setelah isya. Kecuali pelantikan dilakukan tengah malam disaat orang lain pada tidur, baru diluar kewajaran.

Bicara tentang bab pelantikan penjabat, merupakan hal yang sudah biasa dilakukan dalam pemerintahan. Tidak ada yang dispesialkan. Tinggal menunggu waktu saja. Karena itu hak prerogratif gubernur. Asal sesuai aturan tinggal dijalankan.

Pelantikan OPD yang dilakukan oleh Buya Mahyeldi sudah profesional. Sesuai aturan dan informasinya sudah mendapatkan persetujuan Kemendagri nomor 821/4533/SJ dan KASN nomor B-2682/KASN08/2021. Bahkan dalam melakukan pelantikan tidak ada pejabat yang di non-jobkan. Soal aturan dan regulasi, Buya Mahyeldi sangat berkomitmen sekali. Kalau tidak, mungkin di awal-awal pemerintahanya sudah melakukan rotasi habis-habisan. Tetapi lihatlah, Buya Mahyeldi begitu profesional dan sabar menunggu waktu dan mengikuti aturan.

Yang mempermasalahkan dilantikanya Sekda Kota Padang Amasrul menjadi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) karena dianggap rangkap jabatan dan dikritik oleh banyak orang, yang bersangkutan kurang membaca saja. Sudah jelas Amasrul di non-aktifkan Walikota Padang Hendri Septa sebagai Sekda Kota Padang. Dan sudah ada orang yang ditunjuk sebagai Plt Sekda. Tapi setelah dilantik Buya Mahyeldi disebut pula Amasrul masih menjabat sebagai Sekda Kota Padang. Bertele-tele saja itu namanya.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

kesehatan

Pentingnya Peningkatan Imun Tubuh Dengan Olahraga Dan Pemanfaatan TOGA – siarminang.net

Pentingnya Peningkatan Imun Tubuh Dengan Olahraga Dan Pemanfaatan TOGA – Beritasumbar.com

[ad_1]

DI ERA PPKM UPAYA PENINGKATAN IMUNITAS TUBUH MELALUI AKTIVITAS FISIK (SENAM AEROBIK) DAN PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH UNTUK TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) SANGAT DIBUTUHKAN

Oleh: YUANITA ANANDA
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Memasuki era PPKM saat sekarang ini,  sebagian besar masyarakat masih banyak yang tidak patuh protokol kesehatan yaitu tidak mengunakan masker, tidak menjaga jarak, tidak mencuci tangan, menghindari kerumunan. Hal ini mengakibatkan tingginya angka Covid di wilayah Sumatera Barat. Diketahui dari data pantauan Covid-19 Sumatera Barat pada tanggal 11 Agustus 2021 bahwa total positif yaitu 79.580 orang (+630), total sembuh 62.286 orang (+856), total meninggal 1.718 orang (+22), dengan kasus aktif 13.576 (17,06), positif rate 17,79%.

Adanya peningkatan kasus Covid-19 di Sumatera Barat khususnya di kota Padang yaitu di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang. Peningkatan kasus tersebut disebabkan masyarakat jarang melakukan aktivitas fisik yang dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh pada masa pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan, minat dan pergerakan dari masyarakat tersebut kurang.

Selain itu dari hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa sebagian besar pekarangan rumah masyarakat kurang bermanfaat dengan baik. Hal ini terlihat dari tidak adanya tanaman TOGA yang ditanam di pekarangan rumah dan banyak masyarakat yang tidak mengetahui contoh tanaman TOGA serta manfaatnya. Aktivitas fisik dan tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan salah satu program dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

GERMAS ini merupakan salah satu program yang telah dicanangkan oleh Pemerintah. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dan merupakan perpanjangan tangan dari program pemerintah dalam bidang kesehatan.

Oleh karena itu, sangat diperlukan sekali pemberian edukasi yang lebih mendalam kepada masyarakat. Untuk itu, kami tim dosen dari Fakultas Keperawatan Universitas Andalas yang terdiri dari Ns. Yuanita Ananda, M.Kep, Ns. Mulyanti Roberto Muliantino, M.Kep, Ns. Zifriyanthi Minanda Putri, M.Kep dan Ns. Muthmainnah, M.Kep serta Silvi Triana Helmi , Dinia Hendi Agesti melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada Peningkatan Aktivitas Fisik Dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah Untuk Tanaman Obat Keluarga (Toga) Sebagai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Di Wilayah Kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang

Konsep edukasi dikemas secara berbeda dan menarik yaitu dilakukan secara door to door

kepada masyarakat. Hal ini dilakukan karena kota Padang masih dalam kondisi PPKM Level 4.  Implementasi edukasi tersebut yaitu dengan cara membuat WhatsApp Grup (WAG) untuk peserta kegiatan agar memudahkan komunikasi, di dalam WAG tersebut telah di share video senam aerobic dan mekanisme kegiatan. Kemudian masyarakat akan melaksanakan senam aerobic sesuai video tersebut yang dilaksanakan secara door to door.

Selanjutnya masyarakat diberikan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) serta penjelasan manfaat dari tanaman tersebut yang dapat meningkatkan imunitas tubuh serta mengurangi terpapar virus Covid-19. Pemberian edukasi melalui booklet yang dibuat semenarik mungkin dengan bahasa yang ringan yang mudah dipahami oleh masyarakat.

Diakhir kegiatan edukasi, tim membagikantanaman obat keluarga (TOGA), masker, hand sanitizer dan booklet edukasi kepada masyarakat. Kegiatan ini merupakan Iptek Berbasis Dosen dan Masyarakat sebagai bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Masyarakat. Edukasi ini dilakukan kepada 15 Kepala Keluarga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang khususnya pada tanggal 9 Agustus 2021 Diharapkan masyarakat yang mengikuti kegiatan ini dapat berbagi informasi (sharring) kepada masyarakat yang lain yang belum berkesempatan mengikuti kegiatan ini sehingga tindakan pencegahan terhadap Covid-19 dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer