Connect with us

Kolom & Opini

Keuntungan Berbisnis Kotoran – siarminang.net

Keuntungan Berbisnis Kotoran – Beritasumbar.com

[ad_1]

Mungkin agak tekesan jorok istilah keuntungan berbisnis kotoran ini kita dengar. Tapi hal ini sangat membantu meningkatkan ekonomi para petani. Kotoran disini yang dimaksud adalah kotoran binatang ternak seperti sapi, kambing, kerbau atau lainnya yang banyak di pelihara masyarakat.

Tapi tidak bagi para petani terutama tanaman palawija. Mereka sangat membutuhan kotoran ternak yang sudah diolah menjadi pupuk kompos. Kompos sangat bagus dalam meningkatkan hasil pertanian.

Seperti di Alahan Panjang yang merupakan salah satu daerah penghasil bawang merah di Sumatera Barat. Hampir seluruh masyarakatnya melakukan budidaya tanaman yang satu ini. Selain melakukan penanaman bawang merah, masyarakat Alahan Panjang juga melakukan budidaya tanaman hortikultura lainnya seperti kubis, brokoli, kentang, dan tanaman lainnya.

Salah satu komponen yang perlu ada dalam kegiatan budidaya adalah pupuk kompos. Hampir seluruh petani yang melakukan kegiatan budidaya pasti memerlukan pupuk kompos untuk menunjang tanaman mereka tumbuh lebih baik. Banyaknya masyarakat yang bertani tersebut menyebabkan banyaknya permintaan akan pupuk kompos di Alahan Panjang membuat Pak Triana memilih untuk melakukan usaha pengolahan kotoran hewaan ternak menjadi pupuk kompos. Bapak Triana merupakan pelaku usaha pengolahan kotoran hewan menjadi pupuk kompos yang berada di Jorong Galagah, Alahan Panjang.

Meski hampir seluruh masyarakat Alahan Panjang yang bekerja sebagai petani membutuhkan pupuk kompos, usaha pupuk kompos ini masih saja tidak dilirik oleh masyarakat sekitar. Bahan baku yang murah dan mudah didapat juga tak menjadikan usaha ini menjadi pilihan oleh masyarakat untuk dijadikan usaha. Mengapa masyarakat tidak ingin melakukan usaha ini ? Padahal menurut Bapak Triana usaha ini sangat menguntungkan. Keuntungan usaha ini bisa melebih usaha dari budidaya tanaman bawang merah yang dilakukan oleh masyarakat sekitar.

. Limbah Kotoran Ternak

Kotoran ternak merupakan limbah hasil buangan yang dihasilkan oleh hewan-hewan ternak. Kotoran ternak yang biasa juga disebut dengan limbah kotoran ternak ini dapat berupa padatan maupun cair. Padatan dapat disebut dengan feses sedangkan yang berbetuk cairan dapat berupa urine. Limbah kotoran ternak ini sering kali disepelekan oleh masyarakat, padahal jika diolah lebih lanjut dapat menghasilkan pundi-pundi yang sangat menguntungkan, baik itu bagi pada pelaku usaha ini maupun bagi masyarakat sekitar.

Kebanyakan peternak yang ditemui, tidak melakukan pengolahan terhadap kotoran atau limbah yang dihasilkan. Peternak lebih memilih menjual secara langsung kotoran tersebut pada para petani. Padahal, peternak hanya mendapatkan upah dari memasukkan kotoran kedalam karung saja. Kotoran-kotoran ini akan menjadi lebih berharga jika dilakukan pengolahan menjadi pupuk kompos.

Perlu pengolahan lebih lanjut terhadap limbah-limbah tersebut agar tidak menjadi masalah lingkungan. Limbah kotoran yang bisa dijadikan bahan dalam pembuatan pupuk kompos dapat berupa kotoran sapi, ayam maupun kambing. Ketiga kotoran tersebut dapat dijadikan pupuk kompos dikarenakan memiliki kandungan yang sangat baik bagi tanah.

PUPUK KOMPOS

Kompos merupakan pupuk yang dihasilkan akibat penguraian bahan-bahan organik menjadi bentuk yag lebih sederhana dengan adanya bantuan dari mikrooganisme baik itu aerob mupun anaerob yang didukung oleh lingkungan yang sesuai. Pembuatan pupuk kompos ini dilengkapi oleh beberapa bahan tambahan selain bahan organik yaitu organisme pengurai, baik itu mikroorganisme maupun makroorganisme serta juga ditambahkan aktivator kedalam pembuatan kompos.

Pembuatan pupuk kompos terbilang mudah, pembuatannya hanya dimulai dengan pengadaan bahan baku utama yaitu pupuk kandang. Pengadaan pupuk kandang ini didapatkan dari daerah penghasil kotoran seperti daerah Payakumbuh, Padang, maupun Solok. Pengadaan dari daerah-daerah tersebut dilakukan dikarenakan jumlah kotoran hewan yang tidak memadai jika hanya dilakukan pengadaaan pada daerah Alahan Panjang saja.

Setelah didapatkan kotoran hewan ternak, maka kotoran tersebut akan dilakukan pendiaman selama 1 minggu. Pendiaman kotoran hewan ini bertujuan untuk menghilangkan gas metana yang ada pada kotoran tersebut, serta untuk menurunkan bakteri merugikan pada kotoran hewan tersebut.

Kegiatan selanjutnya adalah mencampurkan seluruh kotoran hewan menggunakan mesin penggiling. Pencampuran seluruh bahan pembuatan kompos dilakukan dengan perbandingan 60% untuk kotoran sapi, 30% untuk kotoran ayam, 2,5% untuk kotoran kambing dan 7,5% untuk bahan tambahan dari pupuk kompos. Bahan tambahan ini terdiri dari EM 4 yang merupakan bahan dekomposer, kapur serta thitonia. Setelah dilakukan pencampuran akan didapatkan tekstur pupuk yang seperti tanah, serta didapatkan pupuk kompos yang tidak beraroma bau.

Pengemasan merupakan tahap berikutnya setelah seluruh bahan tercampurkan. Pengemasan pupuk kompos dilakukan dengan cara memasukkan pupuk kompos kedalam karung goni. Dalam setiap karung goni akan memiliki berat sebanyak 33 kg. Karung goni tersebut nantinya akan dijait menggunakan mesin jahit sehingga pada saat proses pemindahan pupuk tersebut tidak terbuang.

Kompos memiliki beberapa keuntungan jika digunakan dalam hal budidaya diantaranya, mampu meningkatkan daya ikat air pada tanah, meingkatkan daya ikat tanah terhadap unsur hara, memperbaiki struktur tanah sehinngga lebih baik lagi, menjaga tanah agar tidak berderai atau seperti pasir, mengandung unsur hara yang lengkap meski diaplikasikan pada tanah dalam jumlah yang sedikit, menurunkan aktivitas mikroorganisme yang merugikan, memberikan makanan pada mikroorganisme yang baik untuk tanah dan tanaman.

Kompos merupakan semua bahan organik yang telah mengalami degradasi/peguraian/pengomposan sehingga berubah bentuk dan sudah tidak dikenali bentuk aslinya, berwarna hitam, dan tidak berbau (Indriani, 2011).

Kompos terbuat dari bahan organik, namun penggunaan bahan organik tersebut tidak dapat langsung digunakan dalam pembuatan kompos. Pengguaan bahan organik yang tidak dapat langsung digunakan dikarenakan adanya perbedaan perbandingan C/N antara tanah dengan bahan organik. C/N yang terkandung dalam bahan organik relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan C/N pada tanah. Nilai C/N pada tanah berkisar 10-12.

Prinsip pengomposan adalah menurunkan C/N ratio bahan organik hingga sama dengan C/N tanah (< 20). Semakin tingginya C/N bahan, proses pengomposan akan semakin lama karena C/N harus diturunkan. Kegiatan pengomposan ini juga terjadi penurunan kadar karbohidrat dan meningkatkan senyawa N yang larut. Sehingga akan didapatkan C/N semakin rendah dan relatif stabil mendekati C/N tanah (Indriani, 2011).

Melihat dari kandungan yang didapat dari setiap kotoran tersebut, sangat baik jika dijadikan pupuk kompos. Pupuk kompos yang diproduksi oleh Bapak  Triana ini dengan mencampurkan ketiga buah jenis kotoran tersebut. Pencampuran ini memiliki tujuan agar memperkaya kandungan yang dimiliki oleh pupuk kompos yang diproduksi. Selalu habisnya pupuk yang diproduksi menjadi bukti bahwa konsumen puas terhadap pupuk yang diproduksi, ini juga menjadi indikator bahwa pencampuran pupuk tersebut lebih memperkaya kandungan pupuk kompos.

BERBISNIS KOMPOS

Pembuatan yang mudah dan hanya memerlukan biaya sedikit, menjadikan bisnis ini sangat menjanjikan. Biaya yang perlu dikeluarkan untuk membeli bahan baku berupa kotoran hewannya hanya berkisar Rp. 10.000 per karung untuk kotoran sapi, Rp. 14.000 untuk kotoran kambing dan Rp. 17.000 untuk kotoran ayam per karungnya. Kotoran hewan ini sebenarnya sudah memiliki nilai jual, namun jika dilakukan pengolahan terhadap kotoran ini maka akan semakin meningkat nilai jualnya.

Salah satu cara meningkatkan nilai jual dari kotoran ini adalah dengan cara memberikan nilai tambah pada kotoran ternak tersebut. Meningkatnya nilai tambah pada kotoran hewan maka akan meningkatkan nilai jual pada kotoran tersebut dan akan berimbas pada meningkatnya pedapatkan dari pelaku usaha. Bapak Triana melakukan hal tersebut, beliau melakukan pencampuran terhadap tida jenis kotoran hewan berupa kotoran ayam, sapi dan kambing menjadi satu yang beliau jadikan pupuk kompos. Pencampuran ketiga bahan tersebut menjadi satu merupakan salah satu jalan yang dilakuakn beliau dalam memberikan nilai tambah pada kotoran hewan. Pupuk kompos yang dihasilkan dikemas kedalam karung goni yang setiap karungnya memiliki berat 33 kg. Setiap kali berproduksi akan menghasilkan 2 ton pupuk kompos siap edar.

Rata-rata dalam satu kali proses produksi atau yang biasa disebut satu kali mengaduk oleh Bapak Triana akan menghasilkan 66 karung atau seberat 2 ton pupuk kompos siap edar. Setiap kali pengadukan atau proses produksi akan membutuhkan tiga bahan baku utama dengan persentase 60% untuk kotoran sapi, 30% untuk kotoran ayam, dan 2,5% untuk kotoran kambing.

Maka akan didapatkan kebutuhan untuk kotoran sapi sebanyak 30 karung, kotoran ayam sebanyak 25 karung dan 2 karung untuk kotoran kambing, sehingga kebutuhan kotoran ternak sebanyak 52 karung. Jadi, bisa disimpulkan bahwa setiap 1 karung kotoran ternak akan menghasilkan 1,2 karung pupuk kompos siap edar. Melihat hal tersebut terbukti bahwa dengan melakukan tindakan pemberian nilai tambah pada kotoran ternak akan memberikan jumlah produksi yang lebih.

Pembuatan pupuk kompos ini, Bapak Triana hanya mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp. 130,682 per karungnya. Biaya tambahan ini terdiri dari bahan-bahan pendukung yang digunakan dalam pembuatan pupuk kompos. sedangkan untuk harga bahan baku yang berupa kotoran ayam, sapi dan kambing hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp. 13.667 dimana biaya tersebut merupakan rata-rata biaya yang dikeluarkan Bapak Triana  per karungnya.

Penambahan bahan-bahan tersebut menjadi satu maka akan menghasilkan nilai jual dari pupuk kompos tersebut sebesar Rp. 26.728,63 per karung pupuk kompos yang dihasilkan. Jika diberikan persentase terhadap seberapa besar pengolahan kotoran hewan ini menjadi pupuk kompos, maka akan persentasenya sebesar 65,95%. Persentase ini menunjukkan cukup tingginya penambahan nilai terhadap pengolahan kotoran hewan dan ini baik untuk dilakukan.

Dalam pelaksanaan kegiatannya, Bapak Triana memiliki 2 orang tenaga kerja termasuk dirinya sendiri dalam melakukan kegiatan pengolahan kotoran hewan ternak menjadi pupuk kompos. Bapak Triana mengeluarkan upah per harinya sebesar Rp. 75.000 per orangnya. Setiap gaji yang diberikan oleh Bapak Triana akan mennghasilkan imbalan sebesar Rp. 2.631,58. Imbalan ini didapatkan dari keuntungan yang didapatkan dari upah pengolahan kotoran hewan ini. Jika dilihat pada keuntungan yang diddapatkan oleh usaha ini maka akan didapatkan keuntungan sebesar Rp. 24.097,05 per karungnya.

Jika dilakikan dengan per sekali produksinya maka usaha ini akan mendapatkan keuntungan sebesar, Rp. 1.590.402. Keuntungan yang cukup besar untuk sekali produksi, dan Bapak Triana masih menjual produknya dibawah harga pasaran pupuk kompos yaitu sebesar Rp. 35.000 perkarungnya, yang biasanya kompetitor Bapak Triana menjualnya dengan harga sekitar Rp. 50.000 perkarungnya.

Bisa dibayangkan berapa keuntungan yang didapatkan jika menjual dengan harga pasaran pupuk kompos. Menjual dengan harga dibawah harga pasar saja telah memberikan keuntungan yang cukup besar bagi usaha pengolahan kotoran hewan ternak menjadi pupuk kompos.

Keuntungan usaha yang sangat besar, menyebabkan usaha ini patut untuk dilaksanakan juga bagi banyak masyarakat. Terbatasnya produsen yang melakukan usaha ini juga menjadikan usaha yang di geluti oleh Bapak Triana ini menjadi semakin menguntungkan. Bapak Triana juga mengatakan bahwa sejak awal penyetokan kotoran hewan tersebut tanpa dilakukannya pengolahan lebih lanjut saja sudah mendatangkan keuntungan bagi beliau. Usaha pengolahan kotoran hewan menjadi pupuk kompos ini menjadi semakin baik, dikarenakan usaha ini terletak pada daerah sentra pertanian.

KEUNTUNGAN YANG DIBERIKAN PADA LINGKUNGAN

Pengolahan pada kotoran hewan menjadi pupuk kompos, tidak hanya mendatangkan nilai tambah pada produk serta keuntungan bagi pelaku usaha. Usaha ini juga sangat berdampak baik pada lingkungan sekitar. Mengapa bisa demikian ? jika dilihat lebih lanjut lagi, kotoran-kotoran hewan ini juga memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan jika tidak dilakukan pengolahan pada kotoran tersebut.

Kotoran hewan yang tidak diolah dan berserakan dilingkungan sekitar akan lebih banyak menghasilkan gas karbon yang dapat merusak ozon dibandingkan dengan asap pabrik maupun kendaraan.

Salah dalam melakukan pengolahan pada kotoran hewan juga akan berakibat fatal bagi lingkungan maupun manusia. Pembakaran kotoran hewan merupakan salah satu pengolahan kotoran hewan yang salah. Kotoran sapi, jika dilakukan pembakaran maka akan menghasilkan gas berbahaya, karena kotoran sapi sendiri mengandung gas amonia, karbon dioksida, karbon monoksida, dan gas metana.

Gas metana yang terbakar dapat menghasilkan gas karbon dioksida, sehingga karbon dioksida yang ada pada atmosfer akan meningkat dan menyebabkan efek rumah kaca. Selain itu, efek lainnya juga akan berbahaya bagi manusia jika gas berbahaya tersebut terhirup oleh manusia.

Tidak terolahnya kotoran hewan dengan baik juga akan berdampak pada penurunan kualitas air. Dikutip dari Fix Indonesia.com, pembuangan kotoran hewan secara sembarangan dapat menurunkan kualitas air berdasarkan parameter kandungan fecal coli, total coliform, BOD (Biological Oxygen Demand) dan H2S yang terdapat di dalam air. Limbah tinja berperan dalam meningkatkan kadar fecal coli atau bakteri E coli dalam air, dimana jika digunakan oleh manusia maka akan berakibat timbulnya masalah pada pencernaan manusia.

Melakukan pengolahan pupuk kompos tersebut, dapat menurunkan kadar bakteri E coli yang ada pada tanah. Selain itu, pengolahan tersebut juga akan menurunkan gas metana serta karbon dioksida yang ada pada kotoran hewan tersebut. Jika tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap kotoran tersebut, juga akan mempengaruhi tanaman. Tanaman akan menjadi layu atau seperti terbakar dikarenakan gas yang belum terurai pada kotoran hewan tersebut.

Pengolahan pupuk kompos yang benar sangat memiliki pengaruh baik bagi lingkungan maupun bagi pelaku usaha. Menjadikan usaha pengolahan pupuk kompos menjadi prioritas usaha akan mendatangkan keuntungan sekaligus menyelamatkan lingkungan sekitar.

Penulis: Mila Quinsy Calista
Mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Jurusan: Pengelolaan Agribisnis 

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Khazanah

Jabatan Itu Amanah, Jangan Kau Minta Apalagi Beli – siarminang.net

Jabatan Itu Amanah, Jangan Kau Minta Apalagi Beli – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh : Ustadz Raden Dwi Wahyu Sulistiantoro.SH

Rasulullah Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis melarang umatnya untuk meminta jabatan. Rasulullah juga enggan memberikan jabatan kepada orang yang meminta jabatan dan rakus.

Dalam hadis lainnya Rasulullah juga mengatakan bahwa pada hari kiamat jabatan adalah kehinaan dan penyesalan. Kecuali orang yang mengambil jabatan dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar.

Abdurrahman bin Samurah berkata, Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Wahai Abdurrahman, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi jabatan karena permintaan maka tanggung jawabnya akan dibebankan kepadamu. Namun jika kamu diangkat tanpa permintaan, maka kamu akan diberi pertolongan.” (HR Muslim).

Abu Musa dia berkata, “Saya dan dua orang anak pamanku menemui Nabi SAW, salah seorang dari keduanya lalu berkata, ‘wahai Rasulullah angkatlah kami sebagai pemimpin atas sebagian wilayah yang telah diberikan Allah Azza Wa Jalla kepadamu.’ Dan seorang lagi mengucapkan perkataan serupa.”

Maka Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan bagi orang yang meminta dan yang rakus terhadapnya.” (HR Muslim)

Abu Dzar berkata, “Wahai Rasulullah tidakkah anda menjadikanku sebagai pegawai (pejabat). Abu Dzar berkata, “Kemudian beliau (Rasulullah) menepuk bahuku dengan tangan.”

Kemudian Rasulullah bersabda, “Wahai Abu Dzar, kamu ini lemah (untuk memegang jabatan) padahal jabatan merupakan amanah. Pada hari kiamat ia adalah kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi siapa yang mengambilnya dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar.” (HR Muslim).

Terhormat dan disegani adalah keinginan banyak orang. Keduanya sangat identik dengan penguasa. Mungkin karena faktor ini, sehingga banyak orang berlomba dan melakukan berbagai macam cara untuk meraih kekuasaan.

Terjebak dalam perbuatan bid’ah atau syirik, demi meraih kursi jabatan. Tidakkah mereka khawatir akan beban berat yang akan mereka pikul di dunia ini? Yang lebih berat lagi adalah pertanggungjawaban di hadapan Allah Azza wa Jalla ! Terlebih meminta jabatan itu sendiri adalah hal terlarang dalam Islam.

Jika meminta suatu jabatan saja sudah terlarang, lalu bagaimana dengan orang-orang yang berusaha meraih suatu jabatan dengan cara-cara yang melanggar norma-norma agama. Semoga Allah Azza wa Jalla memelihara kita dan seluruh kaum Muslimin dari jebakan syaitan yang terus berusaha menyeret manusia dalam berbagai perbuatan maksiat.***

Penulis adalah pendakwah dan alumni Universitas Bung Hatta Padang tinggal di Batam Kepri.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Kolom & Opini

Buya Mahyeldi Profesional Lantik Pejabat – siarminang.net

Buya Mahyeldi Profesional Lantik Pejabat – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh Reido Deskumar (Ketua Gema Keadilan Sumbar)

Agaknya dua puluh empat jam gerak-gerik Buya Mahyeldi selalu di pantau. Diperhatikan betul, tak berkedip mata dibuatnya. Kebijakanya selalu di sorot dan di preteli satu persatu. Sepertinya terlalu berlebihan akan tetapi diambil saja sisi positifnya. Banyak yang perhatian kepada Buya Mahyeldi

Namanya juga pemimpin, ada yang suka, ada pula yang tidak suka. Apalagi yang sudah punya mindset, apapun yang dilakukan Buya Mahyeldi selalu salah. Baik juga yang dikerjakan, tetap juga salah. Apa boleh buat, sudah diberi pembenaran akan tetapi tidak bisa juga menerima. Sudahlah, tidak perlu dihiraukan yang penting kerja-kerja Buya Mahyeldi tetap terus berjalan.

Pelantikan sembilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) oleh Buya Mahyeldi, membuat orang pada terkejut. Bahkan yang selalu mengkritik beliau “takalok” dibuatnya. Tiba-tiba sudah dilantik saja sembilan pejabat baru di lingkungan Provinsi Sumbar. Apalagi pelantikan dilakukan malam hari setelah sholat isya. Bertambah pula argumenya menyerang Buya Mahyeldi. Kenapa pelantikanya malam, tidak seperti biasanya di siang hari?

Sesekali sepertinya perlu ada tabayyun, sehingga bisa jelas ujung pangkalnya. Tidak hanya menyodorkan sebuah kekeliruan. Pelantikan dilakukan malam hari, setelah isya, merupakan hal yang sangat wajar. Seharian Buya Mahyeldi berkegiatan, waktu kosongnya ada malam hari. Dan Buya Mahyeldi juga sudah terbiasa melakukan kegiatan malam hari, pertemuan dengan tokoh masyarakat, lembaga sosial bahkan melantik organisasi masyarakat setelah isya. Kecuali pelantikan dilakukan tengah malam disaat orang lain pada tidur, baru diluar kewajaran.

Bicara tentang bab pelantikan penjabat, merupakan hal yang sudah biasa dilakukan dalam pemerintahan. Tidak ada yang dispesialkan. Tinggal menunggu waktu saja. Karena itu hak prerogratif gubernur. Asal sesuai aturan tinggal dijalankan.

Pelantikan OPD yang dilakukan oleh Buya Mahyeldi sudah profesional. Sesuai aturan dan informasinya sudah mendapatkan persetujuan Kemendagri nomor 821/4533/SJ dan KASN nomor B-2682/KASN08/2021. Bahkan dalam melakukan pelantikan tidak ada pejabat yang di non-jobkan. Soal aturan dan regulasi, Buya Mahyeldi sangat berkomitmen sekali. Kalau tidak, mungkin di awal-awal pemerintahanya sudah melakukan rotasi habis-habisan. Tetapi lihatlah, Buya Mahyeldi begitu profesional dan sabar menunggu waktu dan mengikuti aturan.

Yang mempermasalahkan dilantikanya Sekda Kota Padang Amasrul menjadi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) karena dianggap rangkap jabatan dan dikritik oleh banyak orang, yang bersangkutan kurang membaca saja. Sudah jelas Amasrul di non-aktifkan Walikota Padang Hendri Septa sebagai Sekda Kota Padang. Dan sudah ada orang yang ditunjuk sebagai Plt Sekda. Tapi setelah dilantik Buya Mahyeldi disebut pula Amasrul masih menjabat sebagai Sekda Kota Padang. Bertele-tele saja itu namanya.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

kesehatan

Pentingnya Peningkatan Imun Tubuh Dengan Olahraga Dan Pemanfaatan TOGA – siarminang.net

Pentingnya Peningkatan Imun Tubuh Dengan Olahraga Dan Pemanfaatan TOGA – Beritasumbar.com

[ad_1]

DI ERA PPKM UPAYA PENINGKATAN IMUNITAS TUBUH MELALUI AKTIVITAS FISIK (SENAM AEROBIK) DAN PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH UNTUK TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) SANGAT DIBUTUHKAN

Oleh: YUANITA ANANDA
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Memasuki era PPKM saat sekarang ini,  sebagian besar masyarakat masih banyak yang tidak patuh protokol kesehatan yaitu tidak mengunakan masker, tidak menjaga jarak, tidak mencuci tangan, menghindari kerumunan. Hal ini mengakibatkan tingginya angka Covid di wilayah Sumatera Barat. Diketahui dari data pantauan Covid-19 Sumatera Barat pada tanggal 11 Agustus 2021 bahwa total positif yaitu 79.580 orang (+630), total sembuh 62.286 orang (+856), total meninggal 1.718 orang (+22), dengan kasus aktif 13.576 (17,06), positif rate 17,79%.

Adanya peningkatan kasus Covid-19 di Sumatera Barat khususnya di kota Padang yaitu di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang. Peningkatan kasus tersebut disebabkan masyarakat jarang melakukan aktivitas fisik yang dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh pada masa pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan, minat dan pergerakan dari masyarakat tersebut kurang.

Selain itu dari hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa sebagian besar pekarangan rumah masyarakat kurang bermanfaat dengan baik. Hal ini terlihat dari tidak adanya tanaman TOGA yang ditanam di pekarangan rumah dan banyak masyarakat yang tidak mengetahui contoh tanaman TOGA serta manfaatnya. Aktivitas fisik dan tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan salah satu program dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

GERMAS ini merupakan salah satu program yang telah dicanangkan oleh Pemerintah. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dan merupakan perpanjangan tangan dari program pemerintah dalam bidang kesehatan.

Oleh karena itu, sangat diperlukan sekali pemberian edukasi yang lebih mendalam kepada masyarakat. Untuk itu, kami tim dosen dari Fakultas Keperawatan Universitas Andalas yang terdiri dari Ns. Yuanita Ananda, M.Kep, Ns. Mulyanti Roberto Muliantino, M.Kep, Ns. Zifriyanthi Minanda Putri, M.Kep dan Ns. Muthmainnah, M.Kep serta Silvi Triana Helmi , Dinia Hendi Agesti melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada Peningkatan Aktivitas Fisik Dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah Untuk Tanaman Obat Keluarga (Toga) Sebagai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Di Wilayah Kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang

Konsep edukasi dikemas secara berbeda dan menarik yaitu dilakukan secara door to door

kepada masyarakat. Hal ini dilakukan karena kota Padang masih dalam kondisi PPKM Level 4.  Implementasi edukasi tersebut yaitu dengan cara membuat WhatsApp Grup (WAG) untuk peserta kegiatan agar memudahkan komunikasi, di dalam WAG tersebut telah di share video senam aerobic dan mekanisme kegiatan. Kemudian masyarakat akan melaksanakan senam aerobic sesuai video tersebut yang dilaksanakan secara door to door.

Selanjutnya masyarakat diberikan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) serta penjelasan manfaat dari tanaman tersebut yang dapat meningkatkan imunitas tubuh serta mengurangi terpapar virus Covid-19. Pemberian edukasi melalui booklet yang dibuat semenarik mungkin dengan bahasa yang ringan yang mudah dipahami oleh masyarakat.

Diakhir kegiatan edukasi, tim membagikantanaman obat keluarga (TOGA), masker, hand sanitizer dan booklet edukasi kepada masyarakat. Kegiatan ini merupakan Iptek Berbasis Dosen dan Masyarakat sebagai bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Masyarakat. Edukasi ini dilakukan kepada 15 Kepala Keluarga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang khususnya pada tanggal 9 Agustus 2021 Diharapkan masyarakat yang mengikuti kegiatan ini dapat berbagi informasi (sharring) kepada masyarakat yang lain yang belum berkesempatan mengikuti kegiatan ini sehingga tindakan pencegahan terhadap Covid-19 dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer