Connect with us

Kolom & Opini

Laportea ( Jelatang) Tumbuhan Yang Dihindari Dan Ditakuti Saat Pendakian Dan Kegiatan Susur Hutan, Benarkah? – siarminang.net

Laportea ( Jelatang) Tumbuhan Yang Dihindari Dan Ditakuti Saat Pendakian Dan Kegiatan Susur Hutan, Benarkah? – Beritasumbar.com

[ad_1]

Tumbuhan Ini adalah tumbuhan  yang dihindari pendaki karna duri yang mengarah ke atas pada daunnya. Kalau kena kulit Gatal dan merah.Jelatang/Girardinia palmata biasa disebut juga daun jancukan, yang menyimbolkan umpatan dalam bahasan jawa timuran karna rasa gatal akibat durinya. Untuk jelatang yang berdaun menjari ini Kabanjahe di semak berumput dan hutan cemara, pada ketinggian 2000-2400 mdpl.berkilo-kilo meter berjalan dan membawa tas carrier melewati naik turunnya  Efeknya Pegal hilang dan digantikan dengan bentol-bentol kecil berwarna merah.

Tumbuhan yang disebut dengan ‘gulma beracun’ ini tersebar di sekitar jalur Setiap pendaki yang melewati Lembah Jelatang biasanya memiliki cerita tersendiri tentang ‘sengatan’ duri-duri halus dari tanaman ini.Jelatangatau latanng (Laportea) adalah genus tumbuhan yang berasal dari suku Urticaceae. Daun atau bagian lain dari tumbuhan ini dapat menimbulkan rasa gatal pada kulit apabila tersentuh. Terna ini dapat hidup tahunan ataupun perenial. Seperti banyak tanaman dari suku Urticaceae, tumbuhan ini memiliki rambut yang menyengat dan gatal. Kalau tidak hati-hati, sengatan daun jelatang akan terasa seperti terkena setrum listrik. Efek samping bila kulit bersentuhan dengan tanaman yang memiliki nama ilmiah urtica dioica ini adalah timbul bekas ruam di kulit dan durasi rasa gatal yang ditimbulkan tergantung ketahanan tubuh, bisa cepat, bisa juga berjam-jam.

Masyarakat mengenal jelatang ada tiga, berdasarkan sengatannya ada jelatang ayam (low), jelatang kambing (medium), dan jelatang kerbau (high) (Bonekpacker, 2016). Dalam buku The Plant List, jelatang dikategorikan ke dalam famili Urticaceae (The Plant List, 2020). Sinonim jelatang ayam adalah Schychowskia interrupta (L.) W. Wight dan Urtica interrupta L. Bunga biseksual. Backer melaporkan terdapat tujuh anggota Laportea (jelatang), yang ditemukan di Jawa, yaitu L. terminalis, L. decumana, L. peltata, L. sinuata, L. ardens, L.microstigma, dan L. stimulans (Backer and van den Brink, 1968).

Tanaman pertama yang perlu diwaspadai pada saat melalkukan pendakian dan kegiatan yang aktif di dalam hutan  adalah Daun Jelatang. Tumbuhan satu ini mempunyai ciri berwarna hijau yang memiliki beragam ukuran dan terdapat duri-duri pada bagian daun serta batangnya.Apabila kalian menyentuh daunnya, racun yang terkandung di dalamnya dapat menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh. Kulit akan terasa gatal, kemerahan, dan bahkan bengkak. Jadi, berhati-hatilah ketika melakukan pendakian, karena Daun Jelatang tumbuh di gunung mana pun.

Saat mendaki bukit atau gunung tangan dan kaki saya sempat terkena daun Jelatang. Rasanya panas dan pedih. Apalagi kulit yang terkena daun itu basah akibat keringat. Rasa pedihnya bertambah hebat,” dulu saya tidak sengaja memegang daun dan bulu-bulu daunya itu lansung menyentuh kulitsaya dikerenakan saya adalah salah satu anak mapala pengiat dan pecinta alam dan juga banyak kegiatan ke lapangan karena saya mahasiswa biologi otoamtis dekat dengan kegiatan alam, dihutan, untuk mengamati hewan, tumbuhan, maupun mencari bahan untuk praktikum.

Ada yang berbeda dalam catatan pendakian Gunung Untuk menuju jalur hutanSemacam  Jalur setapak yang rapat dengan tanaman dan minimnya sampah manusia menandakan jalur ini jarang dilewati pendaki. Ganasnya gigitan daun jelatang harus ditaklukkan sepanjang pendakian. Menggunakan baju lengan panjang, sepatu dan kaus kaki rapat, dan gaiter (penutup kaki dan sepatu) serta penutup kepala sangat disarankan. Selain gatalnya duri daun jelatang kami juga harus berkompromi dengan gigitan pacet atau lintah, saat itu awal pendakian kami diserang hujan cukup deras.

Racun yang terdapat dalam bulu sengat Pulus ini adalah formic acid dan beberapa jenis asam lainnya. Kandungan yang mirip juga ditemukan pada sengat lebah dan sengat semut sehingga asam formic ini juga disebut asam semut. Dari literatur, asam semut ini larut dengan baik dalam air. Namun informasi ini bertolak belakang dengan informasi dari masyarakat yang apabila seseorang terkena sengatan pulus sebaiknya jangan dicuci.

Penangkal yang biasa dilakukan adalah menggosok daerah sengatan dengan tanah gembur yang kering. Biasanya tanaman jelatang ini tersentuh secara tidak sengaja, saat mencari pegangan untuk naik atau turun bukit yang curam ini. “Pas terpeleset biasanya tangan secara reflek mencari pegangan. Nah saat inilah secara tidak sengaja tanaman itu tersentuh kulit.

Daun jelatang mengandung alkaloids, glycocides, steroids/ triterpenoids (Simaremare, 2017). Melansiri dalam Deherba, daun jelatang memiliki sejumlah khasiat sebagai berikut:
(1) membantu detoksifikasi karena mengandung flavonoid;
(2) memperbaiki sirkulasi darah karena mengandung zat besi, vitamin C;
(3) memiliki kemampuan diuretik dalam memperbaiki fungsi ginjal;
(4) anti pembengkakan;
(5) memperbaiki kesehatan reproduksi wanita;
(6) antibiotik alami (Wijaya, 2020).

Hasil penelitian ekstrak daun jelatang ayam dapat menghambat pertumbuhan S. aureus, pada konsentrasi zona bening 5 x 104 yang membentuk 9 mm dengan kategori sedang. Semakin banyak konsentrasi ekstrak daun jelatang maka semakin banyak pula energi obstruksi (Safitri et al., 2018).

Siapa sangka daun jelatang, daun yang dikenal bikin gatal ini mengandung banyak khasiat. Dalam kamus KBBI online, jelatang diartikan sebagai tumbuhan yang daunnya dapat menimbulkan rasa gatal pada kulit apabila tersentuh (KBBI, 2020). Daun jelatang sangat ditakuti oleh para pendaki gunung karena dapat mengakibatkan gatal-gatal dan panas. Rasanya seperti ditusuk-tusuk, semakin digaruk semakin perih, oleh karenya disebut dengan daun penyengat (Bonekpacker, 2016).

Berdasarkan pengamatan, daun jelatang ayam memiliki ciri sebagai berikut: Daun tunggal, tepi daun serratus (bergerigi), ujung acuminatus (meruncing), susunan daun spiral, division and branching: pinnatifid, basal cordate, bentuk cordatus (jantung) atau deltoid (segitiga). Batang herba, berwarna merah/ungu/merah kehijauan, bercabang, percabangan aksiler (di ketiak daun), dan tinggi 12 cm. Akar tunggang dan bulu-bulu akar kecil. Bunga majemuk, biseksual, perbungaan berada pada lateral (aksiler), bentuk bunga panikel.

Oleh : SEPTIANI
Mahasiswa Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Andalas

[ad_2]

Sumber

Khazanah

Jabatan Itu Amanah, Jangan Kau Minta Apalagi Beli – siarminang.net

Jabatan Itu Amanah, Jangan Kau Minta Apalagi Beli – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh : Ustadz Raden Dwi Wahyu Sulistiantoro.SH

Rasulullah Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis melarang umatnya untuk meminta jabatan. Rasulullah juga enggan memberikan jabatan kepada orang yang meminta jabatan dan rakus.

Dalam hadis lainnya Rasulullah juga mengatakan bahwa pada hari kiamat jabatan adalah kehinaan dan penyesalan. Kecuali orang yang mengambil jabatan dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar.

Abdurrahman bin Samurah berkata, Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Wahai Abdurrahman, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi jabatan karena permintaan maka tanggung jawabnya akan dibebankan kepadamu. Namun jika kamu diangkat tanpa permintaan, maka kamu akan diberi pertolongan.” (HR Muslim).

Abu Musa dia berkata, “Saya dan dua orang anak pamanku menemui Nabi SAW, salah seorang dari keduanya lalu berkata, ‘wahai Rasulullah angkatlah kami sebagai pemimpin atas sebagian wilayah yang telah diberikan Allah Azza Wa Jalla kepadamu.’ Dan seorang lagi mengucapkan perkataan serupa.”

Maka Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan bagi orang yang meminta dan yang rakus terhadapnya.” (HR Muslim)

Abu Dzar berkata, “Wahai Rasulullah tidakkah anda menjadikanku sebagai pegawai (pejabat). Abu Dzar berkata, “Kemudian beliau (Rasulullah) menepuk bahuku dengan tangan.”

Kemudian Rasulullah bersabda, “Wahai Abu Dzar, kamu ini lemah (untuk memegang jabatan) padahal jabatan merupakan amanah. Pada hari kiamat ia adalah kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi siapa yang mengambilnya dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar.” (HR Muslim).

Terhormat dan disegani adalah keinginan banyak orang. Keduanya sangat identik dengan penguasa. Mungkin karena faktor ini, sehingga banyak orang berlomba dan melakukan berbagai macam cara untuk meraih kekuasaan.

Terjebak dalam perbuatan bid’ah atau syirik, demi meraih kursi jabatan. Tidakkah mereka khawatir akan beban berat yang akan mereka pikul di dunia ini? Yang lebih berat lagi adalah pertanggungjawaban di hadapan Allah Azza wa Jalla ! Terlebih meminta jabatan itu sendiri adalah hal terlarang dalam Islam.

Jika meminta suatu jabatan saja sudah terlarang, lalu bagaimana dengan orang-orang yang berusaha meraih suatu jabatan dengan cara-cara yang melanggar norma-norma agama. Semoga Allah Azza wa Jalla memelihara kita dan seluruh kaum Muslimin dari jebakan syaitan yang terus berusaha menyeret manusia dalam berbagai perbuatan maksiat.***

Penulis adalah pendakwah dan alumni Universitas Bung Hatta Padang tinggal di Batam Kepri.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Kolom & Opini

Buya Mahyeldi Profesional Lantik Pejabat – siarminang.net

Buya Mahyeldi Profesional Lantik Pejabat – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh Reido Deskumar (Ketua Gema Keadilan Sumbar)

Agaknya dua puluh empat jam gerak-gerik Buya Mahyeldi selalu di pantau. Diperhatikan betul, tak berkedip mata dibuatnya. Kebijakanya selalu di sorot dan di preteli satu persatu. Sepertinya terlalu berlebihan akan tetapi diambil saja sisi positifnya. Banyak yang perhatian kepada Buya Mahyeldi

Namanya juga pemimpin, ada yang suka, ada pula yang tidak suka. Apalagi yang sudah punya mindset, apapun yang dilakukan Buya Mahyeldi selalu salah. Baik juga yang dikerjakan, tetap juga salah. Apa boleh buat, sudah diberi pembenaran akan tetapi tidak bisa juga menerima. Sudahlah, tidak perlu dihiraukan yang penting kerja-kerja Buya Mahyeldi tetap terus berjalan.

Pelantikan sembilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) oleh Buya Mahyeldi, membuat orang pada terkejut. Bahkan yang selalu mengkritik beliau “takalok” dibuatnya. Tiba-tiba sudah dilantik saja sembilan pejabat baru di lingkungan Provinsi Sumbar. Apalagi pelantikan dilakukan malam hari setelah sholat isya. Bertambah pula argumenya menyerang Buya Mahyeldi. Kenapa pelantikanya malam, tidak seperti biasanya di siang hari?

Sesekali sepertinya perlu ada tabayyun, sehingga bisa jelas ujung pangkalnya. Tidak hanya menyodorkan sebuah kekeliruan. Pelantikan dilakukan malam hari, setelah isya, merupakan hal yang sangat wajar. Seharian Buya Mahyeldi berkegiatan, waktu kosongnya ada malam hari. Dan Buya Mahyeldi juga sudah terbiasa melakukan kegiatan malam hari, pertemuan dengan tokoh masyarakat, lembaga sosial bahkan melantik organisasi masyarakat setelah isya. Kecuali pelantikan dilakukan tengah malam disaat orang lain pada tidur, baru diluar kewajaran.

Bicara tentang bab pelantikan penjabat, merupakan hal yang sudah biasa dilakukan dalam pemerintahan. Tidak ada yang dispesialkan. Tinggal menunggu waktu saja. Karena itu hak prerogratif gubernur. Asal sesuai aturan tinggal dijalankan.

Pelantikan OPD yang dilakukan oleh Buya Mahyeldi sudah profesional. Sesuai aturan dan informasinya sudah mendapatkan persetujuan Kemendagri nomor 821/4533/SJ dan KASN nomor B-2682/KASN08/2021. Bahkan dalam melakukan pelantikan tidak ada pejabat yang di non-jobkan. Soal aturan dan regulasi, Buya Mahyeldi sangat berkomitmen sekali. Kalau tidak, mungkin di awal-awal pemerintahanya sudah melakukan rotasi habis-habisan. Tetapi lihatlah, Buya Mahyeldi begitu profesional dan sabar menunggu waktu dan mengikuti aturan.

Yang mempermasalahkan dilantikanya Sekda Kota Padang Amasrul menjadi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) karena dianggap rangkap jabatan dan dikritik oleh banyak orang, yang bersangkutan kurang membaca saja. Sudah jelas Amasrul di non-aktifkan Walikota Padang Hendri Septa sebagai Sekda Kota Padang. Dan sudah ada orang yang ditunjuk sebagai Plt Sekda. Tapi setelah dilantik Buya Mahyeldi disebut pula Amasrul masih menjabat sebagai Sekda Kota Padang. Bertele-tele saja itu namanya.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

kesehatan

Pentingnya Peningkatan Imun Tubuh Dengan Olahraga Dan Pemanfaatan TOGA – siarminang.net

Pentingnya Peningkatan Imun Tubuh Dengan Olahraga Dan Pemanfaatan TOGA – Beritasumbar.com

[ad_1]

DI ERA PPKM UPAYA PENINGKATAN IMUNITAS TUBUH MELALUI AKTIVITAS FISIK (SENAM AEROBIK) DAN PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH UNTUK TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) SANGAT DIBUTUHKAN

Oleh: YUANITA ANANDA
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Memasuki era PPKM saat sekarang ini,  sebagian besar masyarakat masih banyak yang tidak patuh protokol kesehatan yaitu tidak mengunakan masker, tidak menjaga jarak, tidak mencuci tangan, menghindari kerumunan. Hal ini mengakibatkan tingginya angka Covid di wilayah Sumatera Barat. Diketahui dari data pantauan Covid-19 Sumatera Barat pada tanggal 11 Agustus 2021 bahwa total positif yaitu 79.580 orang (+630), total sembuh 62.286 orang (+856), total meninggal 1.718 orang (+22), dengan kasus aktif 13.576 (17,06), positif rate 17,79%.

Adanya peningkatan kasus Covid-19 di Sumatera Barat khususnya di kota Padang yaitu di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang. Peningkatan kasus tersebut disebabkan masyarakat jarang melakukan aktivitas fisik yang dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh pada masa pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan, minat dan pergerakan dari masyarakat tersebut kurang.

Selain itu dari hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa sebagian besar pekarangan rumah masyarakat kurang bermanfaat dengan baik. Hal ini terlihat dari tidak adanya tanaman TOGA yang ditanam di pekarangan rumah dan banyak masyarakat yang tidak mengetahui contoh tanaman TOGA serta manfaatnya. Aktivitas fisik dan tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan salah satu program dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

GERMAS ini merupakan salah satu program yang telah dicanangkan oleh Pemerintah. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dan merupakan perpanjangan tangan dari program pemerintah dalam bidang kesehatan.

Oleh karena itu, sangat diperlukan sekali pemberian edukasi yang lebih mendalam kepada masyarakat. Untuk itu, kami tim dosen dari Fakultas Keperawatan Universitas Andalas yang terdiri dari Ns. Yuanita Ananda, M.Kep, Ns. Mulyanti Roberto Muliantino, M.Kep, Ns. Zifriyanthi Minanda Putri, M.Kep dan Ns. Muthmainnah, M.Kep serta Silvi Triana Helmi , Dinia Hendi Agesti melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada Peningkatan Aktivitas Fisik Dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah Untuk Tanaman Obat Keluarga (Toga) Sebagai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Di Wilayah Kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang

Konsep edukasi dikemas secara berbeda dan menarik yaitu dilakukan secara door to door

kepada masyarakat. Hal ini dilakukan karena kota Padang masih dalam kondisi PPKM Level 4.  Implementasi edukasi tersebut yaitu dengan cara membuat WhatsApp Grup (WAG) untuk peserta kegiatan agar memudahkan komunikasi, di dalam WAG tersebut telah di share video senam aerobic dan mekanisme kegiatan. Kemudian masyarakat akan melaksanakan senam aerobic sesuai video tersebut yang dilaksanakan secara door to door.

Selanjutnya masyarakat diberikan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) serta penjelasan manfaat dari tanaman tersebut yang dapat meningkatkan imunitas tubuh serta mengurangi terpapar virus Covid-19. Pemberian edukasi melalui booklet yang dibuat semenarik mungkin dengan bahasa yang ringan yang mudah dipahami oleh masyarakat.

Diakhir kegiatan edukasi, tim membagikantanaman obat keluarga (TOGA), masker, hand sanitizer dan booklet edukasi kepada masyarakat. Kegiatan ini merupakan Iptek Berbasis Dosen dan Masyarakat sebagai bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Masyarakat. Edukasi ini dilakukan kepada 15 Kepala Keluarga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang khususnya pada tanggal 9 Agustus 2021 Diharapkan masyarakat yang mengikuti kegiatan ini dapat berbagi informasi (sharring) kepada masyarakat yang lain yang belum berkesempatan mengikuti kegiatan ini sehingga tindakan pencegahan terhadap Covid-19 dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer