Connect with us

News

LP2M UNP gelar Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

LP2M UNP gelar Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

[ad_1]

PADANGPOS.COM (Padang)— Berdasarkan data Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Padang, terdapat 7 penelitian dan 21 pengabdian kepada masyarakat oleh para dosen di Kabupaten Tanah Datar. Kebanyakan dana yang dialokasikan untuk pengabdian masyarakat, yang hampir mendekati Rp0,5 Miliar, sementara untuk penelitian berkisar Rp250 juta.

Meski dalam sejarah perkembangannya UNP hasil konversi IKIP Padang menjadi universitas, yang pada mulanya bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) mesti mendapat porsi lebih. Dibutuhkan usaha serius untuk mendorong para dosen UNP lebih giat lagi meneliti dan meningkatkan pengabdiannya di Kabupaten Tanah Datar.

Kondisi ini mendorong Ketua LP2M UNP, Prof Rusdinal menghadirkan Bupati Tanah Datar, Irdinansyah Tarmizi dan sekaligus Walikota Padang Panjang, yang diwakili Wawako Dr Mawardi Samah dalam pembukaan program penelitian dan pengabdian masyarakat yang dihadiri dan dibuka langsung oleh Rektor UNP, Prof Ganefri, yang dihelat di kawasan Puncak Mortir, Kenagarian Pariangan, yang merupakan desa terindah ke-5 di Dunia.

Pada Senin (3/9), Ketua LP2M UNP, Prof Rusdinal berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan jajaran pemerintahan Kab. Tanah Datar dan Pemko Padang Panjang membentang opening serimoni program Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNP tahun 2018 di Nagari Tuo Ranah Minang, Nagari Pariangan.

Prof Dr Rusdinal, M.Pd dalam laporanya mengatakan UNP sebagai salah satu lembaga perguruan tinggi mewajibkan setiap dosen untuk melaksanakan pengajaran serta penilitian dan pengabdian masyarakat di beberapa Kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Barat.

“Salah satu Kabupaten yang menjadi tempat pelaksanaan penilitian dan pengabdian kepada masyarakat adalah kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang. Hal ini berdasarkan undang-undang pendidikan bahwa tugas dosen di Perguruan Tinggi wajib menjalankan Tri Dharma,” ujarnya.

Dikatakannya, dalam penilitian pada tahun 2018 ini di Kabupaten Tanah Datar, LP2M UNP melakukan Pengabdian Masyarkat sebanyak 21 judul. Diantaranya, Pengembangan Nagari Pariangan sebagai Pusat Wisata Sejarah, Alam, Agro dan Budaya Minangkabau dalam rangka Mewujudkan P3eN (Percepatan, Perluasan Pembangunan Ekonomi)

“Sedangkan untuk penelitian ada 7 judul, semoga dengan terlaksananya kegiatan penilitian dan pengabdian masyarakat ini dapat memberikan dampak yang lebih baik terhadap perkembangan daerah di Kabupaten Tanah Datar,”tutupnya.

Untuk Kota Padang Panjang, dijelaskan Prof Rusdinal ada 3 judul penelitian dan pengabdian masyarakat ada 8 judul, dengan total alokasi dana yang diperuntukan UNP sebanyak Rp850 juta lebih.

Senada, Rektor UNP Prof Ganefri PhD mengharapkan penelitian dan pengabdian masyarakat ini dapat dijalankan dengan terukur sehingga dampaknya dapat dirasakan masyarakat.

“Kita berharap kegiatan ini nantinya dapat menjadi produk yang bermanfaat bagi masyarakat, dan menjadi karya bagi UNP,”ujarnya.

Menurut Ganefri, kegiatan dan penelitian kepada masyarakat ini diperlukan sinergitas pemerintah dengan UNP sehingga program yang diharapakan kedepan benar-benar berbasis dari kebutuhan bawah yang dimulai dari potensi nagari.

“Kita yakin melalui sinergi dengan Pemkab Tanah Datar akan menghasilkan multi dampak, terutama kepada ekonomi sosial masyarakat dimasa yang akan datang,” tuturnya.

Sementara itu, Bupati Tanah Datar, Irdinansyah Tarrmizi dalam sambutannya menyambut baik kegiatan yang digelar UNP di daerahnya, dirinya meyakini melalui kegiatan ini akan berkontribusi terhadap kemajuan di daerah itu.

“Kita mengapresiasi UNP yang telah berperan terhadap kemajuan Kabupaten Tanah Datar selama ini. Kita yakin, jika pihak kampus turun melakukan penilitian dan pengabdian di setiap nagari akan ada ilmu-ilmu baru yang bermanfaat didapat masyarakat,” ujarnya.

Untuk itu, dirinya meminta agar perangkat Kecamatan mulai dari perangkat nagari mengikuti semua proses yang dilakukan UNP di Tanah Datar selama proses pengabdian.

“Sehingga, penilitian dan pengabdian ini nantinya juga bisa diterapkan disetiap nagari, yang nantinya akan bermanfaat bagi kemajuan ekonomi masyarakat,”pungkasnya.

Kegiatan dan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei hingga Desember 2018 mendatang. Turut mendampingi Rektor UNP, WR1, Prof Yunia Wardi, WR4, Prof Syahrial Bakhtiar dan para Dekan serta para OPD Tanah Datar dan Padang Panjang, dan Walinagari Pariangan, April KH Saidi. Pada Kesempatan itu selain dilakukan penandatanganan kerjasama antara Bupati Tanah Datar juga penandatanganan MoE Dinas Pendidikan Tanah Datar dengan WR4, Prof Syahrial Bakhtiar. (Humas UNP/Agusmardi)

http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1
//<![CDATA[
var APPID = $('#facebook-comment-appid').text();
if (APPID == '' || APPID == null) {
APPID = '218168578325095';
}
window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : APPID,
status : true, // check login status
cookie : true, // enable cookies to allow the server to access the session
xfbml : true // parse XFBML
});
};
(function() {
var e = document.createElement('script');
e.src = document.location.protocol + '//connect.facebook.net/en_US/all.js';
e.async = true;
document.getElementById('fb-root').appendChild(e);
}());
$(window).on("load resize",function(){var a=location.protocol+"//"+location.host+location.pathname;var b=$(".post-body").width();$("#container-commentfb").html('

‘);FB.XFBML.parse()});//]]>

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer