Connect with us

News

Mahyeldi di Mata Tokoh Senior Nasional Azwar Anas

[ad_1]

Senin, 13 Januari 2020 – 07:17:56 WIB – 84

Mahyeldi di Mata Tokoh Senior Nasional Azwar Anas

Azwar Anas dan Mahyeldi

PADANG — Tokoh Nasional dan Minangkabau Azwar Anas Datuak Rajo Sulaiman memberikan catatan khusus bagi politisi PKS Mahyeldi di era kedua kepemimpinan, perwajahan Kota Padang berobah menjadi lebih tertata dan rapi.

“Kita harus bersyukur kepada Allah SWT atas prestasi yang dikembangkan Pak Mahyeldi selama memimpin Kota Padang. Tentu saya mengucapkan selamat kepada Pak Mahyeldi,” ungkap Azwar Anas.

Mantan menteri di era Soeharto ini mengaku sudah beberapa kali bertemu dan berdiskusi dengan Mahyeldi. “Saya sudah beberapa kali bertemu dan berdiskusi dengan Pak Mahyeldi, apa cita-cita Pak Wali terhadap Kota Padang ini,” katanya.

Dikatakan Azwar Anas, Kota Padang sampai saat ini masih menjadi Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat. Bagi orang yang ingin ke Sumatera Barat, maka tentu dia akan masuk ke Kota Padang terlebih dahulu.

Salah satu yang dikagumi Azwar Anas terhadap sosok Mahyeldi adalah Mahyeldi berani merintis pengembangan pariwisata sebagai salah satu potensi terbesar Sumatera Barat. Misalnya dengan membangun jalan di sekeliling Gunung Padang.

“Saya dibawa melewati jalan itu bukan dari Teluk Bayur langsung, tetapi melalui Mato Aia, terus ke atas. Tapi setelah saya lihat di sana, MasyaAllah, Subhanallah, Allahu Akbar, sungguh indahnya. Tempat-tempatnya sudah bagus, restoran sudah tinggi dari jalan,” ungkap mantan Gubernur Sumatera Barat ini.

Menurut Azwar Anas, apa yang dilakukan Mahyeldi dalam membangun Kota Padang sudah sesuai dengan apa yang dia harapkan, bahkan yang dia cita-citakan sejak lama.

“Apa yang ada di jiwa Mahyeldi dan apa yang dia program, itu sesuai dengan apa yang saya cita-citakan dan di suruh nenek moyang kita dahulu. Apa yang kita cita-citakan, ya, ukuran keberhasilan ya itu,” ungkapnya.

Dikatakan Azwar Anas, warga Kota Padang mestinya bersyukur mendapatkan sosok pemimpin seperti Mahyeldi. Pasalnya, pada diri Mahyeldi itu tergabung sosok ulama, ninik mamak dan cadiak pandai.

“Apa yang dilakukan Pak Mahyeldi dalam membangun Kota Padang, bukan semata dari partai saja, tetapi karena pada diri Pak Mahyeldi, peran sebagai ulama, ninik mamak dan cadiak pandai itu ada. Kalau ketiga hal ini ada pada diri seseorang, itulah sosok pemimpin yang sempurna,” jelasnya. (Rel)

Editor/Sumber: Rahmat Ilahi (Rijoe)

Tag: metro,padang,politik,sumatra-barat

Sound Of Borobudur Akan Mengguncang Malam Puncak Pamalayu

Sound Of Borobudur Akan Mengguncang Malam Puncak Pamalayu

DHARMASRAYA — Musisi dan penyanyi legendaris nasional, bakal manggung di Dharmasraya. Mereka buat pertama kalinya akan…

Mendaftar Hari Terakhir di DPD Golkar, Wahyudi Thamrin: Kita Siap

Mendaftar Hari Terakhir di DPD Golkar, Wahyudi Thamrin: Kita Siap


LIMAPULUH KOTA – Pendaftaran bakal calon bupati dalam pilkada Limapuluh Kota tahun 2020 kian menarik. Ketua Angakatan…

Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana, Ini Pesan Kapolres Mentawai

Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana, Ini Pesan Kapolres Mentawai

MENTAWAI — Kepolisian Resor Mentawai gelar Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana tahun 2020, di ikuti oleh…

Reineir: Jadilah ASN Yang Melayani

Reineir: Jadilah ASN Yang Melayani

SOLOK — Menjadi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) saat ini masih menjadi impian setiap generasi muda. Jadi ASN…

Reinier: Jabatan Itu Amanah, Bekerjalah Dengan Baik

Reinier: Jabatan Itu Amanah, Bekerjalah Dengan Baik

SOLOK — Reinier, ST, MM, Dt. Mangkuto Alam, Wakil Walikota Solok, Selasa (7/1/2020), dalam acara mutasi pejabat…



[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer