Connect with us

#na-ic

Majukan Pendidikan Sumbar, Nasrul Abit Akan Cetak 1.000 Doktor

Pentingnya Komunikasi Publik dalam Menghadapi New Normal

[ad_1]

PADANG –– Calon Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, menawarkan solusi konkret untuk memajukan sektor pendidikan di Ranah Minang. Salah satunya adalah mencetak 1.000 orang doktor dari berbagai disiplin keilmuan dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

Untuk merealisasikan rencananya, kandidat yang diusung Partai Gerindra ini akan menggandeng sejumlah perguruan tinggi negeri yang ada di Sumbar. Di antaranya adalah Universitas Andalas (Unand), Universitas Negeri Padang (UNP), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang.

“Program itu nantinya akan dibiayai melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD),” kata Nasrul Abit di acara Deklarasi Relawan Memilih Nasrul Abit-Indra Catri di Padang, Rabu (29/10) malam.

“Sudah saatnya putera-putri terbaik Sumbar menjadi doktor di kampung halaman sendiri. Dengan begitu mereka diharapkan bisa memberi sumbangsih ilmu pengetahuan demi mewujudkan Sumbar yang unggul,” Imbuhnya.

Selain program mencetak doktor, Nasrul Abit juga memiliki sejumlah program pendidikan lainnya yang akan dijalankan jika nanti terpilih sebagai gubernur Sumbar. Di antaranya menyiapkan kurikulum pendidikan berkarakter bermuatan kearifan lokal.

Kemudian, meningkatkan tunjangan guru honor SMA, SMK, dan SLB. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan.

Memberikan bantuan pendidikan bagi pesantren. Meningkatkan anggaran beasiswa kurang mampu dan prestasi untuk siswa dan mahasiswa ke perguruan tinggi.

Selanjutnya, melakukan revitalisasi SMK dan SMA yang berorientasi pasar kerja. Pembangunan sekolah dan ruang kelas baru bagi sekolah yang membutuhkan. Memfasilitasi perangkat pembelajaran digital secara bertahap.

Lalu, menyelenggarakan pelatihan teknis bagi guru dan tenaga kependidikan (GTK) di bidang pembelajaran abad 21 (fondasi literasi, skill dan karakter). Serta memberlakukan tunjangan daerah bagi GTK.

Terakhir, membentuk lembaga sertifikasi profesi pada SMK. Mengoptimalisasikan skill produktif bagi anak trainable dan memperbanyak sekolah inklusif bagi anak educable (SLB), serta menyiapkan bantuan khusus operasional bagi sekolah swasta. (yos)

window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : ‘{your-app-id}’,
cookie : true,
xfbml : true,
version : ‘{api-version}’
});

FB.AppEvents.logPageView();

};

(function(d, s, id){
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “https://connect.facebook.net/en_US/sdk.js”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

#na-ic

Nyoblos di Kampung, Nasrul Abit Ajak Masyarakat Datang ke TPS

Nyoblos di Kampung, Nasrul Abit Ajak Masyarakat Datang ke TPS

[ad_1]

PADANG – Calon gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Nasrul Abit bersama istrinya Wartawati Nasrul Abit telah selesai mencoblos di 006 Painan Timur Painan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.

Putra terbaik itu datang ke TPS dengan kemeja putih, celana dasar warna mocca, pakai peci dan dilengkapi dengan maskapai. Begitu juga dengan Wartawati Nasrul Abit yang bernuansa putih.

Sampai di TPS, Nasrul Abit dan Wartawati Nasrul Abit langsung mencuci tangan pada wadah yang disediakan panitia pemungutan suara.

Dengan memakai sarung tangan Nasrul Abit mengisi data yang disediakan panitia. Lalu panitia menyerahkan lembar surat suara, lalu Nasrul Abit langsung menuju bilik suara untuk mencoblos.

Selesai mencoblos, Nasrul Abit kemudian memasukkan lembaran suara yang telah dicoblos dan dilipat kedalam kotak suara.

“Alhamdulillah pagi ini kami telah selesai mencoblos dengan menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya, Rabu, 9 Desember 2020.

Dia menghimbau masyarakat untuk datang ke TPS untuk mencoblos dan tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Mari kita datang ke TPS untuk mencoblos, jangan golput, datang sesuai dengan waktu yang ditetapkan panitia penyelenggara,” katanya. (yos)

window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : ‘{your-app-id}’,
cookie : true,
xfbml : true,
version : ‘{api-version}’
});

FB.AppEvents.logPageView();

};

(function(d, s, id){
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “https://connect.facebook.net/en_US/sdk.js”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

#na-ic

Diserang soal Mangrove, Nasrul Abit Sebut tak Terbukti secara Hukum

Diserang soal Mangrove, Nasrul Abit Sebut tak Terbukti secara Hukum

[ad_1]

PESISIR SELATAN— Setelah debat Pilkada Sumbar tahap kedua, Nasrul Abit langsung menuju Lubuk Nyiur, Kecamatan Batang Kapas, Pesisir Selatan, Rabu (3/12). Saat berdialog dengan warga Batang Kapas, ia menjelaskan tentang isu-isu yang dibahas dalam debat, salah satunya tentang persoalan mangrove di kawasan Mandeh dan pembangunan rumah sakit di Painan.

“Dalam debat saya diserang soal mangrove. Saya tegaskan bahwa saya tidak pernah menebang mangrove. Soal rumah sakit, waktu saya dulu menjadi bupati, belum ada pembayaran. Pembangunan rumah sakit itu sudah melalui kajian dan disetujui DPRD Pessel dan tokoh masyarakat,” tuturnya.

Menurutnya, lawan mulai mencari celah untuk menyerang dirinya. Padahal, tidak ada bukti bahwa ia melakukan perusakan mangrove. Tidak ada juga bukti bahwa ia merugikan negara dari pembangunan rumah sakit di Painan.

“Banyak juga yang masih goreng-goreng isu dan fitnah yang tidak benar. Saya tegaskan lagi saat saya bupati belum ada pembayaran untuk rumah sakit. Jadi, di mananya saya merugikan negara?” tanyanya.

Wakil Gubernur Sumbar yang sedang cuti pilkada itu mengatakan bahwa kalau tidak bersih, ia tidak mungkin dipercaya Prabowo Subianto bersama Indra Catri sebagai calon yang diusung Gerindra pada Pilgub Sumbar.

“Lawan mulai mencari celah. Saya tidak terbukti bersalah secara hukum. Karena itu, saya berharap masyarakat Pessel semakin kompak. Jangan berubah pilihan. Jangan mau disogok,” ucapnya.

Tokoh masyarakat Batang Kapas, Syafran Tamsa, mengatakan bahwa Nasrul Abit dikeroyok oleh tiga calon dari Agam dalam debat tersebut.

“Kita bulatkan suara Pessel untuk beliau. Kami yakin beliau menang atas dukungan masyarakat Pesisir Selatan dan kabupaten/kota lainnya,” katanya. (rel)

window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : ‘{your-app-id}’,
cookie : true,
xfbml : true,
version : ‘{api-version}’
});

FB.AppEvents.logPageView();

};

(function(d, s, id){
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “https://connect.facebook.net/en_US/sdk.js”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

#na-ic

Wartawati, Wanita Hebat di Balik Kesuksesan Nasrul Abit

Wartawati, Wanita Hebat di Balik Kesuksesan Nasrul Abit

[ad_1]

PADANG — Pepatah di balik pria yang sukses ada wanita yang hebat di belakangnya terjadi dalam kehidupan Nasrul Abit. Di balik kesuksesannya sebagai pemimpin daerah selama ini ada Wartawati, istri hebat yang mendampingi dan menyemangatinya. Wartawati selalu ada saat suaminya berjuang. Jelang debat tahap kedua calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar, Wartawati juga mendampingi suaminya.

Saat persiapan debat, ibu tiga anak itu tertangkap kamera sedang memperbaiki lipatan sarung suaminya. Di kursi tunggu itu, Nasrul Abit tampak pasrah saat Wartawati membetulkan lipatan sarung kotak-kotak merah hati yang dikalungkan di lehernya.
Wartawati mengurusi hal-hal kecil yang berdampak besar terhadap perjuangan suaminya. Hal ini mengingatkan orang terhadap istri Buya Hamka, Siti Raham binti Endah. Ada sebuah kisah menarik tentang ini. Suatu ketika, ketika berkunjung ke Makassar bersama Buya Hamka, Siti Raham diminta berpidato di podium, tetapi ia tidak pandai berpidato sehebat Buya Hamka.

Ia lalu naik podium dan mengatakan, “Saya diminta berpidato, tapi sebenarnya ibu-ibu dan bapak-bapak sendiri memaklumi bahwa saya tak pandai pidato. Saya bukan tukang pidato seperti Buya Hamka. Pekerjaan saya adalah mengurus tukang pidato dari sejak memasakkan makanan hingga menjaga kesehatannya.”

“Pidato” singkat Siti Raham itu mendapat sambutan besar dari ribuan hadirin. Para penonton pun meneriakkan “Hidup Umi.. Hidup Umi!” Buya Hamka pun meneteskan air mata mendengar penuturan sederhana wanita bersahaja itu. Tangis haru dari ulama besar itu mengiringi langkah istrinya turun dari panggung. Betapa besar pengorbanan istri tercintanya dalam masa-masa perjuangannya.

Begitu juga dengan Wartawati Nasrul Abit. Ia bukan pejabat, birokrat, politikus seperti Nasrul Abit. Pekerjaannya hanya mengurus suaminya dan anak-anaknya. Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga itu mungkin terlihat sepele, tetapi sangat besar perannya dalam kesuksesan suami dan anak-anaknya. (*)

window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : ‘{your-app-id}’,
cookie : true,
xfbml : true,
version : ‘{api-version}’
});

FB.AppEvents.logPageView();

};

(function(d, s, id){
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “https://connect.facebook.net/en_US/sdk.js”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer