Connect with us

News

Mampukah Indonesia Mengarungi Era Mondial

Mampukah Indonesia Mengarungi Era Mondial

[ad_1]

Selasa, 19 Juni 2018 – 06:44:18 WIB – 23

Ilustrasi (Foto: Agupena)

Pilwako Kota Padang 2018

Oleh: Abdullah Amrin, SE, M.M

Era Globalisasi atau Era Mondial mulai berlaku efektif tanggal 1 Januari 2020, tahun pasar bebas dimana tidak ada lagi batas suatu negara di dalam kegiatan bisnis.

Tinggal 18 bulan lagi kita akan memasuki era liberalisasi perdagangan barang, jasa dan HAKI di dunia, tepatnya tanggal 1 januari 2020, sudah siapkah kita mengisih era dunia liberalisasi tersebut dengan tenaga-tenaga terampil dan profesional.

Negara China nampaknya mereka sudah siap untuk menghadapai Era Globalisasi karena sejak tahun 1993 pemerintah China telah mengirimkan pelajar dan mahasiswa/i untuk menuntut ilmu di beberapa perguruan tinggi ternama di Amerika Serikat dan beberapa negara maju lainnya.

Sebanyak lima ratus ribu mahasiswa China setiap tahunnya dikirim ke beberapa kampus ternama seperti di Amerika, Inggris dan Australia untuk mengambil program Doktor.

Pada tahun 2013 tercatat bahwa separuh atau setengah dari jumlah seluruh mahasiswa program S3 yang berada di Amerika Serikat berasal dari mahasiswa/i China.

Kemungkinan besar tahun-tahun belakang ini dan tahun ini sudah mencapai dua pertiga dari mahasiswa program S3 di setiap perguruan Tinggi di Amerika Serikat berasal dari mahasiswa China. Dengan demikian China pada tahun era globalisasi sudah siap untuk mengisih dunia dengan tenaga kerja trampil dan profesional, terampilam yang berkualitas dunia.

Kemungkinan besar negara China akan mampu menggeser kedudukan Amerika Serikat nanti di era globalisasi mulai tahun 2020. China akan menjadi penguasa baru dunia.

Dilain pihak negara-negara seperti negara Eropa, Kanada, Jepang, Taiwan,Korea Selatan dan bahkan Malaysia, mereka sudah berencana sebelumnya untuk memasuki era globalisasi.

Bagaimana dengan negara kita Indonesia.Apakah kita rela jikalau semua sektor mulai dari tenaga trampil, sampai dengan tenaga profesional di kuasasi oleh negara asing tersebut terutama negara China.

Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah dengan berbagai suku bangsa yang menghuni nusantara ini memiliki beraneka ragam budaya, sumber daya baik manusianya ataupun sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan ataupun sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak tanah, batu bara , gas alam dan lain sebagainya.

Masing-masing suku bangsa kita memiliki keunggulan dan keunikan yang berbeda begitu pula sumber daya alam setiap daerah memiliki keunikan ataupun kekayaan alam yang berbeda seperti Apel Malang berasal dari kota Malang, Jeruk Pontianak berasal dari kota Pontianak, Jeruk Medan berasal dari kota Medan begitu pula dengan Durian Medan juga berasal dari kota Medan, buah Naga berasal dari Irian Jaya, Duku Palembang berasal dari kota Palembang dan masih banyak lagi buah-buahan yang dihasilkan dimasing-masing daerah Indonesia belum lagi kalau kita lihat dari beragam jenis tumbuhan yang menghasilkan banyak rempah-rempah, tumbuhan obat-obatan dan juga jenis sayuran yang beragam bentuk dan rasanya. Jika kita kelola dengan baik maka kekayaan alam kita bisa menjadi primadona bahkan menguasai pasar global.

Sumber daya manusia Indonesia memiliki keunggulan yang berbeda di setiap daerah nya, seperti orang Garut terkenal dengan keterampilannya dalam hal mencukur rambut, orang Padang memiliki kepandaian dalam berdagang, orang Irian memiliki keterampilan dan kekuatan fisik dalam bidang olaraga, orang Manado memiliki kepandaian dalam bidang fashion, orang Bugis Makasar memiliki keberanian dan kepandaian dalam menguasai samudera, orang Melayu memiliki kepadaian dalam bidang senin pantun, orang Aceh memiliki pengetahuan dalam bidang agama Islam khususnya dan orang Betawi memiliki kepandaian dalam senin Lenong/Lawak.

Kepandaian, ketrampilan dan kecerdasan yang beragam yang dimiliki oleh setiap suku bangsa Indonesia, kekayaan sumber daya alam yang berbeda di setiap bumi nusantara merupakan anugerah tuhan kepada bangsa Indonesia sebagai modal yang harus digunakan memasuki era globalisasi yang tinggal 19 bulan lagi.

Potensi tersebut harus digali dan terus dikembangkan secara serius dan sistematik oleh suatu lembaga yang berasal dan tumbuh dari rakyat dan untuk kepentingan rakyat, lembaga tersebut memiliki sifat ke gotong royongan sebagaimana sifat bangsa Indonesia. Koperasi merupakan lembaga yang tepat untuk melakukan kegiatan tersebut. (*)



*/ Penulis adalah Kepala Program Study Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Risiko dan Asuransi. Penulis buku “Asuransi Pariwisata dan Peluang Pariwisata Syariah”. Email: [email protected]

Editor/Sumber: Reza s.

Tag: bisnis,ekonomi,indonesia,internasional,metro,politik,teknologi

Bupati Irdinansyah Tarmizi Sempatkan Diri Hadiri Gelaran Buka Bersama DPC Demokrat Tanah Datar

Bupati Irdinansyah Tarmizi Sempatkan Diri Hadiri Gelaran Buka Bersama DPC Demokrat Tanah Datar

TANAH DATAR – Telah menjadi tradisi dalam bulan Suci Ramadhan, berbagai organisasi, kelompok, Syarikat, Komunitas atau…

Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata di Sumbar Akan Direalisasikan

Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata di Sumbar Akan Direalisasikan

JAKARTA – Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit menghadiri Rapat Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan…

Wagub Nasrul Abit Gelar Bukber dan Minta Pemkab/Pemko Tingkatkan Nilai UNBK

Wagub Nasrul Abit Gelar Bukber dan Minta Pemkab/Pemko Tingkatkan Nilai UNBK

PADANG – Wakil Gubernur Sumatera Barat melakukan Buka bersana dengan kepala sekolah, guru-guru SMA dan SMK se-Sumbar,…

Diduga Cabuli Anak di Bawah Umur, Pria Tanah Datar Ini Berusaha Kabur Saat Ditangkap Polisi

Diduga Cabuli Anak di Bawah Umur, Pria Tanah Datar Ini Berusaha Kabur Saat Ditangkap Polisi

TANAH DATAR – Seorang pria berinisial MH (48) warga Jorong Situgar, Nagari Tanjung Bonai, Kecamatan Lintau Buo Utara,…

Kodim 0307/TD dan Pramuka bagi-bagi Takjil pada Pengendara

Kodim 0307/TD dan Pramuka bagi-bagi Takjil pada Pengendara

PADANG PANJANG – Jajaran Kodim 0307/Tanah Datar membagi-bagikan takjil (makanan berbuka puasa) kepada pengguna jalan…



[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer