Connect with us

Kolom & Opini

Menanam Kejujuran Di Lahan Kebohongan – siarminang.net

Menanam Kejujuran Di Lahan Kebohongan – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh: Dedi Mahardi
Inspirator-Inovator-Author

Ketika seseorang anak bayi lahir oleh siapapun orang tuanya atau di daerah manapun serta apapun suku bangsanya, didalam dirinya sudah tertanam sifat jujur, karena sifat jujur tersebut adalah suci. Ciri-ciri yang paling kentara dari kejujuran seorang anak kecil adalah ketika dia digendong oleh seseorang yang tidak dengan ikhlas atau sepenuh hati menggendongnya.

Sianak tahu bahwa yang menggendongnya tidak sepenuh hati atau tidak ikhlas sehingga dia menangis atau berontak. Tetapi sayang kemudian dalam perkembangannya, sifat jujur tersebut tercemar oleh lingkungan bermain atau oleh orang tua yang demi kepentingannya kemudian mengajarkan anaknya berbohong.

Sebenarnya kejujuran bukan saja sangat penting untuk kepribadian seseorang dan untuk membangun kehidupan bernegara atau bermasyarakat yang baik, tetapi juga sangat penting untuk kehidupan beragama. Karena hampir semuah ibadah dalam agama islam mengandung hikmah atau aspek kejujuran.

Seseorang yang batal sholatnya karena sesuatu yang keluar dari dalam tubuhnya yang tahu hanya dirinya sendiri dan malaikat serta Tuhan. Begitu juga dalam hal ibadah lainnya seperti kewajiban membayar zakat, seseorang menghitung sendiri jumlah zakatnya dan menghitung sendiri pencapaian syarat nisabnya. Ibadah berpuasa dan membaca dua kalimat syahadat, juga butuh kejujuran kepada diri sendiri dan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena jika tidak jujur kepada diri sendiri dan kepada Tuhan maka bisa jadi membaca dua kalimat syahadatnya menjadi tidak sah, misalnya jika antara hati kecilnya tidak seperti apa yang diucapkannya.

Namun sayangnya kejujuran yang sangat berharga tersebut tidak tumbuh subur atau malah sulit tumbuh di negeri yang beridelogi Pancasila dengan sila pertamanya Ketuhanan Yang Maha Esa ini. Yang paling subur di sini adalah kebohongan dan pencitraan demi mendapatkan harta dan tahta, karena dengan harta dan tahta banyak orang bisa hidup bermewah-mewah bagai surga dunia.

Makanya film dan acara televisi di negeri ini yang laku atau yang  juga banyak penontonnya adalah acara-acara yang banyak memamerkan kemewahan. Karena sebagian besar masyarakat negeri ini sangat mengagungkan dan mencintai kemewahan tanpa peduli dengan bagaimana cara mendapatkan kemewahan tersebut. Tidak banyak media yang menampilkan acara-acara yang sifatnya mendidik atau mencerdaskan bangsa, walaupun semua tag line hampir semua mencerdaskan bangsa.

Padahal kata pemimpin negeri ini, negeri ini sedang menuju menjadi negeri maju atau sedang dibangun untuk menjadi Negara maju, sejahtera dan aman tenteram. Akan tetapi faktor yang membuat sebuah Negara menjadi maju, makmur, aman dan sejahtera yaitu kejujuran seperti yang telah terbukti di Negara Denmark dan beberapa Negara lainnya tidak dipupuk di negeri ini. Kejujuran bukan saja tidak dipupuk agar subur di negeri ini, bahkan cenderung dimatikan, sehingga penulis memberanikan diri menulis artikel dengan judul Menanam Kejujuran Di Lahan Kebohongan.

Pertanyaannya, Kenapa kejujuran tidak dipupuk agar subur di negeri ini? Bagaimana kejujuran bisa subur jika sebagian orang tua memberi makan anaknya atau membayar biaya pendidikan anaknya bukan dari uang hasil kejujuran. Orang tua yang ketika masuk kerja ke sebuah instansi dengan cara menyuap atau setelah bekerja mendapatkan penghasilan dari suatu kegiatan yang tidak jujur, seperti mendapat bonus dari hasil rekayasa prestasi dan sebagainya.

Dari sisi lain sebagian besar orang tua tidak pernah memberikan penghargaan atau apresiasi atas kejujuran anaknya, apresiasi hanya diberikan jika anaknya berprestasi atau mendapat nilai yang baik, tak peduli bagaimana caranya mendapatkan nilai yang baik tersebut.

Pada kebanyakan istansi atau institusi, hampir semua manajemen tidak peduli dengan kejujuran atau malah bisa jadi kejujuran dianggap oleh sebagian bos sebagai benalu yang membahayakan. Kenapa demikian? Atasan yang senang dengan penghargaan atau reward yang akan membuat namanya terkenal serta karirnya bisa melesat tinggi, biasanya tak peduli bagaimana caranya mendapatkan reward tersebut.

Kalau perlu prestasi untuk mendapatkan reward tersebut direkayasa sedemikian rupa, sehingga kegagalan bisa saja disulap menjadi keberhasilan dengan cara menyembunyikan data atau kejadian yang sebenarnya. Belum lagi atasan yang hobi barang mewah atau kehidupan mewah berlebihan, yang mungkin tidak akan mencukupi jika dibiayai dari gaji atau penghasilan sang atasan. Atau kalaupun penghasilannya cukup tetapi dia tidak mau membiayai kehidupan mewahnya dari penghasilannya, tentu satu-satunya cara adalah mengakali uang perusahaan.

Dan itu semua biasanya dilakukan oleh anak buahnya, karena kolusi dan korupsi tidak bisa dilakukan oleh satu orang saja, tetapi harus beberapa orang yang bekerja sama. Mekanisme akuntansi dan mekanisme control hanya bisa dijebol dengan kerjasama oknum-oknum, bukan satu orang oknum. Kalau sudah seperti ini maka karyawan yang jujur akan dianggap sebagai virus penyakit atau sebagai orang yang tidak loyal atau sebutan-sebutan lainnya yang akan membuat si jujur tersingkir.

Begitu juga dengan kehidupan politik bangsa ini, dengan politik pencitraan dan money politic semuanya berbiaya tinggi yang bahkan tidak sebanding dengan nilai yang akan mereka dapat setelah mereka terpilih. Sehingga di negeri ini mungkin yang terbanyak kepala daerah dan pejabat Negara serta anggota dewan yang tertangkap korupsi, dibandingkan Negara tetangga atau Negara berkembang lainnya.

Nah biaya yang sudah dikeluarkan tersebut tentu harus dikembalikan, bagaimanapun caranya, karena sering juga terjadi biaya tersebut adalah pinjman. Hal ini diperparah karena masyarakatnya juga tidak peduli dengan yang namanya kejujuran, bagi mereka pembagian kaos, sarung atau sembako dan sebagainya lebih menarik dan penting dibandingkan nilai-nilai kepribadian calon pemimpin yang akan mereka pilih.

Sehingga tidak mengherankan jika ada nara pidana korupsi yang sedang dipenjara masih bisa terpilih kembali, atau anak atau keluarga dekat dari seorang koruptor besar dipilih lagi oleh rakyatnya untuk menjadi pemimpin.

Itu baru tiga contoh nyata dalam kehidupan berbangsa ini yang memperlihatkan sulit tumbuhnya kejujuran atau tidak diperlukannya kejujuran karena malah sering dianggap sebagai benalu yang merusak rimba kebohongan. Dan penulis sangat yakin, bahwa pada sektor atau lapisan sendi kehidupan lain bangsa ini juga seperti itu.

Bagaimana memperbaikinya? Tentu diperlukan kesadaran bersama pemimpin dan rakyat bangsa ini, mulai dari diri sendiri dan hal-hal sederhana untuk selalu jujur dalam bersikap dan bertindak. Bagi pemimpin yang memiliki kewenangan dan hak memilih atau mengangkat bawahannya, dapat melakukan :

  1. Memilih atau mengangkat yang jujur atau paling tidak yang paling jujur dari yang lainnya.
  2. Memberi keteladanan selalu bersikap dan berkata jujur.
  3. Memberi penghargaan atas sikap jujur anak buah.
  4. Memberi hukuman atau punishment terhadap kebohongan atau penyelewengan.
  5. Membangun sistim dan aturan yang menutup atau mempersempit peluang berbuat tidak jujur.

Lalu bagaimana dengan masyarakat atau rakyat biasa ?

1.   Memilih dan menghormati pemimpin yang jujur.

2.   Berusaha selalu bersikap,bertindak dan berkata jujur.

3.   Memberikan penghargaan dan menghormati semua aktifitas yang mengandung kejujuran.

Perubahan ke arah yang baik memang membutuhkan pemimpin yang jujur dan punya kemaun yang kuat untuk membangun kejujuran. Pemimpin yang memiliki kemauan yang kuat untuk memunculkan orang-orang jujur di negeri ini kemudian menyebarkan atau mencangkoknya orang-orang jujur keberbagai institusi atau lembaga.

Sehingga orang-orang jujur tersebut menjadi teladan dan trigger untuk mulai menyuburkan kejujuran di semua elemen bangsa ini. Jika ada yang pesismis bahwa sulit menemukan orang jujur atau mustahil menemukan orang jujur sekarang ini, itu karena belum pernah dicoba atau komentar yang datang dari orang-orang yang menikmati kegiatan yang mengandung unsur ketidakjujuran saja.

            Demikian, semoga ada manfaatnya
Aamiiin ya rabbal alamin..

Jakarta, 10 Februari  2021

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Khazanah

Jabatan Itu Amanah, Jangan Kau Minta Apalagi Beli – siarminang.net

Jabatan Itu Amanah, Jangan Kau Minta Apalagi Beli – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh : Ustadz Raden Dwi Wahyu Sulistiantoro.SH

Rasulullah Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis melarang umatnya untuk meminta jabatan. Rasulullah juga enggan memberikan jabatan kepada orang yang meminta jabatan dan rakus.

Dalam hadis lainnya Rasulullah juga mengatakan bahwa pada hari kiamat jabatan adalah kehinaan dan penyesalan. Kecuali orang yang mengambil jabatan dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar.

Abdurrahman bin Samurah berkata, Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Wahai Abdurrahman, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi jabatan karena permintaan maka tanggung jawabnya akan dibebankan kepadamu. Namun jika kamu diangkat tanpa permintaan, maka kamu akan diberi pertolongan.” (HR Muslim).

Abu Musa dia berkata, “Saya dan dua orang anak pamanku menemui Nabi SAW, salah seorang dari keduanya lalu berkata, ‘wahai Rasulullah angkatlah kami sebagai pemimpin atas sebagian wilayah yang telah diberikan Allah Azza Wa Jalla kepadamu.’ Dan seorang lagi mengucapkan perkataan serupa.”

Maka Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan bagi orang yang meminta dan yang rakus terhadapnya.” (HR Muslim)

Abu Dzar berkata, “Wahai Rasulullah tidakkah anda menjadikanku sebagai pegawai (pejabat). Abu Dzar berkata, “Kemudian beliau (Rasulullah) menepuk bahuku dengan tangan.”

Kemudian Rasulullah bersabda, “Wahai Abu Dzar, kamu ini lemah (untuk memegang jabatan) padahal jabatan merupakan amanah. Pada hari kiamat ia adalah kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi siapa yang mengambilnya dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar.” (HR Muslim).

Terhormat dan disegani adalah keinginan banyak orang. Keduanya sangat identik dengan penguasa. Mungkin karena faktor ini, sehingga banyak orang berlomba dan melakukan berbagai macam cara untuk meraih kekuasaan.

Terjebak dalam perbuatan bid’ah atau syirik, demi meraih kursi jabatan. Tidakkah mereka khawatir akan beban berat yang akan mereka pikul di dunia ini? Yang lebih berat lagi adalah pertanggungjawaban di hadapan Allah Azza wa Jalla ! Terlebih meminta jabatan itu sendiri adalah hal terlarang dalam Islam.

Jika meminta suatu jabatan saja sudah terlarang, lalu bagaimana dengan orang-orang yang berusaha meraih suatu jabatan dengan cara-cara yang melanggar norma-norma agama. Semoga Allah Azza wa Jalla memelihara kita dan seluruh kaum Muslimin dari jebakan syaitan yang terus berusaha menyeret manusia dalam berbagai perbuatan maksiat.***

Penulis adalah pendakwah dan alumni Universitas Bung Hatta Padang tinggal di Batam Kepri.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Kolom & Opini

Buya Mahyeldi Profesional Lantik Pejabat – siarminang.net

Buya Mahyeldi Profesional Lantik Pejabat – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh Reido Deskumar (Ketua Gema Keadilan Sumbar)

Agaknya dua puluh empat jam gerak-gerik Buya Mahyeldi selalu di pantau. Diperhatikan betul, tak berkedip mata dibuatnya. Kebijakanya selalu di sorot dan di preteli satu persatu. Sepertinya terlalu berlebihan akan tetapi diambil saja sisi positifnya. Banyak yang perhatian kepada Buya Mahyeldi

Namanya juga pemimpin, ada yang suka, ada pula yang tidak suka. Apalagi yang sudah punya mindset, apapun yang dilakukan Buya Mahyeldi selalu salah. Baik juga yang dikerjakan, tetap juga salah. Apa boleh buat, sudah diberi pembenaran akan tetapi tidak bisa juga menerima. Sudahlah, tidak perlu dihiraukan yang penting kerja-kerja Buya Mahyeldi tetap terus berjalan.

Pelantikan sembilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) oleh Buya Mahyeldi, membuat orang pada terkejut. Bahkan yang selalu mengkritik beliau “takalok” dibuatnya. Tiba-tiba sudah dilantik saja sembilan pejabat baru di lingkungan Provinsi Sumbar. Apalagi pelantikan dilakukan malam hari setelah sholat isya. Bertambah pula argumenya menyerang Buya Mahyeldi. Kenapa pelantikanya malam, tidak seperti biasanya di siang hari?

Sesekali sepertinya perlu ada tabayyun, sehingga bisa jelas ujung pangkalnya. Tidak hanya menyodorkan sebuah kekeliruan. Pelantikan dilakukan malam hari, setelah isya, merupakan hal yang sangat wajar. Seharian Buya Mahyeldi berkegiatan, waktu kosongnya ada malam hari. Dan Buya Mahyeldi juga sudah terbiasa melakukan kegiatan malam hari, pertemuan dengan tokoh masyarakat, lembaga sosial bahkan melantik organisasi masyarakat setelah isya. Kecuali pelantikan dilakukan tengah malam disaat orang lain pada tidur, baru diluar kewajaran.

Bicara tentang bab pelantikan penjabat, merupakan hal yang sudah biasa dilakukan dalam pemerintahan. Tidak ada yang dispesialkan. Tinggal menunggu waktu saja. Karena itu hak prerogratif gubernur. Asal sesuai aturan tinggal dijalankan.

Pelantikan OPD yang dilakukan oleh Buya Mahyeldi sudah profesional. Sesuai aturan dan informasinya sudah mendapatkan persetujuan Kemendagri nomor 821/4533/SJ dan KASN nomor B-2682/KASN08/2021. Bahkan dalam melakukan pelantikan tidak ada pejabat yang di non-jobkan. Soal aturan dan regulasi, Buya Mahyeldi sangat berkomitmen sekali. Kalau tidak, mungkin di awal-awal pemerintahanya sudah melakukan rotasi habis-habisan. Tetapi lihatlah, Buya Mahyeldi begitu profesional dan sabar menunggu waktu dan mengikuti aturan.

Yang mempermasalahkan dilantikanya Sekda Kota Padang Amasrul menjadi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) karena dianggap rangkap jabatan dan dikritik oleh banyak orang, yang bersangkutan kurang membaca saja. Sudah jelas Amasrul di non-aktifkan Walikota Padang Hendri Septa sebagai Sekda Kota Padang. Dan sudah ada orang yang ditunjuk sebagai Plt Sekda. Tapi setelah dilantik Buya Mahyeldi disebut pula Amasrul masih menjabat sebagai Sekda Kota Padang. Bertele-tele saja itu namanya.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

kesehatan

Pentingnya Peningkatan Imun Tubuh Dengan Olahraga Dan Pemanfaatan TOGA – siarminang.net

Pentingnya Peningkatan Imun Tubuh Dengan Olahraga Dan Pemanfaatan TOGA – Beritasumbar.com

[ad_1]

DI ERA PPKM UPAYA PENINGKATAN IMUNITAS TUBUH MELALUI AKTIVITAS FISIK (SENAM AEROBIK) DAN PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH UNTUK TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) SANGAT DIBUTUHKAN

Oleh: YUANITA ANANDA
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Memasuki era PPKM saat sekarang ini,  sebagian besar masyarakat masih banyak yang tidak patuh protokol kesehatan yaitu tidak mengunakan masker, tidak menjaga jarak, tidak mencuci tangan, menghindari kerumunan. Hal ini mengakibatkan tingginya angka Covid di wilayah Sumatera Barat. Diketahui dari data pantauan Covid-19 Sumatera Barat pada tanggal 11 Agustus 2021 bahwa total positif yaitu 79.580 orang (+630), total sembuh 62.286 orang (+856), total meninggal 1.718 orang (+22), dengan kasus aktif 13.576 (17,06), positif rate 17,79%.

Adanya peningkatan kasus Covid-19 di Sumatera Barat khususnya di kota Padang yaitu di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang. Peningkatan kasus tersebut disebabkan masyarakat jarang melakukan aktivitas fisik yang dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh pada masa pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan, minat dan pergerakan dari masyarakat tersebut kurang.

Selain itu dari hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa sebagian besar pekarangan rumah masyarakat kurang bermanfaat dengan baik. Hal ini terlihat dari tidak adanya tanaman TOGA yang ditanam di pekarangan rumah dan banyak masyarakat yang tidak mengetahui contoh tanaman TOGA serta manfaatnya. Aktivitas fisik dan tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan salah satu program dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

GERMAS ini merupakan salah satu program yang telah dicanangkan oleh Pemerintah. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dan merupakan perpanjangan tangan dari program pemerintah dalam bidang kesehatan.

Oleh karena itu, sangat diperlukan sekali pemberian edukasi yang lebih mendalam kepada masyarakat. Untuk itu, kami tim dosen dari Fakultas Keperawatan Universitas Andalas yang terdiri dari Ns. Yuanita Ananda, M.Kep, Ns. Mulyanti Roberto Muliantino, M.Kep, Ns. Zifriyanthi Minanda Putri, M.Kep dan Ns. Muthmainnah, M.Kep serta Silvi Triana Helmi , Dinia Hendi Agesti melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada Peningkatan Aktivitas Fisik Dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah Untuk Tanaman Obat Keluarga (Toga) Sebagai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Di Wilayah Kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang

Konsep edukasi dikemas secara berbeda dan menarik yaitu dilakukan secara door to door

kepada masyarakat. Hal ini dilakukan karena kota Padang masih dalam kondisi PPKM Level 4.  Implementasi edukasi tersebut yaitu dengan cara membuat WhatsApp Grup (WAG) untuk peserta kegiatan agar memudahkan komunikasi, di dalam WAG tersebut telah di share video senam aerobic dan mekanisme kegiatan. Kemudian masyarakat akan melaksanakan senam aerobic sesuai video tersebut yang dilaksanakan secara door to door.

Selanjutnya masyarakat diberikan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) serta penjelasan manfaat dari tanaman tersebut yang dapat meningkatkan imunitas tubuh serta mengurangi terpapar virus Covid-19. Pemberian edukasi melalui booklet yang dibuat semenarik mungkin dengan bahasa yang ringan yang mudah dipahami oleh masyarakat.

Diakhir kegiatan edukasi, tim membagikantanaman obat keluarga (TOGA), masker, hand sanitizer dan booklet edukasi kepada masyarakat. Kegiatan ini merupakan Iptek Berbasis Dosen dan Masyarakat sebagai bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Masyarakat. Edukasi ini dilakukan kepada 15 Kepala Keluarga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang khususnya pada tanggal 9 Agustus 2021 Diharapkan masyarakat yang mengikuti kegiatan ini dapat berbagi informasi (sharring) kepada masyarakat yang lain yang belum berkesempatan mengikuti kegiatan ini sehingga tindakan pencegahan terhadap Covid-19 dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer