Connect with us

Kolom & Opini

Mengatur Konflik dengan Teknik Mind Mapping – siarminang.net

Mengatur Konflik dengan Teknik Mind Mapping – Beritasumbar.com

[ad_1]

Konflik. Ketika kita mendengar kata itu, kebanyakan orang akan membayangkan seperti perang, rusuh, gontok-gontokan, atau orang yang berkelahi antarkampung. Tidak, sebenarnya konflik bisa dimulai dari sesuatu yang kecil. Kalau menurut psikologi, konflik itu bisa dimulai dari ketika kita merasa ada perbedaan, entah perbedaan pendapat atau perasaan tentang sesuatu hal. Atau bahkan tidak harus ada dua orang, bisa saja kita merasa beda  pendapat dengan si A, padahal mungkin A sendiri tidak sadar bahwa dia memiliki perbedaan dengan kita. Itu sudah cukup dikatakan konflik.

Hakikatnya, konflik merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan sosial, begitu juga dalam sebuah organisasi. Perbedaan-perbedaan seperti latar belakang, sosial budaya, sikap, dan sifat dapat memicu timbulnya konflik  sehingga mengganggu suasana kerja. Termasuk adanya perubahan sistem yang juga menjadi pemicu utama munculnya konflik, apabila tidak disertai dengan pemahaman yang baik terhadap perlunya perbedaan-perbedaan ide. Maka konflik itu bisa muncul. Ibaratnya, tidak ada dua orang yang memiliki sifat, sikap, cita-cita, dan minat yang sama, sekalipun dia kembar. Karena perbedaan-perbedaan ini mereka gagal mengakomodasi diri mereka sendiri yang dapat menimbulkan konflik di antara mereka.

Lalu, bagaimana konflik bisa dikelola. Kalau dalam bahasa kerennya disebut manajemen konflik. Ini menyiratkan bahwa yang namanya konflik tidak bisa dihindari tapi bisa dikelola supaya dampaknya tidak terlalu negatif dan  bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Memangnya kita bisa mendapat manfaat dari konflik? Bisa! Karena pada dasarnya semua orang bisa belajar dari situasi yang sulit. Nah, menghadapi atau mengelola konflik adalah salah satu bentuk manajemen konflik. Ketika kita sedang mengatasi suatu konflik, maka kita akan naik levelnya dan tentunya bisa mengatasi konflik yang levelnya sama atau tingkat kerumitannya dengan cepat dikemudian hari.

Percaya atau tidak, banyak tokoh-tokoh terkenal yang justru memulai karirnya dengan menciptakan konflik untuk kemudian melakukan perubahan. Mereka sengaja menimbulkan konflik karena dianggap strategi untuk dapat mendongkrak motivasi dalam berkompetisi. Tentu hal ini mereka lakukan dengan memanajemen konflik yang baik dan menggerakkan followernya untuk mengikuti alur permainannya. Di bagian ini coba kita bayangkan seorang artis yang sering berkonflik untuk “memunculkan dirinya ke permukaan”. Siapa hayoo??

Jika dilihat lebih dalam, ternyata manajemen konflik sendiri menjadi salah satu serangkaian reaksi kemudian aksi dari berbagai pelaku baik itu dari pihak luar ataupun dalam sebuah konflik. Jadi, manajemen konflik sendiri bisa jadi sebuah pendekatan dengan tujuan orientasi sebuah proses untuk memperlihatkan komunikasi dari perilakunya. Nantinya beberapa pihak seperti dari luar akan memberikan informasi akurat hingga terciptanya sebuah komunikasi lebih efektif.

Oke, lalu bagaimana strategi manajemen konflik? Sebenarnya ada dua hal yang bisa kita pertimbangkan jika memilih strategi manajemen konflik tertentu. Pertama, seberapa penting sih orang tersebut buat kita. Kedua, seberapa penting isu konfliknya bagi kita. Maksudnya, ketika kita merasa berkonflik dengan seseorang, konfliknya tentang apa dan sepenting apa hal yang dikonflikan tersebut?

Kita coba bedah satu persatu. Kalau orangnya tidak penting tapi isunya penting, maka strategi manajemen konfliknya bernama competing, artinya kita coba berusaha supaya kita menang karena ‘kan isunya penting, sementara orangnya tidak penting. Contoh konteks kejadian sederhananya begini, kalau kita antrian membeli sembako kemudian disepanjang antrian ada orang-orang yang tidak kita kenal dan orang tersebut dengan segaja menyalip antrian kita. Isunya penting, karena kita sudah antri lama dan butuh sembako. Masak iya kita mau mengalah begitu saja? Ya sudah you fight for it.

Bagaimana kalau orangnya penting, isunya tidak penting. Nah, strategi manajemen konflik yang dipilih namanya accommodating. Artinya mengalah saja karena orangnya penting. Misalnya kalau kita berkonflik dengan orang posisinya leboh tinggi dari kita atau orang yang sangat kita hormati, misalnya mertua. Isunya tidak penting, orangnya, seperti perdebatan memilih dimana tempat makan siang. Kita tidak terlalu lapar, kita juga bisa makan segala makanan, kita tidak alergi makanan tertentu, ya sudah mengalah saja!

Yang ketiga, kalau orangnya penting dan isunya penting bagaimana? Nah, ini yang jadi PR. Ada dua strategi manajemen konflik yang bisa kita pilih. Pertama namanya compromising/kompromi. Intinya kita berusaha ada bagian kita “menang” tapi ada juga mengalahnya dari kedua pihak. Tidak sepenuhnya win-win solution tapi ada negosiasi di dalamnya. Misalnya kita suka sate Padang yang pedas sementara teman kita suka salad buah yang rasanya lebih manis, maka bentuk komprominya adalah suit saja. Hari ini makan sate Padang, besok makan salad buah yang manis.

Kemudian cara kedua adalah collaborate/kolaborasi, ini yang lebih susah. Di sini bukan hanya negosiasi dan kompromi saja tetapi  harus bisa dapat satu solusi yang lebih baik dan semua pihak senang. Misalnya, kita ada deadline sebuah rencana dan butuh persetujuan dari atasan sementara atasannya sibuk sekali.  Atasan merasa apa yang kita inginkan tidak terlalu penting, tapi kita merasa itu penting sekali. Maka yang perlu kita coba lakukan adalah menyediakan informasi yang lengkap bagi atasan dan merekomendasikan keputusan mana yang sebaiknya beliau ambil. Tentunya atasan kita merasa senang menyadari bahwa keputusan itu tidak terlalu memakan waktu karena semua informasi dan permasalahan keputusan tersebut sudah kita sediakan.

Bagaimana kalau orangnya tidak penting dan isunya tidak penting? Namanya aovoidance atau withdraw on. Jawabannya cabut saja bos. Kan tidak ada yang penting. Apa gunanya membuang-buang waktu untuk orang dan hal yang tidak penting?

Bagaimana, tidak sulit bukan memetakan konflik kita?

Oleh Dedi Hendris, S.Pd.
(Guru bahasa Indonesia MTsN 1 Kota Payakumbuh dan Mahasiswa MPI
Pascasarjana IAIN Batusangkar)

Identitas Penulis

Dedi Hendris lahir di Barulak, 12 Desember 1987. Menjadi guru bahasa Indonesia di MTsN 1 Kota Payakumbuh. Aktif sebagai sekretaris di MGMP Kementerian Agama Payakumbuh dan menjadi fasilitator Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru tingkat provinsi Sumatera Barat. Saat ini sedang menempuh pendidikan S2 di Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Batusangkar. Email: [email protected]. No. HP. 085281487400

[ad_2]

Sumber

Khazanah

Jabatan Itu Amanah, Jangan Kau Minta Apalagi Beli – siarminang.net

Jabatan Itu Amanah, Jangan Kau Minta Apalagi Beli – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh : Ustadz Raden Dwi Wahyu Sulistiantoro.SH

Rasulullah Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis melarang umatnya untuk meminta jabatan. Rasulullah juga enggan memberikan jabatan kepada orang yang meminta jabatan dan rakus.

Dalam hadis lainnya Rasulullah juga mengatakan bahwa pada hari kiamat jabatan adalah kehinaan dan penyesalan. Kecuali orang yang mengambil jabatan dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar.

Abdurrahman bin Samurah berkata, Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Wahai Abdurrahman, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi jabatan karena permintaan maka tanggung jawabnya akan dibebankan kepadamu. Namun jika kamu diangkat tanpa permintaan, maka kamu akan diberi pertolongan.” (HR Muslim).

Abu Musa dia berkata, “Saya dan dua orang anak pamanku menemui Nabi SAW, salah seorang dari keduanya lalu berkata, ‘wahai Rasulullah angkatlah kami sebagai pemimpin atas sebagian wilayah yang telah diberikan Allah Azza Wa Jalla kepadamu.’ Dan seorang lagi mengucapkan perkataan serupa.”

Maka Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan bagi orang yang meminta dan yang rakus terhadapnya.” (HR Muslim)

Abu Dzar berkata, “Wahai Rasulullah tidakkah anda menjadikanku sebagai pegawai (pejabat). Abu Dzar berkata, “Kemudian beliau (Rasulullah) menepuk bahuku dengan tangan.”

Kemudian Rasulullah bersabda, “Wahai Abu Dzar, kamu ini lemah (untuk memegang jabatan) padahal jabatan merupakan amanah. Pada hari kiamat ia adalah kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi siapa yang mengambilnya dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar.” (HR Muslim).

Terhormat dan disegani adalah keinginan banyak orang. Keduanya sangat identik dengan penguasa. Mungkin karena faktor ini, sehingga banyak orang berlomba dan melakukan berbagai macam cara untuk meraih kekuasaan.

Terjebak dalam perbuatan bid’ah atau syirik, demi meraih kursi jabatan. Tidakkah mereka khawatir akan beban berat yang akan mereka pikul di dunia ini? Yang lebih berat lagi adalah pertanggungjawaban di hadapan Allah Azza wa Jalla ! Terlebih meminta jabatan itu sendiri adalah hal terlarang dalam Islam.

Jika meminta suatu jabatan saja sudah terlarang, lalu bagaimana dengan orang-orang yang berusaha meraih suatu jabatan dengan cara-cara yang melanggar norma-norma agama. Semoga Allah Azza wa Jalla memelihara kita dan seluruh kaum Muslimin dari jebakan syaitan yang terus berusaha menyeret manusia dalam berbagai perbuatan maksiat.***

Penulis adalah pendakwah dan alumni Universitas Bung Hatta Padang tinggal di Batam Kepri.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Kolom & Opini

Buya Mahyeldi Profesional Lantik Pejabat – siarminang.net

Buya Mahyeldi Profesional Lantik Pejabat – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh Reido Deskumar (Ketua Gema Keadilan Sumbar)

Agaknya dua puluh empat jam gerak-gerik Buya Mahyeldi selalu di pantau. Diperhatikan betul, tak berkedip mata dibuatnya. Kebijakanya selalu di sorot dan di preteli satu persatu. Sepertinya terlalu berlebihan akan tetapi diambil saja sisi positifnya. Banyak yang perhatian kepada Buya Mahyeldi

Namanya juga pemimpin, ada yang suka, ada pula yang tidak suka. Apalagi yang sudah punya mindset, apapun yang dilakukan Buya Mahyeldi selalu salah. Baik juga yang dikerjakan, tetap juga salah. Apa boleh buat, sudah diberi pembenaran akan tetapi tidak bisa juga menerima. Sudahlah, tidak perlu dihiraukan yang penting kerja-kerja Buya Mahyeldi tetap terus berjalan.

Pelantikan sembilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) oleh Buya Mahyeldi, membuat orang pada terkejut. Bahkan yang selalu mengkritik beliau “takalok” dibuatnya. Tiba-tiba sudah dilantik saja sembilan pejabat baru di lingkungan Provinsi Sumbar. Apalagi pelantikan dilakukan malam hari setelah sholat isya. Bertambah pula argumenya menyerang Buya Mahyeldi. Kenapa pelantikanya malam, tidak seperti biasanya di siang hari?

Sesekali sepertinya perlu ada tabayyun, sehingga bisa jelas ujung pangkalnya. Tidak hanya menyodorkan sebuah kekeliruan. Pelantikan dilakukan malam hari, setelah isya, merupakan hal yang sangat wajar. Seharian Buya Mahyeldi berkegiatan, waktu kosongnya ada malam hari. Dan Buya Mahyeldi juga sudah terbiasa melakukan kegiatan malam hari, pertemuan dengan tokoh masyarakat, lembaga sosial bahkan melantik organisasi masyarakat setelah isya. Kecuali pelantikan dilakukan tengah malam disaat orang lain pada tidur, baru diluar kewajaran.

Bicara tentang bab pelantikan penjabat, merupakan hal yang sudah biasa dilakukan dalam pemerintahan. Tidak ada yang dispesialkan. Tinggal menunggu waktu saja. Karena itu hak prerogratif gubernur. Asal sesuai aturan tinggal dijalankan.

Pelantikan OPD yang dilakukan oleh Buya Mahyeldi sudah profesional. Sesuai aturan dan informasinya sudah mendapatkan persetujuan Kemendagri nomor 821/4533/SJ dan KASN nomor B-2682/KASN08/2021. Bahkan dalam melakukan pelantikan tidak ada pejabat yang di non-jobkan. Soal aturan dan regulasi, Buya Mahyeldi sangat berkomitmen sekali. Kalau tidak, mungkin di awal-awal pemerintahanya sudah melakukan rotasi habis-habisan. Tetapi lihatlah, Buya Mahyeldi begitu profesional dan sabar menunggu waktu dan mengikuti aturan.

Yang mempermasalahkan dilantikanya Sekda Kota Padang Amasrul menjadi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) karena dianggap rangkap jabatan dan dikritik oleh banyak orang, yang bersangkutan kurang membaca saja. Sudah jelas Amasrul di non-aktifkan Walikota Padang Hendri Septa sebagai Sekda Kota Padang. Dan sudah ada orang yang ditunjuk sebagai Plt Sekda. Tapi setelah dilantik Buya Mahyeldi disebut pula Amasrul masih menjabat sebagai Sekda Kota Padang. Bertele-tele saja itu namanya.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

kesehatan

Pentingnya Peningkatan Imun Tubuh Dengan Olahraga Dan Pemanfaatan TOGA – siarminang.net

Pentingnya Peningkatan Imun Tubuh Dengan Olahraga Dan Pemanfaatan TOGA – Beritasumbar.com

[ad_1]

DI ERA PPKM UPAYA PENINGKATAN IMUNITAS TUBUH MELALUI AKTIVITAS FISIK (SENAM AEROBIK) DAN PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH UNTUK TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) SANGAT DIBUTUHKAN

Oleh: YUANITA ANANDA
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Memasuki era PPKM saat sekarang ini,  sebagian besar masyarakat masih banyak yang tidak patuh protokol kesehatan yaitu tidak mengunakan masker, tidak menjaga jarak, tidak mencuci tangan, menghindari kerumunan. Hal ini mengakibatkan tingginya angka Covid di wilayah Sumatera Barat. Diketahui dari data pantauan Covid-19 Sumatera Barat pada tanggal 11 Agustus 2021 bahwa total positif yaitu 79.580 orang (+630), total sembuh 62.286 orang (+856), total meninggal 1.718 orang (+22), dengan kasus aktif 13.576 (17,06), positif rate 17,79%.

Adanya peningkatan kasus Covid-19 di Sumatera Barat khususnya di kota Padang yaitu di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang. Peningkatan kasus tersebut disebabkan masyarakat jarang melakukan aktivitas fisik yang dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh pada masa pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan, minat dan pergerakan dari masyarakat tersebut kurang.

Selain itu dari hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa sebagian besar pekarangan rumah masyarakat kurang bermanfaat dengan baik. Hal ini terlihat dari tidak adanya tanaman TOGA yang ditanam di pekarangan rumah dan banyak masyarakat yang tidak mengetahui contoh tanaman TOGA serta manfaatnya. Aktivitas fisik dan tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan salah satu program dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

GERMAS ini merupakan salah satu program yang telah dicanangkan oleh Pemerintah. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dan merupakan perpanjangan tangan dari program pemerintah dalam bidang kesehatan.

Oleh karena itu, sangat diperlukan sekali pemberian edukasi yang lebih mendalam kepada masyarakat. Untuk itu, kami tim dosen dari Fakultas Keperawatan Universitas Andalas yang terdiri dari Ns. Yuanita Ananda, M.Kep, Ns. Mulyanti Roberto Muliantino, M.Kep, Ns. Zifriyanthi Minanda Putri, M.Kep dan Ns. Muthmainnah, M.Kep serta Silvi Triana Helmi , Dinia Hendi Agesti melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada Peningkatan Aktivitas Fisik Dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah Untuk Tanaman Obat Keluarga (Toga) Sebagai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Di Wilayah Kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang

Konsep edukasi dikemas secara berbeda dan menarik yaitu dilakukan secara door to door

kepada masyarakat. Hal ini dilakukan karena kota Padang masih dalam kondisi PPKM Level 4.  Implementasi edukasi tersebut yaitu dengan cara membuat WhatsApp Grup (WAG) untuk peserta kegiatan agar memudahkan komunikasi, di dalam WAG tersebut telah di share video senam aerobic dan mekanisme kegiatan. Kemudian masyarakat akan melaksanakan senam aerobic sesuai video tersebut yang dilaksanakan secara door to door.

Selanjutnya masyarakat diberikan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) serta penjelasan manfaat dari tanaman tersebut yang dapat meningkatkan imunitas tubuh serta mengurangi terpapar virus Covid-19. Pemberian edukasi melalui booklet yang dibuat semenarik mungkin dengan bahasa yang ringan yang mudah dipahami oleh masyarakat.

Diakhir kegiatan edukasi, tim membagikantanaman obat keluarga (TOGA), masker, hand sanitizer dan booklet edukasi kepada masyarakat. Kegiatan ini merupakan Iptek Berbasis Dosen dan Masyarakat sebagai bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Masyarakat. Edukasi ini dilakukan kepada 15 Kepala Keluarga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang khususnya pada tanggal 9 Agustus 2021 Diharapkan masyarakat yang mengikuti kegiatan ini dapat berbagi informasi (sharring) kepada masyarakat yang lain yang belum berkesempatan mengikuti kegiatan ini sehingga tindakan pencegahan terhadap Covid-19 dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer