Connect with us

corona

Merry Yuliesday, IN Warga Limapuluh Kota Bukan Terserang Virus Corona, Tapi Sepsis ec CAP

Merry Yuliesday, IN Warga Limapuluh Kota Bukan Terserang Virus Corona, Tapi Sepsis ec CAP

[ad_1]

Merry Yuliesday. (covesia)

Limapuluh Kota,BeritaSumbar.com,-Heboh akan dugaan ada salah satu warga Limapuluh Kota yang baru pulang dari malaysia terdampak virus corona menuai beragam komentar masyarakat. Di beberapa group Whatsaap terjadi perdebatan sengit akan informasi tersebut.

Namun belum ada keterangan resmi dari pihak rumah sakit ataupun keluarga, satu – satunya keterangan yang bisa dipertanggung jawabkan adalah dari Camat Situjuah, Rahmad Hidayat.

Ia mengatakan “yang bersangkutan memang baru pulang dari Malaysia dan menderita demam tinggi, sesuai prosedur dirujuk ke Padang untuk pemeriksaan lebih lanjut. Soal corona atau tidak belum ada kepastian, munculnya isu corona karena ada salah satu masyarakat yang membuat status yang bersangkutan kena corona dan postingan itu telah dihapus,walau sempat dicapture oleh pengguna fb lainnya,” katanya via WA.

Warga Limapuluh Kota yang baru pulang dari Malaysia tersebut mulanya dihebohkan karena diduga terjangkit virus korona ternyata menderita Sepsis ec CAP dengan ancaman gagal nafas . Ini diketahui dari hasil diagnosa yang dilakukan dokter di RSUP M Djamil Padang Setelah pasien tersebut dirujuke ke rumah sakit ini dari RS Ibnu Sina Payakumbuh.

“Jadi diagnosa dokter warga Limapuluh Kota tersebut masuk rumah sakit karena Sepsis ec CAP, bukan virus korona,” tegas Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Merry Yuliesday, Jumat (14/2).

Sepsis adalah komplikasi akibat infeksi. Komplikasi infeksi tersebut dapat menimbulkan tekanan darah turun drastis serta kerusakan pada banyak organ. Kedua hal ini dapat menimbulkan kematian.

Gejala sepsis merupakan gejala dari infeksi. Salah satu gejala yang dapat terjadi saat infeksi adalah demam, nyeri otot, dan diare. Selain itu penderita infeksi perlu segera memeriksakan diri ke dokter bila mengalami jantung yang berdebar dan sesak napas.

Sepsis disebabkan oleh respons sistem kekebalan tubuh yang tidak terkendali terhadap infeksi. Sepsis dapat timbul akibat infeksi bakteri, virus, atau jamur di bagian tubuh manapun. Tetapi, infeksi yang paling sering memicu sepsis adalah paru-paru basah.

Merry menyebutkan, IN (56) warga Situjuah Gadang, Limapuluh Kota, Saat tiba di RSUP M Djamil ,tidak demam (suhu 36,5). “Kesadaran pasien cukup baik, hanya ada keluhan sesak napas. Secara umum kondisi pasien baik, tidak ada keluhan penyakit lainnya,” tambah Merry.

IN tidak Tidak dirawat di ruang isolasi sebagaimana digunakan untuk pasien yang dalam observasi seperti corona, Mers, SARS dan lainnya. Pasien dirawat di ruang rawatan paru.

Dari informasi yang didapat, selama ini pasien berdomisili di Malaysia, menjual gorengan.

Pasien tiba di Limapuluh Kota, pada 15 hari lalu dan tinggal bersama keluarga dengan anggota keluarga empat orang terdiri dari sepasang suami istri dan dua anak. Selama itu, kelurga itu tidak ada yang sakit.

“Selama ini pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan asma,” tambahnya.(*)

foto (covesia.com)
narasi: Singgalang.co.id

window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : ‘1410885915625287’,
xfbml : true,
version : ‘v2.10’
});
FB.AppEvents.logPageView();
};

(function(d, s, id){
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/en_US/sdk.js”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : ‘1410885915625287’,
xfbml : true,
version : ‘v2.10’
});
FB.AppEvents.logPageView();
};

(function(d, s, id){
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/en_US/sdk.js”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));
(function(d, s, id) {
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/en_US/sdk.js#xfbml=1&appId=322156664622039&version=v2.3”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));(function(d, s, id) {
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/en_GB/sdk.js#xfbml=1&version=v2.7&appId=322156664622039”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

corona

Melahirkan Kepercayaan Masyarakat Untuk di Vaksinasi – siarminang.net

Melahirkan Kepercayaan Masyarakat Untuk di Vaksinasi – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh : Adi Saputra
Mahasiswa Hukum Tata Negara UIN Imam Bonjol Padang.

Untuk lahirkan Kepercayaan Masyarakat Pada Vaksin Covid-19 pemerintah perlu lebih transparan soal vaksin Covid-19, terutama pada aspek keamanan dan biaya.

Hasil dari survey LaporCovid19.org bahwa persepsi warga yang dirilis pada akhir tahun 2020 menunjukkan hanya 31% warga yang bersedia menerima vaksin Sinovac-Biofarma dan 44% warga bersedia menerima vaksin Merah Putih yang dirintis Eijkman.

Dari hasil ini menunjukkan bahwa masih sangat rendah kepercayaan masyarakat pada upaya pengadaan vaksin yang dilakukan pemerintah. Ketidakpercayaan dari masyarakat ini perlu direspon pemerintah dengan membangun komunikasi yang lebih terbuka perihal vaksin Covid-19.

Lebih hironisnya, pemerintah beberapa kali justru membangun citra buruk. Pernyataan yang tidak sejalan soal kapan dilakukan vaksinasi Covid-19 antara Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional/Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Kesehatan Terawan adalah salah satu contoh buruknya koordinasi di pemerintah.

Disini seharusnya pemerintah perlu lebih transparan soal vaksin Covid-19, terutama pada aspek keamanan dan biaya. Data uji klinis dari penelitian vaksin yang hendak dibeli pemerintah dan di berikan ke masyarakat, perlu dibuka dengan memberi akses ke publik sehingga masyarakat khususnya kalangan akademik dapat menguji keamanan vaksin tersebut. Perusahaan farmasi baik itu asing seperti maupun dalam negeri seperti Biofarma perlu membuka data uji klinisnya.

BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) sebagai otoritas yang akan memberikan persetujuan jenis vaksin yang perlu beredar di Indonesia, juga perlu lebih terbuka. Hasil pengujiannya perlu dibuka ke publik, mengingat ini demi keselamatan dan kesehatan satu bangsa.

Pengadaan vaksin, meski kondisi darurat, tetap perlu ada transparansi anggaran. Jika rencana pemerintah akan membei vaksin pada 170 juta sehingga membutuhkan 340 juta vaksin, sedangkan harga vaksin Sinovac-Biofarma diperkirakan 200 ribu, maka total anggaran yang dibutuhkan minimal 68 triliun rupiah. Ini hanya biaya pengadaan. Maka transparansi biaya dari pihak perusahaan farmasi maupun pemerintah mendesak pula dibuka.

Jika transparansi ini dilakukan, maka kepercayaan masyarakat pada vaksin Covid-19 akan lebih meningkat. Sehingga ketika masyarakat akan di vaksinasi massal, tidak ada lagi penolakan yang akan timbul dari masyarakat.

Selain itu, masyarakat perlu di himbau dan di yakinkan bahwa vaksin yang akan di berikan ini sangat baik untuk menjaga mereka dari serangan virus corona. Bergerak dan ikut sertanya seluruh elemen baik di pemerintahan maupun masyarakat untuk memberi kesadaran tentang vaksin ini

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

corona

Nauclea Orientalis, Bunga Yang Mirip Virus Corona. – siarminang.net

Nauclea Orientalis, Bunga Yang Mirip Virus Corona. – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh: Lidia Gusvita Nasra ~ Mahasiswa Biologi, Universitas Andalas, Padang

Tak hanya perkembangan kasus virus corona yang dibicarakan saat ini, namun dihebohkan juga dengan hadirnya bunga mirip virus corona. Walaupun bunga tersebut sudah lama adanya tetapi baru akhir-akhir ini dihebohkan karena adanya kemiripan bentuk dari bunga tersebut yang menyerupai virus corona. Namun, apakah manfaat dari bunga tersebut? Apakah bisa mencegah penderita corona? Atau hanya memiliki bentuk yang sama dengan virus corona?

Nauclea orientalis, itulah nama dari bunga yang disebut-sebut mirip bentuk virus corona. Bunga ini dikenal juga dengan nama Gempol dan jika dilihat sekilas bentuknya menyerupai seperti buah rambutan yang khas dengan ciricirinya yaitu memiliki rambut pada bagian luarnya, namun jika dilihat dengan jarak dekat bunga ini memang mirip seperti bentuk virus corona. Bentuknya yang bulat sempurna, didominasi dengan warna kuning dan terdapat serat-serat yang menjulur keluar. Gempol ini termasuk dalam suku Rubiaceae, satu kelompok dengan tanaman kopi, selain itu juga memiliki keunggulan dapat merehabilitasi lahan basah untuk mencegah erosi. Batang pohonnya yang besar dan kuat juga bisa digunakan sebagai bahan bangunan, dan tidak hanya itu bunga mirip virus corona ini kerap mengeluarkan aroma wangi di saat-saat tertentu.

Secara umum penanaman tanaman hutan seperti Gempol ini di hutan rakyat masih menggunakan benih yang rendah kualitasnya terutama kualitas genetik. Umumnya para petani hanya menggunakan sumber benih dari beberapa pohon saja secara terus-menerus. Kebiasaan tersebut berakibat pada penurunan kualitas genetik pada generasi berikutnya, yang selanjutnya akan berdampak terhadap rendahnya produktivitas tegakan di hutan rakyat. Untuk itu sangat penting memperhatikan keragaman pohon induknya.

Disebutkan dalam sebuah jurnal menurut Dayan (2010), Nauclea orientalis ini merupakan salah satu jenis pohon tropis yang multiguna, yaitu sebagai penghasil kayu untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan, bahan obat-obatan, serta sebagai tanaman untuk rehabilitasi lahan terdegradasi khususnya lahan basah. Tumbuhan ini memiliki kisaran habitat yang luas, baik di ekosistem lahan basah diantaranya di rawa, gambut, dan hutan sepanjang aliran sungai maupun lahan kering seperti savanna dan padang rumput. Tumbuhan ini dapat ditemukan mulai dari wilayah pantai sampai pada ketinggian 1400 m dpl, namun tumbuh pada tanah alluvial di sepanjang tepi sungai.

Nauclea orientalis mengandung kelompok bunga harum berbentuk bola yang berkembang menjadi buah yang bisa dimakan tapi pahit dan berukuran sebesar bola golf. Kayu lunak yang berwarna kekuningan sampai jingga juga digunakan untuk kayu dan ukiran kayu serta pengobatan tradisional.

Nauclea orientalis ini termasuk salah satu pohon yang memiliki banyak manfaat baik dari kayu, bunga, buah maupun daunnya. Menurut jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan (2014), tumbuhan ini dikenal sebagai penghasil kayu untuk memenuhi kebutuhan industri, antara lain perkayuan, pulp dan kertas, bahan obat, serta sebagai fitoremediasi. Selain itu juga dapat digunakan dalam rehabilitasi lahan yang tergenang air, namun dengan ketersediaan benih yang masih terbatas menyebabkan bibit tumbuhan ini masih sulit untuk diperoleh. Kegunaan lain yang tidak kalah penting adalah sebagai penahan erosi pada daerah sekitar sungai, sebagai tanaman reklamasi, dan juga tanaman hias.

Nauclea orientalis termasuk tumbuhan obat tradisional yang bersifat anti mikroba dan anti parasit. Sebagai tumbuhan obat, daun dan kulitnya dapat dimanfaatkan untuk obat sakit perut, mempercepat penyembuhan oleh gigitan hewan dan juga luka. Luka terbuka yang dibalurkan dengan ekstrak kulit kayu ini dapat mempercepat proses penyembuhan luka yang dialami. Selain itu, daunnya juga bisa digunakan untuk menyembuhkan sakit gigi dengan cara menempelkan daun langsung pada bagian gigi yang sakit. Itulah beberapa manfaat dari tumbuhan ini. Lalu, bagaimana dengan penyembuhan bagi penderita virus corona?

Bagi masyarakat yang baru mengenal tumbuhan ini akan mengira tumbuhan tersebut ada kaitannya dengan virus corona. Namun sejauh ini, para ahli dan tim medis lainnya belum menafsirkan tumbuhan ini dapat menyembuhkan penderita virus corona. Tak lain hanya bentuk bunga dari tumbuhan ini yang menjadi sorotan khalayak ramai sehingga disebar luaskan di sosial media karena bentuknya yang serupa dengan virus corona. Meskipun memiliki manfaat sebagai anti mikroba dan anti parasit tetapi penyebaran virus corona pada saat ini belum bisa dikatakan dapat disembuhkan dengan tumbuhan Nauclea orientalis ini.

Untuk tumbuhan Nauclea orientalis bukan hanya memiliki bentuk yang cantik dan unik, tetapi juga memiliki peristiwa yang bisa dianggap unik. Pada saat berbunga di akhir musim hujan, tumbuhan Nauclea orientalis menyajikan bunga semarak begitu indah dan tentunya akan memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar yang melihat langsung peristiwa tersebut. Ditambahkan juga mampu menyerap logam berat dalam jumlah yang besar dan penyimpanannya di akar sehingga cocok untuk melakukan pembersihan tanah-tanah yang terkotaminasi logam berat.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer