Connect with us

News

Milad Aisyiyah Satu Abad di Pessel, Hadirkan Ulama Kondang Buya Goodwill Zubir dan Ustad Solmed

Milad Aisyiyah Satu Abad di Pessel, Hadirkan Ulama Kondang Buya Goodwill Zubir dan Ustad Solmed

[ad_1]

PAINAN – Sedikitnya lima ribu-an kader Aisyiyah-Muhammadiyah menghadiri pengkajian milad Aisyiyah 104 bertema Meningkatkan peran Aisyiyah dalam usaha pemberdayaan ekonomi melalui penguatan kelompok usaha berbasis keluarga bersama Ketua PP Muhammadiyah Buya H. M. Goodwill Zubir dan ulama kondang Ustadz Solmed di Masjid Akbar Baiturrahman Painan, Pessel, Sumbar, Ahad, (22/7/2018).

Acara tersebut dihadiri tokoh nasional Muhammadiyah Drs. H. Darul Siska, M.Si. Darul Siska adalah tokoh banyak memberikan perhatian kepada gerakan ekonomi kecil mikro dan usaha peningkatan pendapatan keluarga dg membantu modal kecil bagi ibu rumah tangga umumnya dan warga Muhammadiyah dan Aisyiyah serta guru dan para pendidik.

Hadir juga anggota DPR RI Asli Chaidir, Anggota DPD RI Leonardy Harmainy, Wakil Ketua DPRD Sumbar H. Guspardi Gaus, Ketua PW Muhammadiyah Sumbar Dr. Shofwan Karim Elhusein, Istri Bupati Pessel Lizda Hendra Joni, Ketua PW Aisyiyah Sumbar Dra Meiliarni Rusli dan jajarannya.

Dalam pengajian yang disampaikan oleh Ketua PP Muhammadiyah Buya H. M Good Will Zubir menuturkan bahwa Anak menjadi hiasan mata anak sholeh. Anak menjadi perhiasan dunia atau istilahnya qurratun zinatun haya. Selain Anak juga dapat menjadi fitnah dan gunjingan orang banyak Qurratun aduwun lakum karena anak itu musuh bagi kedua orang tuanya.

Lanjutnya, Ada empat tips untuk menjadikan anak sholeh dan solehah adalah dengan menikah, membaca doa sebelum berhubungan. Kepada pasangan suami istri wajib berakhlak mulia dalam masa hamil. Kemudian didiklah anak dengan akhlak mulia.

Dalam Hadis Rasul dinyatakan, Seandainya kamu memandikan mereka, setelah itu kamu juga suapin kedua orangtuamu namun semua hal itu tidak akan mampu untuk membalas jasa-jasa mereka.

Ketua PP Muhammadiyah Buya Goodwill juga menolak keras jika PD Aisyiyah atau PD Muhammadiyah yang memiliki program pembangunan panti jompo karena hal itu tidak manusiawi bagi seorang anak yang memperlakukan kedua orang tuanya.

Selain itu, ia mengatakan gerakan Muhammadiyah mengajarkan ajaran agama yang lurus yaitu ajaran dari Al-Quran yang telah dicontohkan dan diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.

Ketua PW Muhammadiyah Sumbar Buya Shofwan Karim Elhusein memaparkan bahwa salah satu ruh dari gerakan Muhammadiyah-Aisyiyah adalah pengajian, sehingga pengajian harus menjadi rutinitas dari warga persyarikatan Muhammadiyah khususnya dalam mengkaji Al-Quran dan As-Sunnah.

Buya Shofwan Karim juga memberi apresiasi tinggi kepada PW Aisyiyah Sumbar dalam menyambut milad Aisyiyah 104 ini telah mampu mendongkrak peningkatan aktifitas persyarikatan dan amal usaha seperti program keluarga harapan dan Keluarga bahagia, penanggulangan TB-HIV/AID, pendirian SMK Pariwisata Aisyiyah Sumbar, akreditasi RSU Aisyiyah dan Akper yang segera menjadi STIKES, kemudian peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan Bustanul Athfal/TK yang sudah berjumlah 384 unit di Sumbar, pengkajian intensif majelis tabligh Aisyiyah dan rencana pembangunan Hotel Edotel serta pembelian lahannya sebagai labor jurusan perhotelan.

Pada bagian lain Ketua PWM Dr. H. Shofwan Karim Elhussein, MA juga memuji kerja sama pelaksanaan Tabligh Akbar Terpadu Muhammadiyah, Aisyiah dan Majelis Taklim Pessel yang dipimpin Ibu Lisda Hendra Joni yang mendatangkan Buya Drs. H. M Goodwill Zubir serta Ustadz Kondang Soleh Mahmud (Solmed) menjadi pentaushiah.

“Ini bukti praktik silaturrahim kokoh, kompak dan kerjasama amat baik antara Muhammadiyah, Aisyiah dan Majelis Taklim sesuai prinsip wataawanu alal birri wattaqwa, Basamo Mako manjadi,” ujarnya.

Hal ini membuktikan bahwa bila ummat itu bersatu dan kompak apa saja kerja besar dapat dituntaskan dengan penuh keikhlasan, gembira, barakah dan produktif.

“Gerakan dakwah Muhammadiyah yaitu shiratal mustaqim yaitu ajaran yang telah di contohkan dan diajarkan oleh Rasulullah yang bersumber dari Al-Quran,” terangnya.

Ketua PW Aisyiyah Sumbar, Dra. Hj. Meiliarni Rusli mengatakan Selain silaturahim warga Aisiyah, pengkajian milad 104 ini juga bertujuan menguatkan kembali tekad dan semangat kader Aisyiyah untuk terus berkiprah untuk umat dan perserikatan.

“Alhamdulillah, pengkajian milad ini masjid Baiturrahman Painan penuh sesak dihadiri ribuan jemaah Aisyiyah-Muhammadiyah hingga tidak ada celah. Hal ini menunjukkan semangat dan spirit AlIslam Kemuhammadiyahan yang melimpah dari warga Muhammadiyah Aisyiyah,” katanya.

Anggota Komite IV DPD RI Leonardy Harmainy mengharapkan agar kader Aisyiyah dapat meraih kepercayaan umat. Penerapan manajemen terbuka sangat bermanfaat bagi pengembangan amal usaha organisasi yang didirikan pada 104 tahun lalu tersebut.

“Aisyiyah merupakan organisasi yang sudah tua. Namun tua di sini bukan hanya dari segi usia. Aisyiyah harus membuktikan diri tua dengan pengalaman dalam mengembangkan usaha,” ujar Leonardy.

Menurut Leonardy, orang sudah lama tahu dengan rumah sakit Aisyiyah. Tahu lokasinya di Simpang Kandang. Tapi mereka pun tahu perkembangannya belum signifikan. Bahkan seolah kalah dari rumah sakit swasta lainnya. Hanya pendidikan Akper yang sedikit menggembirakan.

Untuk itu Leonardy berharap, milad ke-104 jadi momentum kebangkitan Aisyiyah. Pimpinan dan anggotanya hendaknya mampu memupuk kepercayaan warga Muhammadiyah dan umat Islam terhadap unit-unit usaha Aisyiyah.

Ia menyarankan kepada Aisyiyah agar bisa melaksanakan manajemen terbuka dapat menjadi daya ungkit yang baik bagi Aisyiyah. “Indikator yang sangat jelas itu terlihat dari rumah sakit swasta yang tumbuh sangat pesat. Sementara Rumah Sakit Aisyiyah ada perbaikan layanan namun kalah jauh dari pesaingnya. Hingga seakan hilang ditelan pesatnya perkembangan rumah sakit swasta lainnya,” urainya.

Ketua DPRD Sumbar 2004-2009 ini mewanti-wanti unsur pimpinan Aisyiyah dan Muhammadiyah melakukan kajian ilmiah terkait hal ini. Terapkan hasil kajian tersebut sebaik mungkin oleh semua elemen di Muhammadiyah.

Sementara itu, Istri Bupati Pessel Lizda Hendra Joni mengungkapkan bahwa kehadiran Aisyiyah-Muhammadiyah telah banyak mengambil peran strategis dalam memajukan bangsa ini, bahkan dalam membantu pemerintah melalui pendidikan, ekonomi dan sosial.

“Muhammadiyah Aisyiyah telah lahir sebelum kemerdekaan, perannya sangat besar bahkan telah banyak membantu pemerintah,” paparnya.

Pada kesempatan itu, KAN Palangai Balai Salasa atas nama masyarakat nagari menghibahkan lahan tanah dua hektar kepada PD Muhammadiyah Pessel untuk pendirian Rumah Sakit. Penyerahan itu disaksikan tokoh Pessel, dan ribuan kader Muhammadiyah-Aisyiyah serta para tokoh nasional. (RI)

PADANG – Terkait Perubahan SOTK dari PP no 6 tahun 2010 menjadi PP no.16 tahun 2018 tentang Satpol PP, Kasat Pol PP…

FEATURE – Banyak cara seseorang untuk menyalurkan kegemaran, salah satunya dengan memelihara hewan peliharaan, kucing….

PARIAMAN – Salah seorang Calon Jamaah Haji (CJH) Kloter 11 Kota Pariaman keluhkan pelayanan haji oleh…

PASAMAN BARAT – Dewan Pengurus Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Yulhendri DT Putiah, resmi daftarkan daftar calon…

PASAMAN BARAT – Kepolisian Resor (Polres) Pasaman Barat (Pasbar) gelar upacara dalam rangka memperingati HUT…

(function(d, s, id) {
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/id_ID/sdk.js#xfbml=1&version=v2.8&appId=1208534375853801”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer