Connect with us

News

Pagi Tadi, Jemaah Tarekat Naqsabandiyah Padang Gelar Sholat Ied

Pagi Tadi, Jemaah Tarekat Naqsabandiyah Padang Gelar Sholat Ied

[ad_1]

Rabu, 13 Juni 2018 – 19:46:39 WIB – 109

Sholat ied Naqsabandiyah, Rabu (13/6)

Pilwako Kota Padang 2018

PADANG – Pemerintah masih akan menggelar sidang isbat besok untuk menentukan 1 Syawal 1439 H atau Lebaran 2018. Meski begitu, sejumlah jemaah Tarekat Naqsabandiyah telah berlebaran hari ini.

Berdasarkan info yang diperoleh, Rabu (13/6/2018), salat id salah satunya digelar di Mushala Baitul Makmur, Kecamatan Pauh, Padang, Rabu, (13/6) pagi. Mereka tampak bersalam-salaman seusai salat Ied.

Pimpinan Tarekat Naqsabandiyah Sumbar Syafri Malin Mudo mengatakan, “Kami menggunakan sistem hisab munzit dengan menghitung satu Ramadan dengan perputaran bulan, sehingga bila Ramadan dilaksanakan Senin 14 Mei 2018, hari ini genap 1 Syawal,” katanya di Padang.

Syafri Malin Mudo, menyampaikan, berdasarkan hasil penghitungan pergantian bulan menggunakan metode hisab, mereka bersepakat bahwa 1 Syawal jatuh pada hari ini.

“Jadi metode untuk menentukan tanggal itu kan ada dua. Pertama, hisab; dan kedua, hilal. Kita itu menggunakan metode hisab, metode hisab kamariah. Dan, berdasarkan hisab kamariah, tarekat Naqsabandiyah Al-Kholidiyah menggenapkan puasa selama 30 hari itu kemarin dan insyaallah tanggal 1 Syawal itu hari ini,” katanya saat ditemui di Padang, Rabu (13/6

Malin menyampaikan Selama Ramadan, di Musala Baitul Makmur ada 20 orang bersuluk, ritual yang diisi dengan berzikir selama 40 hari dan melapaskan diri dari nafsu duniawi. Hari ini suluk sudah genap 40 hari.

“Mereka ini semuanya perempuan berasal dari Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang tapi ada juga dari Kabupaten Solok dan Kabupaten Pesisir Selatan. Mereka datang 10 hari menjelang ramadan,” terangnya.

Jamaah Naqsabandiyah memang kerap berbeda dengan pemerintah dalam menetapkan awal Ramadan maupun Idul Fitri. Tahun ini, jamaah Naqsabandiyah berpuasa Ramadan mulai Selasa 15 Mei dan hari ini sudah genap 30.

“Dari dulunya kita sudah beda kok. Tanggapan pemerintah, beberapa hari saat kita akan memulai puasa kita didatangi dari Kanwil Kemenag Sumbar meminta supaya puasa disamakan, tapi tidak bisa kita sama,” ujarnya.

Naqsabandiyah tak menunggul hasil sidang istbat pemerintah, karena mereka punya metode tersendiri dalam menentukan awal Ramadan. Penetapan Ramadan oleh Naqsabandiyah didasarkan pada kalender hisab munjid.

Mereka bahkan sudah menentukan awal Ramadan dan Idul Fitri tahun depan berdasarkan kalender hisab tersebut. “Kita punya kalender hisab munjid. Tahun depan itu awal Ramadan jatuh pada hari Jumat dan lebarannya pada hari Minggu,” ucapnya.

Cara menghitungnya dengan menaikan lima hari sejak puasa tahun ini, kalau tahun ini Ramadan jatuh pada Senin, maka hitungan tahun depan sebanyk 360 hari ditambah 5 hari. “Lima hari dimulai dari hari Senin awal Ramadan tahun ini , Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat, maka puasa tahun nanti jatuh pada hari Jumat,” terangnya. (RI)

Editor/Sumber: Rahmat Ilahi

Tag: metro,padang,reliji,sosial,sumatra-barat

Masih Ditemukan Cacing Hati dan Usus pada Hewan Potong Lebaran di Pasar Pariaman

Masih Ditemukan Cacing Hati dan Usus pada Hewan Potong Lebaran di Pasar Pariaman

PARIAMAN – Pemerintah Kota Pariaman melalui tim pengawasan pemotongan hewan dan peredaran daging jelang lebaran 1439 H…

Soft Launching Badan Waqaf Mikro Syariah Alkautsar, OJK Taruh Harapan Besar pada PPM Alkautsar

Soft Launching Badan Waqaf Mikro Syariah Alkautsar, OJK Taruh Harapan Besar pada PPM Alkautsar

LIMAPULUH KOTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pusat melakukan Soft Launching Bank Wakaf Mikro Syariah Alkautsar di…

Hari Kedua Lebaran, Obyek Wisata Pantai Padang Ramai

Hari Kedua Lebaran, Obyek Wisata Pantai Padang Ramai

PADANG – Hari kedua lebaran 1439 H, obyek wisata pantai disepanjang Pantai Padang. Pantai Air Manis dan Pantai Carlos…

Lebaran dalam Goa, Arab Saudi Dicukur Rusia Lima Gol Tanpa Balas

Lebaran dalam Goa, Arab Saudi Dicukur Rusia Lima Gol Tanpa Balas

PIALA DINIA 2018 – Tim nasional Rusia membungkam kritikan yang mengarah kepada mereka dengan gaya. Rusia mencetak…

Pohon Tumbang Akibatkan Kemacetan Panjang Jalur Mudik Sumbar-Sumut di Pasaman

Pohon Tumbang Akibatkan Kemacetan Panjang Jalur Mudik Sumbar-Sumut di Pasaman

PASAMAN – Pohon Tumbang di kawasan Lurah Berangin, Kecamatan Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar) menutup permukaan…



[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer