Connect with us

News

Pendonor Darah 131 Kali Ini Diundang ke Peringatan Proklamasi di Istana Merdeka Jakarta

Pendonor Darah 131 Kali Ini Diundang ke Peringatan Proklamasi di Istana Merdeka Jakarta

[ad_1]

Minggu, 12 Agustus 2018 – 10:58:22 WIB – 370

Pendonor Darah 131 Kali Ini Diundang ke Peringatan Proklamasi di Istana Merdeka Jakarta

Afdal Amk sedang mendonor darah di Unit Donor Darah Syahrial Leman PMI Kota Bukittinggi

BUKITTINGGI – Afdal AMK sebagai pendonor darah tetap yang telah mendonorkan darahnya sebanyak 131 kali, mendapat undangan dari Forum Kumunikasi Dermawan Darah Komisariat Sumatera Barat (Fokuswanda) yang bersekretariat C/O UDD PMI Padang jalan Sawehan II nomor 12 Padang, untuk menghadiri peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan ke 73 di Istana Merdeka Jakarta, Jumat 17 Agustus 2018 mendatang.

Dia menerangkan di rumah kediamannya, Sabtu (12/8), bahwa dengan niatnya pertama adalah ingin menolong sesama manusia yang memerlukan darah, awal mulai melakukan donor darah tahun 1984 sejak usia 17 tahun pelajar SMP Swasta bersubsidi Banuhampu Kecamatan Banuhampu Kabupaten Agam.

Dilanjutkan di sekolah lanjutan atas dan hingga perguruan tinggi, akhirnya hingga kini terus mendonor darah, waktu itu, kata Afdal, melihat satpam suatu perusahaan yang sebagai pendonor tetap dan berniat jika bisa mencapai 100 kali, bisa menemui Presiden RI, yang pada waktu Soeharto. Maka secara langsung termotifikasi untuk seperti itu, tapi pada waktu itu masih dibawah 100 kali, ucapnya.

Mendonor darah bukannya untuk mengharap sesuatu, tetapi semata-mata karena niat yang tulus untuk membantu sesama manusia. Alhamdulillah secara rutin mendonor darah, kini telah mencapai donor darah yang ke 131 kali, disamping itu juga dapat undangan untuk ke Istana Merdeka Jakarta guna memperingati detik-detik Proklamasi Kemerdekaan ke 73 tahun 2018, ya mudah-mudahan dapat sekaligus bersilaturahmi dengan Presiden RI, Jokowi, dan sekaligus menerima penghargaan bintang emas serta piagam, imbuh Afdal.

Diceritakannya awal mulai mendonor darah, yaitu setelah melihat mobil donor darah di dekat Jam Gadang (dulu Kantor Bupati kini berubah menjadi pusat pembelanjaan) ada pameran yang diadakan PMI, maka hati nurani saya terpanggil untuk membantu dan menolong orang yang memerlukan darah, maka saya melakukan donor darah, dan setelah itu secara berkala tiap 2 bulan sekali rutin mendonorkan darah, ucapnya.

Afdal menjelaskan, donor darah membuat kita menjadi sehat, karena darah yang ada dalam tubuh ibarat air dalam selang, semakin sering melakukan donor darah, badan semakin menjadi sehat.

Dan kini terus berkelanjutan mendonor darah, hingga sekarang ini telah mendonorkan darah sebanyak 131 kali, terakhir mendonor darah tanggal 22 Juli 2018, dan itu pas sekali memasuki usia 50 tahun, di usia ini menjadikan cerita sejarah tersendiri khususnya untuk diri saya dan keluarga, pungkas Afdal. (Iwin SB)

Polling Capres cawapres 2019-2024

Editor/Sumber: Ikhlas Bakri

Tag: bukittinggi,indonesia,nasional,sumatra-barat

Bendahara Sekolah di Padang Panjang jadi Korban Jambret, Uang 30 Juta Raib

Bendahara Sekolah di Padang Panjang jadi Korban Jambret, Uang 30 Juta Raib

PADANG PANJANG – Wasiah, Bendahara MAN 3 Padang Panjang, jadi korban penjambretan di Simpang Empat Kampung Manggis,…

Heboh Pidato Jokowi Ajak Relawan tak Takut Jika Berkelahi, Ini Jawaban Istana

Heboh Pidato Jokowi Ajak Relawan tak Takut Jika Berkelahi, Ini Jawaban Istana

JAKARTA – Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pertemuan dengan…

Senyum Kemerdekaan bagi Penderita Bibir Sumbing di Padang, Ini Kata Ketua PWM Sumbar

Senyum Kemerdekaan bagi Penderita Bibir Sumbing di Padang, Ini Kata Ketua PWM Sumbar

PADANG — Ketua PW Muhammadiyah Sumbar Dr. Shofwan Karim Elhusein menghadiri Launching operasi bibir sumbing serentak…

BKPSDM Akui Padang Krisis ASN, Sementara Rekruitmen CPNS Belum Pasti

BKPSDM Akui Padang Krisis ASN, Sementara Rekruitmen CPNS Belum Pasti

PADANG — Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat saat ini kekurangan sekitar 650 aparatur sipil negara untuk…

Pekan ASI Sedunia, Momen Pentingnya ASI Ekslusif bagi Bayi

Pekan ASI Sedunia, Momen Pentingnya ASI Ekslusif bagi Bayi

PADANG — Minggu pertama Agustus menjadi peringatan terhadap pentingnya Air Susu Ibu (ASI). Hal tersebut diperingati…

(function(d, s, id) {
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/id_ID/sdk.js#xfbml=1&version=v2.8&appId=1208534375853801”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer