Connect with us

News

Pujasera di Pantai Gandoriah Pariaman Dinilai Mubazir dan Tidak Termanfaatkan

Pujasera di Pantai Gandoriah Pariaman Dinilai Mubazir dan Tidak Termanfaatkan

[ad_1]

Minggu, 19 Agustus 2018 – 22:06:37 WIB – 16

Pujasera di Pantai Gandoriah, Pariaman, Sumbar.

PARIAMAN – Tidak termanfaatkan dan kotor beginilah kondisi pujasera yang ada di depan pentas seni pantai Gandoriah Pariaman, Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) bahkan ketika Pariaman Expo berlangsung tidak satupun juga dipakai sebagai stand pameran.

Salah seorang tokoh masyarakat yang juga ketua LPM Kelurahan Pasir Solfihardi mengatakan bahwa pujasera tersebut mulai dibangun tahun 2013 di masa Kepala Dinas Pariwisata Efendi Jamal dengan biaya lebih dari Rp.400 juta.

“Selesai dibangun pada saat itu diserahkanlah kepada pedagang kaki lima yang berjualan di tepi pantai yang berjumlah 40 pedagang,” sebutnya pada Minggu (19/8).

Ketika itu, lanjut Solfihardi dalam penyerahannya melibatkan Ninik Mamak, Camat, Dinas Pariwisata dan Kelurahan.

“Kemudian dimanfaatkanlah oleh pedagang sehingga tidak ada lagi yang berjualan di tepi pantai,” ulasnya

Namun tidak berapa lama dimanfaatkan pedagang, karena kondisinya juga yang tidak memiliki sayap dibagian atap sehingga kalu hujan masuklah air ke dalam yang membuat lantai licin.

“Selain air hujan, terik matahari langsung tanpa penghambat juga menyebabkan pedagang tambah resah dan akhirnya terjadilah gejolak, tidak sampai tiga bulan mereka kembali berjualan ke tepi pantai,” ungkap Sol.

Kemudian di tahun 2016 direnovasi dengan biaya tidak jauh berbeda dari pembangunan semula yakninya hampir mencapai Rp.400 juta, dengan pengurangan jumlah menjadi 30 petak.

Ia mengulas, meskipun telah direnovasi kembali namun para pedagang tetap tidak mau berjualan di sana, dengan alasan tidak laku.

“Harusnya pemerintah teliti dulu lokasi dan model bangunan pujasera itu sehingga bisa termanfaatkan dengan maksimal dan tidak terjadinya kemubaziran,” ujar Sol.

Terpisah Kepala Dinas Pariwisata Pariaman Elvis Candra menyebutkan, bahwa pujasera tersebut telah disewakan pada para pedagang. “Namun karena ketidaktaatan saja, sehingga pujasera tersebut jadi tidak termanfaatkan,” katanya.

Menurutnya, para pelaku usaha di tepi pantai masih butuh perubahan cara berpikir. “Meskipun sudah mereka sewa namun tidak dipergunakan sebagaimana mestinya,” ulas Elvis.

Elvis menegaskan, setelah dilakukan pembinaan dan tidak mau bekerjasama dalam membangun pariwisata kedepannya para pedagang ini tidak akan difasilitasi. (war)

Polling Capres cawapres 2019-2024

Editor/Sumber: Ikhlas Bakri

Tag: kesehatan,makan,pariaman,pariwisata,seni-budaya,sumatra-barat

Menjambret, Remaja Tanah Datar ini Harus Berurusan dengan Polisi

Menjambret, Remaja Tanah Datar ini Harus Berurusan dengan Polisi

TANAH DATAR – Seorang pelaku jambret, MW (18) warga Kenagarian Sungai Jambu ditangkap jajaran Polisi Sektor Lima Kaum,…

Senyum Kemerdekaan bagi Penderita Bibir Sumbing di Padang, Ini Kata Ketua PWM Sumbar

Senyum Kemerdekaan bagi Penderita Bibir Sumbing di Padang, Ini Kata Ketua PWM Sumbar

PADANG — Ketua PW Muhammadiyah Sumbar Dr. Shofwan Karim Elhusein menghadiri Launching operasi bibir sumbing serentak…

Puluhan Bacaleg Tanah Datar Terlempar Dari Daftar Calon Sementara, PSI Tunjukan Angka Tertinggi

Puluhan Bacaleg Tanah Datar Terlempar Dari Daftar Calon Sementara, PSI Tunjukan Angka Tertinggi

TANAH DATAR – Puluhan Bacaleg yang mendaftar di KPU Tanah Datar harus terlempar dari DCS (Daftar Calon Sementara)…

Kejari Pariaman Musnahkan Sabu 770 gram dan Ganja 20 Kg

Kejari Pariaman Musnahkan Sabu 770 gram dan Ganja 20 Kg

PARIAMAN — Kejaksaan Negeri (Kejari) Pariaman melakukan pemusnahan sabu 770,62 gram dan ganja 20.323 Kg hasil sidang…

Sambut HUT RI ke-73, Pemko Pariaman Gelar Pariaman Expo 2018

Sambut HUT RI ke-73, Pemko Pariaman Gelar Pariaman Expo 2018

PARIAMAN – Jelang HUT kemerdekaan RI, Pemerintah Kota Pariaman kembali menggelar Pariaman Expo 2018. Even ini resmi…

(function(d, s, id) {
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/id_ID/sdk.js#xfbml=1&version=v2.8&appId=1208534375853801”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer