Connect with us

Kolom & Opini

Setahun Gerakan Merawat Bumi dari Rumah Tangga di Indonesia – siarminang.net

Setahun Gerakan Merawat Bumi dari Rumah Tangga di Indonesia – Beritasumbar.com

[ad_1]

Eco Enzyme (EE) adalah cairan yang diproduksi dari fermentasi sampah organik seperti kulit buah dan sayuran dicampur gula dan air yang menghasilkan kandungan disinfektan karena adanya alkohol atau senyawa kimia asam. Perbandingan sampah organik, gula, dan air adalah 3 : 1 : 10; misalnya 300 gram sampah organik, 100 gram gula, dan 1 kilogram atau 1 liter air. Menggunakan gula merah atau gula kelapa lebih baik daripada menggunakan gula putih karena lebih bebas dari bahan kimia tambahan. Kulit buah lunak dan sayuran dicacah kecil ditaruh ke dalam wadah berisi campuran air dan gula.

Lama pembuatan EE adalah tiga bulan di wilayah tropis, dan enam bulan di sub-tropis. Selama dua minggu pertama secara rutin membuka dan menutup wadah karena materi organik akan mengeluarkan gas. Setelah tiga bulan cairan yang berhasil menjadi EE berwarna cokelat tua dengan bau seperti cuka. Jika sudah menjadi EE maka disaring dan disimpan dalam suhu ruang untuk digunakan dalam beragam keperluan. Materi padat sisa organiknyapun dapat dijadikan pupuk untuk tanah. EE dapat difungsikan untuk merawat rumah, misalnya untuk pembersih lantai, kaca, atau permukaan perabot plastik; untuk mencuci buah dan sayuran; dan untuk tanaman membantu menyuburkan sekaligus menjadi pestisida alami.

EE pertama kali dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, seorang pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand yang melakukan penelitian sejak tahun 1980-an. EE diperkenalkan secara lebih luas oleh Dr. Joean Oon, seorang peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia. Dalam materi sosialisasi Komunitas Eco Enzyme Nusantara (KEEN), 70% sampah yang terbuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah sampah organik yang menimbulkan bau tidak sedap di lingkungan, mengurangi tingkat daurulang plastik, serta memberi resiko terjadinya ledakan, dan pembusukan sampah organik juga menghasilkan gas metana. Tragedi ledakan TPA Leuwigajah di Bandung (2005) menghilangkan 157 nyawa, 137 rumah, 2 desa, dan 8,4 hektar lahan pertanian. Mengolah kembali sisa organik dari konsumsi rumah tangga menjadi EE sangat penting ketika mengetahui hasil studi Sustainable Waste Indonesia bahwa 60 persen total sampah yang dihasilkan di Indonesia adalah sampah organik dan hanya 7,5 persen yang diolah kembali. Menurut Ketua Komunitas EE Sumatera Barat, Syaifuddin Islami, dalam video yang dipublikasikan pada tanggal 20 Oktober 2020 melalui berbagai akun media sosialnya, membuat EE dan memanfaatkannya berarti sudah menjadi satu solusi praktik pengurangan sampah organik dari dapur setiap rumah tangga di Indonesia.

Lembaga pemerintahan di Indonesia yang juga sudah merespon dengan baik pemanfaatan EE untuk penyelamatan lingkungan dan perawatan bumi di sekitar mereka adalah Pemerintah Kabupaten Buleleng dan Badung di Bali, Pemerintah Kabupaten Kulonprogo di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan sebagainya. Sedangkan komunitas lainnya di luar Komunitas Eco Enzyme pun juga ada yang mengembangkan, memanfaatkan, dan mensosialisasikan EE kepada masyarakat umum misalnya oleh Bank Sampah Unit Andalas Sepakat dengan Direktur Syaifuddin Islami, dan Bank Sampah dan Eco Enzyme Koperasi Mandiri Dan Merdeka (BaSE KMDM) dengan Direkstur Dikky Dores, yang ada di Padang dan Sumatera Barat. Di KMDM sendiri, kegiatan ini sejalan dengan jargon “Ayo berkoperasi dan merawat bumi bersama KMDM”.

Hari Ulang Tahun (HUT) Komunitas Eco Enzyme Nusantara (KEEN)

Komunitas Eco Enzyme Nusantara (KEEN) jika dipantau melalui akun media sosial Facebook (FB) mereka sudah mencapai 5.568 total anggota. Di dalam grup tersebut disebutkan bahwa setiap Anggota harus (1) bersikap baik dan sopan dengan bersama-sama menciptakan lingkungan yang ramah, memperlakukan semua orang dengan rasa hormat dengan perdebatan yang sehat dan dilakukan dengan baik. (2) Meniadakan ujaran kebencian atau perundungan untuk memastikan semua orang merasa aman. Perundungan tidak diizinkan, dan komentar yang merendahkan soal ras, agama, budaya, orientasi seksual, jenis kelamin atau identitas tidak akan ditoleransi. Dan (3) menghormati privasi semua orang untuk menjadi bagian dari grup dengan rasa saling percaya, dan dibolehkan berdiskusi autentik yang ekspresif.

Menurut Joko Riyanto, salah satu pegiat KEEN, tanggal 20 Oktober 2020 adalah peringatan satu tahun berdirinya KEEN. Sebagai bentuk perayaan bersama dan wujud syukur kepada Tuhan dan terima kasih kepada Ibu Pertiwi maka KEEN mengajak semua pegiat EE untuk menuangkan sebotol EE murni di parit sekitar rumah, danau, maupun sungai di daerah masing-masing, dan divideokan. Video ditunggu sampai tanggal 28 Oktober 2020, dan akan digabungkan sebagai bentuk persembahan dari Relawan KEEN untuk mengukir sejarah perawatan bumi. Panitia HUT KEEN mengharapkan video diambil dengan posisi landscape/horizontal/mendatar, dikirimkan ke email [email protected] dengan subjek “Penuangan EE HUT KEEN” dengan mencantumkan nama dan daerah domisili.

Salah satu kegiatan penuangan Eco Enzyme pada 20 Oktober 2020 ini  dilakukan di Sungai Citra 5, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Foto (dan video) sebagai dokumentasi kegiatan tersebut dibuat dan disebarluaskan oleh NS Linda. Selain itu, penuangan EE juga dilakukan oleh Utami Lestyo Rini di Denpasar, Bali; juga oleh Komunitas EE Malang yang menuangkannya di Sungai Brantas, Batu, Malang, Jawa Timur; penuangan di aliran Sungai Jambi oleh Komunitas EE Jambi dengan koordinator Lisani; dan masih banyak lagi.

Penuangan Eco Enzyime di Sungai Citra 5, Jakarta Barat (Foto: NS Linda)

Penulis: Virtuous Setyaka, Dosen HI FISIP Unand, Ketua KMDM, dan Pegiat EE di Kota Padang.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Khazanah

Jabatan Itu Amanah, Jangan Kau Minta Apalagi Beli – siarminang.net

Jabatan Itu Amanah, Jangan Kau Minta Apalagi Beli – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh : Ustadz Raden Dwi Wahyu Sulistiantoro.SH

Rasulullah Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis melarang umatnya untuk meminta jabatan. Rasulullah juga enggan memberikan jabatan kepada orang yang meminta jabatan dan rakus.

Dalam hadis lainnya Rasulullah juga mengatakan bahwa pada hari kiamat jabatan adalah kehinaan dan penyesalan. Kecuali orang yang mengambil jabatan dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar.

Abdurrahman bin Samurah berkata, Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Wahai Abdurrahman, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi jabatan karena permintaan maka tanggung jawabnya akan dibebankan kepadamu. Namun jika kamu diangkat tanpa permintaan, maka kamu akan diberi pertolongan.” (HR Muslim).

Abu Musa dia berkata, “Saya dan dua orang anak pamanku menemui Nabi SAW, salah seorang dari keduanya lalu berkata, ‘wahai Rasulullah angkatlah kami sebagai pemimpin atas sebagian wilayah yang telah diberikan Allah Azza Wa Jalla kepadamu.’ Dan seorang lagi mengucapkan perkataan serupa.”

Maka Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan bagi orang yang meminta dan yang rakus terhadapnya.” (HR Muslim)

Abu Dzar berkata, “Wahai Rasulullah tidakkah anda menjadikanku sebagai pegawai (pejabat). Abu Dzar berkata, “Kemudian beliau (Rasulullah) menepuk bahuku dengan tangan.”

Kemudian Rasulullah bersabda, “Wahai Abu Dzar, kamu ini lemah (untuk memegang jabatan) padahal jabatan merupakan amanah. Pada hari kiamat ia adalah kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi siapa yang mengambilnya dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar.” (HR Muslim).

Terhormat dan disegani adalah keinginan banyak orang. Keduanya sangat identik dengan penguasa. Mungkin karena faktor ini, sehingga banyak orang berlomba dan melakukan berbagai macam cara untuk meraih kekuasaan.

Terjebak dalam perbuatan bid’ah atau syirik, demi meraih kursi jabatan. Tidakkah mereka khawatir akan beban berat yang akan mereka pikul di dunia ini? Yang lebih berat lagi adalah pertanggungjawaban di hadapan Allah Azza wa Jalla ! Terlebih meminta jabatan itu sendiri adalah hal terlarang dalam Islam.

Jika meminta suatu jabatan saja sudah terlarang, lalu bagaimana dengan orang-orang yang berusaha meraih suatu jabatan dengan cara-cara yang melanggar norma-norma agama. Semoga Allah Azza wa Jalla memelihara kita dan seluruh kaum Muslimin dari jebakan syaitan yang terus berusaha menyeret manusia dalam berbagai perbuatan maksiat.***

Penulis adalah pendakwah dan alumni Universitas Bung Hatta Padang tinggal di Batam Kepri.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Kolom & Opini

Buya Mahyeldi Profesional Lantik Pejabat – siarminang.net

Buya Mahyeldi Profesional Lantik Pejabat – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh Reido Deskumar (Ketua Gema Keadilan Sumbar)

Agaknya dua puluh empat jam gerak-gerik Buya Mahyeldi selalu di pantau. Diperhatikan betul, tak berkedip mata dibuatnya. Kebijakanya selalu di sorot dan di preteli satu persatu. Sepertinya terlalu berlebihan akan tetapi diambil saja sisi positifnya. Banyak yang perhatian kepada Buya Mahyeldi

Namanya juga pemimpin, ada yang suka, ada pula yang tidak suka. Apalagi yang sudah punya mindset, apapun yang dilakukan Buya Mahyeldi selalu salah. Baik juga yang dikerjakan, tetap juga salah. Apa boleh buat, sudah diberi pembenaran akan tetapi tidak bisa juga menerima. Sudahlah, tidak perlu dihiraukan yang penting kerja-kerja Buya Mahyeldi tetap terus berjalan.

Pelantikan sembilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) oleh Buya Mahyeldi, membuat orang pada terkejut. Bahkan yang selalu mengkritik beliau “takalok” dibuatnya. Tiba-tiba sudah dilantik saja sembilan pejabat baru di lingkungan Provinsi Sumbar. Apalagi pelantikan dilakukan malam hari setelah sholat isya. Bertambah pula argumenya menyerang Buya Mahyeldi. Kenapa pelantikanya malam, tidak seperti biasanya di siang hari?

Sesekali sepertinya perlu ada tabayyun, sehingga bisa jelas ujung pangkalnya. Tidak hanya menyodorkan sebuah kekeliruan. Pelantikan dilakukan malam hari, setelah isya, merupakan hal yang sangat wajar. Seharian Buya Mahyeldi berkegiatan, waktu kosongnya ada malam hari. Dan Buya Mahyeldi juga sudah terbiasa melakukan kegiatan malam hari, pertemuan dengan tokoh masyarakat, lembaga sosial bahkan melantik organisasi masyarakat setelah isya. Kecuali pelantikan dilakukan tengah malam disaat orang lain pada tidur, baru diluar kewajaran.

Bicara tentang bab pelantikan penjabat, merupakan hal yang sudah biasa dilakukan dalam pemerintahan. Tidak ada yang dispesialkan. Tinggal menunggu waktu saja. Karena itu hak prerogratif gubernur. Asal sesuai aturan tinggal dijalankan.

Pelantikan OPD yang dilakukan oleh Buya Mahyeldi sudah profesional. Sesuai aturan dan informasinya sudah mendapatkan persetujuan Kemendagri nomor 821/4533/SJ dan KASN nomor B-2682/KASN08/2021. Bahkan dalam melakukan pelantikan tidak ada pejabat yang di non-jobkan. Soal aturan dan regulasi, Buya Mahyeldi sangat berkomitmen sekali. Kalau tidak, mungkin di awal-awal pemerintahanya sudah melakukan rotasi habis-habisan. Tetapi lihatlah, Buya Mahyeldi begitu profesional dan sabar menunggu waktu dan mengikuti aturan.

Yang mempermasalahkan dilantikanya Sekda Kota Padang Amasrul menjadi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) karena dianggap rangkap jabatan dan dikritik oleh banyak orang, yang bersangkutan kurang membaca saja. Sudah jelas Amasrul di non-aktifkan Walikota Padang Hendri Septa sebagai Sekda Kota Padang. Dan sudah ada orang yang ditunjuk sebagai Plt Sekda. Tapi setelah dilantik Buya Mahyeldi disebut pula Amasrul masih menjabat sebagai Sekda Kota Padang. Bertele-tele saja itu namanya.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

kesehatan

Pentingnya Peningkatan Imun Tubuh Dengan Olahraga Dan Pemanfaatan TOGA – siarminang.net

Pentingnya Peningkatan Imun Tubuh Dengan Olahraga Dan Pemanfaatan TOGA – Beritasumbar.com

[ad_1]

DI ERA PPKM UPAYA PENINGKATAN IMUNITAS TUBUH MELALUI AKTIVITAS FISIK (SENAM AEROBIK) DAN PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH UNTUK TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) SANGAT DIBUTUHKAN

Oleh: YUANITA ANANDA
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Memasuki era PPKM saat sekarang ini,  sebagian besar masyarakat masih banyak yang tidak patuh protokol kesehatan yaitu tidak mengunakan masker, tidak menjaga jarak, tidak mencuci tangan, menghindari kerumunan. Hal ini mengakibatkan tingginya angka Covid di wilayah Sumatera Barat. Diketahui dari data pantauan Covid-19 Sumatera Barat pada tanggal 11 Agustus 2021 bahwa total positif yaitu 79.580 orang (+630), total sembuh 62.286 orang (+856), total meninggal 1.718 orang (+22), dengan kasus aktif 13.576 (17,06), positif rate 17,79%.

Adanya peningkatan kasus Covid-19 di Sumatera Barat khususnya di kota Padang yaitu di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang. Peningkatan kasus tersebut disebabkan masyarakat jarang melakukan aktivitas fisik yang dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh pada masa pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan, minat dan pergerakan dari masyarakat tersebut kurang.

Selain itu dari hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa sebagian besar pekarangan rumah masyarakat kurang bermanfaat dengan baik. Hal ini terlihat dari tidak adanya tanaman TOGA yang ditanam di pekarangan rumah dan banyak masyarakat yang tidak mengetahui contoh tanaman TOGA serta manfaatnya. Aktivitas fisik dan tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan salah satu program dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

GERMAS ini merupakan salah satu program yang telah dicanangkan oleh Pemerintah. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dan merupakan perpanjangan tangan dari program pemerintah dalam bidang kesehatan.

Oleh karena itu, sangat diperlukan sekali pemberian edukasi yang lebih mendalam kepada masyarakat. Untuk itu, kami tim dosen dari Fakultas Keperawatan Universitas Andalas yang terdiri dari Ns. Yuanita Ananda, M.Kep, Ns. Mulyanti Roberto Muliantino, M.Kep, Ns. Zifriyanthi Minanda Putri, M.Kep dan Ns. Muthmainnah, M.Kep serta Silvi Triana Helmi , Dinia Hendi Agesti melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada Peningkatan Aktivitas Fisik Dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah Untuk Tanaman Obat Keluarga (Toga) Sebagai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Di Wilayah Kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang

Konsep edukasi dikemas secara berbeda dan menarik yaitu dilakukan secara door to door

kepada masyarakat. Hal ini dilakukan karena kota Padang masih dalam kondisi PPKM Level 4.  Implementasi edukasi tersebut yaitu dengan cara membuat WhatsApp Grup (WAG) untuk peserta kegiatan agar memudahkan komunikasi, di dalam WAG tersebut telah di share video senam aerobic dan mekanisme kegiatan. Kemudian masyarakat akan melaksanakan senam aerobic sesuai video tersebut yang dilaksanakan secara door to door.

Selanjutnya masyarakat diberikan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) serta penjelasan manfaat dari tanaman tersebut yang dapat meningkatkan imunitas tubuh serta mengurangi terpapar virus Covid-19. Pemberian edukasi melalui booklet yang dibuat semenarik mungkin dengan bahasa yang ringan yang mudah dipahami oleh masyarakat.

Diakhir kegiatan edukasi, tim membagikantanaman obat keluarga (TOGA), masker, hand sanitizer dan booklet edukasi kepada masyarakat. Kegiatan ini merupakan Iptek Berbasis Dosen dan Masyarakat sebagai bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Masyarakat. Edukasi ini dilakukan kepada 15 Kepala Keluarga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang khususnya pada tanggal 9 Agustus 2021 Diharapkan masyarakat yang mengikuti kegiatan ini dapat berbagi informasi (sharring) kepada masyarakat yang lain yang belum berkesempatan mengikuti kegiatan ini sehingga tindakan pencegahan terhadap Covid-19 dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer