Connect with us

Padang

SIKOCI Helat Festival Mentari – siarminang.net

SIKOCI Helat Festival Mentari – Beritasumbar.com

[ad_1]

Hari ini Selasa (6/4) sekitar pukul 10.00 WIB, Festival Mentari yang ditaja oleh Serikat Koreografer Cinta Indonesia (Sekoci) akan dibuka di Taman Budaya Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) di Padang. Sepuluh koreografer muda Sumbar siap menampilkan karya terbaik mereka dalam iven tersebut

HARI INI MENTARI DIHELAT SEKOCI
Saatnya yang Muda yang Berkarya

Hari ini Selasa (6/4) sekitar pukul 10.00 WIB, Festival MenTari yang ditaja oleh Serikat Koreografer Cinta Indonesia (Sekoci) akan dibuka di Taman Budaya Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) di Padang. Sepuluh koreografer muda Sumbar siap menampilkan karya terbaik mereka dalam iven tersebut.

Festival MenTari yang merupakan ajang kreasi koreografer muda ini akan dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Gemala Ranti dan dilanjutkan dengan penampilan salahsatu karya peserta.
Adapun karya peserta yang akan ditampilkan di Taman Budaya tersebut adalah Siklus Minus yang merupakan garapan koreografer muda Ipraganis.

Usai kegiatan pembukaan akan dilanjutkan dengan penampilan peserta di Teater Tertutup, Mursal Esten, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Padang (UNP) di Kawasan Air Tawar dari tanggal 6 sampai tanggal 8 April 2021. Penampilan peserta di FBS UNP direncanakan akan dimulai pukul 14.00 WIB, dan akan menampilan tiga koreografer muda.

Dari daftar penampilan peserta festival yang dirilis panitia, pada hari pertama, Selasa (6/4) koreografer yang akan tampil adalah Denny Maiyosta, Hendri, dan Marya Danche. Ketiga koreografer muda ini akan mengusung tema yang yang berbeda dan tentu dengan konseop penggarapan yang berbedapa pula.

Koreografer Denny Maiyosta akan mengusung karya berjudul Aksara Jenggala, yang berkisah tentang keserakahan manusia dalam mengeksploitasi hutan tanpa diimbangi dengan penanaman kembali. Akibatnya hutan akan kehilangan fungsinya dan bumi akan semakin panas dan tidak akan seimbang. Pada gilirannya, semua akan tiba pada waktunya, ketika rimba raya melakukan unjuk-rasa atas kerusakan yang tak terkendali itu dengan cara mereka sendiri, tidak terduga serta dengan bahasa yang juga tidak dapat dipahami.

Penampilan kedua adalah koreografer Hendri yang akan menampilkan karya berjudul Darah Daging, karya ini menceritakan ketika orang begitu mengagungkan percepatan yang menyebabkan mereka menjadi hilang kendali, bahkan kehidupan cenderung berujung berantakan. Dalam kondisi itulah, kelambatan justru dibutuhkan, karena kelambatan membawa banyak sisi yang berguna bagi manusia dan kemanusiaan, sekaligus menjadi ajang introspeksi diri.

Festival MenTari pada hari pertama ini akan ditutup oleh koreografer Maria Danche yang akan membentangkan karya berjudul Ibu Kedua, yang berkisah tentang manusia tak akan pernah bisa lepas dari kehadiran seorang ibu bahkan sampai terciptanya peradaban yang tidak luput dari peran sorang ibu namun selain ibu yang melahirkan, manusia juga punya ibu-ibu yang lain yang mengasihi dengan tulus, seperti Mande Rubiah yang memilih menjadi ibu kedua bagi seorang anak lelaki yang bernama Tupai Janjang, dan selama masih ada perempuan, umat manusia tak akan pernah benar-benar kehilangan berkah ibu.
Pada hari kedua Rabu (7/4) Festival MenTari akan menghadirkan empat koreografer muda yakni Ipraganis, Muthia Rianti, Syafrizal, dan Syafrini.

Festival Mentari yang ditaja oleh Sekoci ini berbeda dengan festival tari umumnya, pada festival ini koreografer dimbimbing oleh mentor terutama pada lima aspek utama yang jadi perhatian untuk koreografer muda, yaitu koreografi, gagasan karya, musik tari, dramaturg, dan artistik.

Untuk materi koreografi difasilitasi Hartati (koreografer), gagasan karya oleh Heru Joni Putra (sastrawan), musik tari oleh Taufik Adam, seorang komposer, dramaturg tari oleh Adinda Luthvianti (sutradara), dan artistik oleh Hanafi (perupa).

Adapun 10 koreografer muda Sumatra Barat yang ikut dalam panggung Festival MenTari, ialah Denny Maiyosta, Ipraganis, Marya Dance, Afrizal, Nurima Sari, Muthia Rianti, Hendri, Yesriva Nursyam, Safrini, dan David Putra Yudha.

Sponsor utama festival ini dalah Bakti Budaya Djarum Fondation, kemudian didukung Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, serta Universitas Negeri Padang, sejumlah pihak juga memberikan bantuan untuk kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan ini, seperti ISI dan IKJ serta Taman Budaya Sumatera Barat n Novrizal Sadewa.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

kesehatan

Edukasi PHBS dan Pendirian Poskestren di Pondok Pesantren Batang Kabung Padang – siarminang.net

Edukasi PHBS dan Pendirian Poskestren di Pondok Pesantren Batang Kabung Padang – Beritasumbar.com

[ad_1]

Penulis: Sovia Susianty
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan keagamaan Islam yang berbasis masyarakat. Pada umumnya kondisi kesehatan di lingkungan pondok pesantren masih memerlukan perhatian yaitu akses pelayanan kesehatan, berperilaku sehat maupun aspek kesehatan lingkungannya. Data Kementerian Kesehatan tahun 2012 menunjukkan bahwa jumlah populasi di Indonesia yang menderita penyakit kulit (scabies) masih sangat tinggi, yaitu 4,60 – 12,95%, dan tertinggi ditemukan di lingkungan pondok pesantren.

Perilaku santri dan kepadatan penghuni pada kamar santri sebagai faktor yang paling mempengaruhi kejadian penyakit Skabies di pondok pesantren. Saat ini, kehidupan di pondok pesantren menjadi sangat rentan terhadap penularan kasus Covid-19 mengingat jumlah santri yang sangat banyak di satu lokasi. Bila satu orang menderita Covid-19 maka penularannya akan sangat cepat.

Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (PPMTI) Batang kabung merupakan pondok pesantren yang berada di kecamatan Koto Tangah Kota Padang dengan jumlah santri kurang lebih 500 orang. Dari segi bangunan, sebagian asrama belum bersifat permanen yaitu Asrama santri pria (terbuat dari bambu) yang biasa disebut pondok, apalagi dalam 2 tahun terakhir terdapat penambahan jumlah santri. 

Hal ini membuat hunian kamar lebih padat sehingga tidak dapat dihindari pemakaian barang pribadi secara bersama, yang akan mengakibatkan peningkatan masalah kulit dan penyakit akibat lingkungan yang tidak bersih. Untuk itu, tim dosen dari Fakultas Keperawatan yang terdiri dari Ns. Sovia Susianty, M.Kep , Ns. Fitri Mailani, M.Kep,  Ns. Bunga Permata Wenny, M.Kep, melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu : Edukasi PHBS dilingkungan pesantren dan pendirian poskestren di Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah Batang Kabung Padang Kecamatan Koto Tangah.

Pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui serangkaian kegiatan, diantaranya diskusi dengan pimpinan dan Ustadz pembina, edukasi santri, pemberian bantuan sarana kebersihan seperti perlengkapan mandi untuk 33 orang santri, tong sampah besar (dustbin) sebagai sarana untuk menjaga kebersihan pondok pesantren. Selain itu, untuk mengoptimalkan poskestren diberikan bantuan berupa : Tensimeter digital, Termometer digital, obat bebas sederhana dan set perawatan luka. masker.

Kegiatan ini dilaksanakan pada senin, tanggal 24 Agustus 2021 dengan memberikan edukasi PHBS dilingkungan pondok pesantren serta cara mencuci tangan yang benar dalam rangka pencegahan Covid 19.  Sebanyak 33 orang santriwan/santriwati pada tingkat madrasah dilibatkan dalam kegiatan ini yang nantinya akan menjadi duta Santri Sehat Ceria “SaTRia”. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Sekolah Madrasah Tarbiyah Islamiyah yaitu Irwanto, S.Pd.I serta Ustadz /Ustadzah Pembina Pondok Pesantren.

Selain edukasi terhadap santri, Ustadz Pembina asrama juga diajarkan tentang penggunaan tensimeter digital, termometer digital serta cara perawatan luka sederhana sehingga diharapkan pertolongan pertama bisa dilakukan oleh ustadz pembina asrama.dan pemberdayaan penghuni pesantren dapat meningkatkan derajat kesehatan wargan pondok pesantren.  

Pada kegiatan ini, tim dosen juga menyusun booklet tentang PHBS serta buku saku penanganan masalah kesehatan sederhana, seperti pencegahan dan penatalaksanaan penyakit kulit (Scabies), penanganan dismenore secara farmakologis dan non farmakologis. Setelah dilakukan edukasi PHBS, didapatkan 80% dari santriwan/santriwati mengetahui bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat yang harus diterapkan dilingkungan pondok pesantren, 95% santri bisa mempraktekan cara mencuci tangan yang benar. Kegiatan ini sangat disambut baik oleh pondok pesantren baik pimpinan, ustazah, dan para santri dan berharap ada keberlanjutan dari kegiatan pengabdian ini untuk tahun-tahun berikutnya.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Padang

Majelis Pertimbangan Kelitbangan Sumbar Rekomendasikan Pembatalan TdS 2021 – siarminang.net

Majelis Pertimbangan Kelitbangan Sumbar Rekomendasikan Pembatalan TdS 2021 – Beritasumbar.com

[ad_1]

Padang,siarminang.net,_ Dalam upaya menggerakkan sektor UMKM dan pariwisata, anggaran pelaksanaan iven balap sepeda Tour de Singkarak (TdS) 2021 sebesar Rp4.9 Miliar, akan jauh lebih bermanfaat dan dirasakan masyarakat jika dialihkan untuk penanganan Covid-19 atau subsidi kepada pelaku UMKM terutama UMKM penunjang pariwisata yang terdampak pandemi atau kegiatan promosi pariwisata lainnya yang lebih memungkinkan.

Hal tersebut merupakan salah satu rekomendasi yang disampaikan
Koordinator Tenaga Ahli Majelis Pertimbangan Kelitbangan Sumatera Barat (Sumbar), Musliar Kasim, kepada Gubernur Mahyeldi, terkait rencana penyelenggaraan iven balap sepeda internasional, Tour de Singkarak (TdS) tahun 2021, di Gubernuran Sumbar, Jl. Sudirman, Padang, Jumat (27/8/2021).

Rekomendasi tersebut berdasarkan pertimbangan masih tingginya jumlah penyebaran dan masyarakat yang terpapar virus COVID-19 di Sumbar dengan positive rate 12,94 persen, dan 85.130 kasus positif (https://corona.sumbarprov.go.id/25 Agustus 2021).

Selain itu, disebabkan masih rendahnya tingkat vaksinasi di Sumbar dalam membentuk herd immunity, sementara potensi yang tinggi dari event TdS 2021 dalam menimbulkan kerumunan maupun diabaikannya protokol kesehatan yang berpotensi menciptakan klaster baru dan menghambat upaya penanganan pandemi.

Hingga 25 Agustus 2021, data Kemenkes mencatat capaian vaksinasi Sumbar masih 15,83 persen untuk vaksin dosis pertama, dan 9,06 persen vaksin dosis kedua.

Kemudian, datangnya pebalap sepeda beserta tim official dari berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara ke Sumbar, berpotensi menimbulkan risiko adanya mutasi virus yang dapat mempersulit penanganan pandemi.

Pertimbangan lain menurut Musliar, adalah kondisi psiko-sosial masyarakat dengan event TdS 2021 yang mengundang masuknya wisatawan asing berpotensi pula menimbulkan penolakan bahkan gejolak sosial termasuk penilaian terhadap konsistensi kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat.

Terakhir, ditambahkan Musliar untuk menyelenggarakan event TdS yang lebih bermanfaat pada masa yang akan datang, Majelis merekomendasikan perlunya dilakukan studi tentang manfaat ekonomi dan sosial pelaksanaan event TdS.

“Jadi itu beberapa pertimbangan sebagai dasar rekomendasi yang kami sampaikan kepada Pemerintah Provinsi Sumbar, berdasarkan hasil rapat Pleno Majelis Pertimbangan Kelitbangan Provinsi Sumbar
untuk menunda/membatalkan event TdS 2021,” kata Musliar.

“Penyelenggaraan TdS jika tetap diadakan pada tahun ini disatu sisi akan bisa menjadi ajang promosi Sumatera Barat, namun disisi lain ini juga akan memiliki dampak terhadap penanganan Covid-19. Kegiatan ini akan menyebabkan berkumpulnya sejumlah orang yang datang dari luar Sumatera Barat yang sangat berpotensi menciptakan penyebaran virus lebih banyak,” tambah Musliar.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Padang

Perantau minang sesalkan masy over kritik perihal mobdin gub dan wagub sumbar. – siarminang.net

Perantau minang sesalkan masy over kritik perihal mobdin gub dan wagub sumbar. – Beritasumbar.com

[ad_1]

Padang,siarminang.net,– Syaiful, SE salah seorang perantau minang ditangjungpinang -KEPRI, merasa prihatin terhadap penyerahan mobdin gub dan wagub kepada satgas covid, itu kan fasilitas pemimpin kita sebagai sarana mobilitas untuk mereka berkerja, kenapa kok dibiarkan diserahkan kepada satgas covid, kasihan buya mahyeldi, beliau sampai pinjam mobil untuk bertugas dikarenakan mobil dinasnya rusak.

Harusnya masyarakat sumbar malu dong, masak sumbar kalah dengan blue Bird yg hanya angkutan umum selalu ganti mobil setiap 5 tahun.

Dalam hitungan matematika kendaraan itu harus diganti, karna terkait dg keselamatan orang dan biaya perbaikan /maintenancenya tinggi jika usia kendaraan lebih dari 5 tahun ungkap mantan Ketua DPD ORGANDA KEPRI tersebut.

Lebih jauh syaiful menjelaskan bahwa sumatera barat daerahnya didominasi darat dengan jalan yg banyak belokkan, menurun dan mendaki, serta banyaknya jurang disamping jalan, seperti sitinjau laut, silaing dan sebagainya, tentunya sangat berisiko tinggi mengunakan kendaraan yg tdk sehat.

Masyarakat sumbar harus memikirkan keselamatan pemimpinnya, jangan sampai kita dianggap intoleran terhadap pemimpin sendiri.

Beliau meminta kepada elemen masyarakat, okp, lsm agar segera mengambil mobil dinas tersebut dan menyerahkan kembali kepada gubernur dan wakil gubernur sumbar, jangan sampai kita dianggap intoleran terhadap pemimpin sendiri, malulah dengan daerah tetangga .

Kita memahami saat ini kondisi perekonomian sedang menurun akibat covid, namun jangan semuanya dikaitkan, jangan semuanya dikritisi. Mobil dinas gubernur dan wagub itu juga hal yg sangat penting sarana mereka berkerja untuk masyarakat dan daerah tegas ketua pembina pemuda minang Tanjungpinang tersebut.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer