Connect with us

News

Sopi Rantang Akhirnya Kembali ke Alam Liar

Sopi Rantang Akhirnya Kembali ke Alam Liar

[ad_1]

Selasa, 10 Juli 2018 – 20:50:25 WIB – 72

Sopi Rantang di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR HSD), Sumatera Barat (Sumbar)

DHARMASYARA – Setelah berhasil di rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR HSD), Sumatera Barat (Sumbar), Sopi Rantang dikembalikan ke alam liar pada 1 Juli 2018 lalu.

“Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) selaku pengelola Pusat Rehabilitasi Satwa Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) sangat berbangga mendapat kepercayaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk melakukan rehabilitasi Sopi Rantang,” ungkap Hashim Djojohadikusumo, Ketua YAD.

Sopi Rantang adalah Harimau Sumatera korban konflik satwa liar-manusia di Kabupaten Agam Sumatera Barat yang pada tanggal 14 April 2018 berhasil dievakuasi oleh BKSDA Sumatera Barat setelah Harimau betina itu disinyalir memangsa ternak warga.

Translokasi satwa tersebut ke PR-HSD dilakukan pada 18 April 2018 dan proses rehabilitasi diawali dengan karantina selama 14 hari untuk dimonitor 24 jam penuh dan dilakukan perekaman medis status kesehatan.

“Pada awalnya Sopi Rantang menderita luka lacerasi dan kebotakan di area wajah dan ekor, peningkatan nilai Total Protein dan UREA Nirogen Darah (BUN) dan peningkatan nilai Eritrosit darah dan Hemoglobin (Polisitemia). Ditemukan ektoparasit Ambyloma testudinarium, endoparasit Toxocara, Sp. dan Ancylostoma, Sp. serta hasil negatif Antigen CDV (Canine Distemper Virus). Semua data ini menjadi dasar tindakan rehabilitasi yang dilakukan di PR-HSD mulai 22 April 2018,” jelas drh. Deny Ramadhani, Koordinator Dokter Hewan PR-HSD.

Tim medis PR-HSD memberikan terapi menanggulangi lesi kulit, perbaikan sistem metabolisme, nutrisi, penekanan tingkat stress menggunakan terapi energi Linking Awareness dan terapi kausatif ektoparasit. Pemeriksaan USG dan hematologi darah dilakukan di klinik PR-HSD yang memiliki peralatan medis satwa terlengkap di Sumatera Barat.

“Setelah 70 hari masa rehabilitasi di PR-HSD, dan berdasarkan rekam medis pada 30 Juni 2018 maka kami menyatakan bahwa Rantang telah siap dilepas liarkan. Dia telah mencapai kestabilan perilaku dan kesehatan sebagai Harimau Sumatera,” tegas drh. Andita Septiandini, Manajer Operasional PR-HSD.

Selanjutnya BKSDA Sumatera Barat atas persetujuan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem memutuskan melepas liarkan Sopi Rantang pada 1 Juli 2018 di Suaka Margasatwa Rimbang Baling yang terletak antara perbatasan Sumatera Barat dan Riau.

“YAD mengucapkan syukur telah dapat melaksanakan rehabilitasi Sopi Rantang di PR-HSD dengan baik sehingga bisa dilepasliarkan kembali ke alam. Semoga hal ini bisa menjadi sumbangsih bagi kelestarian Harimau Sumatera yang sudah semakin berkurang jumlahnya,” tutur Catrini Kubontubuh, Direktur Eksekutif YAD.

“Semoga Sopi Rantang dapat bertahan hidup setelah kembali di alam liar, membuat teritori baru dan bereproduksi dengan sehat,” harap Hashim Djojohadikusumo. (rel)

Editor/Sumber: Ikhlas Bakri

Tag: daerah,dharmasraya,indonesia,internasional,metro,nasional

Menkominfo Resmi Blokir Aplikasi Tik Tok, Ini Alasannya

Menkominfo Resmi Blokir Aplikasi Tik Tok, Ini Alasannya

JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan alasan Kominfo memblokir aplikasi Tik Tok adalah…

Kivlan Zen: Gatot Nurmantyo Sosok Satria Piningit Capres 2019

Kivlan Zen: Gatot Nurmantyo Sosok Satria Piningit Capres 2019

POLITIK – Para Pengurus Organisasi/Relawan Gatot Nurmantyo berkumpul dalam rangka Halal bi Halal dan Konsolidasi…

Cat Show 2018, Dari Hobi Hasilkan Uang Jutaan Hingga Puluhan Juta Rupiah

Cat Show 2018, Dari Hobi Hasilkan Uang Jutaan Hingga Puluhan Juta Rupiah

FEATURE – Banyak cara seseorang untuk menyalurkan kegemaran, salah satunya dengan memelihara hewan peliharaan, kucing….

Rumor Edinson Cavani Kembali ke Italia, Musim Depan Serie A Kian Panas

Rumor Edinson Cavani Kembali ke Italia, Musim Depan Serie A Kian Panas

BOLA – Beredar rumor bahwa Edinson Cavani semakin dekat dengan pintu keluar Paris Saint-Germain (PSG) musim panas 2018….

Berbekal Silet, Dua Induak-induak ini Mencopet di Pasar Padang Panjang

Berbekal Silet, Dua Induak-induak ini Mencopet di Pasar Padang Panjang

PADANG PANJANG – Jajaran Reskrim Polres Padang Panjang bersama Sat Intelkam, amankan dua wanita paruh baya pelaku copet…



[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer