Connect with us

Fadli Riansyah

Sumpah Pemuda dan Idealisme Kaum Millenial

Sumpah Pemuda dan Idealisme Kaum Millenial

[ad_1]

Limapuluh Kota, BeritaSumbar.com – Tepat hari ini, Senin 28 Oktober 2019 seluruh bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke 91 tahun, sejak diikrarkan pada tanggal yang sama tahun 1928 silam. Sumpah pemuda hari ini diperingati dengan meriah di setiap daerah dan juga di dunia maya, berbagai macam poster bersileweran. Semua bangga dengan Pemuda Indonesia.

Jika kita membuka Wikipedia, maka kita akan menemukan gubahan berikut, “Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.”

Namun di zaman millenial, berbagai macam tuntutan bermunculan bak cendawan dimusim hujan, ada yang menanyakan tentang idealisme pemuda. Sebab kata tokoh Tan Malaka, “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda.” Lantas seperti apa pemuda hari ini mempertahankan idealisme nya, bagaimana pemuda Indonesia sekarang dapat menegakkan kepala hingga sejajar dengan bangsa lain?

Menurut penulis pemuda memang harus idealis. Idealis adalah mencapai sesuatu yang memang atas dasar pemikiran sendiri, tidak mengikuti kehendak orang lain. Meskipun begitu pemuda tidak boleh individualis, karena kehendak perubahan tepat berada di tangan pemuda.

Jika dizaman penjajahan dulu kehendak pemuda waktu itu adalah mengingkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan, alangkah baiknya dizaman sekarang kita pemuda Indonesia berkehendak memerdekakan rakyat yang masih terkurung kemiskinan, tentunya dengan memunculkan kreativitas untuk meningkatkan taraf ekonomi mereka.

Ada banyak cara sederhana, misalnya dibidang pertanian pemuda harus bisa menaikkan nilai jual komoditi pertanian dengan cara memberikan kemasan yang baik dan membantu menjual langsung secara online atau pun offline, sehingga dapat memberantas tengkulak karena rantai tata niaga jadi lebih singkat, langsung dari petani ke pembeli.

Di bidang lain juga tidak terlalu susah, intinya bagaimana pemuda dapat memberantas perilaku oknum – oknum yang tidak memihak kepada masyarakat lemah, seperti tengkulak, pemerintah yang korupsi dan lalai, juga perang pasar bebas. Sebenarnya sekarang Pemuda Millenial dituntut berjuang lebih keras.

Ingatlah kata Tan Malaka, “tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan dan memperhalus perasaan.”

Pertajamlah kecerdasan, tuntutlah ilmu setinggi mungkin. Kuatkan tekad, perkukuh kemauan untuk menggapai cita – cita. Tetapi jangan lupa, haluskan perasaan, masih banyak orang – orang yang butuh bantuan kita. Masih banyak daerah – daerah yang perlu dijaga pemuda dari jarahan bangsa lain yang bernama investasi.

Pemuda Millenial harus mampu menciptakan sarana – sarana produksi di tengah – tengah masyarakat, sehingga bangsa kita dapat berdiri di atas kaki sendiri. Hingga tidak semua kebutuhan harus di impor dari luar.

Bayangkanlah bila di satu desa telah memiliki sarana produksi untuk menaikkan taraf hidup masyarakat, disana ada satu pemuda yang membantu kebuntuan mereka dari hambatan ilmu pengetahuan. Terserah apa pun profesi kita, namun yakinlah bila ada niat untuk merubah bangsa ini dengan cara yang terhormat, berbaur dengan rakyat.

Ayo Bung! Bersama kita bisa. Kata Hamka, “jalanmu akan berat, jiwamu harus kuat. Tetapi aku percaya kamu akan jaya, kuatkan pribadimu!”.

Ayo Bung! Merdekakan Kembali Bangsamu….

– Fadli Riansyah Putra

Owner Kopi Sago

fb : Fadli Riansyah

ig : @kopisago_etnik @kopisago

 

window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : ‘1410885915625287’,
xfbml : true,
version : ‘v2.10’
});
FB.AppEvents.logPageView();
};

(function(d, s, id){
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/en_US/sdk.js”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : ‘1410885915625287’,
xfbml : true,
version : ‘v2.10’
});
FB.AppEvents.logPageView();
};

(function(d, s, id){
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/en_US/sdk.js”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));
(function(d, s, id) {
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/en_US/sdk.js#xfbml=1&appId=322156664622039&version=v2.3”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));(function(d, s, id) {
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/en_GB/sdk.js#xfbml=1&version=v2.7&appId=322156664622039”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer