Connect with us

ekraf 2020

Tampil Di Pasar Ekraf 2020, Sanggar Kumbang Cari Harapkan Gamaik Diminati Anak Muda – siarminang.net

Tampil Di Pasar Ekraf 2020, Sanggar Kumbang Cari Harapkan Gamaik Diminati Anak Muda – Beritasumbar.com

[ad_1]

Payakumbuh,siarminang.net,– Para pemusik tuo-tuo legend (senior) dari Sanggar Gamaik Kumbang Cari asal Kota Padang yang tampil dalam pasar ekonomi kreatif (Ekraf) 2020 di Agam Jua Art and Culture Cafe, Kawasan Batang Agam pada hari kesepuluh, Selasa (23/11) menyampaikan harapan agar musik gamaik digemari oleh generasi penerus, alias anak muda.

“Seandainya kami yang tua-tua ini sudah tidak ada, bisa tenggelam budaya gamaik kalau anak muda tidak meneruskan estafetnya, mambangkik batang tarandam istilah orang minangnya,” kata pimpinan sangar, Rusli NH diwawancara media disela-sela waktu istirahat mereka.

Menurut Rusli NH, Kumbang Cari menanggapi positif iven Pasar Ekraf 2020 ini, mereka senang dapat menjadi bagian dari kalangan yang mempopulerkan budaya gamaik kepada kawula muda.

“Untuk sekilas Covid-19 membuat kita menjadi berpuasa tampil, padahal iven-iven musik daerah pasti sudah dirancang oleh pemerintah kota, kabupaten, bahkan provinsi sejak beberapa bulan lalu, karena pandemi jadi batal digelar,” ungkapnya.

Menurut Rusli, selama pandemi Covid-19 yang membuat acara-acara pertunjukan kesenian juga berpuasa tampil hampir 7 bulan, mereka sudah jenuh sekali rasanya. Ternyata jawaban itu muncul saat mereka dihubungi panitia dari Masyarakat Peduli Seni Budaya (MPSB) Kota Payakumbuh untuk tampil pada iven Pasar Ekraf 2020 yang diadakan di Payakumbuh.

“Timbul semangat kami kembali dengan bisa tampil di Payakumbuh ini. Istilahnya tabaok sanang. Tentu untuk kedepan iven seperti ini dapat digelar oleh pemda dan pemprov Sumbar,” ujarnya.

Rusli melihat, musik gamaik ini dulunya anak-anak muda tak mau mendekati. Setelah beberapa tahun kemudian ada modernisasi kepada musik gamaik, dan itu membuat anak muda perlahan meminatinya, akhirnya juga mendekati dan menjadi pelaku seni gamaik.

“Modernisasi ini tidak lari dari dasar gamaik, karena ada lagu joged, lagu wajib, dan lagu cacahnya. Inilah yang membuat terpancing anak muda. Kami berharap pemerintah tinggal memfasilitasi saja lagi, seperti adanya Pasar Ekraf ini,” ujarnya.

Grup musik Kumbang Cari berdiri pada tahun 1969, dan sempat beberapa kali tukar nama. Awalnya Cimpago Biru, lalu berganti ke Cimpago Putih, dan akhirnya menjadi Kumbang Cari sejak 1983, diketuai oleh Rusli, NH sejak saat itu.

Bahkan, ada yang paling senior kelahiran tahun 1948, pemain gendangnya sekaligus sebagai penasehat, namanya Amiruddin.

Di Pasar Ekraf, para pemain Kumbang Cari menampilkan lagu Gamad lama, tentu saja bagi para pemain musik senior legend itu dengan ciri khas mereka mampu memberikan pertunjukan apik kepada penonton. Ada 12 ronde mereka tampilkan dari pukul 16.00 hingga malam hari di iven tersebut. Lagu wajib dikombinasikan dengan lagu pecahan dengan tempo langgam, joged, dan cacah.

Kaparinyo Sampai Hati, Sempaya Pambayan dilanjutkan pecahan Serempang Laut, Tampayang dilanjutkan lagu Ya Ya, Sinar Bulan dilanjutkan pecahan Lanser, Ratok Tangiang dilanjutkan pecahan Anak Kala, Siti Payung dilanjutkan pecahan Mak Inang Lenggang, Perak Perak dilanjutkan pecahan Kaparinyo Sampai Hati, Mas Merah dilanjutkan Pecahan Tudung Periuk, Mati Dibunuh dilanjutkan pecahan Tanjung Katung, Ender Lela dilanjutkan pecahan Rosmani, Ekson dilanjutkan pecahan Tanjung Bila, DAN Makan Sirih dilanjutkan pecahan Buayan Buluh.

Sementara itu, Kepala Dinas Provinsi Sumatera Barat, Novrial mengatakan menyebut pada 1 Juni 2020 lalu, memasuki tatanan new normal, gubernur mengatakan Sumbar tak bisa diselimuti duka dengan terus memikirkan Covid-19, harus pulihkan ekonomi di bidang kepariwisataan karena tidak ada lagi transaksi ekonomi terjadi, maka dinas pariwisata diperintahkan melakukan langkah aktifasi dengan kegiatan berbentuk pasar ekonomi kreatif (Ekraf).

“Sedianya kita menggelar secara konvensional, namun karena masih adanya pandemi Covid-19, kita mengubahnya menjadi kegiatan-kegiatan kecil Pasar Ekraf di beberapa Kota/kabupaten hingga sampai akhir tahun,” kata Novrial. (*)

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ekraf 2020

Gamaik Kolaborasi Hoyak Pasar Ekraf 2020 Payakumbuh – siarminang.net

Gamaik Kolaborasi Hoyak Pasar Ekraf 2020 Payakumbuh – Beritasumbar.com

[ad_1]

Payakumbuh, siarminang.net – Grup Musik Gamaik Mandayu asal Kota Padang tampil dalam pasar ekonomi kreatif (Ekraf) 2020 di Agam Jua Art and Culture Cafe, Kawasan Batang Agam pada hari kesebelas, Rabu (23/11).

Grup musik beranggotakan 11 orang tersebut membawakan 11 lagu gamaik seperti Kaparinyo, Siligi, Anak Kala, Siti Padang, Buruang Putiah, Sitikam, Buayan Buluah, Bintang Malam, Amat Gila, Tampayang, dan Anak Tiuang.

Menurut pimpinan Sanggar Mandayu, Ferry YJ grup musik ini didirikan pada 2017, dengan latar belakang anggotanya adalah mahasiswa yang juga bergelut di permusikan di bawah Sanggar Pelangi Ranah Minang, sebagai payungnya dari Mandayu.

“Personil untuk gamaik klasik ada sebanyak 8 orang, sekarang kami lebih kepada mengkolaborasikan gamaik klasik dan modern, gamaik dengan lagu yang sama namun balutann musiknya berbeda, tujuannya agar menarik minat anak muda,” ungkapnya.

Menurut Ferry, setelah adanya pandemi, mereka akhirnya bisa tampil setelah berpuasa selama 7 bulan.

“Seniman di Mandayu, berterimakasih kepada pemerintah, masih memperhatikan seniman dalam hal seperti sekarang. Akhirnya kita bisa berbuka dari puasa tampil selama 7 bulan, ada kehadiran pemerintah mencarikan jalan,” ujarnya.

Menurut Ferry, lagu gamaik saat ini belum ada pertambahannya. Dalam artian, seniman menyadur lagu-lagu melayu untuk pecahannya (tempo joged). Kolaborasi musik gamad klasik dan moderen.

“Harapan kita tentu agar aransemen yang dibuat baru, lebih kekinian menarik minat generasi muda ikut mempertahankan tradisi dan seni budaya kita,” terangnya.

Sementara itu, Deni Rao, Ketua panitia acara dari Masyarakat Peduli Seni Budaya (MPSB) Kota Payakumbuh mengatakan besok Kamis (25/11), Pasar Ekraf 2020 libur, dan akan dilanjutkan Jumat Sabtu dan Minggu dengan penampilan seni tradisi dari pelaku seni Luak Limopuluah ditambah dengan gelaran kuliner khas 10 Nagari di Payakumbuh. (*)

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer