Connect with us

News

TdS 2019: Jesse Ewart Pertahankan Yellow Jersey di Etape 2 Pasaman-Bukittinggi

TdS 2019: Jesse Ewart Pertahankan Yellow Jersey di Etape 2 Pasaman-Bukittinggi

[ad_1]

Minggu, 03 November 2019 – 23:09:12 WIB – 85

Peserta pebalap saat memasuki garis finish di pedestrian taman Jam Gadang (Ist)

BUKITTINGGI — Kegiatan tahunan Tour de Singkarak (TdS) kini memasuki yang ke 11 di tahun 2019, Kota Bukittinggi pada tahun 2019 ini sebagai tempat finish etape 2, Pasaman-Bukittinggi, di pedestrian Taman Jam Gadang, Minggu (3/11/2019). Pada kesempatan tersebut dihadiri Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Barat, Nasrul Abit, Wali Kota beserta Wakil Wali Kota, Sekdako Bukittinggi, Ketua beserta anggota DPRD Kota Bukittinggi, Forkopimda, Ketua TP PKK, Ketua GOW, Ketua Darma Wanita dan undangan lainnya.

Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Barat, Nasrul Abit pada sambutannya mengatakan mendapat bisikan dari tim UCI (Badan Bersepeda Internasional) bahwa kalau begini terus keamanan TdS akan execelent hasilnya 2019, ucapan Nasrul Abit itupun mendapat applause dari seluruhnya yang hadir memadati areal pedestrian taman Jam Gadang.

Nasrul Abit juga mengucapkan terima kasih kepada semuanya masyarakat Kota Bukittinggi yang telah ikut memeriahkan penyelenggaraan finish TdS ke 11 di Kota Bukittinggi, begitupun ucapan terima kasih dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat kepada Wali Kota Bukittinggi yang telah menata Kota ini sebagai tempat penyelenggaraan finish sehingga penontonnya pun membludak, ini promosi yang sangat luar biasa, ucap Nasrul Abit.

“Mudah-mudahan peringkat penyelenggaraan TdS akan naik, tanggung jawab kita bersama, bagaimana mendatangkan penonton sebanyak-banyaknya, sebelumnya menduduki peringkat ke 5 penonton terbanyak di dunia. Dengan adanya rute tambahan, masuknya Kerinci, Jambi, Pesisir Selatan, dengan harapan bisa naik peringkat dan juga execelent, TdS tetap ada di Provinsi Sumatera Barat, TdS ranca bana”, katanya.

Sementara itu Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias menjelaskan TdS merupakan event internasional yang setiap tahun diadakan, Kota Bukittinggi aktif dan tidak pernah absen dalam suksesnya TdS ini. yang memasuki garis finish sangat luar biasa sekali, setiap tahun bertambah pesertanya, dahulu diikuti sebanyak 18 negara, tahun ini diikuti sebanyak 25 negara.

Tentunya ini dampaknya besar sekali ke Provinsi Sumatera Barat dan khususnya ke Kota Bukittinggi, kegiatan TdS ini disiarkan ke seluruh dunia, secara langsung mempromosikan Provinsi Sumatera Barat dan khususnya Kota Bukittinggi. Harapan kita bagaimana event ini tetap berlanjut, ini adalah harga diri Provinsi Sumatera Barat. Dimintanya kepada Wakil Guburnur Provinsi Sumatera Barat, harapan dari Pemerintah Kota Bukittinggi adalah kegiatan ini adalah kalender di Kabupaten Kota di Sumatera Barat, ini harus dilanjutkan terus, harap Ramlan Nurmatias.

Dilihat dari jumlah peserta cukup banyak dan hadiah yang diperebutkan senilai Rp2 miliar termasuk juga rute yang ditempuh dari Kabupaten Pasaman ke Kota Bukittinggi sepanjang 112 kilometer, rute ini tidak mudah karena jalannya berbelok-belok dan juga tanjakan. Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias mengatakan semua lintasan di rute ke 2 ini berjalan aman, lancar dan tidak terjadi apapun, Insya Allah Kota Bukittinggi selalu siap dalam kegiatan TdS. ucap Ramlan Nurmatias.

Adapun pemenang pada etape 2 Pasaman-Bukittinggi pada Stage Individual Classification adalah Jesse Ewart dari team Sapura Cycling Singapura berhak dan tetap memakai Yellow Jersey dengan waktu tempuh 2:51:13, urutan kedua Firdaus Ahmad Yoga Ilham dari PGN Road cycling team Indonesia, waktu tempuh 2:51:40, dan di urutan ketiga Jamalidin Novardianto dari PGN Road cycling team Indonesia waktu tempuh 2:52:07.

Untuk Individual General Calssification By Time (Yellow Jersey) adalah Ewart Jesse dari team Sapura Cycling Singapura, dan Stage Best Indonesian Rider diraih PGN Road cycling team, Best Indoensian Rider (Red and White Jersey) diraih Sahbana Agung, Best Sprinters Classification (Green Jersey) diraih Ewart Jesse, Best Climbers Classification-Kom (Polka Dot Jersey) diraih Filipe Marcelo, Team General Classification by Time diraih Team Sapura Cycling, dan Best Indonesian Team diraih PGN Road Cycling. (Iwin SB)

Editor/Sumber: Rio Irawan

Tag: bukittinggi,sport,sumatra-barat

Menakar Munculnya Calon Independen

Menakar Munculnya Calon Independen

Oleh: EKI BUTMAN Rivalitas politik jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Provinsi Sumatera Barat antara partai…

Edarkan Sabu 57,5 gram, DS Warga Bengkalis Dikerangkeng Jeruji Besi

Edarkan Sabu 57,5 gram, DS Warga Bengkalis Dikerangkeng Jeruji Besi

BENGKALIS — Diduga edarkan sabu, tim opsnal Reskrim Polsek Mandau menangkap pria berinisial DS pengedar sabu 57.9 gram…

TdS 2019, Langkah Awal Hubungkan Akses di Kawasan Sumatra

TdS 2019, Langkah Awal Hubungkan Akses di Kawasan Sumatra

PADANG PARIAMAN –Tour de Singkarak (TdS) 2019 menjadi langkah awal menghubungkan Pulau Sumatra melalui kayuhan sepeda….

Nyaris Menang, Semen Padang FC Imbang dengan Tuan Rumah Bhayangkara FC

Nyaris Menang, Semen Padang FC Imbang dengan Tuan Rumah Bhayangkara FC

BOLA — Misi Kabau Sirah mengobati kekalahan pada pekan k-26 Liga 1 2019 nyaris terwujud di Stadion PTIK Jakarta, Sabtu…

Polres Pasaman Barat Lakukan Bedah Rumah Warga Kurang Mampu

Polres Pasaman Barat Lakukan Bedah Rumah Warga Kurang Mampu

PASAMAN BARAT – Alangkah bahagianya, Kulyuno (45) warga Jambak Jalur IV Timur, Jorong Jambak Selatan, Nagari Persiapan…

(function(d, s, id) {
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/id_ID/sdk.js#xfbml=1&version=v2.8&appId=1208534375853801”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer