Connect with us

Berita

Ustaz Abdul Somad Dukung Prabowo, Fadli Zon: Makin Hormat, Tak Haus Harta dan JabatanWebsite Resmi Fadli Zon Wakil Ketua DPR RI

ustaz-abdul-somad-dukung-prabowo-tanggapan-fadli-zon

[ad_1]

Ustaz Abdul Somad Dukung Prabowo, Fadli Zon: Makin Hormat, Tak Haus Harta dan Jabatan

Fadli menanggapi keputusan Ustaz Abdul Somad yang mendukung Prabowo. Ia mengaku makin hormat terhadap sosok yang tak haus harta dan jabatan tersebut.

Ustaz Abdul Somad (UAS) menyatakan dukungannya kepada calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019.

Keputusan ini mendapat respon dari berbagai pihak termasuk Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon.

Fadli Zon mengaku dirinya semakin hormat dengan sosok Ustaz Abdul Somad.

Ia juga bersyukur memiliki sosok Ustaz yang menurutnya luar biasa tersebut.

Lebih lanjut, Fadli Zon menilai UAS tidak haus akan harta, politik maupun jabatan.

Hal tersebut diungkapkannya melalui cuitan di akun Twitter pribadi miliknya @fadlizon, Jumat (12/4/2019).

“Alhamdulilah akhirnya UAS mendukung P @prabowo. Tp bukan sekedar dukung, beliau memberi hadiah istimewa, minyak wangi oud n tasbih serta dua permintaan yg luar biasa. Semakin hormat n bersyukur kita punya ulama spt UAS, tak haus harta, politik n jabatan. #UASPilihPrabowo”

Untuk diketahui, dalam dialog ekslusif Prabowo dan Ustaz Abdul Somad yang diunggah di kanal Youtube TV One pada Kamis (11/4/2019), UAS menyatakan dukungannya kepada Prabowo.

Ustaz Abdul Somah bahkan mengajukan dua permintaan kepada Prabowo.

Saat kelak Prabowo menjadi presiden, UAS tak ingin diundang ke istana.

Hal kedua, UAS tak ingin dirinya diberikan jabatan apapun oleh Prabowo.

“Pertama: Jangan bapak undang saya ke istana, biarkan saya berdakwah masuk ke dalam hutan, karena memang saya dari awal dari sana.

Saya orang kampung, saya masuk hutan ke hutan.”

“Kedua, jangan Bapak beri saya jabatan, apapun.

Pada awalnya ia bercerita mengenai perjalanan dakwahnya ke seluruh penjuru nusantara.

Dalam perjalanan tersebut, para jamaah kerap kali mengangkat dua jari sebagai simbol pasangan calon presiden dan calon wakil presdien nomor urut 02.

UAS tak ingin tabligh akbar yang dihadirinya berubah menjadi ajang politik.

Oleh sebab itu, selalu ada Panwaslu dan Bawaslu dalam setiap kegiatannya.

“Kalian kan punya jari sepuluh. Kenapa yang diangkat cuma dua?” kisah UAS saat memperingatkan jamaahnya.

Hal itu juga terjadi saat UAS mengajak para jamaah untuk bershalawat.

Tiap diajak bershalawat, jamaah justru kembali mengacungkan dua jari.

“Nanti ketika saya sampaikan ‘mari kita bershalawat’, kan untuk merubah suana. Shalallahu ‘ala Muhammad, umat begini lagi,” kisah Ustaz Abdul Somad sambil mengacungkan dua jari menirukan jamaahnya.

UAS kemudian menyampaikan jika beberapa daerah yang telah dikunjunginya selalu terjadi hal tersebut.

“Rata-rata. Dari mulai ujung Aceh sampai ke Pulau Madura, sampai ke Sorong. Jadi, saya melihat ini, umat sedang berharap besar pada bapak. Itu yang saya lihat,” jawab UAS.

Melalui video tersebut, Ustaz Abdul Somad juga menceritakan perjalannya hinga akhirnya menjatuhkan dukungan kepada Prabowo.

Selain mengikuti ijtima’ ulama, Ustaz Abdul Somad mengaku mencari ulama yang batinnya suci untuk meyakinnya pada ijtima’ ulama yang jatuh kepada Prabowo.

UAS mengaku dirinya sempat khawatir tertipu oleh Prabowo.

Setiap bertemu dengan ulama, ia tak pernah menanyakan kekhawatirannya tersebut.

Para ulama yang ditemuinya dapat membaca isi hati UAS.

“Saya biarkan dia baca hati saya, ngerti nggak dia, ketika datang saya dekatkan telinga kepada dia, dia bilang ‘Saya mimpi lima kali ketemu dia’ saya tanya ‘dia, siapa?’, Prabowo,” kata UAS menceritakan dialognya dengan ulama tersebut.

Mimpi yang dialami ulama tersebut sebanyak lima kali itulah yang membuat Ustaz Abdul Somad yakin bahwa itu datang dari Allah.

“Kalau mimpi satu kali bisa jadi dari setan, lima kali dia mimpi dia lihat Bapak. Ini signal dari Allah,” lanjutnya.

Beberapa ulama lain yang ditemui juga membisikkan hal serupa kepada Ustaz Abdul Somad.

Mendapati pendapat para ulama itu, Ustaz Abdul Somad merasa bahwa dirinya diberi amanah untuk menyampaikannya sebelum pilpres.

Ustad Abdul Somad mengaku merasa lega setelah menyampaikan dukungannya kepada Prabowo.

“Plong, malam ini saya bisa tidur lelap,” aku Ustaz Abdul Somad.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer