PADANG – Kisah-kisah inspiratif dapat datang dari mana saja, oleh siapa saja, dan kapan saja. Termasuk dari para mitra pengemudi GO-JEK. Meskipun harus melewati keseharian yang melelahkan untuk mengangkut penumpang, banyak dari mereka yang membawa kisah-kisah menarik dan positif untuk dibagikan. Ada di antara mereka yang tidak pernah mengenal pamrih untuk terus peduli dan berbagi rantai kebaikan untuk sesama.
Melalui rantai kebaikan ini pun semangat persaudaraan demi merangkul dan menolong orang-orang yang membutuhkan pun ditularkan. Ada pula dari mereka yang tidak pernah lelah mengejar mimpi. menjadi contoh bagi banyak orang lainnya untuk tidak pernah menyerah dan terus bekerja keras.
Kali ini, GO-JEK menyoroti tiga kisah insipiratif para mitra driver yang telah berinisiatif menjalin tali persaudaraan dengan saling membantu dan menyalurkan rantai kebaikan, serta telah menjadi inspirasi bagi banyak orang lainnya.
Berkaca dari semangat kebaikan para mitra driver GO-JEK ini, kisah-kisah inspiratif mereka diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk terus berbagi dan memberikan dampak sosial yang lebih menyeluruh dan bisa dirasakan setiap orang. Berikut adalah kisah ketiga mitra tersebut:
1. Joli Alianda – Komunitas Brother Bob aktif menggalang dana untuk membantu sesama mitra yang sakit
Pria berumur 32 tahun ini telah setahun menjadi mitra driver GO-JEK di Bukittinggi. Sebelumnya Bapak Juli pernah bekerja di Hotel, dan diajak oleh mantan atasannya untuk bergabung ke GO-JEK demi nasib yang lebih baik.
Bapak Juli saat ini aktif tergabung dalam Komunitas Brother Bob dan pernah bertanggungjawab dalam sebuah kegiatan. Komunitas Brother Bob ini bersifat terbuka, tidak terbatas pada pangkalan tertentu. Komunitas yang sudah berumur 5 bulan ini bersifat sosial, dan saat ini beranggotakan 60 orang mitra.
Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan yaitu menggalang dana untuk membantu sesama mitra yang sedang sakit atau mengalami masalah. Rencana ke depan, Brother Bob hendak menyasar komunitas anak jalanan untuk dibina, bahkan didorong untuk menjadi mitra GO-JEK.
“Kami melihat anak-anak jalanan yang ditinggal atau diajak orangtua nya bekerja dijalanan cukup memprihatinkan. Kami ingin membagikan pengalaman kita semua selama menjadi mitra GO-JEK kepada mereka, sukur-sukur mereka bisa bergabung dalam keluarga GO-JEK kedepannya,” ungkap Juli.
Selama setahun menjadi mitra GO-JEK, Bapak Juli merasa banyak mendapatkan pelajaran. Pelajaran pelajaran tersebut salah satunya belajar menghargai dan ikhlas dalam berhubungan dengan pelanggan, serta terus berikan yang terbaik bagi pengguna GO-JEK.
2. Khairina – Mitra driver GO-JEK yang semangat mengejar gelar S3
Khairina, seorang driver GO-JEK yang beroperasi di wilayah Medan, adalah seorang dosen di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Saat ini, ia juga sedang menyelesaikan disertasi S3-nya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di jurusan Psikologi Pendidikan Islam.
Biaya yang dikeluarkan untuk sekolah hingga jenjang S3 tentu tidak sedikit. Di sela kesibukan sehari-harinya mengajar sebagai dosen di pagi hari, Khairina menyempatkan diri untuk mengambil orderan dengan mengenakan atribut lengkap GO-JEK. Pernah suatu hari ia mendapatkan pelanggan yang ternyata adalah mahasiswanya sendiri.
idak ada sedikitpun terbersit rasa malu di benak Khairina akan pekerjaannya. Malah ia bangga dengan kerja kerasnya yang menjadi contoh bagi anak muda untuk terus berkarya.
Sebagai driver perempuan, Khairina mendapatkan berbagai macam reaksi dari pelanggan yang menggunakan jasanya.
“Ada pelanggan yang membatalkan orderan setelah mengetahui bahwa saya perempuan, ada juga pelanggan yang malah ingin gantian karena tidak tega jika saya yang bawa motor. Yang paling mengharukan adalah waktu dulu ada customer laki-laki kasih tips lebih dan menyampaikan kekagumannya terhadap saya,” kata Khairina dengan raut bahagia.
3. Samiati – Mantan atlet pencak silat pengharum nama Medan
Tersirat kebanggan di wajah Samiati. Siapa sangka driver GO-JEK perempuan berumur 50 tahun ini ternyata adalah mantan atlet pencak silat yang telah mengharumkan nama Medan di kancah bela diri tanah air. Sumiati beberapa kali berhasil meraih penghargaan dimulai dari sejak dia masih duduk di bangku SMP, meski sempat mengalami cidera.
Langkahnya bergabung dengan GO-JEK berawal karena ajakan teman. Saat mencari tahu tentang pekerjaan ini, ia langsung merasa cocok karena tidak ada batasan waktu yang dipatok untuk mencari pelanggan, terlebih berbekal kemampuan bela diri yang dimiliki. Di awal-awal bekerja, ia masih meminjam sepeda motor temannya terlebih dahulu. Lama kelamaan ia bisa mengumpulkan uang untuk merenovasi rumah.
“Kerja itu harus kita senangi,” kata Samiati. “Saya sudah merasa inilah yang cocok buat saya. Pertama, waktu tidak dibatasi. Kedua, saya suka jalan-jalan keluar dan ketemu orang. Selain itu untuk menjadi driver GO-JEK khususnya perempuan dibutuhkan keberanian yang luar biasa. Dengan kemampuan bela diri yang saya miliki, saya jadi bisa menjaga diri jika ada hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Samiati memiliki keinginan untuk mengumpulkan driver perempuan dalam satu komunitas agar bisa lebih dekat dan menjaga satu sama lain. Sebagai satu kesatuan, menurut Samiati, perempuan akan tidak mudah diintimidasi karena bisa menghadapi tantangan bersama-sama.
Topik: Go-Jek, Kisah Inspiratif