Connect with us

News

Menoleh Inisiasi Padu Padan Pengembangan Tanaman Palma dan Hortikultura di Sumbar

Menoleh Inisiasi Padu Padan Pengembangan Tanaman Palma dan Hortikultura di Sumbar

[ad_1]

Kamis, 28 Juni 2018 – 19:16:41 WIB – 49

Gedung BPTP Sumatera Barat

PADANG – Kerjasama merupakan langkah untuk mengoptimalkan diseminasi invensi dan inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Melalui “Padu Padan” antar lembaga riset diharapkan diperoleh sinergi yang bermuara pada peningkatan nilai tambah kepada stakeholder pengguna teknologi.

Menindaklanjuti arahan Kepala Badan Litbang Pertanian pada pertemuan di Bogor Maret 2018 untuk melakukan padu padan antar UPT lingkup Balitbangtan, Balit Palma, Balitbu dan BPTP Balitbangtan Sumatera Barat (Sumbar) mulai menginisiasi kerjasama pengembangan tanaman palma dan hortikultura di Sumbar dengan melibatkan Kebun Buah Mekarsari sebagai salah satu mitra kerjasama dari luar Balitbangtan.

Kegiatan inisiasi padu padan Pengembangan Tanaman Palma dan Hortikultura di Sumbar dilaksanakan di auditorium Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Sumbar pada Senin 25 Juni 2018.

Peserta yang hadir meliputi Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kota sentra tanaman palma dan hortikultura di Sumatra Barat, Kepala UPTD Perbenihan Provinsi Sumatra Barat, peneliti dan penyuluh lingkup BPTP Sumbar.

Pertemuan dibuka oleh Kepala BPTP Balitbangtan Sumber Dr. Jekvy Hendra. Ia mengharapkan sinergi antar lembaga Litbang dapat mengoptimalkan pemanfatan dan penerapan invensi dan inovasi teknologi yang telah dihasilkan Balitbangtan dan lembaga mitra terkait.

Pemaparan materi diawali dengan pemutaran film Profil Balit Palma, dilanjutkan dengan penyampaian oleh Kepala Balit Palma Dr. Ismail Maskromo tentang Status Pengelolaan Koleksi Plasma Nutfah Kelapa Sawit Balitbngtan di KP. Sitiung dan Inovasi Teknologi Palma.

Menurut Ka Balit Palma, koleksi sawit di KP. Sitiung merupakan hasil eksplorasi konsorsium sawit Indonesia tahun 2009-2010 dari Kamerun dan Angola yang dikelola secara bersama BPTP Sumbar dan Balit Palma. Koleksi plasma Nutfah sebanyak 99 aksesi Kamerun dan 105 aksesi Angola tersebut telah dievaluasi dan dimanfatkan untuk mendapatkan genotipe-genotipe unggul yang nantinya digunakan sebagai tetua perakitan varietas unggul kelapa sawit tipe baru.

Melalui kerjasama dengan PT. Sasaran Ehsan Mekarsari telah dihasilkan sejumlah 100 lebih kombinasi persilangan yang akan ditanam di KP. Sitiung, Kab. Damasraya, Sumbar, KP. Paniki Balit Palma di Manado dan di Kebun Buah Mekarsari, Cileungsi, Bogor.

Dr. Donata S Pandin, staf Balit Palma yang juga hadir dalam pertemuan ini menambahkan bahwa dengan memanfaatkan potensi plasma nutfah sawit di Sitiung yang dikombinasikan dengan aksesi elite dari Mekarsari akan dapat dipercepat perakitan varietas unggul baru dari Balitbangtan, Kementerian Pertanian.

Kebun Buah Mekarsari yang diwakili Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan Tanaman Palma dan Buah mempresentasikan tentang potensi produksi benih unggul sawit Supreme dalam mendukung peremajaan sawit rakyat dan inovasi teknologi benih buah-buahan eksotik bernilai ekonomi tinggi. Varietas Supreme memiliki keunggulan cepat berbuah, produksi tinggi dan petumbuhan batang yang lambat. Keunggulan tersebut diharapkan bisa memenuhi kriteria tanaman untuk peremajaan sawit rakyat yang sedang berlangsung saat ini.

Mendukung peremajaan kelapa sawit rakyat di Sumatera Barat, kerena belum ada varietas unggul dari Balitbangtan, maka diusulkan untuk mengintroduksi benih Varietas Supreme dari PT. Sasaran Ehsan Mekarsari. Kepala Dinas Pertanian Kab. Damasraya menyambut baik rencana penyediaan benih unggul sawit dari Mekarsari tersebut dengan pendampingan teknologi dari BPTP Balitbangtan Sumbar dan Balit Palma.

Pada kesempatan yang sama telah dilakukan penandatanganan MoU antara BPTP Balitbangtan Sumbar. Balit Palma dan Taman Buah Mekarsari terkait pengembangan tanaman palma dan hortikultura di Sumatera Barat.

Semoga inisiasi padu padan ini segera ditindaklanjuti dengan eksekusi di lapang dan dapat menginspirasi

UPT lain untuk melakukan padu padan antar lembaga Litbang lingkup Balitbangtan Kementan dengan mitra swasta dan stakeholder lainnya untuk kemajuan pertanian Indonesia. (rel)

Editor/Sumber: Ikhlas Bakri

Tag: bisnis,ekonomi,sumatra-barat,teknologi

Safari Diujung Ramadhan di Mandeh, PWPM Sumbar Ingatkan Peran Pemuda dalam Bangun Destinasi Wisata

Safari Diujung Ramadhan di Mandeh, PWPM Sumbar Ingatkan Peran Pemuda dalam Bangun Destinasi Wisata

PESSEL – Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Sumbar kembali menggelar Safari Ramadhan, pada Malam ke Di malam…

Jelang Berbuka Puasa, Satu Minibus Hancur Terseret Kereta Api Sibinuang di Padang

Jelang Berbuka Puasa, Satu Minibus Hancur Terseret Kereta Api Sibinuang di Padang

PADANG – Jelang berbuka puasa, satu unit minibus Toyota Innova hancur setelah diseret kereta api Sibinuang di kawasan…

Menakar Ulang Peran dan Kompetensi Bidan

Menakar Ulang Peran dan Kompetensi Bidan

Oleh: dr. Hardisman, MHID, PhD

Hari ini, tanggal 24 Juni adalah “Hari Bidan Sedunia” yang diperingati…

Bandung Planning Galery Wisata Edukasi Di Kota Metropolis

Bandung Planning Galery Wisata Edukasi Di Kota Metropolis

BANDUNG – Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu kota tujuan wisata dan pendidikan di Indonesia….

Bupati Irdinansyah Tarmizi Sempatkan Diri Hadiri Gelaran Buka Bersama DPC Demokrat Tanah Datar

Bupati Irdinansyah Tarmizi Sempatkan Diri Hadiri Gelaran Buka Bersama DPC Demokrat Tanah Datar

TANAH DATAR – Telah menjadi tradisi dalam bulan Suci Ramadhan, berbagai organisasi, kelompok, Syarikat, Komunitas atau…



[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer