Connect with us

News

Ambil Formulir di PKS, Wahyu Iramana Putra Maju Pilkada Tanah Datar

[ad_1]

Rabu, 08 Januari 2020 – 22:52:28 WIB – 38

Ambil Formulir di PKS, Wahyu Iramana Putra Maju Pilkada Tanah Datar

Wahyu Iramana Putra saat mengambil formulir pendaftran calon Bupati di kantor PKS, Rabu (8/1/2020)

TANAH DATAR — Dengan dibukanya penjaringan bakal calon kepala daerah oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai PKS Tanah Datar, Wahyu Iramana Putra menjadi kandidat kedua mendaftar, Rabu (8/1/2020).

Kehadiran Wahyu IP di DPD PKS saat itu diiringi timnya diantaranya H Eri Munafri dan kawan-kawan saat itu diterima pengurus DPD PKS Tanah Datar yaitu Wakil Ketua, Firdaus Agus dan Humas Andri Ashari.

Wakil Ketua DPD PKS Firdaus Agus menyebutkan bahwa penjaringan balon kepala daerah Tanah Datar telah dimulai sejak Selasa 7 Januari dan akan berlangsung hingga dua minggu kedepan yaitu hingga 21 Januari.

“Terimakasih Pak Wahyu telah mengunjungi kami di PKS ini untuk turut serta berpartisipasi ingin membangun daerah dengan diawali mendaftarkan diri sebagai balon kepala daerah, pada hari kedua pembukaan penjaringan ini, Pak Wahyu adalah balon kedua yang telah mengambil formulir, sebelumnya Selasa kemarin telah mendaftar satu orang, kami akan akomodir pendaftaran ini, diharapkan formulir nanti diisi persyaratan yang telah ditetapkan dan dikembalikan lagi,” ujarnya.

Sebagai salah satu bakal calon bupati Tanah Datar pada Pilkada 2020, H. Wahyu Iramana Putra, SE putra asli Tanah Datar dari Kecamatan Pariangan dan Rambatan ini, selain di PKS, ia telah mendaftarkan diri pada sejumlah partai lainnya. “Saya telah mendaftar untuk maju menjadi bakal calon bupati Tanah Datar pada delapan partai politik, mulai dari partai Nasdem, Demokrat, Gerindra, PAN, PPP, PDIP, Hanura dan PKS. Saya langsung yang hadir untuk mengisi formulir serta penyampaian visi misi di hadapan pengurus partai didampingi tokoh masyarakat serta para pendukung kami,” ujar Wahyu Iramana Putra yang juga saat ini menjabat Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Golkar Kota Padang.

Dikatakan, dirinya mendaftar kesejumlah partai pada akhirnya untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Tanah Datar yang ia cintai dalam mewujudkan keadilan sosial, kesejahteraan dan peningkatan pembangunan daerah menuju Tanah Datar yang lebih maju dan berdaya saing dalam bingkai adat bersendikan syarak, syarak bersendikan kitabullah (ABS-SBK).

Seperti diketahui, ketokohan Wahyu IP dan latarbelakang kepemimpinannya cukup sebagai salah satu syarat kelayakan menjadi calon pemimpin daerah, figurnya telah teruji dan berpengalaman dibanyak bidang termasuk pada pemerintahan, terakhir ia menjabat Wakil Ketua DPRD Padang, sebagai pengusaha sukses juga membawa dirinya semakin matang dalam memperjuangkan kepentingan publik dan kemajuan daerah. Selain itu Wahyu juga telah banyak menjadi pemimpin diberbagai lembaga di Kota padang dan tingkat provinsi.

“Insya Allah saya siap memikul amanah masyarakat memimpin Tanah Datar kedepan. Jaring politik yang saya bangun selama ini alhamdulillah akan menjadi pendorong nanti bila amanah itu kita terima, di provinsi hingga ke pusat kita punya relasi, termasuk pada instansi dan kembaga-lembaga strategis sekalipun yang akan bisa kita manfaatkan untuk percepatan pembangunan dan kemajuan daerah,” ujarnya. (Pede/fer)

Editor/Sumber: Rio Irawan

Tag: sumatra-barat,tanah-datar

Skandal Jiwasraya Rugikan Negara Rp 13,7 triliun, Mengapa Sampai Sekarang Belum Ada Tersangka?

Skandal Jiwasraya Rugikan Negara Rp 13,7 triliun, Mengapa Sampai Sekarang Belum Ada Tersangka?

NASIONAL – Lewat suatu keterangan pers, Jaksa Agung ST Burhanuddin pada 18 Desember 2019 lalu mengumumkan kepada publik…

Mulai Hari Ini Turun, Cek Harga Pertamax Cs di Sini

Mulai Hari Ini Turun, Cek Harga Pertamax Cs di Sini

NASIONAL – PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum jenis bensin dan solar di…

Kejari, Forkopimda Serta Wali Kota Bukittinggi Bahas Persoalan Hukum dan Solidaritas

Kejari, Forkopimda Serta Wali Kota Bukittinggi Bahas Persoalan Hukum dan Solidaritas

BUKITTINGGI, Kepala kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Bukittinggi, H. Feri Taslim, SH, M.Hum, M.Si Datuak Toembidjo…

Mutasi Akhir Tahun Bergulir, Wali Kota Mahyeldi Lantik 174 Eselon II, III dan IV

Mutasi Akhir Tahun Bergulir, Wali Kota Mahyeldi Lantik 174 Eselon II, III dan IV

PADANG — Akhir tahun 2019, Pemerintah Kota Padang melakukan mutasi 174 pejabat eselon II, III dan IV di lingkungan…

Guru dan Murid Berprestasi di Padang Panjang Berpeluang Dapat Beasiswa ke Jepang

Guru dan Murid Berprestasi di Padang Panjang Berpeluang Dapat Beasiswa ke Jepang

PADANG PANJANG — Salah satu program unggulan dari Pemerintah Kota Padang Panjang di bawah kepemimpinan Fadly- Asrul…



[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer