Connect with us

News

Dubes RI untuk Myanmar Beri Kuliah Umum, Iza Fadri Jadi Warga kehormatan UNP

Dubes RI untuk Myanmar Beri Kuliah Umum, Iza Fadri Jadi Warga kehormatan UNP

[ad_1]

Padang — Universitas Negeri Padang (UNP) menggelar kuliah umum bertajuk “Transformasi Sosial dan Politik di Myanmar serta Kasus Rakhine State serta Peluang Kerjasama Pendidikan dengan Indonesia,” di Ruang Sidang Senat Lt4 Gedung Rektorat UNP, Rabu (10/4).

Kuliah umum tersebut menghadirkan Duta Besar Republik Indonesia untuk Myanmar, Irjen. Pol. Prof. Iza Fadri, yang urang awak itu sebagai pembicara dihadapan pimpinan fakultas selingkungan UNP dan pejabat struktural dilingkungan UNP. Sambutan Rektor UNP, Prof Ganefri mengawali kuliah umum jenderal bintang dua ini.

Dalam kuliah umum, Dubes RI untuk Myanmar ini menyampaikan beberapa poin penting antara lain: Politik Hukum Myanmar, Peta dan Mozaik Politik Myanmar yang mencakup, Militer dan Politik Myanmar, Peran dan Kepemimpinan Aung San Suu Kyi, Proses Nationa Building Yang Belum Tuntas. Poin ketiga yang disampaikannya adalah Transformasi Politik di Myanmar dan poin keempat adalah Rakhine State Dalam Presoektif, Domestik, Internasional, Indonesia dan Perjanjian Bilateral dengang Banglades. Poin kelima adalah Peluang Kerjasama Pendidikan dengan Myanmar.

Dalam paparanya tentang peluang kerjasama Pendidikan di Myanmar, Dubes RI untuk Myanmar menyampaikan bahwa Program Kerjasama Indonesia-Myanmar di Sektor Pendidikan, Sosial dan Budaya sangat terbuka lebar, apalagi dengan UNP yang telah menjadi salah satu dari 28 Perguruan Tinggi Negeri lainnya yang dinobatkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) sebagai 50 perguruan tinggi yang paling menjanjikan di Indonesia, atau 50 Promising Indonesian Universities.

Untuk Program Beasiswa bagi Pelajar dan mahasiswa Myanmar, dikemukakan bahwa pelajar dan mahasiswa Myanmar masuk ke Indonesia melalui Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia Yang Diselenggarakan Oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Beasiswa Darmasiswa Yang Diselenggarakan Oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Beasiswa 

Kemitraan Negara Berkembang Yang Diselenggarakan Oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Beasiswa S2 dan S1 yang diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya Program Friendship of Indonesia (FoI) Yang Diselenggarakan Oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

Selain itu juga melalui Program International Senior Diplomatic Course Yang Diselenggarakan Oleh Kemenlu dan Program Familiarization Trip Yang Diselenggarakan Oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.

Dalam kesimpulannya, Dubes RI untuk Myanmar menyampaikan bahwa Myanmar adalah negara ASEAN yang relatif baru membuka diri, dalam proses tersebut konstitusi 2008 melegitimasi kekuasaan militer secara rigit sehingga proses demokrasi berjalan stagnan, disisi lain kepemimpinan Daw Aung San Suu Kyi dengan partai NLD mencerminkan keinginan rakyat untuk lebih demokratis dan terbuka. Pergulatan situasi ini akan membayangi Myanmar sejauh konstitusi 2008 masih berlaku.

Myanmar, dikatakan Dubes RI ini sebagai negara yang berada diteras negara RRC menjadi suatu dinamika yang menarik dalam tarik ulur konstelasi politik internasional dan agresifitas RRC untuk menciptakan koridor ekonomi (Belt and Road Initiative/BRI) dan beban sejarah Inggris bersama Uni Eropa mempengaruhi dinamika situasi politik luar negeri Myanmar.

Masalah Rakhine State lebih dari masalah agama. Kompleksitas permasalahan secara Historis, Yuridis,  Sosial Budaya, Ekonomi, Politik, Pertahanan dan keamanan secara domestik tidak relevan dengan pandangan internasional. 

Pemecahan masalah secara komperhensif membutuhkan waktu, disisi lain penyelesaian yang di kehendaki oleh Myanmar secara bilateral dengan Bangladesh mengalami hambatan. 

Peluang kerjasama pendidikan Indonesia dengan Myanmar masih terbuka lebar dan Myanmar membutuhkan kerjasama dengan Indonesia dalam rangka pembangunan SDMnya yang tertinggal karena 40 tahun menutup diri dan saat ini mendapatkan tekanan Internasional sehubungan dengan masalah Rakhine State, Oleh sebab itu Indonesia dapat melakukan peningkatan Kapsitas melalui pendidikan dan menangkap peluang kerjasama Ekonomi yang lebih luas. 

Setelah kuliah umum, Rektor UNP, Prof Ganefri menyematkan pin kehormatan yang disaksikan pimpinan civitas akademika UNP kepada Prof Iza Fadri. Dubes RI untuk Myanmar, Prof Iza Fadri setelah keluar dari ruang sidang senat UNP sangat bangga diangkat sebagai warga kehormatan UNP. (Humas UNP/Agusmardi)

http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1
//<![CDATA[
var APPID = $('#facebook-comment-appid').text();
if (APPID == '' || APPID == null) {
APPID = '218168578325095';
}
window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : APPID,
status : true, // check login status
cookie : true, // enable cookies to allow the server to access the session
xfbml : true // parse XFBML
});
};
(function() {
var e = document.createElement('script');
e.src = document.location.protocol + '//connect.facebook.net/en_US/all.js';
e.async = true;
document.getElementById('fb-root').appendChild(e);
}());
$(window).on("load resize",function(){var a=location.protocol+"//"+location.host+location.pathname;var b=$(".post-body").width();$("#container-commentfb").html('

‘);FB.XFBML.parse()});//]]>

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer