Connect with us

News

Ganefri Perbaharui Paradigma Kepsek Se-Kota Padang

Ganefri Perbaharui Paradigma Kepsek Se-Kota Padang

[ad_1]

PADANGPOS.COM (Padang)—Rektor Universitas Negeri Padang, Prof. Ganefri, Ph.D tampil sebagai narasumber utama pada ajang Seminar Nasional yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Padang, di Ball Room, Hotel Mercure, Padang.  Seminar tersebut mengambil tema “Peran Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan yang Berbasis IT di Satuan Pendidikan. 

Pada iven prestisius yang dihadiri oleh para Kepala Sekolah Dasar dan Menengah/MTsN seKota Padang, Rektor UNP menyampaikan buah pikirannya yang terangkum dalam makalah presentasi bertajuk ‘Penguatan Peran Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dalam Mendorong Proses Pembelajaran yang Konstruktif di Era Revolusi Industri 4.0’. 

Dibuka langsung oleh perwakilan Walikota Padang, dan dihadiri oleh Perangkat teras Dinas Pendidikan Kota Padang, Rektor tampil didampingi oleh dua Narasumber lainnnya, yaitu Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, Drs. Barlius, M.M, dan utusan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kasubdit Program dan Perencanaan Sekolah Dasar, Sri Wahyuningsih, M.Pd. 

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Ganefri, Ph.D menekankan arti penting peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan di segala lini. Hal itu bisa dicapai melalui beberapa hal. Yang pertama adalah peningkatan dan profesionalisme Kepala Sekolah, karena mutu pendidikan di satuan pendidikan menurut hasil penelitian ditentukan sebesar lebih kurang 60% oleh Kepala Sekolah bersangkutan. Untuk menjemput mutu yang baik, pengelola pendidikan (Kepala Sekolah, Guru, dan Dinas Pendidikan) harus berpedomean selalu kepada 8 Standar Nasional Pendidikan. Kedua, penguatan komitmen dari instansi terkait, termasuk Dinas Pendidikan, Dewan Pendidikan, Komite Sekolah, dan Institusi LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan) sebagai lembaga pendidikan yang memiliki core mencetak Guru. 

Ketiga, lanjut Ganefri, yang juga perlu dilakukan adalah revitalisasi paradigma pendidik dalam hal hakikat proses pembelajaran, di mana proses pembelajaran yang sejati adalah membelajarkan siswa sehingga ilmu pengetahuan tidak sekadar ditransfer dari Guru, melainkan Guru wajib membuat siswa memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi ilmu pengetahuannya secara konstruktif. Dalam hal ini, kita perlu merujuk kepada hasil pemeringkatan dari PISA (Programme for International Student Assessment) terkini, di mana peringkat termutakhir 2018 Indonesia masih menduduki peringkat ke 63 dari 72 negara yang dinilai.

 Ada tiga kompetensi siswa yang diukur dalam hal ini, yaitu reading skill (kemampuan membaca), mathematic skill (kemampuan matematis), dan sains skill (kemampuan sains). Pada ketiga domain ini, peringkat kita sesungguhnya sudah naik 4 peringkat dari tahun sebelumnya, namun tentu harus lebih ditingkatkan lagi, mengingat peringkat Indonesia di Asia Tenggara masih kalau jauh dari Singapura, Vietnam, Thailand dan Singapura. 

Dalam bagian inti makalahnya, Ganefri menjelaskan bahwa kesadaran untuk mengejar ketertinggalan melalui peningkatan kompetensi Guru agar melek Revolusi Digital di era Disruptif adalah sebuah keharusan. “Bukan zamannya lagi Guru di era sekarang gaptek (gagap teknologi) karena karakteristik zaman digital dicirikan oleh kemampuan mengaplikasikan teknologi Informasi Teknologi (IT) dan ketergantungan dan ketelitian terhadap data (Big Data). 

“ Ganefri menambahkan, tidak ada salahnya kita meniru hal positif dari pengelolaan pendidikan di negara maju seperti Finlandia, di mana Guru di sana merupakan alumni terbaik dari perguruan tinggi dan memiliki kecakapan dan profesionalisme yang tak bisa dibantah merupakan yang terbaik di dunia. 

Kegiatan Seminar Nasional ini berlangsung selama dua hari, 25 dan 26 Juni 2018, untuk dua angkatan dihadiri hari pertama oleh 150 Kepala Sekolah Dasar dan Menengah seKota Padang, Jajaran Pengurus dan Anggota Dewan Pendidikan Kota Padang yang dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Pendidikan Kota Padang, Prof. Ganefri, Ph.D, jajaran perwakilan Komite Sekolah, jajaran Dinas Pendidikan Kota Padang, pengamat pendidikan dan kalangan media yang sehari-hari concern terhadap dunia pendidikan.(Agusmardi/Humas UNP)



[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer