Connect with us

News

Gubernur Sumbar Harapkan Muhammadiyah Tetap Eksis Syiarkan Agama Islam

Gubernur Sumbar Harapkan Muhammadiyah Tetap Eksis Syiarkan Agama Islam

[ad_1]

PADANGPOS.COM (Padang)—Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) menyampaikan harapan agar Muhammadiyah dan organ-organnya terus eksis dan jaya menyiarkan Islam serta mendukung dan membantu pemerintah untuk membangun masyarakat.

“Mudah-mudahan Muhammadiyah selalu eksis dan jaya menyiarkan Islam dan membantu pemerintah,” harapnya saat memberi sambutan pada acara Silaturahmi Syawal 1439 H Muhammadiyah Sumbar di Gedung Pancasila Muaro Sijunjung, Kab. Sijunjung, Rabu (11/7).

Sebelum memanjatkan harapannya, Gubernur terlebih dahulu mengutarakan testimoninya tentang Muhammadiyah.

“Saya sampaikan ini sebagai motivasi dan pembajaran bagi Bapak/Ibu kader Muhammadiyah, maupun anggota organisasi-organisasi lain,” ujarnya.

Di mata Gubernur, Muhammadiyah adalah organisasi masyarakat yang di dalamnya berhimpun kader-kader yang solid, loyal, pantang menyerah, dan yang paling utama, kompak. Ia mengaku terkesan dengan kader Muhammadiyah dan Aisyiyah yang tak kenal lelah bekerja siang-malam baik di bidang pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi masyarakat.

“Mengalahkan PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang setiap jalan keluar dari kantor digaji. Ini tanpa digaji. Luar biasa. Salut saya,” ungkapnya.

Karakter kader ini, sambung Gubernur, adalah sebab utama Muhammadiyah besar dan akan terus membesar. “Karena kadernya setia. Tak pernah lelah berjuang,” sebutnya.

Namun kesetiaan bukan semata modal yang dimiliki kader Muhammadiyah. Gubernur juga menyebutkan bahwa kader Muhammadiyah adalah kader cerdas, berkualitas, di saat yang sama, pintar menempatkan diri dalam situasi apapun. “Ini membuatnya terpakai di banyak tempat, menjadi menteri di berbagai rezim yang berbeda,” ulasnya.

Amal Usaha Muhammadiyah sendiri, menurut Gubernur, telah banyak membantu kerja pemerintah walau tak didukung dana hibah bansos dari pemerintah.

“Walau bansos dan hibah jarang, namun Muhammadiyah tetap mandiri. Dengan kemandirian Amal Usahanya telah membantu dan mendukung pemerinah banyak. Kami merasa terbantu,” ungkapnya.

Mengakhiri testimoninya, Gubernur menyebutkan, yang cukup berkesan baginya adalah kemampuan Muhammadiyah untuk memberi warna dan pengaruh di dunia politik. Dikatakannya, “Walau bukan partai politik, namun dalam politik punya pengaruh.“

Gubernur juga memberikan catatan khusus mengenai acara silaturahmi sendiri. Dikatakannya, penyelenggaraan acara Muhammadiyah yang terus berpindah antar Kabupaten/Kota di Sumbar dan tidak melulu di satu tempat tertentu merupakan cerminan bahwa kader Muhammadiyah tersebar di semua daerah. “Tanda juga bahwa Muhammadiyah memang mengakar,” pungkasnya.

Di kesempatan yang sama, senada dengan Gubernur, Bupati Sijunjung Yuswir Abidin juga menyampaikan bahwa pemerintahannya terbantu dengan eksistensi Muhammadiyah.

“Peran Muhammadiyah, walaupun di sini redup-redup terang, namun di Sijunjung, perannya besar. Ada panti asuhan itu yang mengukirkan prestasi dan banyak lahi lainnya. Terima kasih,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Muhti, mewakili Ketua Umum yang berhalangan hadir, dalam sambutannya mengajak kader Muhammadiyah menjadikan acara silaturahmi kali ini sebagai momentum untuk melanjutkan amal ibadah yang telah dilakukan sepanjang Ramadhan lalu.

“Mari kita senantiasa melanjutkan dan meningkatkan apa yang telah kita tunaikan selama ramadhan. Tadarus jangan berhenti, ibadah malam jangan tinggalkan,” ajaknya.

Dalam konteks yang sama, Abdul Muhti juga mengajak seluruh kader dan undangan yang hadir untuk senantiasa menjaga kerukunan di tengah kekayaan budaya dan perbedaan yang ada di Indonesia.

“Ini penting dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Lebih penting lagi selama masa-masa politik ini,” imbuhnya.

Mengutip Quran Surat Hujurat ayat 13, Abdul Muhti menekankan bahwa perbedaan merupakan kehendak Allah. Tidak ada satu suku/raspun yang lebih baik dari yang lain di mata Allah kecuali yang paling bertaqwa.

Atas dasar itu, ia mengutarakan keberatannya terhadap slogan-slogan seperti “waspadai Asing dan Aseng” yang menurutnya bertentangan dengan kalimat “li ta’aarafuu” dari ayat yang tadi ia kutip.

“Saya tidak begitu suka dengan slogan waspadai asing dan aseng. Karena itu menyudutkan suku lain yang merupakan ciptaan Tuhan juga. Orang tidak bisa memilih lahir di suku mana. Mari kita jaga kerukunan,” pungkasnya.

Acara Silaturahmi Syawal 1439 H Muhammadiyah Sumbar ini dihadiri oleh Anggota DPD RI, Leonardy Harmainy, Wakil Ketua DPRD Sumbar Guspardi Gaus, Kader Muhammadiyah Pusat Darul Siska, Ketua Aisyiyah Sumbar Meiliarni Rusli, dan Forkopimda.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar Shofwan Karim menyebutkan, Kab. Sijunjung ditetapkan sebagai tempat penyelenggaraan Silaturahmi Muhammadiyah Sumbar tahun ini karena geliat Muhammadiyah di sana yang dikatakannya dalam tanda petik, redup-redup terang. “Mengapa Sijunjung? Ya karena redup-redup terang,” jelasnya.

Untuk menyemangati kembali, Shofwan Karim mengatakan, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sijunjung telah merencanakan akan membangun Pusat Dakwah. Untuk itu, akan dilakukan pembebasan lahan seluas kurang lebih 1,1 hektare di mana 9000 m2 dari lahan tersebut dihibahkan oleh pemilik lahan, sementara sisanya akan dibeli oleh PDM.

“Saya sudah garisbawahi laporan yang dibilang PDM Sijunjung. Wajibkan semua kader minimal 10 ribu rupiah,” ujarnya memberikan arahan pada kader guna menghimpun dana untuk biaya pembebasan tanah seharga 100rb/meter2 itu.

Shofwan Karim juga meminta kader Muhammadiyah Sijunjung untuk berjalan berdampingan dan membantu pemerintah, bukan sebaliknya; membuat jarak dan menentang. Hal ini ia sampaikan karena ia mendapat kabar bahwa Kader setempat memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan pemerintah.

“Ado yang baganyih karena belum direspon oleh pemda. Saya saja berkali2 mengontak Kepala Daerah, saya jalin silaturahmi terus-menerus. Jadi, kepada kader, saya minta jangan pasif. Jangan berjarak dengan pemerintah,” pungkasnya. (rel/ferdi)

http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1
//<![CDATA[
var APPID = $('#facebook-comment-appid').text();
if (APPID == '' || APPID == null) {
APPID = '218168578325095';
}
window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : APPID,
status : true, // check login status
cookie : true, // enable cookies to allow the server to access the session
xfbml : true // parse XFBML
});
};
(function() {
var e = document.createElement('script');
e.src = document.location.protocol + '//connect.facebook.net/en_US/all.js';
e.async = true;
document.getElementById('fb-root').appendChild(e);
}());
$(window).on("load resize",function(){var a=location.protocol+"//"+location.host+location.pathname;var b=$(".post-body").width();$("#container-commentfb").html('

‘);FB.XFBML.parse()});//]]>

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer