Connect with us

News

Gubernur Sumbar Siap Bantu Bangun Kawasan Silokek di Sijunjung

Gubernur Sumbar Siap Bantu Bangun Kawasan Silokek di Sijunjung

[ad_1]

PADANGPOS.COM (Sijunjung)—Guna mempercepat dan memastikan penetapan status Kawasan Silokek menjadi Geopark, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyatakan siap turun memberi bantuan serta akan membuat program di tingkat provinsi untuk mengakselerasinya.

“Saya siap membantu, karena Bupati Sijunjung beserta jajaran sangat aktif dalam pembangunan geopark ini, semoga dapat selesai sebelum masa jabatan saya dan bupati berakhir,” ujarnya Irwan Prayitno saat memberi sambutan pada pertemuan di Rumah Dinas Bupati Sijunjung, Sabtu malam, 21 Juli 2018.

Irwan Prayitno menyampaikan, untuk mewujudkan geopark ini, diperlukan kebulatan dan kesungguhan tekad serta komitmen yang kuat dan kerjasama sinergis antar pihak yang berkepentingan.

“Semoga dengan tekad tersebut akan memberikan sebuah hasil yang manis, yakni kesejahteraan masyarakat Sumatera Barat, khususnya Sijunjung,” ujar Irwan Prayitno.

Irwan Prayitno mengharapkan kerjasama aktif dan bantuan dari tokoh nasional asal Sijunjung Syafi’i Ma’arif, agar dapat melakukan pendekatan dan persuasi kepada Presiden atau kementeriaan/lembaga terkait di Pusat guna memaksimalkan peluang percepatan tersebut, serta membawa usulan bantuan anggaran sebesar 400 M dari rencana anggaran total pembangunan Kawasan Silokek sebesar kurang lebih 1 T.

“Jadi kita akan titip usulan anggaran sebesar 400 M untuk Geopark ini,” ujar Irwan Prayitno.

Selain itu, Tokoh Nasional asal Sijunjung Syafii Ma’arif mengatakan, akan mengupayakan semaksimal mungkin. “Saya akan berusaha memberikan yang terbaik untuk kampung saya, mohon dukungan juga dari Gubernur dan Bupati beserta seluruh jajaran.” ujarnya.

Selanjutnya, pembangunan Kawasan Silokek agar dapat ditetapkan sebagai salah satu Geopark Indonesia hingga terdaftar di organisasi dunia sekelas UNESCO merupakan upaya baik dalam rangka menyiapkan warisan berharga bagi tunas-tunas Sijunjung kelak.

“Di kampung saya saja, begitu banyak potensi yang dapat dimanfaatkan, dan usaha kita ini, saya yakin sangat banyak manfaatnya terutama bagi para anak cucu nantinya.” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Tim Penyusun Geopark Silokek Febri Annas Ismail dalam paparannya menyebutkan, setelah melalui proses kajian dan penyusunan masterplan oleh Balitbang Sumatera Barat, Pememrintah Kabupaten Sijunjung, serta melibatkan pakar dalam dan luar Sumatera Barat, tak sepenuhnya salah jika dikatakan Kawasan Silokek merupakan yang paling potensial dan unggul dari 9 titik geopark lain di Sumatera Barat.

Lanjutnya, keunggulan tersebut ditopang oleh beberapa faktor, antara lain, faktor geologis, faktor adat dan budaya, sejarah bangsa, serta faktor agama.

“Dengan luas kawasan 1.300 km/persegi dan terletak di 2 kecamatan yakni Sijunjung dan Sumpur Kudus, Silokek punya keunggulan geologi, punya kampung adat, punya museum dan perpustakaan Rajo Ibadat, ada lagi Biologi Center yang terletak di daerah Paru,” paparnya.

Lebih lanjutnya Febri menguraikan, secara geologis bebatuan di Kawasan Silokek adalah bebatuan tua berumur kurang lebih 359 juta tahun, terdiri dari kelompok batuan gamping, sedimen, metamorf, dan granit.

“Ditambah, sejauh ini kami telah menemukan 18 gua,” ujarnya.

Febri Annas Ismail juga menyampaikan mengenai agama, adat, dan budaya. Sumpur Kudus merupakan daerah di mana Rajo Adat, salah satu dari 4 raja yang menjadi pilar berdirinya Kerajaan Minangkabau, bermukim.

Lanjutnya, Dari Sumpur Kudus pula, eksistensi negara pada masa Pemerintah Darurat Republik Indonesia disiarsebarkan ke dunia.

Lebih lanjutnya, Tiga faktor itu, disempurnakan dengan alam yang masih relatif asli yang menampung kurang lebih 45 ribu jenis flora dan fauna.

Berpijak pada faktor-faktor inilah, tim mencoba membungkus potensi Silokek dengan konsep konservasi yang memiliki nilai edukasi, kearifan lokal, nilai ekonomi.

Febri Annas Ismail berharap, konsep yang digagas pada akhirnya mampu mendorong tumbuhnya ekonomi masyarakat.

“Berpilar pada aspek konservasi dan edukasi, kita harap ada pengembangan nilai ekonomi lokal melalui kegiatan pariwisata,” harapnya.

Febri Annas Ismail menekankan, harapan yang diutarakan bukan harapan kosong. Febri Annas Ismail mengatakan, pendapatnya ini didasarkan pada perkembangan Geopark Gunung Sewu dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan tersebut.

“Contohnya Geopark Gunung Sewu di pulau Jawa. Pada 2012, kunjungan wisatawannya 609.115 orang. Pada tahun 2018 meningkat drastis menjadi 5 jutaan orang. Begitu pula pendapatan asli daerahnya, 2012 sebesar 8,2 M, 2018 menjadi 42 M,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Pemerintah Kabupaten Sijunjung menyebutkan, pertemuan yang hari ini dilakukan adalah salah satu upaya agar Silokek cepat meraih dukungan Pemerintah Pusat.

Lanjutnya, Pemerintah Kabupaten Sijunjung mengharapkan Pemprov Sumbar dapat menindaklanjuti pertemuan ini dengan Penandatangan MoU antara Pemprov dengan Pemkab dalam rangka percepatan pengembangan dan pembangunan Silokek.

Dalam kesempatan itu dihadiri oleh Syafi’i Ma’arif, Bupati Sijunjung, Anggota DPR RI Alex Indra Lukman, dan 30 pereakilan Kementerian/Lembaga terkait.(rel)

http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1
//<![CDATA[
var APPID = $('#facebook-comment-appid').text();
if (APPID == '' || APPID == null) {
APPID = '218168578325095';
}
window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : APPID,
status : true, // check login status
cookie : true, // enable cookies to allow the server to access the session
xfbml : true // parse XFBML
});
};
(function() {
var e = document.createElement('script');
e.src = document.location.protocol + '//connect.facebook.net/en_US/all.js';
e.async = true;
document.getElementById('fb-root').appendChild(e);
}());
$(window).on("load resize",function(){var a=location.protocol+"//"+location.host+location.pathname;var b=$(".post-body").width();$("#container-commentfb").html('

‘);FB.XFBML.parse()});//]]>

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer