Connect with us

#merry basril

Merry Basril Bantu Panti Asuhan Aisyiyah Tiku

Merry Basril Bantu Panti Asuhan Aisyiyah Tiku

[ad_1]

Merry Basril beri bantuan untuk panti asuhan. (ist)

TIKU – Sekalian pulang kampung, Rabu (23/1) perantau Tiku Kabupaten Agam, Merry Basril berkesempatan memberikan bantuan berupa Alquran dan mukena kepada Panti  Asuhan Aisyiyah yang terletak di samping Masjid Raya Tiku, Kecamatan Tanjung Mutiara.

Bantuan yang diterima Ketua Panti Asuhan Aisyiyah Rosnetty tersebut merupakan komitmen Merry terhadap pendidikan keagamaan di kampung halaman. Merry merupakan cucu dari Sutan Zainul Abidin / STZ (alm) dan anak dari Rosdiaty (almh) dengan Basril Djabar, pemilik Harian Singgalang.

“Pendidikan keagamaan memang harus diberikan kepada anak-anak semenjak usia dini. Muhammadiyah dan Aisyiyah merupakan organisasi yang komit terhadap hal itu, makanya kita dukung. Apalagi bagi anak-anak yatim dan duafa, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk membinanya,” ungkap Merry.

Semasa hidup, sebut Merry, orangtua perempuannya yang asli Tiku, sama dengan penyanyi legendaris Minang Elly Kasim, berkesempatan membantu anak-anak yatim dan kaum dhuafa yang ada di kampung.

“Mudah-mudahan amanah beliau bisa saya lanjutkan, dengan menjadi donatur di panti ini (Aisyiyah),” ujar Senior Asosiate Manager Century21 United yang kebetulan maju jadi Caleg DPR RI dapil Sumbar 2 dari Partai NasDem.

Informasi dari pengurus panti asuhan Aisyiyah Tiku, sekarang ini terdapat  38 orang anak asuh, 13 perempuan dan 25 anak laki-laki. Dimana 2 orang kuliah di Universitas Terbuka (UT), 9 SMA, 10 SMP, 13 SD, 2 di TK dan 2 lagi belum sekolah.

“Dalam satu tahun, oleh pemerintah kita dibantu beras kurang lebih 1 ton dan 10 orang anak mendapat Rp700 ribu per orang. Tapi masih banyak kekurangan, dan kami membuka ruang bagi donatur yang mau beramal,” harap ketua panti Rosnetty. (aci)

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

#merry basril

Merry Basril Siap Dorong Peningkatan Infrastruktur Daerah

Merry Basril Siap Dorong Peningkatan Infrastruktur Daerah

[ad_1]

Merry Basril saat berdialog dengan petani jagung di Pasaman Barat. (andika)

TERJUN ke dunia politik praktis menjadi salah satu cara Merry Basril, politisi Partai NasDem untuk memajukan Sumatera Barat. Bagaimana caleg DPR RI Nomor urut 3 Daerah Pemilihan Sumbar 2 ini berbakti kepada kampung halamannya, berikut petikan wawancaranya:

Mengapa terjun ke politik? Bukankah politik itu dicap kotor?

Pertama, kita dudukkan dulu apa itu politik. Manusia itu adalah zoon politikon atau makhluk politik. Ketika kita berinteraksi dengan orang lain, dengan sendirinya kita telah berpolitik. Cara kita berhadapan atau berhubungan dengan orang lain pada dasarnya juga politik. Oleh karena itu, politik adalah istilah yang netral. Berpolitik untuk kebaikan atau berpolitik untuk keburukan. Bagi saya berpolitik tentu untuk kebaikan. Kebaikan siapa? Kebaikan buat orang banyak.

Politik yang membuat kita bisa membangun sekolah-sekolah. Politik yang membuat negara melayani warganya. Politik yang membuat rakyat merasa aman dan tenang dengan kebijakan-kebijakan politisi. Politik yang membangun jalan-jalan, mensejahterakan, namun juga politik yang membuat kita terpuruk dalam kemiskinan jika kita salah memilih politisi yang membuat kebijakan.

Mengapa memilih Partai NasDem?

NasDem merupakan partai baru yang memiliki idealisme yang baik. Komitmennya berpolitik untuk orang banyak terlihat jelas, misalnya dengan tidak memasang calon-calon yang pernah berurusan dengan kasus korupsi. Nasdem juga tidak menganut sistem mahar, yaitu seseorang harus membayar kepada partai agar diajukan sebagai calon anggota legislatif. Saya sepeser pun tak ada membayar kepada partai agar masuk dalam daftar calon. Nasdem memilih figur-figur muda seperti saya untuk maju karena percaya perubahan datang dari yang muda-muda ini.

Mengapa maju dari daerah pemilihan Sumatera Barat II?

Meski saya lahir dan besar di Kota Padang, ibu dan bapak saya berasal dari daerah pemilihan Sumatera Barat II. Ibu berasal dari Tiku, Kabupaten Agam, sementara bapak dilahirkan di Danguang-danguang, Kabupaten 50 Kota. Kakek dari jalur ibu saya berasal dari Katiagan, sebuah kampung di pelosok Pasaman Barat. Banyak hal yang menautkan saya dengan kabupaten/kota di daerah pemilihan Sumbar II.

Daerah-daerah di Sumbar II memiliki banyak potensi besar namun belum maksimal dimanfaatkan. Sumber daya manusianya juga hebat-hebat. Lihat saja, hampir semua pahlawan nasional dari Sumatra Barat berasal dari Sumbar II ini, namun kini seolah-olah ketinggalan di belakang.

Di Dapil Sumbar II ini juga terdapat banyak objek wisata andalan Sumatra Barat. Namun banyak yang harus dibenahi agar semakin memikat bukan hanya buat turis dalam negeri tapi juga mancanegara.

Bagaimana strategi memenangi Pemilu ini?

Yang pasti, saya anti politik uang. Memilih seseorang karena diamplopi adalah penghinaan atas suara rakyat. Saya selalu mengimbau pemilih, pilihlah caleg lama yang terbukti bekerja daripada caleg baru yang bagi-bagi amplop. Padahal saya sendiri kan caleg baru. Namun jika ada caleg lama yang sudah menjabat namun selama menjabat lupa dengan konstituennya, baru pilihlah caleg baru.

Strategi lainnya tentu saya harus banyak bertemu konstituen karena harus berkenalan. Dengan bertemu langsung, saya juga jadi tahu apa saja masalah yang sedang dihadapi masyarakat. Tentu saya tidak bisa menjawab semua permasalahan mereka, namun setidaknya saya paham.

Apa rencana ketika terpilih?

Permasalahan infrastruktur harus menjadi isu utama di Sumatera Barat. Anda bayangkan, ketika saya jalan menemui konstituen, masih ada daerah yang blank spot alias tak ada sinyal. Akses menuju kampung pun kadang terputus ketika misalnya hujan besar datang. Hampir 74 tahun Indonesia merdeka, masih ada kampung-kampung yang terisolir karena sarana jalan, jembatan, tak memadai.

Berikutnya sekolah. Pemerataan akses sekolah dan pemerataan kualitas sekolah harus dilakukan. Sistem rayon harus diikuti perbaikan kualitas guru dan sarana penunjang sekolah sehingga ‘si Rahmat’ yang sekolah di kampung bisa sama pintarnya dengan ‘si Bobby’ yang sekolah di kota. Jika saya terpilih, saya akan mengawal kedua isu ini di Sumatra Barat.

Apa hikmah selama kampanye?

Banyak sekali. Yang pasti, ada hikmah yang luar biasa saat saya ikut Pemilihan Legislatif (pileg) ini. Saya bisa bersilaturahmi dengan keluarga-keluarga dari almarhum mama saya dan keturunan kakek saya yang mempunyai istri sembilan orang. Yang tadinya saya tidak mengerti hubungan saya dengan saudara yang lain akhirnya jadi tahu. (*)

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer