Connect with us

News

MoU dengan Pemko Payakumbuh dan Kuliah Umum Bersama Prof Azyumardi

MoU dengan Pemko Payakumbuh dan Kuliah Umum Bersama Prof Azyumardi

[ad_1]

PADANGPOS.COM (Padang)— Universitas Negeri Padang (UNP) menggelar Buka Bersama sekaligus menghadirkan Walikota Payakumbuh Riza Falepi dalam rangka panandatanganan kerjasama dan tokoh nasional sejarahwan Islam Prof. Azyumardi Azra sebagai nara sumber kuliah umum di Auditorium UNP, Rabu (17/5).

Kegiatan Buka Bersama ini dihadiri Rektor UNP, Prof. Dr. Ganefri, Ph.D., beserta jajarannya, wakil rektor, ketua senat, dosen, humas, staf, mitra, dan civitas akademika se lingkungan UNP.

“Buka Bersama ini dalam rangka silaturahim, meskipun tidak semuanya diundang karena tempat yang terbatas, mudah-mudahan berkah,” sebut Ganefri ketika memberi sambutan.

Menyoal kerjasama UNP dengan Pemko Payakumbuh, lebih lanjut Rektor UNP Prof. Ganerfi menerangkan MoU akan fokus kepada pengembangan pendidikan dan pembukaan kelas khusus untuk program study kuliner minang di Payakumbuh.

“Kita sangat apresiasi Kota Payakumbuh hari ini telah menyatakan diri sebagai kota kuliner yaitu rendang. Payakumbuh telah memiliki sentral rendang. Kami tertarik untuk memperkuat dan mengembangkan konsep sentral rendang tersebut dengan membuka program study kuliner atau tata boga khusus makanan khas minang,” ujar Prof.Ganefri.

Dikatakan, kedepan juga akan dikembangkan program study vokasi di Kota Payakumbuh sebagai tindak lanjut dari MoU ini.

Sementara, Walikota Payakumbuh menyampaikan terima kasih kepada Rektor dan civitas akademika UNP karena telah diberi kesempatan untuk pengembangan pendidikan kuliner atau vokasi di Payakumbuh.

“Sebuah kehormatan bagi kami dengan kesediaan UNP melalui Pak Rektor dan para guru besar untuk mau membuka prodi kuliner minang di Payakunbuh. Ini tentu menunjang keberadaan sentral rendang sekaligus branding Payakumbuh Kota Randang (Payakumbuh The City of Randang,red),” ujar Walikota Riza.

Dikatakan, branding Payakumbuh Kota Randang merupakan upaya Pemko Payakumbuh untuk menciptakan sesuatu yang unik dan punya implikasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomindan kesejahteraan warga Payakumbuh.

“Pertumbuhan ekonomi Payakumbuh sebenarnya sudah diatas 6 persen, termasuk tertinggi di Sumbar, tapi kami tidak lantas puas, kami harus ciptakan sesuatu yang unik yang akan mendatangkan orang ke Payakumbuh. Kalau tidak maka orang luar hanya akan sampai di Padang sebagai ibukota provinsi,” terang Riza Falepi.

Ditambahkan, “Rebranding Payakumbuh City of Randang dengan sentra dan kampung rendang merupakan salah satu keunikan yang kami munculkan. Untuk itu, kami sangat berterima kasih atas kesediaan Pak Rektor membantu memperkuat keunikan itu melalui kerjasama kita kali ini,” tambah Riza.

Dikatakan Riza, pihaknya akan berupaya sebaik mungkin menindaklanjuti MoU tersebut melalui komitmen penganggaran. Kehadiran dirinya bersama wakil walikota menjadi tanda keseriusan Pemko Payakumbuh.

“Kita tidak ingin MoU tinggal MoU. Kita harus bersunguh-sungguh, tanpa kesungguhan, maka akan jadi hal sia-sia. Sebab ini bukan pekerjaan gampang, perlu kesungguhan. Bersungguh-sungguh saja belum tentu berhasil, apalagi tidak. Maka kehadiran kami dengan wakil walikota menunjukkan keseriusan itu,” pungkas Riza disambut tepuk tangan hadirin.

Pasca sambutan walikota Payakumbuh didampingi Wawako Erwin Yunaz, melakukan penandatanganan MoU atau kesepakatan bersama dengan Rektor Universitas Negeri Padang (UNP). MoU menyangkut Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, Pengabdian kepada Masyarakat serta Pengembangan Sumber Daya Manusia pada Program Kegiatan Pemerintah.

Penandatanganan MoU merupakan bagian dari kegiatan buka bersama civitas akademika UNP. Selain Wawako Payakumbuh turut hadir mendampingi Walikota dan Wakil Walikota adalah, Asisten III Amriul Dt. Karayiang, Kepala Bappeda Ifon Santria Can, Kadis Pendidikan diwakili Sekretaris Dasril, Kadis Kominfo diwakili Kabid Humas Irwan Suwandi.

Turut menyaksikan penandatanganan tersebut Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Azyumadi Azra yang didaulat sebagai penceramah, mantan Rektor UNP Prof. Z. Mawardi, para Wakil Rektor dan mantan Rektor UMSB, Prof. Sofwan Karim, para guru besar, dosen dan pejabat dilingkungan UNP.

Sementara Prof. Azyumadi Azra dalam kuliah umumnya mengulas tentang pendidikan Islam yang telah mengalami pembaruan dengan adanya sistem dan kelembagaan pendidikan Islam menjadi lebih profesional dan terbuka pada perkembangan zaman. Azra menyatakan, syarat pendidikan Islam modern adalah memiliki rasionalitas, demokratis, toleran terhadap perbedaan, berorientasi ke depan, dan tidak backward looking. (Humas UN/Agusmardi)

http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1
//<![CDATA[
var APPID = $('#facebook-comment-appid').text();
if (APPID == '' || APPID == null) {
APPID = '218168578325095';
}
window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : APPID,
status : true, // check login status
cookie : true, // enable cookies to allow the server to access the session
xfbml : true // parse XFBML
});
};
(function() {
var e = document.createElement('script');
e.src = document.location.protocol + '//connect.facebook.net/en_US/all.js';
e.async = true;
document.getElementById('fb-root').appendChild(e);
}());
$(window).on("load resize",function(){var a=location.protocol+"//"+location.host+location.pathname;var b=$(".post-body").width();$("#container-commentfb").html('

‘);FB.XFBML.parse()});//]]>

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer