Connect with us

#pilpres2019

MUI Akan Gelar Dialog Bareng Paslon Capres-Cawapres

MUI Akan Gelar Dialog Bareng Paslon Capres-Cawapres

[ad_1]





Majelis Ulama Indonesia (MUI) (net)

JAKARTA – Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) berencana menggelar dialog bersama dua pasangan calon baik Joko Widodo-Ma’ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dialog itu dilakukan untuk membuka wawasan dan bertukar informasi bagi kedua pasangan calon.

“Diimungkinkan mengadakan dialog dengan kedua paslon atau dengan timsesnya untuk membuka wawasan masing-masing, dan mudah-mudahan dengan begitu kita akan saling mengisi dan kita berusaha untuk menjadi rumah bagi keduanya itu,” kata Ketua Wantim MUI, Din Syamsuddin, usai konfrensi pers di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Rabu (30/1).

Selain itu, kata Dia, Wantim MUI juga akan menggelar dialog dengan TNI dan juga Polri selaku penjaga keamanan selama masa pemilu 2019. Pihaknya juga akan menemui KPU dan Bawaslu selaku penyelenggara pemilu.

“Iya kami akan bertemu dengan KPU dan Bawaslu, kami akan mengundang untuk bisa hadir pada pertemuan wantim pada bulan Februari ini,” tuturnya dikutip dari okezone.

Wantim MUI juga mengimbau agar jangan sampai ada celah untuk melakulan kecurangan pada pemilihan umum 2019. Pihaknya akan turut serta mengawal Pemilu yang bersih dan adil.

“Jangan ada celah atau peluang yang bisa dituduh oleh salah satu pihak sebagai berat sebelah. Itu berbahaya jadi kami Wantim wanti-wanti dari sekarang,” tambahnya. (aci)








[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

#pilpres2019

Prabowo Akan Terima Apapun Hasil Pilpres Asal Berjalan Jujur

SBY Walk Out di Acara Deklarasi Damai, Ini Tanggapan Prabowo

[ad_1]

JAKARTA – Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo – Sandiaga Uno, Pipin Sopian memastikan Prabowo akan menerima hasil Pilpres, asalkan pemilu berjalan adil dan jujur.

“Kami tentu akan menerima secara kesatria patriot semua partai politik dan termasuk Pak Prabowo. Selama jujur dan adil tidak ada kecurangan yang masif terstruktur dan sistematis,” kata Pipin dalam Diskusi MNC Trijaya yang bertajuk “Pemilu Serentak yang Menghentak”, Sabtu (20/4.

Pipin mencontohkan kasus di Malaysia cukup mencengangkan, yakni ditemukan surat suara sudah tercoblos terlebih dahulu sebelum pemungutan suara. hal iti berdampak ke dalam negeri. “Jadi kami khawatir seperti Malaysia itu adalah fenomena gunung es kemudian terjadi di seluruh Indonesia jadi kami selalu memantau pergerakan-pergerakam dari suara,” tuturnya dikutip dari okezone.

Selanjutnya, Pipin menuding ada indikasi kecurangan penghilangan angka. Seperti suara 184 dihilangkan angka 1 nya. “Sehingga pak Prabowo disebut kalah tidak menang di satu TPS itu. Dan kami melihat laporan itu banyak,” tutupnya. (aci)

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

#pilpres2019

Lumbung Suara Prabowo, Kubu Jokowi Akui Sulit Menang di Sumbar

Cuaca Panas, Tiga Orang Pingsan Saat Kampanye Prabowo di Padang

[ad_1]

Massa pendukung Prabowo Subianto saat kampanye akbar di Danau Cimpago, Padang. (rahmat zikri)

JAKARTA – Sumatera Barat selama ini jadi lumbung suara Prabowo Subianto. Hal itu terbukti saat Pilpres 2014, Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Radjasa berhasil mengalahkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla secara telak di Tanah Minang.

Saat itu Prabowo-Hatta yang didukung 6 partai politik, yakni Gerindra, PKS, PAN, PPP, PBB dan Partai Golkar meraih 1.797.505 suara atau 76,9 persen. Adapun Jokowi-JK yang didukung PDIP, NasDem, PKB, Hanura dan PKPI hanya mendapatkan 539.308 suara atau 23,1 persen.

Menanggapi hal itu, juru bicara TKN Jokowi-Ma’ruf, Irma Suryani mengakui bila pihaknya sangat sulit untuk meraup suara di Sumatera Barat. Namun, hal itu tak membuat seluruh relawan dan kader partai putus asa agar paslon nomor urut 01 keluar menjadi pemenang di Tanah Minang.

“Sumbar masih sulit, tapi kita sudah bisa memperbaiki dari yang lalu-lalu. Padang dan Riau itu sulit ya. Jadi itu termasuk daerah yang harus fokus,” kata Irma kepada okezone, Sabtu (6/4).

Menurut dia, kini keadaannya sudah jauh lebih baik. Hal itu dapat terlihat dari banyaknya atribut kampanye yang berdiri dan menempel di beberapa kawasan Sumatera Barat. Hal itu menandakan bahwa jagoannya mulai mendapat hati di masyarakat.

“Sekarang sudah banyak orang yang pasang baliho di rumah, pakai baju Jokowi, stiker di motor dan mobil sudah berani. Dan sudah banyak yang lakukan dukungan di daerah-daerah. Jadi sekarang itu sudah mulai terbuka,” ujarnya.

Selain itu, gencarnya pembangunan infrastruktur di Sumatera Barat pada era pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla membuat warga Sumatera Barat merasa banyak terbantu dengan kinerja orang nomor satu di Indonesia tersebut. Sehingga, ia optimis kalau paslon nomor urut 01 bisa mendapatkan perolehan suara yang cukup besar di sana. “Tapi sudah banyak yang dilakukan Pak jokowi di Sumatera Barat dengan program kerjanya,” ujar Irma. (aci)

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

#pilpres2019

KPU Sebut Masyarakat Lebih Tertarik Pilpres Dibanding Pileg 2019

KPU Resmi Tetapkan 7.968 Caleg Peserta Pemilu 2019

[ad_1]





Komisi Pemilihan Umum (KPU). (net)

JAKARTA – Jelang Pemilu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman mengatakan banyak masyarakat terutama di daerah yang tidak menaruh perhatian khusus pada pemilihan legislatif.

Arief Budiman menjelaskan mayoritas masyarakat terfokus pada pemilihan presiden atau Pilpres, meskipun keduanya dilaksanakan bersamaan pada 17 April 2019 mendatang.

Mengenai fenomena tersebut, Arief Budiman pun menyebutkan bahwa hal itu merupakan sesuatu yang wajar. Ia pun mengutarakan saat menghadiri acara Rakornas Bidang Kehumasan dan Hukum yang dihelat oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

“Sebetulnya itu wajar kenapa masyarakat menaruh perhatian kepada pemilu presiden dan wakil presiden,” ujar Arief Budiman saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (11/2).

Lebih lanjut, Arief Budiman menjelaskan kalau fenomena itu terjadi dikarenakan masyarakat lebih mengingat nama calon presiden dan wakil presiden karena hanya terdapat empat nama yang mencalonkan diri. “Karena peserta pemilunya hanya dua pasang jadi lebih mudah mengingat memperhatikan visi – misi kampanye,” terangnya.

“Sementara pemilu legislatif jumlahnya banyak partainya kandidatnya banyak tentu bukan hal mudah untuk mengingat,” tutup Arief Budiman. (aci)








[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer