Connect with us

BUKITTINGGI

Pasar Atas Bukittinggi Diujung Tanduk…? – siarminang.net

Pasar Atas Bukittinggi Diujung Tanduk...? – Beritasumbar.com

[ad_1]

Pasar Atas. Demikian lah pusat perbelanjaan tersebut dinamakan. Berlokasi di jantung Kota Bukittinggi, pasar yang dikenal masyarakat luas, dari dalam negeri hingga mancanegara itu, kini telah menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk dikunjungi.

Oleh: Hamriadi, S.Sos., S.T

Kenapa tidak, Pasar Atas yang dulunya terkesan biasa saja, layaknya sebuah pasar-pasar tradisional pada umumnya itu. Sejak pembangunan baru pasca kebakaran 30 Oktober 2017, kini pasar yang posisinya berhadapan langsung dengan Jam Gadang itu, terlihat sangat megah.

Dibangun baru pada 2018 oleh Kementerian PU-PR dengan sumber dana dari APBN sebesar Rp300 miliar itu, banyak dari pengunjung menjadikan areal terbuka pada bagian atas bangunan Pasar Atas tersebut sebagai tempat berfoto-foto.

Pemandangan dengan latar Gunung Marapi dan Singgalang, menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk berfoto mengabadikan diri mereka, sebagai tanda pernah berkunjung ke Bukittinggi, selain berfoto berlatarkan Jam Gadang.

Kemegahan pasar yang rekonstruksinya menghabiskan anggaran Rp292 miliar tersebut, kini tengah menjadi tanda tanya besar bagi seorang tokoh masyarakat Bukittinggi, Young Happy.

Berdasarkan perbicanga dengan, Young Happy, kamari malam di sebuah rumah makan, ia mempertanyakan apa dasar sewa petak toko di Pasar Atas kepada pedagang yang menepati petak toko itu, sementara perjanjian kontraknya tidak ada.

Mengenai kebijakan pemerintah kota Bukittinggi di situasi pandemi covid-19, telah mengratiskan sewa toko selama enam bulan ke pedagang. Selepas dari enam bulan masa gratis itu, tentu sewa toko sudah bisa ditagih ke pedagang.

Idealnya, Youg Happy menyebutkan, bila sistem sewa toko di Pasar Atas diberlakukan. Setidaknya, pemerintah membuatkan kontrak sewa menyewa petak toko di Pasar Atas itu.

Dengan adanya kontrak perjanjian sewa itu, pembayaran sewa toko di Pasar Atas harus dibayar lunas. Artinya, siap kontrak sewa dibuat pemerintahan kota yang isinya bisa saja, apa hak dan kewajiban dari masing-masing pihak, uang sewa langsung dibayar lunas oleh pedagang.

Sementara itu, perbincangan dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bukittinggi, Ibnu Asis, Minggu sore (7/3/2021), mengaku heran karena setiap tahun pemerintah kota Bukittinggi selalu mengalokasikan dana sekitar Rp5 miliar untuk biaya operasional Pasar Atas.

Kader dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan, sudah dua tahun pasar yang memiliki banyak nilai sejarah bagi masyarakat Bukittinggi tersebut telah dialokasikan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota Bukittinggi.

Dimana setiap tahunya mencapai angka Rp5 miliar. Artinya jika sudah dua tahun, berarti sekitar Rp10 miliaran anggaran negara tersedot untuk biaya operasional Pasar Atas tersebut.

Pasar yang diresmikan Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR), Jhon Wempi Wetipo secara virtual, Kamis (18/6/2020) itu, Ketua DPD PKS Bukittinggi ini berharap agar dilakukan Audit.

Ibnu menyampaikan, sepengetahuan dirinya, setelah pembangunan Pasar atas selesai dikerjakan, belum ada dilakukan serah terima bangunan itu dari pemerintah pusat ke pemerintah kota Bukittinggi.

“Dulu ada acara di Pasar Atas, setahu saya bukan serah terima bangunan dari pemerintah pusat ke pemerintah kota Bukittinggi. Tetapi sebagai tanda peresmian pembangunan Pasar Atas sudah selesai dikerjakan,” imbuh Ibnu Asis.

Penilaian Ibnu Asis ini, tanpa adanya serah terima bangunan dari pemerintah pusat ke pemerintahan kota Bukittinggi, bagaimana jadinya anggaran yang telah dialokasikan untuk biaya operasional di Pasar Atas yang mencapain Rp5 miliar setiap tahunnya itu.

Barang tentu, Pasar Atas yang belum menjadi aset resmi Pemko Bukittinggi, apakah tidak melanggar aturan ketika adanya pengalokasian dana sekitar Rp5 miliar setiap tahunnya itu untuk biaya operasional Pasar Atas tersebut.

Dana APBD kota Bukittinggi yang sudah terpakai membiayai biaya operasional Pasar Atas, sementara Pasar Atas itu belum menjadi tanggung jawab dari pemerintah Kota Bukittinggi, Ibnu Asis mempertanyakan pertanggungjawaban dana APBD yang telah dikeluarkan sebesar Rp5 miliar setiap tahunnnya itu.

“Ini sudah masuk tahun kedua APBD kota Bukittinggi dialokasikan sebesar Rp5 miliar untuk biaya operasional Pasar Atas. Pertama pada 2020 dan kedua di 2021 ini,” sebutnya.

Dana yang dialokasikan sekitar Rp5 miliar untuk operasional pasar setiap tahunnya itu, Ibnu mengaku tidak tahu persis kenapa bisa masuk di APBD kota Bukittinggi di tahun 2021 ini.

“Itu saya kurang tahu ya. Soalnya, saya bukan anggota banggar di DPRD saat pembahasan APBD 2021,” papar Ibnu.

Dengan kehadiran Pasar Atas itu, kata Ibnu, dari pemaparan pemerintah kota Bukittinggi, ditargetkan ada kemasukan untuk APBD kota dari sewa Pasar Atas yang mencapai Rp20 miliar se-tahun.

Kini pasar yang disain dengan konsep green building ini, tengah menjadi isu hangat bagaimana caranya kemasukan untuk APBD bisa terealisasi, sementara kontrak sewa toko di Pasar Atas jika itu belum ada.

Terlebih serah terima bangunan Pasar Atas dari pemerintah pusat kepada pemerintahan kota Bukittinggi jika masih belum dilakukan, maka Pasar Atas tersebut belum menjadi asetnya pemerintah kota Bukittinggi.

Untuk itu, dapat disangkakan bahwa pasar yang pembangunannya tersebut mulai dilaksanakan Agustus 2018 dan selesai Desember 2019 itu, belum bisa menjadi tanggung jawab pemerintahan kota Bukittinggi untuk membiayai biaya operasional di Pasar Atas itu.

Untuk itu, pemerintah kota Bukittinggi agar mempertimbangkan kembali dalam pengalokasian anggaran di APBD kota Bukittinggi untuk membiayai biaya operasional di Pasar Atas yang memiliki fasilitas parkir lot untuk 202 mobil dan 20 parkir motor itu.

Untuk diketahui, Pasar Atas memiliki sebanyak 835 unit kios, dengan rincian lantai dasar 257 kios, lantai satu 287 kios, lantai dua 276 kios dan lantai tiga 24 kios.

Pada bangunan itu memiliki fasilitas ruang terbuka hijau, toilet umum serta toilet bagi penyandang disabilitas, ruang laktasi, mushala, lift dan elevator itu. Pasar Atas dibangun di atas lahan seluas 39.729 meter persegi, yang gedungnya terdiri empat lantai dan satu basement itu, berpotensi telah merugikan negara. (*)Pasar Atas Bukittinggi Diujung Tanduk Oleh: Hamriadi, S.Sos., S.T Pasar Atas. Demikian lah pusat perbelanjaan tersebut dinamakan. Berlokasi di jantung Kota Bukittinggi, pasar yang dikenal masyarakat luas, dari dalam negeri hingga mancanegara itu, kini telah menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk dikunjungi. Kenapa tidak, Pasar Atas yang dulunya terkesan biasa saja, layaknya sebuah pasar-pasar tradisional pada umumnya itu. Sejak pembangunan baru pasca kebakaran 30 Oktober 2017, kini pasar yang posisinya berhadapan langsung dengan Jam Gadang itu, terlihat sangat megah. Dibangun baru pada 2018 oleh Kementerian PU-PR dengan sumber dana dari APBN sebesar Rp300 miliar itu, banyak dari pengunjung menjadikan areal terbuka pada bagian atas bangunan Pasar Atas tersebut sebagai tempat berfoto-foto. Pemandangan dengan latar Gunung Marapi dan Singgalang, menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk berfoto mengabadikan diri mereka, sebagai tanda pernah berkunjung ke Bukittinggi, selain berfoto berlatarkan Jam Gadang. Kemegahan pasar yang rekonstruksinya menghabiskan anggaran Rp292 miliar tersebut, kini tengah menjadi tanda tanya besar bagi seorang tokoh masyarakat Bukittinggi, Young Happy. Berdasarkan perbicanga dengan, Young Happy, kamari malam di sebuah rumah makan, ia mempertanyakan apa dasar sewa petak toko di Pasar Atas kepada pedagang yang menepati petak toko itu, sementara perjanjian kontraknya tidak ada. Mengenai kebijakan pemerintah kota Bukittinggi di situasi pandemi covid-19, telah mengratiskan sewa toko selama enam bulan ke pedagang. Selepas dari enam bulan masa gratis itu, tentu sewa toko sudah bisa ditagih ke pedagang. Idealnya, Youg Happy menyebutkan, bila sistem sewa toko di Pasar Atas diberlakukan. Setidaknya, pemerintah membuatkan kontrak sewa menyewa petak toko di Pasar Atas itu. Dengan adanya kontrak perjanjian sewa itu, pembayaran sewa toko di Pasar Atas harus dibayar lunas. Artinya, siap kontrak sewa dibuat pemerintahan kota yang isinya bisa saja, apa hak dan kewajiban dari masing-masing pihak, uang sewa langsung dibayar lunas oleh pedagang. Sementara itu, perbincangan dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bukittinggi, Ibnu Asis, Minggu sore (7/3/2021), mengaku heran karena setiap tahun pemerintah kota Bukittinggi selalu mengalokasikan dana sekitar Rp5 miliar untuk biaya operasional Pasar Atas. Kader dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan, sudah dua tahun pasar yang memiliki banyak nilai sejarah bagi masyarakat Bukittinggi tersebut telah dialokasikan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota Bukittinggi. Dimana setiap tahunya mencapai angka Rp5 miliar. Artinya jika sudah dua tahun, berarti sekitar Rp10 miliaran anggaran negara tersedot untuk biaya operasional Pasar Atas tersebut. Pasar yang diresmikan Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR), Jhon Wempi Wetipo secara virtual, Kamis (18/6/2020) itu, Ketua DPD PKS Bukittinggi ini berharap agar dilakukan Audit. Ibnu menyampaikan, sepengetahuan dirinya, setelah pembangunan Pasar atas selesai dikerjakan, belum ada dilakukan serah terima bangunan itu dari pemerintah pusat ke pemerintah kota Bukittinggi. “Dulu ada acara di Pasar Atas, setahu saya bukan serah terima bangunan dari pemerintah pusat ke pemerintah kota Bukittinggi. Tetapi sebagai tanda peresmian pembangunan Pasar Atas sudah selesai dikerjakan,” imbuh Ibnu Asis. Penilaian Ibnu Asis ini, tanpa adanya serah terima bangunan dari pemerintah pusat ke pemerintahan kota Bukittinggi, bagaimana jadinya anggaran yang telah dialokasikan untuk biaya operasional di Pasar Atas yang mencapain Rp5 miliar setiap tahunnya itu. Barang tentu, Pasar Atas yang belum menjadi aset resmi Pemko Bukittinggi, apakah tidak melanggar aturan ketika adanya pengalokasian dana sekitar Rp5 miliar setiap tahunnya itu untuk biaya operasional Pasar Atas tersebut. Dana APBD kota Bukittinggi yang sudah terpakai membiayai biaya operasional Pasar Atas, sementara Pasar Atas itu belum menjadi tanggung jawab dari pemerintah Kota Bukittinggi, Ibnu Asis mempertanyakan pertanggungjawaban dana APBD yang telah dikeluarkan sebesar Rp5 miliar setiap tahunnnya itu. “Ini sudah masuk tahun kedua APBD kota Bukittinggi dialokasikan sebesar Rp5 miliar untuk biaya operasional Pasar Atas. Pertama pada 2020 dan kedua di 2021 ini,” sebutnya. Dana yang dialokasikan sekitar Rp5 miliar untuk operasional pasar setiap tahunnya itu, Ibnu mengaku tidak tahu persis kenapa bisa masuk di APBD kota Bukittinggi di tahun 2021 ini. “Itu saya kurang tahu ya. Soalnya, saya bukan anggota banggar di DPRD saat pembahasan APBD 2021,” papar Ibnu. Dengan kehadiran Pasar Atas itu, kata Ibnu, dari pemaparan pemerintah kota Bukittinggi, ditargetkan ada kemasukan untuk APBD kota dari sewa Pasar Atas yang mencapai Rp20 miliar se-tahun. Kini pasar yang disain dengan konsep green building ini, tengah menjadi isu hangat bagaimana caranya kemasukan untuk APBD bisa terealisasi, sementara kontrak sewa toko di Pasar Atas jika itu belum ada. Terlebih serah terima bangunan Pasar Atas dari pemerintah pusat kepada pemerintahan kota Bukittinggi jika masih belum dilakukan, maka Pasar Atas tersebut belum menjadi asetnya pemerintah kota Bukittinggi. Untuk itu, dapat disangkakan bahwa pasar yang pembangunannya tersebut mulai dilaksanakan Agustus 2018 dan selesai Desember 2019 itu, belum bisa menjadi tanggung jawab pemerintahan kota Bukittinggi untuk membiayai biaya operasional di Pasar Atas itu. Untuk itu, pemerintah kota Bukittinggi agar mempertimbangkan kembali dalam pengalokasian anggaran di APBD kota Bukittinggi untuk membiayai biaya operasional di Pasar Atas yang memiliki fasilitas parkir lot untuk 202 mobil dan 20 parkir motor itu. Untuk diketahui, Pasar Atas memiliki sebanyak 835 unit kios, dengan rincian lantai dasar 257 kios, lantai satu 287 kios, lantai dua 276 kios dan lantai tiga 24 kios. Pada bangunan itu memiliki fasilitas ruang terbuka hijau, toilet umum serta toilet bagi penyandang disabilitas, ruang laktasi, mushala, lift dan elevator itu. Pasar Atas dibangun di atas lahan seluas 39.729 meter persegi, yang gedungnya terdiri empat lantai dan satu basement itu, berpotensi telah merugikan negara. (*)

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BUKITTINGGI

Gerindra Bukittinggi Beri Bantuan Rp10 Juta kepada Pelajar yang Kuliah di Mesir – siarminang.net

Gerindra Bukittinggi Beri Bantuan Rp10 Juta kepada Pelajar yang Kuliah di Mesir – Beritasumbar.com

[ad_1]

Bukittinggi, siarminang.net — Kepedulian terhadap dunia pendidikan ditunjukkan Partai Gerindra Kota Bukittinggi, dengan memberi bantuan uang tunai Rp10 juta kepada mahasiswa yang melanjutkan pendidikan di luar negeri.

Sekretaris DPC Partai Gerindra Kota Bukittinggi, NS. Reki Afrino, S.Kep., M. Kep, Selasa (14/9/2021), mengatakan, pemberian bantuan diserahkan pada Senin (13/9/2021), bertempat di Kantor DPC Gerindra Kota Bukittinggi.

Pemberian bantuan dalam program pendidikan, berdasarkan arahan atau petunjuk dari Ketua DPC Gerindra Kota Bukittinggi, Erman Safar.

“Kami selaku sekretaris Gerindra Kota Bukittinggi, menyerahkan bantuan uang tunai ke perwakilan dari pondok Pesantren Darul Muwahiddin, yang berlokasi di Koto Tinggi, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar,” katanya.

Ia mengatakan, pemberian bantuan uang tunai sebesar Rp10 juta bagi santri yang kuliah ke Universitas Kairo Mesir, diharapankan dapat membantu dalam proses belajar di Mesir.

“Tentu dengan adanya sedikit bantuan ini, bisa membantu dan memudahkan kegiatan dalam proses belajar mereka di sana. Mudah-mudahan cepat tuntas, cepat selesai dengan membuahkan hasil yang bagus, sehingga bisa kembali ke ranah Minang dalam beberapa tahun kedepan, serta bisa memberikan sumbangsih ke generasi muda,” ucapnya.

Reki mengatakan, atas nama DPC Gerindra, mengajak kepada masyarakat mari bersama-sama bantu para santri, atau mahasiswa yang melanjutkan pendidikan di luar negeri.

“Sekiranya ada yang mau memberikan bantuan seperti yang disampaikan oleh perwakilan dari pesantren, bisa langsung ke pesantren atau lewat kita dari Gerindra, nanti kita sampaikan kepada yang berhak,” harapannya.

Reki mengatakan, bantuan dana diserahkan kepada Ust Khaizil, dan Milanium Musrif, yang merupakan pembina di Pondok Pesantren Darul Muwahiddin, Panyalaian Tanah Datar. (adil)

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

BUKITTINGGI

Tinjau Pasar Bawah yang Terbakar, Marfendi Minta Masyarakat Agar Berprasangka Positif – siarminang.net

Tinjau Pasar Bawah yang Terbakar, Marfendi Minta Masyarakat Agar Berprasangka Positif – Beritasumbar.com

[ad_1]

Bukittinggi, siarminang.net — Setelah sebelumnya Wakil Wali Kota Bukittinggi, Marfendi bersama Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi meninjau Pasar Bawah pasca kebakaran pada Sabtu (11/9/2021) dini hari.

Pada Senin (13/9/2021) sore, Wawako Marfendi kembali meninjau Pasar Bawah. Dalam peninjauan kali ini, wawako didampingi Plt Kadis Kop, UMKM dan Perdagangan, Isra Yonza, Ketua GOW, Eva Marfendi dan Sekretaris Satpol PP, Joni Feri.

Disela-sela kunjungannya, Wawako Marfendi ke media ini menyebutkan, bahwa ternyata masih ada satu tempat yang belum diizinkan tim inafis untuk bisa dilewati. 

“Tadi kita coba memastikan kepada tim inafis untuk bisa membuka jalur tersebut, supaya sampah-sampah dan bekas-bekas kebakaran bisa dilewati di daerah itu,”

Alhamdulillah sekitar pukul 17.00 WIB, sudah kita mulai dengan mengangkut bekas-bekas atau sisa kebakaran tersebut, insya Allah pembersihan sudah siap, mudah-mudahan besok bisa terselesaikan,” ucapnya.

Ia berharap kepada masyarakat yang terkena musibah, agar tetap berprasangka positif kepada Allah, dan tetap bersabar semoga saja ada hikmah dibalik kejadian tersebut.

“Semoga Allah akan memberikan yang terbaik dan menggantinya dengan lebih baik lagi untuk masa yang akan datang,” ucap Marfendi.

Sebagaimana diberitakan, kebakaran hebat menghanguskan ratusan kios dan los di Pasar Bawah Bukittinggi, Sabtu dini hari tadi, sekitar pukul 3.00 WIB.

Api yang telah membesar, membuat bangunan los dan kios para pedagang dari kayu tersebut, sangat mudah dilalap si jago merah.

Kerugian di akibatkan dalam peristiwa tersebut, diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Pihak kepolisian masih menyelidiki penyeban kebakaran. Api berhasil dipadamkan beberapa jam kemudian. (adil)

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

BUKITTINGGI

Gubernur Mahyeldi Instruksikan Percepatan Pembangunan TPA Regional Payakumbuh – siarminang.net

Gubernur Mahyeldi Instruksikan Percepatan Pembangunan TPA Regional Payakumbuh – Beritasumbar.com

[ad_1]

Bukittinggi,siarminang.net,-Menindaklanjuti over capacity yang dialami Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Payakumbuh, Gubernur Mahyeldi tengah mempersiapkan eksekusi perluasan sell landfill baru guna memenuhi kebutuhan penampungan dan pengolahan sampah.

Hal ini terungkap dalam rapat pembahasan kondisi TPA regional Payakumbuh dan upaya penanganan yang diinisiasi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat di Istana Bung Hatta, Bukittinggi, Minggu (12/9/21).

Memimpin rapat, Gubernur menyampaikan langkah cepat yang harus diambil oleh pemerintah provinsi maupun kabupaten kota untuk menghindari kelongsoran sampah. Diantaranya opsi yang dimiliki pemerintah daerah adalah perluasan sell landfill, serta memperbaiki maupun menambah membran sementara untuk TPA yang berlokasi di Padang Karambia, Kota Payakumbuh ini.

“Langkah paling realisitis yg bisa kita lakukan sekarang adalah pembangunan membran sementara, dan perluasan sell landfill,” ungkap gubernur.

Ia juga menyampaikan pentingnya sinergitas antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi serta kabupaten/kota dalam menyikapi persoalan ini.

Lebih lanjut gubernur menekankan perlunya pemisahan dan pengolahan sampah organik untuk meningkatkan efektivitas penampungan sampah di TPA. Dengan demikian sampah organik pun dapat diolah untuk dijadikan pupuk.

“Ke depan kita upayakan pengendalian dan pengolahan sampah organik yang lebih ramah Lingkungan supaya bisa menjadi pupuk,” tutur Buya Mahyeldi.

Merinci penjelasan gubernur, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Siti Aisyah dalam paparannya menyampaikan urgensi pengembangan landfill TPA yang menampung sampah dari Payakumbuh, Limapuluh Kota, Bukittinggi dan Agam ini.

“Kondisi sekarang TPA sudah over capacity hampir 200%, ketinggian sampah di landfield sudah sampai 30 meter dari idealnya hanya 15 meter,” Aisyah menjelaskan.

Ia menerangkan, perluasan TPA regional Payakumbuh dilakukan mengingat volume sampah yang masuk terus meningkat, bahkan mencapai 220 ton sampah per hari dengan rata-rata kenaikan 6% setiap tahunnya. Untuk itu pemerintah berupaya melakukan pengembangan wilayah TPA setidaknya seluas 2.7 hektar guna 5-7 tahun ke depan.

Dihadiri oleh Walikota Payakumbuh Riza Falepi, Walikota Bukittinggi Erman Safar, Bupati Agam Andri Warman, Kepala Balai PPW Wilayah Sumbar, General Manager PLN Wilayah 3, beserta Pimpinan OPD terkait, rapat direncakan akan dilanjutkan dengan peninjauan lapangan ke TPA regional Payakumbuh itu. (MC Sumbar)

Dinas Kominfotik Sumbar

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer