Connect with us

#mulyadi

PEMILU 2019; Raih 144 Ribu Suara, Mulyadi Cetak Sejarah

PEMILU 2019; Raih 144 Ribu Suara, Mulyadi Cetak Sejarah

[ad_1]

PADANG – Fantastis dan fenomenal. Itulah yang pas dialamatkan kepada Mulyadi, Caleg Partai Demokrat untuk DPR dari Dapil Sumbar 2 ini. Dari 81 caleg yang bertarung (dari 14 parpol, minus Hanura dan PKPI), Mulyadi sukses meraup 144.954 suara.

Raihan ini sekaligus mengukir sejarah pencalegan di daerah ini. Jika dikalkulasikan dengan total suara sah di Dapil Sumbar 11 untuk DPR RI yang mencapai 1.176.300 suara, maka politisi prorakyat ini mendapat dukungan 12,4 persen.

“Ini adalah persentase elektabilitas tertinggi sepanjang sejarah pileg di Sumbar. Untuk mencapai angka 10 persen saja di tengah kompetisi alot, agak susah,” ujar pengamat politik dari Unand , Edi Indrizal kepada Singgalang kemarin di Padang.

Dia menyebut, pencapaian persentase elektabilitas itu, tak terlepas dari kiprah yang diperbuat Mulyadi selama mengabdi di Senayan. Amanah yang diberikan rakyat kepada Mulyadi, benar-benar dilakoni dengan baik.

Meskipun Pemilu 17 April lalu di Sumbar bisa dikatakan milik Prabowo-Sandi yang memperoleh 87 persen suara. Momentum Pilpres dan Pileg bersamaan ini membuat Partai Gerindra sangat beruntung karena mendapat efek ekor jas yang luar biasa.

Tetapi karena personal Mulyadi sangat kuat dalam ingatan masyarakat Sumbar yang telah berbuat selama ini, walau Gerindra juara di Dapil Sumbar 2, tetapi secara personal, suara Mulyadi tetap tak terkalahkan oleh caleg lain.

Edi Indrizal benar. Para kader Demokrat mengakuinya. Masyarakat pun menikmatinya. Misalnya, Fly over kelok sembilan yang ‘berkelas’ dan mendunia itu, sulit masyarakat memisahkannya dengan Mulyadi. Karena dialah aktor percepatan pembangunan kelok sembilan hingga tuntas dan dimanfaatkan hingga sekarang.

Lalu, kelanjutan pembangunan irigasi Batang Anai di Padang Pariaman, pembangunan rusunawa untuk puluhan pondok pesantren (ponpes) dan sejumlah infrakstruktur lainnya, termasuk hand tracktor,becak motor, lampu penerangan jalan.

Bahkan karena juga menggiring program bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) untuk Agam, Padang Pariaman, Limapuluh Kota, Pasaman, Pasaman Barat, Payakumbuh, Bukittinggi dan Pariaman, ribuan KK miskin di daerah ini, sulit melupakan jasa Mulyadi.

Dilihat dari total keseluruhan suara yang diraih parpol pada Pileg 17 April lalu, Demokrat hanya menempati kursi ketiga, setelah Partau Gerindra yang mendapat sekitar 223.891 suara dan PKS sekitar 199.737 suara. Demokrat sendirinya hanya 197.834 suara dan sekitar 144.954 di antaranya disumbangkan oleh Mulyadi.

Kursi keempat direbut PAN dengan raihan suara total sekitar 151.476 suara, kursi kelima Partai Golkar dengan raihan suara total 79.023 dan kursi keenam, PPP dengan total raihan 78.378 suara.

Tak heran ada yang bicara nyeleneh. Katanya, Mulyadi saja seorang yang bertanding, sudah mengantarkan Demokrat melenggang ke Senayan, mengalahkan ‘sepasukan’ (baca enam caleg) Partai Golkar dan ‘sepasukan’ PPP.

Raihan suara Mulyadi tersebut, juga meningkat siginifikan dibanding Pileg 2014. Ketika itu, Mulyadi hanya meraup suara dukungan pribadi tak sampai 100 ribu suara, tepatnya 84.563 suara. Artinya, selisih peningkatan suara Mulyadi antara Pemilu tahun 2014 dengan Pemilu 2019 silam mencapai 60.447 suara.

Bahkan dalam cacatan Singgalang, pada Pileg 2014, dengan raihan 84.563 suara, Mulyadi peraih suara tertinggi dari 14 caleg yang lolos ke Senayan. Padahal raihan secara partai, Demokrat berada di bawah Partai Golkar dan Partai Gerindra. Sama dengan Pileg 2019, Mulyadi juga terbanyak meraup suara dari 14 caleg yang lolos ke Senayan, sedangkan secara partai, Demokrat berada di bawah Partai Gerindra dan PAN.

Boleh dikata, dua kali berturut-turut, menjadi peraih suara tertinggi dari seluruh caleg yang bertanding menuju ke Senayan, adalah rekor bagi perpolitikan di Sumbar. Mulyadi menggoreskannya. Rasanya rekor ini baru bisa dilakukan paling cepat 15 tahun dari sekarang.

Dari hasil rekapitulasi hasil penghitungan suara yang telah dituntaskan KPU Sumbar, Sabtu malam (11/5), Mulyadi hampir merajai perolehan suara di 8 kota dan kabupaten pada Dapil Sumbar II. Ia hanya kalah di Kota Pariaman dan Pasaman.  Di Pariaman, Ade Rizki Pratama (Gerindra) peraih suara terbanyak dengan capaian 3.566 suara pribadi. Mulyadi meraih 2.298 suara. Di Pasaman, Ade Rizki meraih 16.173 suara dan Mulyadi 13.136 suara.

Mulyadi tak terbendung di enam kota/kabupaten lainnya di Dapil Sumbar II dengan capaian yang begitu tinggi. Di Bukittinggi, Mulyadi mengumpulkan dukungan pribadi hingga 20.035 suara. Di Payakumbuh, Mulyadi berhasil mengumpulkan dukungan 6.056 suara.

Agam, menjadi kantong terbesar menyumbang suaranya, yakni mencapai 41.916 suara. Begitu juga di Limapuluh Kota, Mulyadi mengumpulkan suara hingga 27.699 suara. Di Padang Pariaman, Mulyadi jadi terdepan, meraup 15.623 suara dan dibayangi ketat politisi Golkar, John Kennedy Azis dengan capaian  15.028 suara. Di Pasaman Barat, Mulyadi juga terdepan dengan raihan 18.191 suara.

Dengan suara yang meningkat dari Pemilu sebelumnya, Mulyadi berterima kasih kepada pemilih di Sumbar 2. Menurutnya, hal itu didapat dari begitu kuatnya tekad masyarakat di 8 Kabupaten/Kota itu agar dirinya kembali melaju ke DPR RI. ”Begitu juga dengan tim kami yang bekerja siang malam, serta kader Partai Demokrat yang begitu serius membantu kami,” kata Mulyadi. (pepen)

 

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

#hoaks

Proses Pilkada Penuh Hoaks dan Manipulasi Kebenaran –

Isu Politik Uang, Relawan Mulyadi Ajak Masyarakat tak Termakan Fitnah

[ad_1]

PADANG – Meski proses pemilihan Gubenur Sumbar sudah selesai, namun masih ada yang menganjal di hati calon Gubernur Mulyadi. Hal itu bukan terkait hasil, yang sementara menunjukkan kemenangan Mahyeldi-Audy. Namun proses yang disinyalir banyak manipulasi dan hoaks.

“Soal hasil, kita sudah menerima, bahkan saya sudah mengucapkan selamat kepada paslon nomor 4, Mahyeldi-Audy. Namun saya tidak habis fikir, sepanjang proses Pilkada itu, malah dihiasi hoaks dan manipulasi kebenaran oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” kata Mulyadi kepada wartawan, Selasa (15/12).

Dia mengatakan setelah selesai perhitungan suara, dia sempat berkeliling ke beberapa daerah di Sumbar. Tenyata ada ibu-ibu yang menangis, yang mengatakan Mulyadi ditahan polisi, karena jadi tersangka.

“Padahal berita itu dikapitalisasi oleh pihak yang tidak bertanggungjawab seakan-akan saya tersangka dari sebuah kejahatan besar, karena yang mengumumkan stastus itu Bareskrim Polri,” ungkap Mulyadi.

Padahal, dirinya disangkakan pelanggaran pemilu yang sanksinya hanya berupa denda antara Rp100 ribu sampai Rp1 juta.

“Tapi karena yang mengumumkan Bareskrim, berita itu dimanipulasi, seolah-olah saya terlibat kejahatan besar, bahkan ada yang mengatakan saya tersangka korupsi. Dan berita itu diterima masyarakat,” katanya.

Bahkan ada, katanya yang mengatakan percuma memilih Mulyadi karena suara akan hangus. “Saya kaget dengan informasi dari DPC di Kabupaten kota. Saya tidak pernah mempersalahkan hasil pilkada. Tapi kaget bahwa Masyarakat banyak mendapat informasi hoaks bahwa saya ditahan polisi dan sebagainya,” jelasnya.

Lebih lanjut, ditegaskan Mulyadi, dirinya bukan tak menerima hasil pilkada, tapi ingin meluruskan.

“Kejadian ini menjadi evaluasi kita bersama. Kalau melanggar PKPU sebaiknya tak melibatkan Bareskrim karena masyarakat berasumsi orang melakukan kejahatan besar,” katanya.

Ia mengaku, merasa dirugikan dengan informasi tersebut. “Ini berpengaruh pada perolehan suara kami. Jika jauh sebelum jadwal pemilihan bisa dinetralisir, namun masih di dua hari pencoblosan malah isu ini diperkuat seolah melakukan kejahatan besar. Saya heran masyarakat cepat sekali percaya dengan hoaks. Ini akan menimbulkan terjadinya penurunan kualitas demokrasi kita,” ujarnya.

Sebetulnya pilkada adalah proses melakukan pencerdasan pada masyarakat dalam memilih pemimpin, katanya. Jangan sampai masyarakat dijadikan objek pembodohan, kemudian tatanan sosial jangan sampai rusak gara-gara pilkada, imbuhnya.

“Saya sebetulnya menginginkan demokrasi semakin waktu semakin berkualitas. Karena saya percaya Sumbar lebih mengedepankan budi luhur dan kultur yang baik,” ujarnya.

“Dari awal saya sudah diserang dengan hoaks, saya dan keluarga saya. Saya maju di pilkada ini mengabdi untuk Sumbar bukan untuk pribadi. Tidak selayaknya diserang pribadi saya. Bahkan ada kampanye hitam, fitnah tapi saya yakin warga Sumbar lebih percaya pada kinerja, tapi ya yang terjadi banyak masyarakat tidak memilih karena mengira saya ditahan polisi,” tambahnya.

Dia mengharapkan, tatanan sosial kembali normal. Masyarakat tidak gampang dibohongi dan kejadian tersebut tak lagi terjadi.

“Kami sebagai paslon yang pernah merasakan pil pahit ini akan melibatkan kaum intelektual agar hal ini tak terjadi lagi di Sumbar. Disayangkan pilkada kita diwarnai oleh hal ini,” tuturnya. (bambang)

window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : ‘{your-app-id}’,
cookie : true,
xfbml : true,
version : ‘{api-version}’
});

FB.AppEvents.logPageView();

};

(function(d, s, id){
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “https://connect.facebook.net/en_US/sdk.js”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

#mulyadi

Mulyadi Tersangka, Azwar Anas: Jangan Saling Menjatuhkan

Mulyadi Tersangka, Azwar Anas: Jangan Saling Menjatuhkan

[ad_1]

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia ke-8, Letjen (Purn) Ir Azwar Anas Datuak Rajo Sulaiman bereaksi keras atas penetapan Mulyadi sebagai tersangka oleh pihak kepolisian. Dia meminta jangan saling menjatuhkan kompetitor apalagi dengan upaya-upaya hukum.

Dia berharap agar Pilgub Sumatera Barat berjalan lebih bermartabat. Menjual program tanpa menyebarkan fitnah dan upaya-upaya lainnya yang dapat mencoreng semangat demokrasi.

“Tidak baik saling lapor melaporkan untuk menjatuhkan lawan politik. Jangan saling menjatuhkan, jangan saling fitnah,” kata Azwar Anas.

Azwar Anas meminta tetap menjaga persaudaraan dalam kontestasi politik. Apalagi Sumbar dikenal dengan daerah yang paling demokratis, menjaga persaudaraan dengan ‘Pemilu Badunsanak’.

Jika semua menjalankan itu, maka akan menghindari perpecahan di tengah masyarakat. Sehingga persaudaraan sebagai masyarakat Minangkabau tidak luntur karena pemilu yang diadakan lima tahun sekali.

“Yang penting itu, jaga persaudaraan kita sebagai warga Minangkabau, jangan terpecah cuma gara-gara pemilu,” tegasnya.

Lebih lanjut, dia melihat, kedatangan Mulyadi pun ke acara televisi nasional tersebut hanya memenuhi undangan. Di sisi lain, tidak ada niat dan upaya untuk kampanye.

“Pak Mulyadi itu kan hanya memenuhi undangan, tidak untuk berkampanye, dan menyampaikan pandangan dan pemikiran saja,” ucapnya.

Dia berpesan agar tetap menjaga kedamaian dalam kontestasi politik. Persaudaraan sebagai bangsa khususnya masyarakat Minangkabau jauh lebih penting dengan menghindari tindakan-tindakan yang dapat memecah-belah. (Zal)

window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : ‘{your-app-id}’,
cookie : true,
xfbml : true,
version : ‘{api-version}’
});

FB.AppEvents.logPageView();

};

(function(d, s, id){
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “https://connect.facebook.net/en_US/sdk.js”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

#mulyadi

Pesan SBY, “Pak Mulyadi, Tetaplah Tabah”

“Amerika, Are You Ok?”

[ad_1]

JAKARTA – Calon gubernur Sumbar, Mulyadi diminta tabah dan terus berjuang di jalan Allah. Ini pesan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang diterima Singgalang, Sabtu (05/12/2020) malam.

Pesan itu disampaikan SBY karena tiba-tiba oleh polisi ia dijadikan tersangka dalam pelanggaran masa kampanye Pilgub Sumbar.

Pesan mantan presiden itu diterima redaksi dari elit Partai Demokrat, Imelda Sari.

Memang, sejak beberapa hari ini Pilgub Sumbar memanas, timses berbuat maksimal termasuk kadu-mengadukan baik ke Bawaslu bahkan sampai ke polisi.

Begini pesan yang diterima redaksi:
Pesan Bapak SBY kepada Bapak Mulyadi, Ketua DPD Partai Demokrat Prov. Sumatera Barat (Cagub Sumbar)

“Pak Mulyadi, saya harap Anda tetap tabah. Teruslah berjuang di jalan Allah untuk Sumatera Barat yang kita cintai. Sering kali ada sesuatu yang sulit diterima oleh akal sehat (common sense). Namun, percayalah keadilan akan datang. Datangnya mungkin lambat tapi pasti” SBY (aci)

window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : ‘{your-app-id}’,
cookie : true,
xfbml : true,
version : ‘{api-version}’
});

FB.AppEvents.logPageView();

};

(function(d, s, id){
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “https://connect.facebook.net/en_US/sdk.js”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer