Connect with us

headline

Pilkada New Normal, Penantang Harus Bagaimana?

Pilkada New Normal, Penantang Harus Bagaimana?

[ad_1]

“Seberapa siap seorang penantang bertarung melawan petahana di tengah pandemi?”.

Pertanyaan seperti ini, sebagian besar tentu hadir dari benak seorang penantang.

Soal itu memang perlu direspon. Bahkan berlaku wajib bagi seorang berstatus challenger. Lantaran ia mesti mengetahui secara persis bagaimana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sebelum masuk ke medan pertarungan sesungguhnya.

Hal itu menjadi penting sebagai pijakan awal untuk menyusun dan menetapkan berbagai langkah dalam menapaki kontestasi. Jika ihwal itu belum tuntas ditanggapi, maka bisa sangat mengganggu bagi perjalanan seorang penantang dalam merintis rute kemenangan.

Penantang harus mengetahui bahwa sebagian besar petahana berada dalam mode kampanye abadi. Setelah memenangkan kompetisi, mereka mulai kembali merencanakan dan bersosialisasi untuk pemilihan berikutnya.

Situasi itu, membuat posisi elektoral seorang petahana lebih unggul dari penantang. Apalagi, selama pandemi berlangsung, berbagai peran kepemimpinan dari seorang petahana makin mendapat perhatian luas dari masyarakat pemilih di daerahnya.

Petahana punya keleluasaan menjalankan berbagai kebijakan dengan jargon “Lawan Covid-19”. Bahkan kemapanan elektoralnya relatif stabil jika berbagai kebijakan itu dipandang menggembirakan hati rakyatnya.

Lalu di tengah kedigdayaan petahana, seperti apa sikap dan langkah yang harus ditempuh oleh penantang?. Tak mungkin berdiam diri dan menjadi penonton saja bukan.

Bisa celaka, jika banyak penantang terlalu lama bersikap dengan penantian untuk memulai kerja-kerja elektoralnya. Adalah kesalahan fatal, andai di tengah wabah virus corona, penantang seakan tak berdaya dan tidak berbuat apa-apa dihadapan masyarakat pemilih.

Menyerah memang pilihan, tapi merupakan sebuah kekeliruan jika sikap seperti itu hadir di saat penantang belum mengerahkan kemampuan-kemampuan terbaiknya.

Berkenan atau tidak berkenan, penantang mesti berupaya mengimbangi pergerakan petahana dengan berbagai kebijakannya soal penanganan virus corona. Kendati dengan keterbatasan sekalipun.

Sebagai penantang, sepatutnya ia harus hadir di pikiran dan hati pemilih dengan sosok yang lebih baik daripada kompetitornya.

Menunjukkan pada masyarakat pemilih mengapa ia berbeda, jelas berbeda, dan mengapa perbedaan itu membuatnya menjadi pilihan yang unggul.

Pada umumnya menaklukkan petahana dimungkinkan dengan segala persiapan yang mumpuni, strategi jitu dan tentunya kerja keras.

Pergerakan hendaklah lebih intens. Sebab, posisi elektoral seorang penantang mungkin masih tertinggal bahkan jauh tertinggal dari petahana. Disadari atau tidak, pilkada di tengah pandemi atau istilah kerennya “Pilkada New Normal” menimbulkan banyak pembatasan ruang gerak.

Keadaan seperti ini, menjadi hambatan baru yang unpredictable bagi seorang penantang yang ingin meningkatkan tren popularitas dan elektabilitasnya.

Olehnya itu, penantang memang harus lebih aktif dan kreatif dalam berkampanye di tengah perubahan-perubahan itu. Jangan jadikan ruang-ruang yang terbatas itu sebagai tembok tinggi yang tak mampu dilewati. Karena sejatinya, seorang penantang memiliki nyali yang besar dan mental bertarung yang tangguh.

Aturlah langkah dan irama dalam berkontestasi. Tunjukkan pada pemilih bahwa ada perbedaan yang mencolok antara Anda dan lawan Anda pada masalah yang Anda tentukan.

Katakan pada mereka mengapa Anda adalah kandidat yang lebih kuat. Cerdas menggunakan narasi dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat pemilih. Kemas pesan campaign Anda secara memikat.

Content is king. Konten adalah raja. Kampanye adalah pertarungan konten. Cara dan pendekatan campaign dari beberapa kontestan dalam suatu kompetisi mungkin sama. Tapi ada satu hal yang bisa membuat perbedaan, yakni konten. Apa isi dari pesan kampanye yang hendak disampaikan.

Sebuah konten menarik bisa menciptakan pengaruh yang besar. Jika relevan dan konsisten dilakukan secara terus menerus.

Di samping itu, seorang penantang harus jeli melihat kelemahan kompetitornya. Karena di situ, ada cela yang terbuka bisa dimanfaatkan untuk menarik turun elektabilitas lawan.

Tak perlu selalu menunggu momentum untuk kemudian bergerak. Sebab, momentum bisa diciptakan.

Waktu terus berjalan, hari pemilihan tersisa beberapa bulan lagi. Buatlah langkah sesering mungkin menyapa warga pemilih dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Sebab, hanya penantang yang benar-benar serius dan siap yang memiliki kans untuk memenangkan pertarungan.

Jangan gentar apalagi takut. Sejarah pilkada langsung di Indonesia telah menegaskan bahwa tak sedikit petahana mengalami kekalahan. Sepanjang peluit akhir pertandingan belum berbunyi, peluang menang masih terbuka.

Bukankah sebagian keberhasilan dari seorang penantang terjadi gegara hoki dan terpelesetnya petahana di tengah jalan. Misi impossible bisa jadi possible. Peristiwa tersebut bisa saja menimpa Anda.

So, banyak alasan dan jalan untuk menang, kalahpun demikian.

Nursandy Syam
Manager Strategi Dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI)

window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : ‘1410885915625287’,
xfbml : true,
version : ‘v2.10’
});
FB.AppEvents.logPageView();
};

(function(d, s, id){
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/en_US/sdk.js”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : ‘1410885915625287’,
xfbml : true,
version : ‘v2.10’
});
FB.AppEvents.logPageView();
};

(function(d, s, id){
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/en_US/sdk.js”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));
(function(d, s, id) {
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/en_US/sdk.js#xfbml=1&appId=322156664622039&version=v2.3”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));(function(d, s, id) {
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/en_GB/sdk.js#xfbml=1&version=v2.7&appId=322156664622039”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

#demokrat

Ternyata Jarak Hambalang Lebih Dekat ke Cikeas daripada Duren Sawit

Ternyata Jarak Hambalang Lebih Dekat ke Cikeas daripada Duren Sawit

[ad_1]

JAKARTA – Kasus dugaan ‘mega korupsi’ pembangunan Wisma Atlet Hambalang, Bogor, kembali ‘dihidupkan’ setelah sejumlah Elit Partai Demokrat (PD) hasil Kongres Luar Biasa (KLB) menggelar konferensi pers (Konpers) di wilayah tersebut.

Sebelumnya, inisiator KLB, Darmizal mengatakan, Wisma Atlet sengaja dijadikan lokasi Konpers karena tempat itu menyimpan sejarah sekaligus paradoks bagi partai berlambang bintang mercy tersebut.

Kemudian Ketua Dewan Kehormatan PD versi KLB, Max Sopacua dalam pernyataannya di Konpers di Hambalang (25/3/) juga menyebutkan ‘bangunan’ Wisma Atlet juga menjadi cikal bakal runtuhnya elektabilitas PD.

Bahkan, Max dalam pernyataan kepada awak media sempat menyebut kasus dugaan korupsi Wisma Atlet masih menyimpan ‘misteri’ lantaran masih ada pihak-pihak atau disebutnya sosok yang belum tersentuh hukum hingga sekarang.

Juru Bicara PD versi KLB atau kubu Ketua Umum Moeldoko, Muhammad Rahmad juga ikut ‘mengamini’ pernyataan Darmizal dan Max Sopacua. Menurutnya, Hambalang memiliki nilai sejarah bagi Partai Demokrat.

“Melalui Hambalang inilah SBY (Susilo Bambang Yudhoyono, red) pertama kali mengkudeta (mantan) Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum,” ujar Rahmad saat dihubungi, Jumat (26/3/2021).

Rahmad mengaku memiliki alasan kenapa Hambalang menjadi cikal bakal munculnya ‘kudeta politik’ di tubuh PD. Dia menilai, saat itu ‘kubu Cikeas’ dianggap gagal menghalau dominasi politik kelompok Anas Urbaningrum yang memegang tampuk pemimpin tertinggi di partai tersebut.

Rahmad kemudian menengarahi karena kudeta melalui cara politik gagal, maka SBY melakukan kudeta melalui cara hukum yang sangat terkesan dipaksakan.

“Setelah map Hambalang dibuka makin detail, ternyata jarak Hambalang itu lebih dekat ke Cikeas daripada ke Duren Sawit,” tuturnya.

Sekedar diketahui, merujuk pada istilah ‘Cikeas’ tempat itu diidentifikasi sebagai tempat tinggal atau kediaman keluarga SBY. Sedangkan Duren Sawit merupakan kediaman atau tempat berkumpul bagi kelompok mantan Ketum PD, Anas Urbaningrum. (aci)

window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : ‘{your-app-id}’,
cookie : true,
xfbml : true,
version : ‘{api-version}’
});

FB.AppEvents.logPageView();

};

(function(d, s, id){
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “https://connect.facebook.net/en_US/sdk.js”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

#pilkada

Gugatan Ditolak MK, Epyardi -Jon Firman Menangi Pilbup Solok

Gugatan Ditolak MK, Epyardi -Jon Firman Menangi Pilbup Solok

[ad_1]

PADANG – Mahkamah Konstitusi (MK) RI menolak permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) yang diajukan oleh pasangan calon bupati dan wakil bupati Solok nomor urut 1 Nofi Candra-Yulfadri Nurdin, Senin (22/3).

Majelis Hakim yang diketuai Anwar Usman menyatakan, mahkamah telah membaca permohonan pemohon, mendengar keterangan berbagai pihak, serta memeriksa buktipokok permohonan tidak beralasan menurut hukum untuk seluruhnya.

Mahkamah mengadili dalam eksepsi menolak eksepsi termohon dan pihak terkait untuk seluruhnya. “Demikian diputus dalam rapat permusyawaratan hakim oleh 9 hakim konstitusi,” katanya.

Dalam sidang itu, hakim konstitusi Wahiduddin Adams menjelaskan dalam eksepsi, mahkamah, telah memcermati permohonan pemohon. Ternyata permohonan pemohon telah memenuhi persyaratan pengajuan permohonan.

Menjadi pokok permohonan oleh Nofi Candra-Yulfadri sebagai pemohon. Di antaranya, pemohon mendalilkan adanya pengurangan suara pemohon dengan cara merusak surat suara sah pemohon oleh KPPS, sehingga menjadi suara tidak sah yang terjadi di beberapa TPS.

“Termohon membantah dalil permohonan pemohon. Pihak terkait jugamembantah dalil pemohon,” kata hakim.
Pemohon tidak dapat menguraikam dengan jelas mengenai dugaan terjadinya perusakan surat suara pemohon oleh petugas KPPS, sehingga mahkamah tidak mendapat bukti yang cukup meyakinkan untuk pengurangan suara dimaksud.

“Lagipula saksi pemohon di TPS yang dimaksud tidak mengajukan keberatan, hal ini sesuai fakta persidangan bahwa saksi di TPS menandatangani dan tidak ada yang keberatan. Berdasarkan keterangan Bawaslu Solok, juga tidak terdapat satu pun keberatan,” katanya.

Selanjutnya, persoalan tidak profesionalnya termohon, terkait pemilih yang mencoblos untuk pemilih lain dan pemilih mencoblos dua kali, mahkamah tidak mememukan bukti. Termohon membantah, bahwa tidak ada keberatan dari saksi yang hadir dan semua menandatangani.

Dengan ditolaknya permohonan Nofi Chandra- Yulfadri Nurdin, maka Epyardi Asda-Jon Firman Pandu sah menjadi pemenang Pilkada Solok hasil rekapitulasi KPU. Selanjutnya KPU akan menetapkan bupati dan wakil bupati terpilih. (aci)

window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : ‘{your-app-id}’,
cookie : true,
xfbml : true,
version : ‘{api-version}’
});

FB.AppEvents.logPageView();

};

(function(d, s, id){
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “https://connect.facebook.net/en_US/sdk.js”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

#sby

SBY: Moeldoko Merebut Ketum Demokrat yang Sah

“Amerika, Are You Ok?”

[ad_1]

JAKARTA – Mantan Presiden RI yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) menegaskan, Moeldoko telah mendongkel dan merebut posisi Ketua Umum (Ketum) Demokrat sah yang diduduki Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Padahal, kepemimpinan AHY sudah disahkan satu tahun lalu oleh negara melalui Kementerian Hukum dan HAM.
“Sejarah telah mengabadikan apa yang terjadi di negara yang kita cintai ini, memang banyak yang tercengang, banyak yang tidak percaya bahwa KSP Moeldoko yang bersekongkol dengan orang dalam benar-benar tega dan dengan darah dingin melakukan kudeta ini,” tutur SBY.

SBY menyayangkan sikap Moeldoko yang pada saat itu, sebelum digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) justru mengatakan, bahwa pertemuan dengan sekelompok mantan kader Demokrat hanyalah sekadar acara minum kopi.

Padahal, saat itu, SBY mengatakan bahwa beberapa pihak meyakini Moeldoko pasti akan mendapatkan sanksi dari atasannya yaitu Presiden Joko Widodo karena keterlibatan gerakan kudeta.

SYB menambahkan, bagaimana awal mula AHY mengungkapkan adanya gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) sejak awal bulan Februari 2021.

“Satu bulan yang lalu, kita semua masih ingat ketika Ketum Demokrat AHY, secara resmi mengirimkan surat kepada Yang Mulia Pak Jokowi, tentang keterlibatan KSP Moeldoko dalam gerakan penggulingan kepemimpinan Partai Demokrat yang sah. Setelah itu, Ketum AHY juga menyampaikan kepada publik tentang gerakan kudeta ini, banyak tanggapan yang bernada miring,” kata SBY. (aci)

window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : ‘{your-app-id}’,
cookie : true,
xfbml : true,
version : ‘{api-version}’
});

FB.AppEvents.logPageView();

};

(function(d, s, id){
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) {return;}
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “https://connect.facebook.net/en_US/sdk.js”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer