Connect with us

NASIONAL

Rani Fitriana Jambak Lauching Karya Seni Suara Minangkabau – siarminang.net

Rani Fitriana Jambak Lauching Karya Seni Suara Minangkabau – Beritasumbar.com

[ad_1]

Mari hadiri, dukung, apresiasi dan sebarluaskan diskusi dan peluncuran karya dunsanak kita Rani Fitriana Jambak @Rani Fitriana Jambak (Seniman, musisi dan penggerak lingkungan) generasi keturunan ke 3 Minangkabau di Kota Medan beserta karya soundscape tentang kampung asal leluhurnya “SUARA MINANGKABAU” tentang darek, pasisia dan rantau (yang diterjemahkan pengkarya beliau sebagai anak rantau) serta minangkabau urban. Setelah sebelumnya telah juga menghasilkan karya “SOUND OF MEDAN” tentang suara urban kota Medan kerjasama bersama GOETHE Institut – Singapura

.
Perilisan karya diselenggarakan oleh Medan Creative Hub, sebuah lembaga kolektif non profit dari Medan, berlokasi di d’Caldera Coffee, Medan, yang dilaksanakan secara terbatas dan sesuai dengan protokol kesehatan, mulai jam 19.30. Acara rilis ini dapat disimak secara live streaming di channel YouTube: RKI Project (Rumah Karya Indonesia).

Link streaming diskusi karya dan peluncuran Suara Minangkabau oleh Rani Jambak :
YouTube : RKI Project
Zoom : ZOOM Suara Minangkabau

Rani Jambak
Email : [email protected]
Facebook : Rani Fitriana Jambak
Instagram: ranijambak
YouTube : Rani Jambak
WhatsApp : +61 416 241 949
Phone : 085 953 249 295

LAUNCHING SUARA MINANGKABAU, KARYA RANI JAMBAK

Peluncuran Karya Komposisi Kreatif, Racikan Suara-Suara Khas Daerah, dari Gadis Pemburu Bebunyian

Bunyi itu penting. Dan setiap tempat memiliki bebunyian khasnya masing-masing. Bunyi-bunyian khas di suatu tempat akan menghasilkan relasi antara memori, imajinasi, persepsi, pengertian, perasaan tertentu, dan interaksi individu terhadap lingkungan soniknya. Itulah konsep dasar karya kreatif terbaru yang disuguhkan seorang Rani Jambak.

Rani Jambak, komposer muda kreatif dari Medan, akan merilis sebuah komposisi kreatif bertajuk SUARA MINANGKABAU. Karya ini merupakan sebuah komposisi inovatif, berupa rajutan dari berbagai bunyi-bunyian khas di daerah Minangkabau, yang direkam Rani Jambak sebagai sampling suara, dan kemudian diolahnya serta di-aransemen menjadi sajian komposisi musik yang indah, unik, dan artistik.

Bagi seorang Rani Jambak, bunyi adalah media ampuh yang membantu manusia berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui bunyi-bunyian yang khas, maka akan terangkai gambar dalam persepsi dan imajinasi pendengarnya mengenai sebuah lanskap (pemandangan) suara, di mana lanskap suara di suatu tempat akan berbeda dengan tempat yang lain, yang dibedakan dengan adanya penanda-penanda suara yang khas.

Misalnya, lanskap suara di kota metropolitan biasa ditandai dengan bunyi-bunyian bising deru mesin mobil, suara klakson, teriakan dan peluit tukang parkir, dll, yang menghasilkan perasaan dan persepsi tentang kehidupan yang diburu-buru, dinamis, bergairah, kerja keras, gelisah, individual, dan penguasaan.

Sementara lanskap suara di desa biasa ditandai dengan bunyi suara ayam berkokok, kicau burung, bunyi jangkrik, suara orang mencangkul, bunyi batang bambu bergesekan ditiup angin, suara obrolan dan gelak tawa di kedai kopi, dll, yang menghasilkan persepsi dan perasaan damai, tentram, teduh, sejuk, kekeluargaan, akrab, dan gotong-royong.

Lanskap suara juga bisa dibedakah berdasarkan perspektif wilayah, terkait ada budaya lokal yang melekat dalam suatu komunal yang berada dalam suatu wilayah. Bagaimana lanskap suara di wilayah Bali tentu akan berbeda dengan di Jawa Tengah, dan tentu berbeda pula dengan di Minangkabau, ada penanda-penanda lokal, yang sangat terkait dengan aktivitas budaya entitas setempat. Dan bunyi-bunyian khas suatu daerah, sangat mungkin akan hilang ataupun berubah, seiring dengan dinamika perubahan aktivitas sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di suatu daerah.

Karena itulah, maka bunyi-bunyian yang khas menjadi “target koleksi” bagi Rani Jambak. Komposer lulusan S-2 di Macquarie University, Sydney, Australia ini, terdorong untuk menjadi seorang pemburu suara. Dikumpulkannya bebunyian khas dalam rekaman audio digital, sebagai koleksi bahan baku untuk karya-karyanya, dikurasi, untuk kemudian diolah kembali dengan teknologi musik digital, menjadi sebuah komposisi.

Darek, Pasisia, dan Rantau
Rani Jambak lahir di Medan, namun leluhurnya berasal dari suku Jambak, etnis Minangkabau. Dalam capaian titik tertentu perjalanan berkaryanya, Rani tegerak untuk menciptakan karya yang terkait langsung dengan keterikatannya pada jejak-jejak leluhurnya. Maka, lahirlah karya “Suara Minangkabau”, yang sebetulnya banyak bersumber dari perasaan dan alasan yang sangat personal.

Dalam sudut pandang yang lebih luas, “Suara Minangkabau” menjadi sebuah project musik kreatif dalam menikmati suara yang dihasilkan oleh alam dan budaya Minangkabau dari perspektif wilayah. Adapun wilayah Minangkabau yang dimaksud adalah dalam kesatuan geografis, politik, sejarah, ekonomi dan sosial, adalah “Dare” (darat), “Pasisia” (pesisir), dan Rantau.

Dalam buku “Sedjarah Minangkabau” karya MD Mansoer (penerbit Bhtratara Jakarta, 1970), disebutkan bahwa wilayah “Dare’ atau daratan, terletak di tengah-tengah, daerah pegunungan Bukit Barisan atau terletak di wilayah daratan tinggi. Dare diyakini sebagai daerah asli Minangkabau yang juga sering disebut sebagai “Alam Minangkabau”.

Sementara “Pasisia” atau pesisir adalah wilayah kesatuan politik-ekonomis yang menurut sejarah dikenal sebagai kota dagang. Dataran rendah yang berbatasan dengan Samudera Indonesia dan berada di sebelah barat Bukit Barisan.

Sedangkan “Rantau” merupakan lembah sungai atau anak-anak sungai yang bermuara di Selat Sumatera (Malaka) maupun di Laut Cina Selatan. Namun dalam kebudayaan Minangkabau, Rantau memiliki arti yang lebih luas. Tidak hanya berarti sebagai daerah yang berada di luar Minangkabau, “Pergi Merantau” juga merupakan sebuah tradisi yang telah mendarah daging bagi orang Minangkabau yang pada akhirnya membuat kata Rantau memiliki dua makna. Sebagai sebuah batasan wilayah, dan juga sebagai kata kerja yang membuat semakin besarnya wilayah rantau itu sendiri.

Dalam project “Suara Minangkabau”, Rani Jambak membagi komposisi dalam tiga wilayah karya. Yaitu Dare, Pasisia, dan Rantau. Keseluruhan wilayah Dare dalam project ini diwakilkan oleh daerah Payakumbuh, Padang Panjang, dan Bukit Tinggi. Untuk Pasisia akan diwakilkan oleh wilayah Pariaman dan Kota Padang. Sedangkan Rantau, Rani memakai makna kata kerja dari “Pergi Merantau” di mana ia memakai perspektif asal-usulnya sebagai anak Rantau yang tinggal di Medan dan menginterpretasi suara-suara di Rantau dan Minangkabau menjadi sebuah hibridasi.

Bagi Rani Jambak, memahami ruang akustik di Minangkabau bukan hanya mengenai alam dan tradisi, tapi juga tentang masyarakat urban yang membentuk Minangkabau modern saat ini. Mendengar kembali suara-suara atau soundscapes yang tercipta atas aktivitas budaya, ekonomi, alam, dan lainnya, dapat memberikan pengalaman yang berbeda dalam memahami lingkungan sonik Minangkabau.

Terlebih-lebih khususnya bagi masyarakat Minangkabau yang tinggal di wilayah Minangkabau itu sendiri, maupun bagi mereka yang tinggal di luar daerah atau Rantau. Suara dapat membangkitkan indra dan imajinasi. Selain itu, suara juga bisa menjadi penghubung antara masa lalu dan masa kini.

Maka, “Suara Minangkabau” menjadi sebuah alternatif dalam mempelajari sejarah dan budaya Minangkabau. Melalui pemahaman wilayah tersebut, generasi tua akan mengingat kembali memori mereka tentang Minangkabau, dan bagi generasi muda, akan menjadi sebuah pengetahuan yang mungkin belum pernah mereka ketahui. Pengenalan sejarah dan budaya Minangkabau bagi generasi muda, tentu saja sejalan dengan tujuan Pemajuan Budaya dalam penguatan karifan lokal yang tidak hanya mengangkat nilai sejarah, namun juga berelaborasi dengan modernisasi.

Proses Produksi
Proses berburu bunyi field recording (perekaman di lapangan) dilakukan Rani Jambak pada bulan November 2020 di Sumatera Barat, selama 12 hari. Sedangkan proses perburuan suara dalam perekaman untuk Rantau (Medan) dilakukannya pada bulan Februari 2021.

Rani Jambak (sound recordist) dan Evi Ovtiana (videografer) merekam berbagai aktivitas sosial budaya di Sumatera Barat, meliputi aktivitas di pasar, berkebun, berburu babi, melaut, rumah gadang, pemain musik tradisi, makanan tradisional, randai, sawah, perbukitan, transportasi, pembuatan sampan, lembah, air terjun, danau, mesjid, hewan, alat musik talempong batu, dll.

Beberapa wilayah yang dieksplorasi Rani dan Evi adalah kota Padang, Pariaman, Ampek Angkek, Payakumbuh, Bukit Tinggi, Tabek Patah, kota Medan, dan Kisaran.

Setelah tuntas berburu bunyi merekam di lapangan, proses selanjutnya dilakukan Rani dan Evi di studio, untuk mengaransemen komposisi musik dan video editing. Proses komposisi menggunakan teknik sampling, eksplorasi bunyi dan soundscapes, yang diolahnya menjadi sebuah suguhan karya inovatif.

Campaign Material : #futureancestor
Pada karya Suara Minangkabau, Rani Jambak mengusung tema #futureancestor pada kampanye sosial media. #futureancestor secara harafiah berarti leluhur masa depan. Bagi Rani, semua manusia yang hidup masa kini akan menjadi leluhur di masa yang akan datang.

Apapun buah pikir dan yang kita lakukan saat ini akan menjadi warisan bagi generasi mendatang. “Kita sedang menulis sejarah dan tradisi yang baru”. Namun, bagaimana kita menyikapi warisan dari leluhur masa lalu kita?

Perkembangan globalisasi dan modernisasi memaksa kita terus berbenturan dengan nilai-nilai yang ditawarkan oleh leluhur kita pada masa lalu. Bagi Rani, benturan dalam prosesnya tidak harus selalu dihadapi dengan sikap penolakan atau antikritik. Selayaknya warisan, kita dapat memahaminya terlebih dahulu kemudian mempertimbangkan apakah nilai-nilai ini masih relevan atau tidak untuk diteruskan.

Namun, kita patut mengapresiasi buah pikir para leluhur dan menganalisis nilai-nilai tersebut, yang bisa saja sangat futuristic. Sehingga kita masih bisa mengaplikasikannya dengan sentuhan modernitas. Sejalan dengan karya Suara Minangkabau yang berupaya untuk membongkar kembali pemahaman terhadap nilai-nilai dan sejarah Minangkabau pada masa lalu, yang kemudian “warisan” tersebut diadaptasi dengan perkembangan yang kekinian di era digital ini.

futureancestor secara simbolik mengajak para pemuda untuk berpikir dan bertindak selayaknya kita yang akan menjadi pewaris pemikir di masa depan. Dalam pergerakan pemajuan budaya dan pertahanan alam yang menjadi kekayaan nusantara.

Profil Rani Jambak
Rani Jambak lahir di Medan, namun leluhurnya berasal dari suku Jambak, etnis Minangkabau. Dalam capaian titik tertentu perjalanan berkaryanya, Rani tegerak untuk menciptakan karya yang terkait langsung dengan keterikatannya pada jejak-jejak leluhurnya. Maka, lahirlah karya “Suara Minangkabau”, yang sebetulnya banyak bersumber dari perasaan dan alasan yang sangat personal.

Musisi dan komposer kelahiran tahun 1992 ini memiliki nama lengkap dan gelar akademis: Rani Fitriana, S.Pd.,M.Cr.Ind. Gadis berdarah Minangkabau ini mengenyam pendidikan S-1-nya di Program Studi Seni Musik, Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik, Fakultas Bahasa dan Musik, Universitas Negeri Medan, sejak 2010-2015. Rani melanjutkan pendidikan S-2 di Jurusan Creative Industry, Department of Media, Music, Communication and Cultural Studies, Faculty of Art, Macquarie University, Sydney, Australia, melalui program beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementrian Keuangan Indonesia, gelar master diperolehnya pada tahun 2018.

Sepulangya dari pendidikan di Australia, Rani mulai totalitas terjun berkarir dan berkarya di jalur musik. Rani tampil dalam berbagai event budaya dan event musik seperti Tao Silalahi Arts Festival 2018 di Danau Toba, Mini Concert and Discusion di Yogyakarta, International Seminar Australia, France & Japan AR Education, Celeb Nature Festival di Makassar, Medan Most Inspiring Award 2018 & Medan Kover Face IV, Festival Musik Dalam Layar (Episode 3) Live streaming concert (disponsori OneBeat Accelerator & @america), 24 Hours Medan – Ekseperimental film bisu dengan live music sebagai soundtrack (disponsori oleh Robert Bosch Stiftung, MitOst, Embassy of the Federal Republic of Germany in Jakarta), dan masih banyak lainnya.

Rani Jambak menjadi project manager pada sebuah event Medan Soundspectives – sebuah festival budaya dengan fokus pada seni mendengar dan keberagaman akustik kota Medan (disponsori oleh Robert Bosch Stiftung, MitOst, Embassy of the Federal Republic of Germany in Jakarta). Di akhir tahun 2020, ia menjadi komposer serta sound designer dalam instalasi audio visual (directed by Evi Ovtiana) bertajuk: Bétel: Keeping Tradition dan Bétel: Embracing Questions, yang mengupas tentang tradisi sirih, pada rangkaian Novembré Numerique 2020 (peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Perancis – Indonesia, yang disponsori oleh Institut Français d’Indonésie Jakarta).

Dalam hal karya, melalui Nature Creative Lab, studio dan laboratorium musik kreatif yg dikembangkan Rani Jambak untuk eksplorasi musik dan desain suara, Rani telah melahirkan beberapa karya kreatif yang dibaginya dalam beberapa kategori: “Hybrid of Sumatra”, yaitu lagu-lagu tradisional Sumatera yang di-aransemen ulang dengan kemasan musik elektronik, “#formynature” lagu untuk kampanye pelestarian lingkungan, “Contemporary Soundscapes” yaitu komposisi musik yang mengeksplorasi keberagaman bebunyian khas, dan “Comercial” yaitu musik-musik untuk kepentingan komersial.

Dalam “Hybrid of Sumatra”, Rani telah melahirkan karya-karya aransemen musik elektronik untuk lagu-lagu etnik: Piso Surit (Karo) pada tahun 2018, Pak Ketipak Ketipung (Melayu) pada tahun 2018, Hybrid of Serampang 12 (Melayu) pada tahun 2019, Serma Dengan Dengan (Simalungun) pada tahun 2020.

Sedangkan dalam “#formynature”, Rani telah melahirkan karya-karya kampanye penyelamatan lingkungan hidup yaitu: Nature (2018), Smoke Blanket (2019), The Eyes (2020, berkolaborasi dengan Orangutan Haven). Sebagai salah satu rangkaian (alternatif produk kampanye) dari rilisan lagu The Eyes, Rani Jambak juga membuat beberapa seri episode podcast berjudul Pongo, dalam channel-nya Spotify-nya, yaitu Cuap-Cuap Rani Jambak.

Untuk kategori “Contemporary Soundscapes”, Rani telah menghasilkan komposisi-komposisi musik yang mengeksplorasi keberagaman bebunyian khas dalam karya-karya Sound of Medan (2020, disponsori Goethe Institut Singapore, dalam project Sound of X, yang melibatkan 8 negara), Harmoni Sumatera Utara (2020, disponsori HUMAS Provinsi Sumatera Utara), dan Suara Minangkabau yang disponsori oleh Dirjen Kebudayaan Republik Indonesia).

Sementara untuk kategori “Comercial”, beberapa karya musik Rani antara lain yaitu iklan komersil Go Food (2020), beberapa musik untuk penelitian dosen Universitas Bina Guna dan mahasiswa S-2 Universitas Negeri Medan mengenai senam dengan teknik pencak silat Minangkabau dan senam aerobik Sumut (2021), musik untuk tari etnik modern Aceh untuk komunitas tari GM Medan (2019), mengaransemen ulang lagu anak Medan menjadi lagu anak Medan lawan corona (2020).

Saat ini Rani Jambak tengah mempersiapkan karya barunya yang disponsori Goethe Institut Germany, yaitu Virtual Partner Residency, berupa program berkolaborasi secara virtual bersama Lyra Pramuk, seniman dari Jerman, membuat karya bersama, saling bertukar referensi dan perspektif, hingga menghasilkan karya kolaborasi, yang akan segera dilaunching dalam beberapa waktu ke depan.

MMJ is MSJ
My Musical Journey is My Spiritual Journey, itulah sebuah pola besar proses perjalanan pengkaryaan dan perjalanan kehidupan seorang Rani Jambak. Bagaimana musik menjadi medium bagi Rani Jambak untuk membantunya menemukan makna kehidupan dalam konteks kesadaran dirinya sebagai bagian dari “skenario besar semesta”.

Rani merasakan bagaimana ia terpanggil untuk makin “tercebur” dalam proses-proses pengkaryaan yang masuk pada ranah idealis dengan membawa pesan-pesan semesta, seperti melestarikan alam dan lingkungan hidup, menyelamatkan satwa liar, menelusuri jejak leluhur, serta melestarikan budaya. Ia tak bisa menghindari itu. Rani merasa bahwa semesta telah memanggilnya untuk berbuat sesuatu melalui karya musiknya.

Termasuk dalam Suara Minangkabau. Proses dan karya ini menjadi sebuah perjalanan personal Rani Jambak untuk memasuki “penjelajahan ke dalam” untuk makin mengenal diri dan leluhurnya, yang sekaligus juga merepresentasikan perjalanan banyak orang lain yang juga memiliki proses internalisasi sejenis.

Karya Suara Minangkabau sepenuhnya didukung oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, melalu program Fasilitasi Bidang Kebudayaan tahun 2020. Dan akan dirilis pada hari Senin 29 Maret 2021, tepat di hari ulang tahun Rani Jambak ke-29.(AS)

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BUKITTINGGI

Bukittinggi Apresiasi Kerja Tim Pemadam yang Menjinakkan Api di Pasar Bawah – siarminang.net

Ratusan Kios dan Los di Pasar Bawah Bukittinggi Terbakar – Beritasumbar.com

[ad_1]

Bukittinggi, siarminang.net — Pemerintah Kota (Pemkot) Bukittinggi, mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran tim pemadam kebakaran, yang terjun menjinakkan api membakar los dan kios di Pasar Bawa kota itu.

“Kami mengapresiasi respon cepat tim pemadam kebakaran Bukittinggi. Selain itu, apresiasi juga disampaikan kepada tim damkar daerah tetangga,” kata Wali Kota Bukittinggi Erman Safar melalui Pj Sekdako, Rismal Hadi, Sabtu (11/9/2021).

“Respon cepat dari pemadam kebakaran sangat kita apresiasi. Upaya melokalisir api sangat baik, sehingga kobaran api cepat dipadamkan dan tidak menyebar ke kawasan atau los lain,” ungkapnya.

Ia menambahkan, bantuan dari damkar daerah tetangga, sangat membantu percepatan penanganan pemadaman api di Pasar Bawah.

“Meski pun lokasi dan kondisinya cukup sulit dijangkau, karena titip api ada di tengah Pasar Bawah, tapi Alhamdulillah bisa ditangani dengan cepat dan kerugian yang lebih besar dapat dihindari. Ini kami apresiasi dan kami ucapkan terima kasih,” ungkapnya.

Mobil pemadam kebakaran yang terlibat memadamkan api yaitu, dari Kabupaten 50 Kota, Kota Payakumbuh, Kota Pariamam, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, dan Kabupaten Agam serta dari Bukittinggi.

Sebagaimana diberitakan, kebakaran hebat menghanguskan ratusan kios dan los di Pasar Bawah, Kota Bukittinggi, Sabtu dini hari tadi, sekitar pukul 3.00 WIB.

Api yang telah membesar, membuat bangunan los dan kios para pedagang dari kayu tersebut, sangat mudah dilalap si jago merah.

Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Belum diketahui penyeban kebakaran. Api berhasil dipadamkan beberapa jam kemudian. (adil)

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

NASIONAL

Polres Padang Pariaman Amankan Pencuri Besi Rel Kereta Api – siarminang.net

Polres Padang Pariaman Amankan Pencuri Besi Rel Kereta Api – Beritasumbar.com

[ad_1]

Padang Pariaman, siarminang.net -Tim Gagak Hitam Sat Reskrim Polres Padang Pariaman gabungan dengan anggota Polsek Lubuk Alung telah menangkap tersangka pencurian besi padu rel kereta api di Station Kereta Api Korong Kampung Durian Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman, Senin, (06/09).

Kemudian pihak kepolisian melakukan penyelidikan terhadap laporan Polisi tersebut, berdasarkan dari penyelidikan diketahui keberadaan seorang tersangka di Pasar Lubuk Alung.

Kasat Reskrim Polres Padang Pariaman AKP Ardiansyah Rolindo Saputra SIK MH pada Senin mengatakan sekira pukul 11.00 WIB bertempat di Pasar Lubuk Alung tim berangkat menuju keberadaan pelaku, sekira pukul 11.30 WIB tim gabungan berhasil mengamankan pelaku berinisial P (40)  yang merupakan seorang buruh harian lepas.

“Tersangka yang telah mengakui perbuatannya, bahwa memang benar telah melakukan pencurian tersebut. Kemudian tim gabungan langsung mengamankan tersangka dan barang bukti ke Mapolres Padang Pariaman guna proses hukum lebih lanjut,” katanya.

Sampai saat ini tim gabungan masih melakukan pengembangan terhadap pelaku lainnya, tutup AKP Rolindo. (Andra)

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

NASIONAL

Harapan & Kecemasan – siarminang.net

Harapan & Kecemasan – Beritasumbar.com

[ad_1]

Artikel Berseri:

Seribu Asa untuk Bahagia

(ABSAB)

Seri 14/1000

“Konsepsi: Harapan & Kecemasan”

————————————————————————————-

Oleh : H. Nofrijal, MA

 Penyuluh Keluarga Berencana Ahli Utama/IV-e

Sebuah ungkapan “kau datang, aku tunggu”, demikian ilustrasi dialog imaginatif “pertemuan sperma dengan telur dalam peristiwa terjadinya konsepsi”, setelah pasangan suami istri melakukan hubungan seksual dengan tujuan kehamilan. Lebih jauh, konsepsi adalah peristiwa dimulainya pembentukan “janin makhluk hidup manusia”. Peristiwa “aku datang-AD” dengan “aku-tunggu-AT” menjadi peristiwa kehidupan dalam “Seribu Hari Pertama Kehidupan”.

Seribu Hari Pertama Kehidupan atau yang dikenal dengan SHPK adalah bagian esensial dalam pelayanan kesehatan reproduksi manusia dengan pendekatan siklus kehidupan yang disebut dengan “life span/life circle approach”. Penggalan waktu SHPK dibagi menjadi 5 periode yang saling berkaitan satu sama lain, kelima priode tersebut adalah (1) Priode Konsepsi, pertemuan sel sperma suami dengan sel telur sang istri, yang menyebabkan terjadinya kehamilan. (2) Priode Kehamilan, proses berkembangnya janin dalam kandungan sampai dengan melahirkan bayi setelah 40 minggu. (3) Priode persalinan, yang dikenal juga dengan “partus”. Momentum melahirkan merupakan “milestone” hidup dan kehidupan manusia, titik awal status kewarga-negaraan seseorang dimulai. (4) Priode pemberian Air Susu Ibu (ASI), mulai dari pemberian ASI awal-kolostorum, ASI Eksklusif sampai dengan ASI penuh (2 tahun). (5) Priode pemantauan tumbuh kembang balita (bayi dan anak di bawah usia lima tahun).

Pertemuan Sel Telur dengan Sel Sperma

Peristiwa “AD & AT ” bermakna peristiwa alamiah mukjizat dan klasik, karena peristiwa ini telah tercatat dalam kitab-kitab agama samawi. Ayat-ayat al-Qur’an cukup banyak memuat pesan kehamilan manusia, sebagai ikhtibar dan ilmu pengetahun. Ikhtibar yang terkenal dimuat dalam “surat iqra” dan dengan jelas Allah SWT memerintahkan umat manusia untuk mempelajari bagaimana kekuasaan Allah dalam menciptakan janin dari setes air mani yang bersumber dari saripati makanan nabati-hayati yang berasal (tumbuh dan berkembang) dari tanah.

Pertemuan antara sperma dan telur ibarat “miniatur resepsi”, mempertemukan dua sel yang saling mengejar dan menanti atas “cinta dan keinginan”. Pasangan muda yang mendapat anugrah kehamilan mengekpresikan jiwa nya dengan kebahagiaan, sujud syukur, berpelukan, menyampaikan berita gembira kepada keluarga, teman dan sejawat. Masih tercatat dalam ingatan, kehangatan cinta pasangan selebiriti “Atta Halilitar dengan Aurel Hermansyah” yang mengekpose pesta akbarnya, berlanjut dengan “honeymoon” serta anouncing “kehamilan positif” yang membuat pasangan dan penggemarnya sumringah. Artis yang juga infuencer terkenal Baim Wong dan istrinya Paula Verhoeven mengekpresikan kebahagiaan di tempat praktek dokter kebidanan ketika dia dinyatakan hamil untuk anak yang kedua, peristiwa yang sama terjadi pada seorang public figure yang punya banyak penggemar Raffi Ahmad dengan Nigita Salavina ketika mengumumkan kehamilan anak keduanya. Itu adalah contoh kegembiraan alami dan menjadi catatan publik bahwa konsepsi-kehamilan menjadi peristiwa yang di tunggu-tunggu. Pasti banyak cerita “joy” mengungkapkan kebahagiaan, tetapi tidak sedikit peristiwa kesedihan mengiringi para calon orang tua dan orang tua, terutama yang muda atas kegagalan konsepsinya.

Sudah disadari bahwa mempersiapkan kehamilan bukan hanya urusan perempuan saja, tapi laki-laki juga punya andil di dalamnya. Selain kesuburan sel telur pada perempuan, kesehatan dan kualitas sperma laki-laki agar bisa membuahi juga butuh perhatian yang sama. Sebab 1/3 kasus infertilitas dikarenakan sperma laki-laki yang tidak berkualitas. Secara sederhana, ada beberapa cara untuk mengetahui kualitas sperma dan yang paling mudah adalah memperhatikan  volume, warna dan bau sperma. Jika pada saat ejakulasi jumlah sperma yang dipancarkan sedikit bisa jadi karena penyumbatan dalam saluran ejakulasi. Sperma normal berwarna putih, kekuningan atau keabuan, tetapi kalau sudah berwarna coklat atau hijau, segera periksakan ke dokter karena merupakan gejala perdarahan atau infeksi. Sperma yang berbau busuk juga mengindikasikan terjadinya infeksi saluran.

Dari pengetahuan klinis sederhana,  ciri kualitas sperma yang sehat adalah sebagai berikut (1) Jumlah sperma sekitar 15-20 juta/mililiter dalam sekali ejakulasi, (2) Sperma dikatakan subur juga minimal 40-60% bergerak, (3) Bentuk sperma (morfologi) yang sehat memiliki bentuk kepala bulat dan ekor yang panjang sehingga membantu pergerakannya. Semakin banyak sperma dengan bentuk dan struktur yang normal, berarti semakin subur si laki-laki, (4) Ketika “likuofaksi/denaturasi” atau pemecahan protein agar mencair, proses ini berlangsung kurang dari 20 menit, jika lebih dari itu bisa jadi terdapat infeksi. Kepada calon “ayah” disarankan untuk jangan mengeluarkan sperma yang menyimpang apalagi dalam frekwensi yang dekat. Alasannya sel sperma butuh waktu 48 jam untuk dimatangkan. Jika ejakulasi lebih dari satu kali sebelum waktu tersebut, mengakibatkan kualitas sperma menurun dan sulit membuahi telur. Hindari hal ini jika si calon ayah  ingin melancarkan program kehamilan untuk si calon “bunda”.

Bagi pasangan muda calon “Ayah-Bunda”, patut dicermati baik-baik bahwa sel telur matang hanya hidup 24 jam, sedangkan sperma bisa hidup 48-72 jam dalam tubuh wanita. Karena itu berhubungan intim suami-sitri sebelum saat ovulasi akan lebh baik untuk meningkatkan peluang hamil dari pada sehari atau dua hari sesudahnya.

Masa subur bagi seorang wanita adalah masa di mana sel telur matang dilepas dari indung telur (ovulasi), lalu tersimpan dengan aman di saluran indung telur sampai sperma datang dan membuahinya. Bila pembuahan telur oleh sperma tidak terjadi, maka sel telur pun akan mati, akibatnya selaput lender rahim yang sudah siap menerima hasil pembuahan itu akan luruh dan keluar sebagai darah menstruasi.

Menurut hasil penelitian bayi tabung, tingkat keberhasilan IVF (in fitro fertilization) jauh lebih tinggi dan tingkat keguguran jauh lebih rendah ketika seorang wanita membutuhkan waktu untuk persiapan kehamilan pada waktu 3 bulan sebelumnya. Demikian juga sebagian besar perempuan karir yang sedang berusaha untuk hamil secara alami dapat membagikan kabar baik tes positif pada waktu 3-6 bulan berikutnya. Hanya jumlah sel telur matang yang paling sehat dan bagus yang akan bergerak maju dalam seleksi pada siklus menstruasi selama 3-6 bulan. Selama waktu ini, sel telur matang saling bersaing untuk mendapatkan ovulasi. Jadi siklus menstruasi selama 3-6 bulan itu sangat krusial. Bayangkanlah, selama waktu itu adalah calon bayi perempuan atau laki-laki akan bergantung pada dukungan nutrisi dan lingkungan yang sehat karena mereka akan berjuang untuk tumbuh dan berkembang mengatasi tantangan. Sel telur yang berkualitas baik sangat memperngaruhi keberhasilan pembuahan dan program kehamilan. Normalnya, sel telur yang matang dan siap untuk dibuahi adalah berukuran 18-25 mm. Faktor yang mempengaruhi kualitas sel telur antara lain kematangan usia, pola makan, aktifitas dan olahraga, penyakit lain (misalnya kista ovarium, gangguan kelenjar tiroid), dsb.

Para dokter biasanya memberikan tips sehat yang dapat dilakukan oleh “calon ayah dan bunda” (1) istirahat yang cukup 7-8 jam sehari (2) kendalikan stress dengan bijak, (3) berolahraga secara teratur 30-45 menit sebanyak minimal 3-4 kali seminggu, dengan jogging, senam kebugaran jasmani, renang dsb. (4) perbanyak minum air putih 8-10 gelas perhari, (5) konsumsi makanan yang bergizi seimbang, batasi makanan istant, berpengawet, berlemak. Perbanyak antioksidan (buah-buahan dan sayur), (6) Hindari merokok, alkohol dan obat terlarang, dan (7) jaga berat badan ideal.

Stress, yang penyebabnya datang dari berbagai bentuk seperti kerja lembur, emosional, tidak cukup tidur dan tekanan fisik yang berlebihan menyebabkan rendahnya sel telur karena stress dapat membatasi aliran darah, mempengaruhi metabolisme dan siklus tubuh manusia, mempengaruhi produksi hormon reproduksi dan bahkan memicu gaya hidup yang tidak sehat. (1) Luangkan waktu untuk beristirahat dengan membaca, meditasi, mendengarkan musik, bermain, dengan hewan peliharaan, berjalan di alam terbuka, ngobrol dengan orang yang dicintai dan mengerjakan hobby yang disenangi. (2) Melakukan terapi pijat kesuburan untuk membantu meredakan stress, melancarkan peredaran darah dan membantu kesimbangan hormon dan sisten reproduksi. Terapi pijat relaksasi ini aman dan praktis dan bisa adilakukan sendiri di rumah pada saat sedang bersantai, (3) Pola hidup sehat.  Kurangnya gizi berarti darah kekurangan hormon dan nutri yang dibutuhkan untuk meningkat sel telur (materi genetik) dan mendukung proses pematangannya. Jika materi genetik sel teur lemah, akan mempengaruhi pada penurunan fungsi reproduksi dan hormonal.

“Collect Call”, himbauan penting kepada calon pengantin, orang tua calon pengantin untuk menjadikan persiapan menikah menjadi satu pristiwa membekali diri dengan asupan gizi, immunisasi dan vitamin, istirahat, olahraga dan pengetahuan/keterampilan berkeluarga. Calon “Ayah & Bunda “ memerlukan waktu setidaknya 75-100 hari memproduksi sel-sperma dan sel-telur yang matang dan berkualitas, dimana satu diantaranya akan menjadi emberio yang sehat paripurna. Sebaliknya bisa dikurangi persiapan sampingan yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan konsepsi, seperti foto pre-wedding yang mahal, resepsi pernikahan yang mewah, agenda honeymoon yang wow dan lain-lain peristiwa yang kurang relevan. 

Bagimana sel-sperma penentu jenis kelamin bayi laki-laki atau bayi perempuan. Ternyata sudah ditentukan saat pembuahan terjadi, yang bertanggung jawab dan penentu dari jenis bayi adalah kromosom apa yang dibawa oleh sperma untuk membuahi sel-telur. Ini menyangkut siapa pemenang X atau Y, bayi laki-laki dibentuk dari dua kromosom kelamin yang berbeda yaitu kromosom X dan Y, sedangkan emberio perempuan dibentuk dari dua kromosom yang sama, yaitu kromosom X dan X, kromosom kelamin X dan Y dibawa oleh sperma dalam jumlah yang sama. Sedangkan, semua sel telur hanya membawa kromosom X. Dengan demikian jika sperma X berhasil membuahi seltelur, maka terbentuk adalah kelamin XX alias bayi perempuan. Lainnya kalau yang berhasil membuahi sel telur adalah sperma Y, maka yang terbentuk adalah kelamin YY alias bayi laki-laki.

Kunci utama adalah “dewasa dalam menikah”, anjuran 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki adalah usia yang sudah didasarkan kepada review akademik dari segala aspek dan  kebutuhan untuk mewujudkan sumber daya manusia berkualitas. Demikian “miracle”-nya proses kejadian manusia dalam kandungan ibu yang dikatakan Tuhan dalam kitab suci sebagai makhluk yang paling sempurna. Jagalah kesempurnaan kejadian manusia melalui konsepsi yang sehat dan berkualitas.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer