Connect with us

News

Wagub Nasrul Abit Sarankan Sumpah Malewakan Gelar Datuk Diperbaiki

Wagub Nasrul Abit Sarankan Sumpah Malewakan Gelar Datuk Diperbaiki

[ad_1]

PADANGPOS.COM (Surantiah)—-Malewakan Penghulu dalam adat minangkabau merupakan budaya yang skakral,  namun sumpah yang dibebankan amatlah berat sekali,  dikutuk Al qur’an 30 just,  ka ateh indak ba pucuak,  ka bawah indak baurek,  ditangah-tangah digiriak kumbang.

Sebagaimana manusia biasa yang ada kekurangan apalagi bagi orang-orang politik tentu ini akan menjadi siksaan tersendiri jika lalai akan amanah ini. 

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit saat memberikan sambutan pada acara, melewakan gala Drs. Ali Amran Abas Datuak Rajo Nan Endah Suku Kampai Jorong Gunuang Tangah Rawang  Kenagarian Gunung Malelo Surantiah kecamatan Sutera Kabupaten Pessel, Sabtu (7/6/2018).

Hadir dalam kesempatan itu Anggota DPR RI, Asli Chaidir,  Darizal Basir,  Ketua DPRD Kab Pessel,  Dijen Haji Kementerian Agama Republik Indonesia,  katua LKAAM Sumbar,  Camat,  Walinagari se Kecamatan Sutera , Ketua Kerapatah Adat Nagari (KAN) Surantih,  para penghulu Surantih,  tokoh masyarakat Sutera Pesisir Selatan. 

Wagub Nasrul Abit lebih lanjut menyampaikan, kesibukan dan dinamika politik yang begitu luas dab besar kadang bisa membuat seseorang itu abai dan lupa akan sumpah datuk itu. Tak ada manusia yang sempurna,  karena itu mungkin kalimat di kutuk Al Qur’an 30 just dapat diganti dengan bahasa yang lebih baik tidak memberatkan tanpa mengurangi maksud dan tujuan dari tanggungjawab seorang penguhulu datuk, baik kepada kemenakan dan kampung halamannya. 

Kita menyadari tantangan dan dinamika perkembangan kemajuan zaman peran dan fungsi seorang penghulu datuk amatlah besar,  namun seiring itu pula karena seorang datuk ada diluar dari kampung dan kelompok sukunya,  ini mungkin yang menyebabkan penghulu datuk tidak berjalan dengan baik dan ada yang diabaikan kemenakannya. 

Oleh karena itu mesti ada juga datuak panungkek yang tinggal di kampung secara langsung,  yang cerdas dan bijaksana. Keterwakilan penghulu datuk dengan ada datuak penungkek ini yang mesti menjadi dinamika kemajuan kampung halaman dan anak kemenakan.  Walau sosok penghulu datuk tak lepas dari tanggungjawab, mesti pulang juga secara rutin melihat apa-apa perkembangan yang terjadi setiap saatnya,  terang Nasrul Abit Dt. Malintang Panai 

Wagub Nasrul Abit, juga menyebutkan Rajo Endah makna adalah “enak dipandang”. Ini juga mengisyaratkan bagaimana pembangunan kampung halaman itu enak dipandang,  baik pembangunan infrastrukturnya,  budi pekertinya masyarakat dan generasi mudanya. 

Dalam menyikapi kondisi perubahan global saat ini,  saya punya data tentang penyalahgunaan narkoba baik secara provinsi maupun untuk kabupaten Pesisir Selatan. Jika semua ninik mamak mau ikut serta memperbaiki semua ini untuk kebaikan masa datang,  mari kita duduk bersama membahas dan mencari jalan keluar yang baik mengatasi semua ini.  

Ninik mamak mesti berperan mengajak kembali anak kemenakannya untuk mau belajar adat dan istiadat budaya sendiri.  Berbahasa dengan dialek masing-masing daerah perlu kita kembangkan,  jika tidak bahasa chas kampung kita akan hilang dengan sendirinya. Ini tentu akan merisaukan kita dalam menumbuhkan kepercayaan dan kelestarian budaya dan adat kita, ujar Nasrul Abit. 

Ketua LKAAM Pessel juga menyampaikan saat ini tidak ada lagi kemenakan yang takut sama ninik mamaknya.  Kondisi ini bertolak belakang bagaimana upaya bersama sama kita memajukan pembangunan kampung halaman.

Memperbaiki semuanya butuh kekompak ninik mamak dalam memberikan kontribusi memajukan pembangunan di nagari masing-masing, ujarnya. 

Drs. H. Ali Amran Abbas, MM, Dt Rajo Nan Endah menyampaikan,  bersyukur banyak tokoh – tokoh yang hadir dalam acara palewaan gala yang penuh skakral budaya dalam suku kampai di nagari Surantih. 

Kami mohon maaf jalan menuju ke jorong Gunung Rawang Malelo ini masih jelek,  mohon dukungan beraama pemprov Sumbar,  pemkab Pasisir Selatan, Dinas PU. Kadang jika hujan masyarakat disini hati hati karena jalan alan becek dan buruk bahkan juga ada banjir,  ungkapnya berharap. 

Ketua KAN,  peranan Ninik Mamak Ali Amran Abbas dalam membangunan anak nagari yang saat ini tantangan global. 

ABS -SBK, gelar pusako yang dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT.  Ali Amran Abbas diharapkan akan membawa angin segar dalam memajukan pembangunan nagari dan Kerapatan Adat Nagari. 

Yusman SPd. Ketua panitia,  memilih penguhulu,  dari ketek lah tampak, dimana sosok Ali Amran Abba memiliki, 3 (tiga) Pilar kepriabadaan Drs. H. Ali Amran Abbas, MM mengerti dengan agama,  paham dengan adat dan mengerti struktur pemerintah .

Saat ini Ali Amran Agustin ini masih Kepala UPT asrama haji dan embarkasi haji Padang Sumatera Barat. Batagak panghulu membangun nagari tertinggal.



[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer