News
Catatan Yal Aziz: Kalau Ndak se-Partai dengan Mereka Bakal Kecewa

TULISAN ini merupakan kenangan yang saya alami sendiri di Pemilihan penguasa Ranah Minang atau Sumbar. Waktu itu, saya termasuk salah seorang wartawan dan anak nagari Ranah Minang yang ikut berpolitik praktis. Pengalaman tersebut merupakan pengalaman saya seumur hidup, karena pada proses pemilihan sebelumnya saya lebih bersikap diam dan juga tidak berselera bermia politik dan melakukan manuver-manuver politik, dengan bergaya cara dan tingkah. Ya, itulah yang namanya politik praktis, ya seperti itulah.
Waktu proses pemilihan tersebut, saya tak hanya melakukan berbagai manuver di dunia maya dengan berbagai cara dengan tujuan mempengaruhi masyarakat pemilih atau masyarakat yang punya hak suara. Bahkan, saya ikut berkampanye di daerah Dharmasraya dan keluar masuk di daerah Sitiung dan sampai ke perbatasan Dharmasraya dengan Solok Selatan.
Yang serunya lagi, saya bersama Jamalus Datuak Rajo Balai Gadang, masuk ke suatu perkampungan penduduk yang jalannya masih tanah dan masyarakatnya masih taat dengan agama dan adat. Saking serunya, saya dan Jamalus Datuak, ikut rombogan perjalanan raja, istilah masyarakat adat dari Kabupaten Sijunjung tersebut. Hasilnya, penguasa dan wakil penguasa yang ikut saya perjuangan berhasil duduk di tahta kebesarannya.
Tapi dalam perjalanan waktu, apa yang saya lakukan bersama Datuk Jamalus hanya jadi kenangan indah dan pengalaman hidup berpolitik praktis. Yang namanya orang partai, so pasti akan memperjuangkan anggota partai. Kalau diluar partai, jangan berharap bakal dapat ucapan terima kasih dan bantuan apa pun.
Rupanya, apa yang saya alami ini, juga dirasakan oleh anak bangsa dari Ranah Minang lainnya. Habis pemilihan, hanya bertahan beberapa bulan saja, diajak untuk bertemu dan makan bersama. Sesudah itu, mungkin karena kesibukan, sehingga orang yang kita dukung tersebut lupa atau pura-pura lupa. Bagi yang bermental “penjilat”, so pasti akan dapat memanfaatkan kesempatan tersebut. .
Kemudian, prilaku petinggi partai itu seakan-akan tidak tahu dengan pendukung non partai dan mereka terlihat masa bodoh alias cuek dengan bantuan dan pengorbanan orang yang ikut mengantarkannya ke singasana kekuasaan.
Padahal sebelumnya, tak hanya diajak makan berdua, tapi juga ditawarkan untuk makan bersama istri dengan satu meja berempat. Kenangan itu begitu indah, tapi hanya untuk dikenang saja.
Goresan hati ini, bukan untuk mengenang jasa dan bermaksud untuk minta balas jasa, tapi hanya lebih untuk memberikan masukan atau pandangan bagi masyarakat yang ikut diajak berpolitik praktis.
Jadi, dari pada menyesal kemudian, lebih baik berhati-hati dan waspada dengan permainan politik sekelompok anak bangsa yang hanya akan memperhatikan orang separtai dengan mereka, Kalau tidak separtai, jangan berharap, ujungnya akan kecewa. (Bersambung—penulis wartawan tabloidbijak.com dan padangpos.com)
Sumber
Berita
Pertimbangkan Aspirasi Rakyat! – Fadli Zon

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon mendesak Presiden Joko Widodo untuk mempertimbangkan aspirasi masyarakat.
Fadli Zon meminta agar Jokowi membentuk Tim Gabungan Pencarian Fakta (TGPF) terkait kasus penembakan enam laskar FPI.
Hal itu dia sampaikan melalui akun Twitter @Fadlizon, Sabtu (19/12/2020) dini hari. Dia menanggapi sebuah artikel tentang massa yang mendesak Jokowi untuk segera membentuk tim independen pencari fakta kasus FPI.
Menurut dia, Jokowi perlu mempertimbangkan aspirasi masyarakat untuk kasus penembakan enam laskar FPI.
Pak Jokowi, mohon dipertimbangkan aspirasi masyarakat untuk dibentuknya TGPF kasus penembakan 6 anggota FPI,” cuitnya, dikutip Suara.com.
Fadli Zon menyebut pembentukan TGPF menjadi jalan tengah agar masyarakat dapat percaya bahwa keadilan masih ada.
“TGPF independen adalah jalan tengah agar masyarakat masih percaya bahwa jalan keadilan itu masih ada,” tukasnya.
Perlu diketahui, massa melakukan aksi 1812 pada (18/12/2020). Aksi tersebut dilakukan untuk menuntut penuntasan kasus penembakan enam laskar FPI.
Selain itu, dalam aksi tersebut massa meminta pembebasan Habib Rizieq Shihab yang tengah ditahan Polda Metro Jaya.
Saya menyarankan kepada Bapak Presiden agar segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta yang terdiri dari berbagai kalangan elemen bangsa,” ujar Fadli Zon dalam kanal Youtube Fadli Zon Official.
Dia mengatakan anggota TGPF berasal dari komnas HAM, aktivis HAM, perwakilan ulama seperti Majelis Ulama Indonesia atau ormas-ormas islam lain.
Sebab, menurut Fadli, kasus ini perlu diusut tuntas agar masyarakat tidak kehilangan rasa percaya terhadap hukum di Indonesia.
“Publik di-trushed ketidakpercayaan pada hukum. Karena hukum seperti yang sudah klise dan berulang-ulang kita katakan selalu tajam kepada yang dianggap sebagai lawan-lawan politik dan tidak pernah hukum itu berjalan atau tumpul kepada mereka yang dianggap sebagai pro pemerintah,” tuturnya.
Sumber
Berita
Bagaimana Caranya Mencari ‘Keadilan’? – Fadli Zon

Anggota DPR RI, Fadli Zon menyindir Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD terkait 6 Laskar FPI ditembak mati polisi.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu mempertanyakan cara mencari keadilan atas kematian 6 Laskar FPI di tangan polisi.
Awalnya Mahfud MD melalui akun Twitter miliknya menyebut bahwa memahami keadilan itu sulit untuk dilakukan.
Mahfud MD pun mengambil contoh pada sebuah kasus yang terjadi pada Fahri Hamzah melawan PKS.
Saat Mahkamah Agung (MA) menyatakan Fahri Hamzah menang Rp 30 miliar dari PKS, Fahri menyebut ada keadilan di Indonesia.
Namun, ketika kemenangan Rp30 miliar dibatalkan oleh Peninjauan Kembali (PK) di Mahkamah Agung, pastinya malah gantian politisi PKS Hidayat Nur Wahid menyebut putusan MA adil.
Cuitan tersebut lah yang pada akhirnya menuai banyak komentar dari publik, termasuk salah satunya memdapatkan komentar dari Fadli Zon yang mengaitkan keadilan tersebut dengan kasus kematian 6 Laskar FPI yang baru-baru ini terjadi.
Fadli Zon mempertanyakan cara mencari keadilan dalam kasus kematian enam anak buah Rizieq Shihab itu.
“Bagaimana caranya mencari ‘keadilan’ bagi enam anggota FPI yang dibunuh polisi?” kata Fadli Zon dalam akun Twitter-nya.
Tak hanya itu saja, bahkan Fadli Zon juga menyindir dengan adanya peluang merealisasikan sila kedua Pancasila yang berbunyi ‘Kemanusiaan yang Adil dan Beradab’.
“Ada peluang merealisasikan ‘Kemanusiaan yang Adil dan Beradab’?” ujar Fadli Zon.
Diketahui, sebanyak 6 Laskar FPI tewas dalam aksi penembakan di Jalan Tol Jakarta – Cikampek, pada Senin 7 Desember 2020.
Dan kemudian keenam anggota FPI yang tewas ditembak mati itu, jenazahnya telah dimakamkan pada Rabu 9 Desember pagi.
Yang mana pada saat itu lima jenazah dimakamkan di Megamendung, kabupaten Bogor, yakni Andi Oktiawan (33), Faiz Ahmad Syukur (22), Ahmad Sofiyan alias Ambon (26), Muhammad Suci Khadavi (21), dan Reza (20).
Dan sementara satu jenazah lainnya yakni Luthfil Hakim (25) dimakamkan di Cengkareng, Jakarta Barat.
Menurut kepolisian, insiden tersebut berawal saat anggota polisi tengah menyelidiki informasi adanya rencana pengarahan massa jelang pemeriksaan Rizieq terkait kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan.
Sehingga Pihak Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan mengikuti kelompok yang diduga simpatisan Rizieq.
Selanjutnya, ada dua kendaraan yang ditumpangi kelompok simpatisan Rizieq memepet kendaraan milik anggota kepolisian.
Diduga mereka sempat menembak ke arah kendaraan milik anggota polisi. Hingga akhirnya, kejadian itu membuat anggota polisi di lapangan mengambil tindakan tegas terukur.
Namun, kronologi dari kepolisian tersebut berbeda dengan kronologi versi FPI. FPI justru menuding polisi yang lebih dulu memepet mereka
Sumber
Berita
Tak Ada Terorisme Dalam Islam – Fadli Zon

Mantan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon melontarkan kontra narasi atas wacana Terorisme yang cenderung dihubungkan dengan Islam.
Ia ungkap pendapatnya melalui laman twitter @fadlizon pada Jum’at tanggal 18 – Desember 2020.
Fadli menanggapi pernyataan polisi dalam sebuah pemberitaan yang mengungkap Jaringan Terorisme Jama’ah Islamiah.
Keterangan didalamnya memuat tentang pergerakan Jaringan Terorisme Jama’ah Islamiah (JI) yang telah menyebar di 20.067 kotak amal ke beberapa wilayah di Indonesia.
Ia tidak segan-segan menegaskan bahwa tidak ada di dalam ajaran Agama Islam itu mengenalkan tentang terorisme.
“Tak ada terorisme dalam Islam,” tegasnya.
Sebelumnya Fadli menyentil pewacanaan tentang terorisme menggunakan diksi yang unik yaitu jualan terorisme tak habis-habis.
“Jualan terorisme tak habis2,” katanya.
Pada cuitannya singkat tak lupa dia menyertakan hastag Lawan Islamofobia.
” #LawanIslamofobia,” tulisnya.
Postingan Fadli Zon dalam lamantwitternya mendapatkan 2.085 Likes dan 488 Retwitt dari Netizen.
Sumber
-
nofrijal4 hari lalu
Nofrijal Hidupkan Wisata Kuliner Lewat Gowes Wes Wes – siarminang.net
-
donas2 hari lalu
Donas Merilis Album The Best Song Volume 1 di Prima Founder Records – siarminang.net
-
Politik3 hari lalu
Beny Dwifa Yuswir Terpilih Secara Aklamasi Sebagai Ketua DPD Golkar Sijunjung – siarminang.net
-
Limapuluh Kota6 hari lalu
Dengan Dana CSR, PT HKI Bantu Perbaikan Jalan Di Lareh Sago Halaban – siarminang.net
-
Politik6 hari lalu
PWI Tanah Datar Gelar KLW – siarminang.net
-
#pkb4 hari lalu
Gantikan Datuk Febby, Anggi Ermarini Pimpin PKB Sumbar
-
Payakumbuh6 hari lalu
Melalui Disperkim, Pemko Payakumbuh Lanjutkan Program peningkatan Kualitas RTLH – siarminang.net
-
Payakumbuh6 hari lalu
Pemko Payakumbuh Gelar Rapat Sekolah Tangguh – siarminang.net