Connect with us

News

Hari Ini Rupiah Terpuruk Hingga Rp14.307 per USD, Begini Penjelasan Bank Indonesia

Hari Ini Rupiah Terpuruk Hingga Rp14.307 per USD, Begini Penjelasan Bank Indonesia

[ad_1]

Jumat, 29 Juni 2018 – 18:06:11 WIB – 78

Nilai Rupiah melemah terhadap Dollar AS (Foto: Dok. Istimewa)

EKONOMI – Bank Indonesia (BI) menyatakan, tekanan global terus berlangsung. Hal itu dengan ditandai likuiditas global yang mengetat serta ketidakpastian pasar keuangan tetap tinggi, di tengah kenaikan pertumbuhan ekonomi global 2018 yang diprakirakan terus berlanjut. Bahkan hari ini Jumat (29/6) nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS mencapai Rp14.307 per USD.

Pertumbuhan ekonomi global 2018 diperkirakan tetap mencapai 3,9 persen, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,8 persen. Hal itu didorong berlanjutnya akselerasi ekonomi Amerika Serikat (AS), masih kuatnya pertumbuhan ekonomi Eropa, serta tetap tingginya pertumbuhan ekonomi Cina.

“Prospek pemulihan ekonomi global yang membaik meningkatkan volume perdagangan dunia, yang kemudian berdampak pada harga komoditas yang tetap kuat. Hanya, pada saat sama, kondisi likuiditas global mengetat dan ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi dipicu oleh prakiraan kenaikan Fed Fund Rate (FFR) yang lebih agresif setelah FOMC (Federal Open Market Committee) Juni 2018 dan volatilitas imbal hasil surat utang AS yang masih tinggi,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di gedung BI, Jakarta, Jumat, (29/6) dikutip dari laman republika.co.id.

Dirinya menuturkan, ketidakpastian global yang masih tinggi juga dipengaruhi kebijakan Bank Sentral Uni Eropa (ECB) yang menurunkan net pembelian aset, kebijakan Bank Sentral Cina (PBoC) yang menurunkan GWM, ditambah harga minyak yang naik, serta ketegangan hubungan dagang AS-Cina yang kembali meningkat.

“Ketidakpastian tersebut pada gilirannya memicu penguatan mata uang dolar secara global dan memicu pembalikan modal dari negara berkembang. Dengan begitu memperlemah mata uang banyak negara, termasuk rupiah,” kata Perry.

Kondisi itu, kata dia, memerlukan respons kebijakan tepat untuk memelihara imbal hasil pasar keuangan di negara berkembang agar tetap menarik bagi investor.

BI mencatat, nilai tukar rupiah pada Juni 2018 mendapat tekanan, terutama sejak pertengahan bulan. Hal itu dipicu penguatan dolar AS yang terjadi dalam skala global.

Nilai tukar rupiah sempat berada dalam tren menguat sampai pertengahan Juni 2018. Bahkan, sempat tercatat Rp 13.853 per dolar AS pada 6 Juni 2018 sebagai respons batas kebijakan pre-emptive, front-loading, dan ahead of the curve Bank Indonesia pada akhir Mei 2018.

Namun, kata Perry, perubahan stance kebijakan the Fed pada FOMC pertengahan Juni 2018 lebih agresif. Didukung respons kebijakan bank sentral lain yang berubah, khususnya bank sentral Uni Eropa dan Cina, serta ketidakpastian pasar keuangan global yang kembali meningkat, memicu pelemahan hampir seluruh mata uang dunia, termasuk rupiah.

Pada 28 Juni 2018, kurs rupiah tercatat di posisi Rp 14.390 per dolar AS. Angka itu melemah 3,44 persen (PTP) dibandingkan level akhir Mei 2018.

Sementara itu, dibandingkan dengan akhir Desember 2017, rupiah melemah 5,72 persen year to date (YTD), lebih rendah dibandingkan pelemahan mata uang negara berkembang lainnya seperti Filipina, India, Afrika Selatan, Brasil, serta Turki.

“Ke depan, Bank Indonesia terus mewaspadai risiko ketidakpastian pasar keuangan global dengan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya. Bank Indonesia juga menjaga bekerjanya mekanisme pasar dan didukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan,” kata Perry menegaskan. (rep)

Editor/Sumber: Ikhlas Bakri/Republika.co.id

Tag: bisnis,ekonomi,indonesia,internasional,metro,sosial

Wagub Nasrul Abit , Mari Kita Buka Diri Untuk Investasi Di Sumatera Barat

Wagub Nasrul Abit , Mari Kita Buka Diri Untuk Investasi Di Sumatera Barat

ALAHAN PANJANG – Tim Safari Ramadhan Provinsi Sumatera Barat Wakil Gubenir Nasrul Abit kunjungi Masjid Al-Wustha, …

Hotel Halal Alternatif Tempat Bermalam Pemudik

Hotel Halal Alternatif Tempat Bermalam Pemudik

Oleh: Abdullah Amrin, SE.,M.M.

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tahun 2018 , pada umumnya okupansi …

Ribuan Masyarakat Sungayang Tanah Datar Tumpah Ruah di Malam Takbiran Bersama Para Perantau

Ribuan Masyarakat Sungayang Tanah Datar Tumpah Ruah di Malam Takbiran Bersama Para Perantau

TANAH DATAR – Ribuan masyarakat di Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) melaksanakan kegiatan…

Perlukah Asuransi dalam Pemilukada Serentak 2018?

Perlukah Asuransi dalam Pemilukada Serentak 2018?

Oleh: Abdullah Amrin, SE, M.M

Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri optimistis pelaksanaan Pemilihan Kepala…

Piala Dunia 2018: Digulung Kolombia, Polandia Harus Angkat Koper

Piala Dunia 2018: Digulung Kolombia, Polandia Harus Angkat Koper

PIALA DUNIA 2018 – Kolombia meraih kemenangan saat bentrok dengan Polondia di fase grup Piala Dunia 2018. Mereka menang…



[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer