Connect with us

Khazanah

Jabatan Itu Amanah, Jangan Kau Minta Apalagi Beli – siarminang.net

Jabatan Itu Amanah, Jangan Kau Minta Apalagi Beli – Beritasumbar.com

[ad_1]

Oleh : Ustadz Raden Dwi Wahyu Sulistiantoro.SH

Rasulullah Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis melarang umatnya untuk meminta jabatan. Rasulullah juga enggan memberikan jabatan kepada orang yang meminta jabatan dan rakus.

Dalam hadis lainnya Rasulullah juga mengatakan bahwa pada hari kiamat jabatan adalah kehinaan dan penyesalan. Kecuali orang yang mengambil jabatan dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar.

Abdurrahman bin Samurah berkata, Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Wahai Abdurrahman, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi jabatan karena permintaan maka tanggung jawabnya akan dibebankan kepadamu. Namun jika kamu diangkat tanpa permintaan, maka kamu akan diberi pertolongan.” (HR Muslim).

Abu Musa dia berkata, “Saya dan dua orang anak pamanku menemui Nabi SAW, salah seorang dari keduanya lalu berkata, ‘wahai Rasulullah angkatlah kami sebagai pemimpin atas sebagian wilayah yang telah diberikan Allah Azza Wa Jalla kepadamu.’ Dan seorang lagi mengucapkan perkataan serupa.”

Maka Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan bagi orang yang meminta dan yang rakus terhadapnya.” (HR Muslim)

Abu Dzar berkata, “Wahai Rasulullah tidakkah anda menjadikanku sebagai pegawai (pejabat). Abu Dzar berkata, “Kemudian beliau (Rasulullah) menepuk bahuku dengan tangan.”

Kemudian Rasulullah bersabda, “Wahai Abu Dzar, kamu ini lemah (untuk memegang jabatan) padahal jabatan merupakan amanah. Pada hari kiamat ia adalah kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi siapa yang mengambilnya dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar.” (HR Muslim).

Terhormat dan disegani adalah keinginan banyak orang. Keduanya sangat identik dengan penguasa. Mungkin karena faktor ini, sehingga banyak orang berlomba dan melakukan berbagai macam cara untuk meraih kekuasaan.

Terjebak dalam perbuatan bid’ah atau syirik, demi meraih kursi jabatan. Tidakkah mereka khawatir akan beban berat yang akan mereka pikul di dunia ini? Yang lebih berat lagi adalah pertanggungjawaban di hadapan Allah Azza wa Jalla ! Terlebih meminta jabatan itu sendiri adalah hal terlarang dalam Islam.

Jika meminta suatu jabatan saja sudah terlarang, lalu bagaimana dengan orang-orang yang berusaha meraih suatu jabatan dengan cara-cara yang melanggar norma-norma agama. Semoga Allah Azza wa Jalla memelihara kita dan seluruh kaum Muslimin dari jebakan syaitan yang terus berusaha menyeret manusia dalam berbagai perbuatan maksiat.***

Penulis adalah pendakwah dan alumni Universitas Bung Hatta Padang tinggal di Batam Kepri.

[ad_2]

Sumber

batubara

Guna Jauhkan Generasi Muda dari Kecanduan Game Online, Rumah Tahfidz Ahlul Quran Batubara Buka Cabang Baru – siarminang.net

Guna Jauhkan Generasi Muda dari Kecanduan Game Online, Rumah Tahfidz Ahlul Quran Batubara Buka Cabang Baru – Beritasumbar.com

[ad_1]

Batubara, siarminang.net – Untuk menjauhkan kalangan muda dari kecanduan game online dengan menjadikan mereka generasi penghafal Al-Qur’an, Yayasan Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an membuka Rumah Tahfidz cabang baru khusus untuk santri ikhwan (putra) di Jalan Pendidikan, Belakang Kantor Balai Desa Mesjid Lama, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara.

Pembina Yayasan Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an Fahri Ramzi saat kami diwawancarai melalui Whatsapp-nya pada Minggu (27/6/2021) mengatakan cabang rumah tahfidz itu merupakan yang pertama dibuat, dan diresmikan pembukaannya pada Jumat (25/6)

Cabang yang baru yang diresmikan tersebut khusus untuk putra, kami melayani mondok bagi para santri yang ingin lebih intensif dalam mencapai target hafalan, katanya.

Ia mengatakan ke depannya kami juga akan buka cabang pada beberapa daerah lainnya di Kabupaten Batubara.

“Tujuan kami mendirikan Yayasan Rumah Tahfidz Qur’an untuk membentuk kerja sama yang baik antara orang tua dengan para guru, guna menjauhkan generasi muda dari kecanduan smartphone, dan mengurangi angka kriminalitas akibat dari mereka terlalu sering bermain game online. Sasaran yang kami ingin capai adalah membuat satu wadah dengan kapasitas yang lebih besar untuk mencetak generasi cinta Qur’an dan mewujudkan Kampung Qur’ani,” kata Fahri.

Fahri menjelaskan sangat banyak anak-anak Batubara yang berkualitas untuk menjadi penghafal Al-Qur’an. Apabila dibekali pendidikan Tahfidz Qur’an, mereka akan menjadi salah satu orang istimewa bagi Allah, kelak ditempatkan di surga paling tinggi, jadi orang yang arif di surga. Kemudian, menghormati orang yang menghafal Al-Quran seperti mengagungkan Allah, hati penghafal Al-Qur’an tidak disiksa, lebih berhak menjadi imam dalam salat, disayangi Rasulullah SAW, juga memberikan syafaat kepada keluarga.

“Penghafal Al Qur’an akan memakai mahkota kehormatan, orang tua dapat pahala khusus jika anaknya adalah seorang penghafal Al-Quran, bekal paling baik, menempati tingkatan tertinggi di surga, dan masih banyak lagi manfaat yang didapatkan bagi penghafal Al-Qur’an,” pesannya.

Yayasan Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an didirikan oleh Wardatus Saniah, S.Pd.I lulusan Strata Satu di Universitas Islam Negeri Medan (UIN Medan) dan menyelesaikan hafalan di Rumah Tahfidz Darul Uswah – Medan. Saat didirikan pada 22 Oktober 2018, sekolah tahfidz tersebut memiliki 15 santri, dan saat ini telah memiliki 533 santri. Pusat Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an berlokasi di Desa Indrayaman, Kecamatan Talawi, Batubara.

Pendidikan di Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an sederajat dengan SD/SMP/SMA, 3 tahun lamanya program belajar diterapkan pada setiap santri di rumah tahfidz tersebut, hingga berhasil menghafal 30 Juz Al-Qur’an. Selain tahfidz, sekolah tersebut juga mengajarkan perbaikan bacaan (makhorijul huruf), hadist pendek, dan doa-doa. Selain itu juga ada program belajar tahsin, tilawah, qiraah, dan lainnya.  Sistem belajarnya pulang hari, sekali pertemuan 2 jam setiap harinya. Sekolah tersebut buka pukul 9.00-23.00 WIB.

Fahri juga menjelaskan, syarat untuk jadi santri di Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an berusia 6 sampai 20 tahun untuk laki-laki, dan 6-30 Tahun untuk perempuan, harus mempunyai keinginan yang kuat, komitmen orang tua untuk pendampingan hafalan dan murojaah anak di rumah, serta mematuhi aturan yang ditetapkan Yayasan tersebut.

Para guru (ustadz / ustadzah) di Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an memiliki berbagai macam latar belakang pendidikan, ada yang lulusan dari Rumah Tahfidz Darul Uswah – Medan, Baitul Qur’an – Medan, dan juga dari Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an. Bagi para guru yang memiliki hafalan cukup banyak ditempatkan mengajar di kelas iqra dan Al-Qur’an. Adapun nama para guru di Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an yaitu; Wardatus Saniah, Fahri Ramzi, Hafiz Tanjung, Putri Wahyuni, Umi Atika Putri, Alfiyani Alti, Nurhasanah, Fatmawati, Attia Maulida, Wahyuni, dan Aulia Hafifa.

“Alhamdulillah, kita sudah mewisudakan 42 santri dengan kategori Wisuda Tahfidz 30 Juz untuk anak-anak sederajat Sekolah Dasar (SD), agar memacu semangat mereka untuk lebih giat menghafal Alqur’an. Dengan waktu yang sangat minim, 2 jam belajar setiap harinya mereka bisa menyelesaikan hafalan 30 Juz dalam kurun waktu 2 – 3 bulan, untuk anak-anak yang masih sangat kecil. Untuk tingkat remaja, sudah ada yang hafal 18 Juz,” kata Fahri Ramzi.

Yayasan itu didukung banyak pihak, mulai dari Wakil Bupati Batu Bara, Kapolres Batu Bara, Anggota DPRD Batu Bara, Tokoh Masyarakat Batu Bara, Tokoh Pemuda Batu Bara, Ketua Batu Bara Bersaudara, para pengusaha yang ada di Kecamatan Tanjung Tiram dan Kecamatan Talawi, Achik Roslan Design, Kreatifku Production, Owner Tiki Bintang Jaya, Owner Raghib Jaya Aluminium, Sabar menanti Motor, JL Fara Malaysia, Izal Pane Photography, Dian Percetakan, Adam Percetakan, Tengkulok Pamulara Abah Hisyam, Hilwa Tenun Batu Bara, dan lainnya.

“Saat ini kami sangat kesulitan untuk dapat  menyejahterakan para guru kami. Biaya belajar yang kami pungut dari setiap santri hanya dua ribu rupiah setiap harinya. Sehingga banyak calon santri yang ingin mendaftar terpaksa harus kami tunda dahulu, karena sedikitnya jumlah guru yang bisa kami sediakan,” ujarnya.

Selain itu, sarana dan fasilitas yang masih banyak belum bisa kami penuhi, seperti; meja belajar, kipas angin, rak buku, rak sepatu, papan tulis, karpet, mushaf Al Qur’an, dan lainnya.

“Harapan kami ke depannya, semoga para guru kami dapat dibantu setiap bulannya oleh pemerintah, sehingga infaq dan biaya pendidikan dapat kami alokasikan untuk pengembangan sekolah. Kami ingin Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an kelak bisa menjadi pondok pesantren,” harapnya.

Pihaknya mengharapkan kepedulian yang lebih dari pemerintah, agar segera terwujud Kampung Qur’ani, khususnya di Kabupaten Batubara, dengan mencetak para penghafal Qur’an di setiap desanya.

Kepada masyarakat luas, pihaknya mengimbau, agar memasukkan anak-anaknya belajar di Rumah Tahfidz maupun Rumah Qur’an, untuk belajar mengaji dan menghafal Qur’an, demi membentuk akhlakul karimah mereka agar lebih baik lagi. Muhammad Fadhli

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

beritasumbar

Padang Panjang Siap Laksanakan Belajar Tatap Muka – siarminang.net

Padang Panjang Siap Laksanakan Belajar Tatap Muka – Beritasumbar.com

[ad_1]

Padang Panjang, siarminang.net– Wakil Walikota Padang Panjang  Asrul menyatakan daerah tersebut siap menjalankan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang akan dimulai Senin, 11 Januari.

“Kami meninjau sejumlah sekolah dari semua tingkatan yang dibagi dua tim.  Alhamdullilah kesiapan cukup bagus. Insya Allah tetap muka bisa dilaksanakan Senin depan,” ungkap Asrul seusai memonitor persiapan sekolah di seluruh tingkatan bersama Forkopimda, Jumat (8/1).

Ia mengatakan kesiapan sudah dimulai dengan melakukan test swab kepada  guru. Kemudian dari pengamatan di sejumlah sekolah,  sudah menerapkan protokol kesehatan seperti menyediakan tempat cuci tangan, thermogun, kelas dengan jarak dan jumlah yang diatur.

“Murid yang mengikuti PTM, mendapat izin orang tua, ini  telah dilaksanakan oleh sekolah. Memang ada beberapa orang tua yang tidak mengizinkan tatap muka. Kita tidak memaksa, siswa bisa belajar secara daring,” lanjut wawako.

Terkait sekolah asrama, siswa yang akan masuk harus disertai dengan surat keterangan bebas Covid-19. “Bila belum memiliki surat keterangan, bisa menghubungi pihak sekolah. Pemko akan memfasilitasi dengan swab gratis. Sampai hasilnya keluar, murid diisolasi sementara di ruangan tertentu di asrama,” jelasnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), Drs. M. Ali Thabrani, M.Pd  mengatakan, menyikapi SKB menteri perihal PTM di semester  genap, pihaknya langsung membentuk tim yang memastikan semua sekolah siap dari segi sarana dan prasarana.

“Semua sudah memenuhi syarat. Guru sudah diswab, kesiapan administrasi, persetujuan orang tua dan komite sekolah. Siswa tidak dipaksa PTM, bila tidak berkenan bisa dengan pembelajaran jarak jauh,” katanya.

Ali Thabrani turut menjelaskan jumlah swab bagi guru dan tenaga pendidik (tendik) seluruh tingkatan di Kota Padang Panjang. Yakni, guru dan tendik di bawah naungan Disdikbud sejumlah 1.249 orang, di bawah naungan Kemenag 707 orang. Di bawah naungan Provinsi Sumbar, SLTA sebanyak 264 guru , SMK sebanyak 362 guru, dan SLB 47 guru.

“Bila guru dinyatakan positif, akan diisolasi. Hasilnya sudah keluar sebelum PTM,” katanya. Tim satu yang dipimpin Asrul, meninjau SMPN 3, SD 11 Ekor Lubuk, SMAN 1 dan SMPN 5. Sementara Tim dua yang dipimpin Ketua DPRD Mardiansyah, A.Md memonitor ke SMPN I, SD kompleks di Kelurahan Gumala , SMAN II, dan SMA I Sumbar. (Ben)

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Khazanah

Pocket Book Panduan Penilaian Melalui E-Learning Platforms Bagi Guru IPA Tingkat SMP Di Kota Padang – siarminang.net

Pocket Book Panduan Penilaian Melalui E-Learning Platforms Bagi Guru IPA Tingkat SMP Di Kota Padang – Beritasumbar.com

[ad_1]

Sejak wabah Covid-19 mulai muncul di Kota Padang, nasional hingga mancanegara, kegiatan pembelajaran di sekolah yang biasanya dilaksanakan secara tatap muka terpaksa dialihkan menjadi kegiatan belajar dari rumah yang disebut juga School from Home (SFH). Untuk menjaga agar kegiatan belajar dari rumah ini berlangsung sesuai harapan, diperlukan adanya dukungan penuh dari berbagai pihak, diantaranya sekolah (pimpinan dan guru di sekolah), keluarga, dan dari siswa  sendiri. Penyediaan sarana pendukung dan komitmen yang kuat dari seluruh pihak menjadi dasar bagi lancarnya pelaksanaan SFH ini.

Berdasarkan wawancara dengan guru di beberapa sekolah menengah pertama di Kota Padang dan Kabupaten Solok yang dilakukan pada bulan Oktober 2020, ditemukan beberapa kendala terkait pelaksanaan SFH ini dari pihak guru. Kendala yang ditemui antara lain: sulitnya mengontrol siswa yang belajar di rumah masing-masing, masih ada siswa yang tidak memiliki smartphone sendiri sehingga harus bergantian dengan anggota keluarga di rumah, keterbatasan akses siswa ke jaringan internet dan kesulitan membeli kuota internet. Di sisi lain, guru sendiri pun tentu mengalami kendala tertentu dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru sekaligus orang tua yang harus membimbing kegiatan anaknya belajar dari rumah.

Transisi pembelajaran dari tatap muka ke pembelajaran daring menuntut penyesuaian dalam banyak hal agar dapat berjalan dengan baik. Guru harus memiliki laptop/PC dan smartphone dengan spesifikasi yang mendukung, menguasai IT dan memiliki akses terhadap jaringan internet yang baik. Dinas Pendidikan telah berupaya memfasilitasi guru agar menguasai IT untuk melaksanakan pembelajaran daring dengan baik. Berbagai pelatihan dan bimtek telah beberapa kali dilakukan baik berbasis kegiatan MGMP maupun internal sekolah. Namun, perkembangan kasus Covid-19 yang masih menanjak di kota Padang mengakibatkan pelatihan online menjadi pilihan utama. Berdasarkan hasil survei di beberapa sekolah, ditemukan bahwa mayoritas guru IPA adalah perempuan dan usianya rata-rata sudah melebihi 45 tahun. Seluruh guru yang kami wawancarai adalah perempuan, dan semua guru mengeluhkan sulitnya fokus berada di depan laptop mengikuti pelatihan dari rumah, kualitas koneksi internet yang tidak stabil dan tidak adanya waktu untuk mengulang kembali materi pelatihan di malam harinya karena sudah harus mengurus keluarga di rumah.  Intinya, banyak guru perempuan yang terkendala mengikuti pelatihan untuk membekali diri dengan pengetahuan berbasis IT untuk pembelajaran daring. Kami juga menemukan beberapa guru yang sudah “menyerah” untuk belajar kembali karena sudah akan pensiun dalam waktu dekat, yang merasa tidak perlu atau tidak sanggup lagi mempelajari hal baru.

Untuk menjembatani masalah keterbatasan waktu bagi guru perempuan ini, tim dosen pelaksana pengabdian dari Jurusan Pendidikan IPA FMIPA Universitas Negeri Padang yang diketuai Monica Prima Sari, M.Pd., dan beranggotakan Rahmah Evita Putri, M.Pd dan Rani Oktavia, M.Pd., menyusun pocket book berisi panduan melaksanakan penilaian untuk pembelajaran IPA yang dilaksanakan melalui online learning platforms.

Ada tiga aplikasi yang dibahas dalam buku saku ini, yaitu Kahoot, Quizizz, dan Mentimeter.com. Meski dimaksudkan untuk mendukung penilaian melalui pembelajaran daring, ketiga aplikasi ini juga dapat digunakan saat pembelajaran tatap muka. Guru dapat menggunakan ketiga aplikasi ini untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan interaktif dengan meningkatkan partisipasi siswa. Buku saku ini diharapkan dapat memfasilitasi guru dalam mengenal aspek teknis dari ketiga aplikasi tersebut terlebih dulu, agar lebih mudah saat menccoba dengan laptop/PC masing-masing. Cara seperti ini kami rasa lebih cocok untuk mayoritas guru IPA yang sudah berusia di atas 40 tahun atau yang kesulitan berlama-lama di depan laptop di rumah karena harus mengurus keluarga. Langkah-langkah dalam buku saku ini disusun dengan sangat jelas, menggunakan bahasa yang komunikatif dan sederhana hingga mudah untuk diikuti.

Idealnya, bimtek adalah cara paling efektif untuk mengenalkan ketiga aplikasi ini kepada guru. Namun, dengan belum dicabutnya kebijakan untuk SFH dan WFH bagi siswa, guru, dan dosen, maka tim pelakasana pengabdian memutuskan untuk menyusun buku saku ini terlebih dahulu kemudian didiseminasikan ke pada guru IPA di sekolah melalui kegiatan Focus Group Discussion.  Sebagai bentuk follow up dari FGD ini, tim pelaksana pengabdian dan guru IPA di beberapa sekolah telah sepakat untuk mengadakan bimtek tatap muka pada awal tahun 2021 sebagai bentuk persiapan menyambut pembelajaran tatap muka di semester baru.

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer