Connect with us

News

Luncurkan News Room, Terobosan SMSI Perkuat Jejaring Siber

Luncurkan News Room, Terobosan SMSI Perkuat Jejaring Siber

[ad_1]

PADANGPOSCOM (Jakarta)—Ada isu hangat yang menjadi obrolan 337 pemilik media siber menjelang Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III/Serikat Media Siber Indonesia yang dihelat di Jakarta pada Rabu-Jumat, 25-27 Juli 2018 mendatang. Pada Rakernas yang diagendakan dibuka Menteri Komunikasi dan Informasi RI Rudiantara itu akan diluncurkan SMSI News Room yang diprakarsai Ketua Umum SMSI Auri Jaya.

Lalu apa itu SMSI News Room? News Room atau dalam bahasa Indonesia disebut Ruang Berita, merupakan tempat bagi jurnalis–baik itu reporter, editor, redaktur, dan produser, beserta dengan staff lainnya–bekerja bersama-sama untuk mengumpulkan berita yang selanjutnya dipublikasikan melalui koran atau majalah, atau dipancarkan melalui televisi, kabel, atau radio. Dengan kata lain, alur kerja sebuah media dari mulai pengumpulan berita hingga mempublikasikannya di media massa. 

Dalam perkembangannya, News Room telah berevolusi hingga bentuk keempat yang dikenal dengan News Room Generasi 4.0. Sebelum saya bercerita tentang News Room 4.0, saya ingin memaparkan dulu mengenai News Room generasi 1.0, News Room 2.0, dan News Room 3.0. News Room generasi pertama merupakan alur kerja dengan banyak jurnalis, banyak redaktur, dan banyak media massa. Dalam alur kerja ini, masing-masing jurnalis mengumpulkan berita untuk redaktur dan media massa yang spesifik. Bukan hanya spesifik secara jenis medianya saja, tetapi juga spesifik secara jenis beritanya juga, baik di tingkat jurnalis maupun di tingkat redaktur. Sehingga News Room generasi pertama mensyaratkan banyak sumber daya manusia. 

Sedangkan pada News Room generasi kedua tidak memerlukan banyak jurnalis yang spesifik terhadap media. Jurnalis dituntut mampu membuat berita untuk berbagai media massa. Sedangkan yang bertugas memilah berita dan bekerja spesifik sesuai jenis medianya adalah redaktur. 

Nah pada News Room generasi ketiga strukturnya lebih ramping lagi. Dalam alur kerjanya, tidak hanya jurnalis yang dituntut mampu membuat berita untuk berbagai media massa, tetapi juga sang redaktur. Redaktur dituntut untuk mampu menguasai pengolahan informasi untuk berbagai jenis media massa. Tentu saja, alur kerja ini tidak mensyaratkan banyak sumber daya manusia. 

Sementara untuk News Room generasi keempat atau 4.0 lebih canggih lagi. Selain tidak perlu banyak sumber daya manusia, sang jurnalis juga diberi kewenangan untuk langsung mempublikasikan hasil liputannya. Sedangkan tugas redaktur hanya memantau dan memberi masukan tentang apa yang ditulis sang jurnalis. 

Selain itu, tugas redaktur fokus memikirkan konsep media berkaitan dengan animo masyarakat terhadap informasi. Model News Room generasi keempat juga akan sangat efektif bila ditunjang oleh divisi riset yang mumpuni. Divisi riset ini tugasnya mengumpulkan berbagai data dan fakta yang terjadi di masyarakat. Sumbernya pun bukan hanya dari jurnalis semata, tetapi dari masyarakat, termasuk di dalamnya praktisi, pakar, peneliti, akademisi, hingga pemerintahan. Masyarakat didorong untuk menulis dan memasukan kontennya ke dalam Content Management System (CMS) milik media. Dalam jangka panjang, hal ini sangat membantu media untuk menghadirkan konten-konten yang tidak hanya cepat, tetapi juga mendalam dan menyeluruh.

Pada news room generasi keempat, pengendalian (controling) di redaksi dilakukan dengan dua metode yakni Pre-Treatement dan Post-Treatement. Pengendalian Pre-Treatement menitikberatkan peran redaktur untuk memfilter dan menyunting bahasa dan konten reportase. Jadi, semuanya ada di tangan redaktur. 

Sedang pada Post-Treatment, peran redaktur hanya memberi kritik dan masukan terhadap reportase jurnalis yang telah dipublikasikan di media massa. Dalam Pre-Treatement, kebanyakan jurnalis bergantung kepada redaktur. Terkadang, reportase yang diberikan jurnalis kepada redaktur, tidak ditulis dengan sebaik-baiknya karena jurnalis berpikir bahwa semuanya akan diperbaiki oleh redaktur. 

Sehingga, seringkali kemampuan jurnalis tidak berkembang karena semuanya diserahkan kepada redaktur. Sedangkan dalam Post-Treatement, kemampuan jurnalis dipaksa untuk berkembang. Jurnalis dituntut membuat reportase sebaik-baiknya. Sehingga para jurnalis harus melengkapi dirinya dengan kemampuan berbahasa yang baik, pemahaman etika jurnalistik yang menyeluruh, serta pemaparan konten yang mendalam. 

Tingkat kepercayaan kepada jurnalis dalam news room generasi keempat sudah cukup tinggi. Jurnalis di News Room 4.0 memiliki kemampuan yang baik dalam keredaksian dan apa yang ditulisnya bisa dipertanggung jawabkan kepada publik. Konsep News Room 4.0 ini memang masih relatif baru. Namun, sangat efektif diterapkan pada media yang tidak mampu mempekerjakan banyak orang. 

Contohnya saja di Selandia Baru. Sebuah media massa di sana hanya memiliki 30 orang jurnalis. Namun, media massa ini mampu menghasilkan 1.600 halaman konten dalam seminggu. Sedangkan di Indonesia, media massa koran yang memiliki 500 orang jurnalis, hanya mampu menghasilkan konten 32 halaman per hari atau 224 halaman per minggu. 

Dengan konsep News Room generasi keempat ini pula, manusia tidak lagi dianggap sebagai sumber daya (resources), tetapi telah menjadi investasi. Sehingga ketika menjadi investasi, manusia lebih dihargai lantaran telah menjadi kebutuhan vital sebuah perusahaan. Analisis kebutuhan informasi di masyarakat pun, mudah diketahui bila media massa menggunakan konsep News Room generasi keempat. 

Hal ini bisa dilihat dari kecenderungan konten dari masyarakat yang telah terkumpul di CMS milik media. Dengan kemudahan menganalisis kebutuhan informasi di masyarakat ini, media massa bisa dengan mudahnya membuat media baru yang lebih tematik. Karena bermain di tingkat kebutuhan masyarakat, modal dan iklan pun relatif mudah didapatkan. 

Lalu model news room seperti apa yang akan diluncurkan SMSI? Merujuk diskusi dengan Ketua Umum SMSI Auri Jaya, Didampingi Firdaus Sekretaris Jenderal SMSI untuk sementara SMSI akan meluncurkam news room generasi ketiga. Alasannya, masih minimnya ketersediaan database dan konten yang dimiliki di Indonesia.  Terlebih News Room 4.0 membutuhkan data dan konten internet yang terekam dengan baik.Namun dalam perkembangannya kedepan, news room SMSI akan menyiapkan divisi riset dan mengelaborasi dalam CMS yang dimilikinya sehingga bermetaformosis menjadi news room 4.0.

Meskipun demikian News Room 3.0 yang akan digunakan SMSI akan dapat mengefektifkan sumber daya manusia. Terlebih bagi pemilik media siber sudah tentu akan sangat terbantu dalam peningkatan kualitas konten sesuai segmentasi media siber di daerah. SMSI news room bukan menjadi kompetitor para pemilik media siber namun akan bersinergi dan bekerja untuk banyak media. SMSI news room harus bisa memutuskan bahwa sebuah berita memang tepat dan layak dipublikasikan di media tertentu. SMSI news room juga harus memastikan bahwa bahasa yang digunakan cocok untuk segmentasi media anggotanya. Dan ini adalah teroboson yang spektakuler untuk memperkuat jejaring media siber. (rel)

http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1
//<![CDATA[
var APPID = $('#facebook-comment-appid').text();
if (APPID == '' || APPID == null) {
APPID = '218168578325095';
}
window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : APPID,
status : true, // check login status
cookie : true, // enable cookies to allow the server to access the session
xfbml : true // parse XFBML
});
};
(function() {
var e = document.createElement('script');
e.src = document.location.protocol + '//connect.facebook.net/en_US/all.js';
e.async = true;
document.getElementById('fb-root').appendChild(e);
}());
$(window).on("load resize",function(){var a=location.protocol+"//"+location.host+location.pathname;var b=$(".post-body").width();$("#container-commentfb").html('

‘);FB.XFBML.parse()});//]]>

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer