Connect with us

News

Puncak Peringatan Hari Anak Nasional 2018, Dua Penghargaan Diraih Kabupaten Tanah Datar

Puncak Peringatan Hari Anak Nasional 2018, Dua Penghargaan Diraih Kabupaten Tanah Datar

[ad_1]

Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi menerima penghargaan kabupaten layak anak dari Menteri PPPA Yohana Yambise di Dyandra Convention Center Surabaya.

ADVERTORIAL KAB. TANAH DATAR – Dua penghargaan berkaliber nasional, diraih Kabupaten Tanah Datar di momen peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2018 ini, yakni Penghargaan Kabupaten Layak Anak dan Penghargaan Pembinaan Forum Anak Daerah Terbaik.

Penghargaan itu diterima Bupati Tanah Datar H. Irdinansyah Tarmizi pada Senin (23/7) lalu, di Dyandra Convention Center Surabaya, dan diserahkan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yambise.

Menurut Bupati Irdinansyah, kendati berada pada posisi sebagai kabupaten terkecil di Sumatera Barat, namun pemerintah daerah terus melakukan beragam terobosan, terutama hal meningkatkan kesejahteraan dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, termasuk anak-anak sebagai generasi penerus harapan bangsa.

Terobosan yang sudah dilakukan, imbuhnya, seperti membangun rumah-rumah keluarga kurang mampu yang dikenal dengan program Gapura Mantap (Gerakan Pugar Rumah Masyarakat Tidak Mampu), Program Geliat (Gerakan Peduli Kesehatan) dan program lain yang menunjang ekonomi kerakyatan.

Daerah yang memiliki luas wilayah 1.336,10 km2 dengan jumlah penduduk hampir 365.000 jiwa ini dipimpin duet Bupati Irdinansyah Tarmizi dan wakilnya Zuldafri Darma. Memasuki tahun ketiga kepemimpinan mereka, sudah banyak menorehkan prestasi yang berbuah penghargaan dari pemerintah pusat dan provinsi.

Tekad menjadikan Tanah Datar sebagai kabupaten yang madani dan masyarakatnya sejahtera, serta lahirnya para penghafal ayat suci Alquran dari rumah-rumah tahfidz yang saat ini sudah banyak berdiri, dibuktikan dengan memberikan kemudahan dalam memilih sekolah favorit tanpa tes, beasiswa pendidikan, bonus study banding International, hingga umroh gratis.

Program pendidikan mental dan spritual bagi generasi muda menjadi perhatian khusus pemerintah daerah. Anak-anak Tanah Datar melalui program/kegiatan didekatkan sekaligus ditanamkan dengan nilai-nilai agama sehingga menjadi bekal berharga menyongsong masa depan yang lebih baik serta terhindar dari pengaruh-pengaruh buruk yang dapat merusak fisik, pikiran bahkan mentalnya.

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tanah Datar Drs. Yuhardi yang turut mendampingi bupati saat menerima penghargaan nasional itu mengatakan, berdasarkan hasil verifikasi data oleh dewan juri dari Kementerian PPPA-RI pada 11 Juli yang lalu, maka ditetapkanlah provinsi, kabupaten dan kota yang mendapat Penghargaan Pembinaan Forum Anak Daerah. Dari 10 daerah itu, dua adalah kabupaten dan delapan kota.

Untuk kabupaten yang mendapat penghargaan adalah Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Sleman. Sedangkan kota yang menerima penghargaan serupa adalah Kota Surakarta, Tangerang Selatan, Pekalongan, Parepare, Pekanbaru, Balikpapan, Denpasar dan Mataram. Untuk tingkat provinsi, daerah yang menerima adalah Provinsi D.I Yogyakarta, Nanggroe Aceh Darussalam, Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Riau.

Untuk Kabupaten/Kota Layak Anak, Kabupaten Tanah Datar juga raih penghargaan bersama Kabupaten Limapuluh Kota. Sementara kota-kota di Sumbar yang menerima penghargaan serupa adalah Padang, Sawahlunto, Padang Panjang, Pariaman, Payakumbuh, Bukittinggi dan Solok.

Usai menerima penghargaan Bupati Irdinansyah Tarmizi yang turut didampingi ketua TP-PKK Tanah Datar Ny. Emi Irdinansyah mengatakan, dua penghargaan yang diterima kali ini patut kita disyukuri. Terlebih Penghargaan KLA yang naik peringkat dari tahun sebelumnya, yakni dari pratama ke madya.

“Terimakasih kepada DPRD, OPD, masyarakat dan semua pihak atas komitmen dan dukungan yang terencana secara menyeluruh, terintegrasi dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk pemenuhan hak-hak anak,” sampai bupati.

Ada empat level kriteria penilaian yaitu pratama, madya, nindya dan utama. Untuk kriteria utama ini hanya ada 2 kota yang dapat tahun ini, yaitu Kota Surabaya dan Kota Surakarta. Ke depan kita akan terus berupaya mencapai level-level berikutnya.

“Tetapi bukanlah untuk mendapatkan penghargaan yang kita kejar, namun bagaimana mewujudkan anak-anak dan masyarakat di Tanah Datar mempunyai hak yang harus dipenuhi oleh pemerintah daerah,” ujarnya.

Sebelumnya pada saat Press Conference Menteri PPPA Yohana Yembise didampingi Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh Kembang Anak Lenny N. Rosalin, katakan pada tahun 2018 ini sebanyak 389 kabupaten/kota telah berkomitmen untuk menjadi KLA, dari jumlah tersebut 176 kabupaten/kota telah berhasil meraih penghargaan dari berbagai kategori.

Upaya untuk mewujudkan KLA, tertuang pada berbagai program yang telah dan sedang dilakukan. Sosialisasi, edukasi, dan pengembangan program serta mempersiapkan fasilitas di setiap daerah.

Di antaranya Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), upaya mencegah perkawinan di bawah umur, pengasuhan anak yang berbasis hak anak, dan pembangunan Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA), Puskesmas Ramah Anak, Kampung Anak Sejahtera, fasilitas ruangan ASI, Sekolah Ramah Anak dan Pusat Kreatifitas Anak, tuturnya. (Adv)

PADANG – Lima Hari Padang dan sekitarnya diguncang gempa, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Padang Panjang Mamuri…

PADANG — Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyentil ASN berprilaku seperti selebritis dan gemar mengoleksi mobil…

JAKARTA – Gerhana Bulan Total (GBT) yang akan terjadi pada Sabtu (28/7) dini hari nanti merupakan fenomena langka yang…

PARIAMAN – Pelaku penculikan anak di Tanah Abang Jakarta ditangkap di dermaga Pantai Gandoriah Kota Pariaman pada Jumat…

PASAMAN – Di hari ketigabelas, Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Bulan Bintang (PBB) secara resmi mendaftarkan Daftar…

(function(d, s, id) {
var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0];
if (d.getElementById(id)) return;
js = d.createElement(s); js.id = id;
js.src = “http://connect.facebook.net/id_ID/sdk.js#xfbml=1&version=v2.8&appId=1208534375853801”;
fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs);
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer