Connect with us

News

Sebagai Wartawan Armaidi Memilih Mundur Dari Bacaleg PKB Dapil 2 Kota Pariaman

Sebagai Wartawan Armaidi Memilih Mundur Dari Bacaleg PKB Dapil 2 Kota Pariaman

[ad_1]

PADANGPOS.COM (Padang Pariaman)—Bakal calon anggota legislatif (bacaleg) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Armaidi Tanjung resmi  mengundurkan diri sebagai Bacaleg PKB  di  Dapil 2 Kota Pariaman  (Pariaman Utara) diurutan 2. Surat pertanyaan mundur langsung diserahkan Armaidi ke DPC PKB Kota Pariaman yang diterima sekretaris DPC PKB Kota Pariaman Akiardi dan tembusannya ke KPU Kota Pariaman yang diterima Kasubag Teknis Akhirulsyah, Senin

(30/7).

Menurut Armaidi, surat pengunduran bermaterai ini langsung diberikan kepada DPC PKB dan KPU Kota Pariaman untuk memastikan  tidak maju pada Pemilu 2019 mendatang. “Saya mengetahui didaftarkan ke Kota Pariaman setelah mendapat informasi dari Sekretaris DPC PKB Kota Pariaman Akiardi dalam masa perbaikan berkas caleg. Selain itu, juga dari rilis laporan pendaftaran caleg di group WA PKB Kota Pariaman nama saya ditempatkan di Pariaman Utara nomor urut 2,” tutur Armaidi. 

Berkas pencalegan yang sudah diserahkan ke DPW PKB Sumbar langsung dikirimkan ke DPC Kota Pariaman diakhir pendaftaran bacaleg ke KPU. Kemudian didaftarkan sebagai Bacaleg PKB di Dapil Pariaman 2 (Pariaman Utara). “Surat pernyataan mundur ini  sebagai bentuk ketegasan dari penolakan yang sudah dilakukan Ketua dan Sekretaris DPW PKB Sumbar, saya  sampaikan surat pernyataan pengunduran diri ini,” kata Armaidi. 

Meski mundur dari proses pencalegan, kata Armaidi, aktifitas kemasyarakatan yang sudah dan akan dilakukan tetap berjalan seperti biasa. “Aktif di berbagai kegiatan kemasyarakatan bukan menjadi tujuan utama untuk jadi caleg. Tanpa mencaleg pun, aktifitas keseharian tetap berjalan normal,” kata Armaidi.

Armaidi mengaku, adanya  pemberitaan dirinya ditolak di PKB Sumbar, sudah ada dua partai politik yang meminta berkas caleg untuk didaftarkan sebagai caleg di partainya. “Pertama di partai yang memiliki kursi di DPRD Sumbar untuk mencaleg di Propinsi Sumbar. Kedua, di partai baru untuk Dapil Padang Pariaman 2 (Kecamatan Sintuak, Lubuk Alung dan Batang Anai). Keduanya saya sampaikan tidak berminat maju di partai tersebut. Tentu tidak etis saya sebutkan partainya. Cukup saya dan orang yang meminta berkas tersebut mengetahuinya,” tutur Armaidi menambahkan. 

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, “Selasa (3/7) lalu Ketua DPW PKB Sumbar Febby Dt. Bangso  di ruangannya disaksikan Sekretaris PKB Sumbar Firdaus, Febby menulis langsung dengan tangannya sendiri nama saya di nomor urutan 7. Ternyata dalam proses lanjutannya, tidak didaftarkan walaupun berkas yang dibutuhkan sudah disiapkan dan diserahkan,” kata Armaidi.

“Selasa (17/7) malam menjelang pendaftaran ke KPU, bersama Wakil Ketua Dewan Syuro PKB Sumbar Azwandi Rahman, Febby dan Firdaus sebagai ketua dan sekretaris DPW PKB Sumbar yang ditemui di ruang kerjanya tidak dapat meloloskan. Sekalipun Azwandi sudah memberikan garansi agar bisa diloloskan,” kata Armaidi. 

Dikatakan Armaidi, pada Pemilu 2014 lalu meraih suara terbanyak diantara 7 caleg PKB dapil Sumbar 2, yakni 2.777. Dari tujuh caleg pada Pemilu 2014, hanya dirinya yang kembali mendaftar. 

Selain itu, untuk memenuhi kuota perempuan, dua orang caleg perempuan diantarkan ke DPW PKB. Yakni Hartini Zahar  diterima Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu Iswandi Mukhtar dan Eva Wardani diterima Sekretaris DPW PKB Firdaus. 

Armaidi mulai aktif di PKB sejak tahun 2001. Meski pernah ditawari beberapa partai lain, dirinya tetap konsisten di PKB. Pernah menjabat Sekretaris dan Wakil Ketua DPW PKB Sumbar, serta Wakil Sekretaris PW NU Sumbar. Kini Wakil Ketua  DPC PKB Padang Pariaman.

http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1
//<![CDATA[
var APPID = $('#facebook-comment-appid').text();
if (APPID == '' || APPID == null) {
APPID = '218168578325095';
}
window.fbAsyncInit = function() {
FB.init({
appId : APPID,
status : true, // check login status
cookie : true, // enable cookies to allow the server to access the session
xfbml : true // parse XFBML
});
};
(function() {
var e = document.createElement('script');
e.src = document.location.protocol + '//connect.facebook.net/en_US/all.js';
e.async = true;
document.getElementById('fb-root').appendChild(e);
}());
$(window).on("load resize",function(){var a=location.protocol+"//"+location.host+location.pathname;var b=$(".post-body").width();$("#container-commentfb").html('

‘);FB.XFBML.parse()});//]]>

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya
Click to comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pemborosan dalam Reformasi Birokrasi – Fadli Zon

Fadli Zon Usul Provinsi Sumbar Ganti Nama Jadi Minangkabau

[ad_1]

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai keputusan Presiden Jokowi yang menetapkan regulasi terkait sejumlah posisi wakil menteri aneh. Termasuk dengan hadirnya Perpres Nomor 62 Tahun 2021 yang mengatur soal Wamendikbudristek.

Fadli menilai upaya yang dilakukan Jokowi termasuk pemborosan. Apalagi jika regulasi tersebut demi mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan.

“Kalau menurut saya agak aneh, ya. Banyak sekali wakil-wakil menteri padahal wakil-wakil menteri itu, kan, mestinya dibatasi hanya memang kementerian yang membutuhkan saja,” kata Fadli, Senin (2/8).

“Jumlah menteri, kan, sudah dibatasi dengan UU yaitu 34 menteri. Jadi wakil menteri itu, ya, bukan menteri. Jadi, ya, kalau menurut saya ini pemborosan di dalam perbaikan institusi kita atau reformasi birokrasi kita terlalu banyak,” tambahnya.

Dia lantas menyinggung soal keinginan Jokowi untuk melakukan perampingan birokrasi. Sehingga hadirnya regulasi yang mengatur soal posisi wakil menteri ini malah semakin tak konsisten.

“Dulu, kan, Pak Jokowi ingin ada perampingan, tapi ini semakin melebar. Ada wamen, ada stafsus, dan segala macam gitu, ya. Ini menurut saya jelas pemborosan uang negara. Kalau menurut saya ini lebih banyak pada akomodasi politik gitu, ya,” katanya.

Sejauh ini, posisi wamen di sejumlah kementerian dianggap tak perlu. Sebab ada pejabat eselon yang bisa membantu tugas-tugas seorang menteri.

“Ada menurut saya, kan, ada dirjen, ada direktur, dan sebagainya. Perangkat begitu besar jadi mestinya bagaimana institusi ini dibuat benar gitu, dibuat rapi, dan benar,” ujarnya.

Bagi Fadli, keputusan untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan jabatan bisa merusak birokrasi yang ada di Indonesia.

“Itulah kesan yang muncul di masyarakat dan itu menurut saya akan merusak birokrasi, merusak reformasi birokrasi, merusak tatanan yang sudah ada,” pungkasnya.

Saat ini sudah ada 14 wamen yang ada di kementerian Jokowi. Sementara itu, Jokowi sudah meneken perpres yang memutuskan ada wamen di 5 kementerian lain. Tapi, hingga saat ini, posisi wamen di 5 kementerian itu belum diisi.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Kita Tunggu Sampai Sore! – Fadli Zon

Sumbangan Rp 2T Akidio Tio Muara Kebohongan? Fadli Zon: Kita Tunggu Sampai Sore!

[ad_1]

Nama Akidi Tio belakangan menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Republik Indonesia usai keluarga besar dan ahli warisnya mengklaim akan menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pada awal isu tersebut berkembang, banyak tanggapan positif dari masyarakat mengingat nilai yang akan disumbangkan cukup fantastis. Namun belakangan, sejumlah pihak termasuk politisi Fadli Zon menduga dan menilai jika kabar tersebut hanya isapan jempol

Melansir akun twitter pribadinya @Fadlizon, politisi Partai Gerindra itu memposting sebuah unggahan yang isinya merujuk pada artikel Kompas dengan judul ‘Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat’ disertai caption yang cukup menohok.

“Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah masuk sumbangan Rp 2T. Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Kalau ternyata bohong, bisa dikenakan pasal-pasal di UU No.1 tahun 1946,” cuit Fadli Zon, Senin (2/8/2021).

Keraguan Fadli akan kabar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari sumber artikel yang ditulis oleh Hamid Awaluddin yang Fadli cantumkan dalam cuitannya, disebutkan bahwa sosok Akidi Tio tidak memiliki jejak yang jelas sebagai seorang pengusaha.

Bahkan dalam sejumlah isu sebelumnya, terkait dugaan harta, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan dalam tulisan mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia tersebut, seluruhnya bermuara pada kebohongan.

Suarapakar.com - Sumbangan Rp 2T Akidi Tio

Meski tulisan artikel itu masih sebatas opini, namun sangat layak dipertanyakan apakah Akidi Tio memang memiliki kekayaan fantastis sebanyak itu sehingga mampu menyumbangkan dana senilai Rp 2 Triliun untuk bantuan PPKM?

Senada namun tak sama dengan Fadli Zon, Menkopolhukam Mahfud MD meeminta semua pihak untuk menanggapi kabar tersebut dengan positif dan berharap dapat terealisasi.

“Ini perspektif dari Hamid Awaluddin ttg sumbangan Rp 2 T dari Akidi Tio. Bagus, agar kita tunggu realisasinya dgn rasional,” tulis Mahfud di Twitter, Senin (2/8/2021).

Namun demikian, ia juga memberikan pengakuan jika sebelumnya pernah membuat tulisan terkait pihak yang meminta fasilitas dari Negara untuk mencari harta karun yang nantinya akan disumbangkan kembali ke Negara. Adapun pada faktanya, kabar tersebut tak dapat di validasi.

“Sy jg prnh menulis ada orng2 yg minta difasilitasi utk menggali harta karun dll yg akan disumbangkan ke negara. Tp tak bs divalidasi,” beber Mahfud lagi.

Sebelumnya, keluarga dan ahli waris Akidi Tio disebutkan akan menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID. Sumbangan itu sendiri telah diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).

Kabarnya uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun itu akan masuk pada Senin (2/8/2021). Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi baik dari Polda Sumsel maupun pihak keluarga Akidi Tio.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Berita

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI – Fadli Zon

Fadli Zon Koreksi Baliho Puan Maharani, Disebut Tidak Sesuai dengan KBBI

[ad_1]

Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan koreksi terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di berbagai penjuru Indonesia.

Fadli mengoreksi penulisan diksi yang terdapat dalam narasi di baliho Puan yang menurutnya terdapat kesalahan.

“Mari gunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar apalagi dlm bentuk baliho besar yg terpampang ke seantero negeri,” kata Fadli dalam cuitan di Twitter, Senin, 2 Agustus 2021.

Adapun Fadli memberikan koreksi terhadap penulisan kata ‘kebhinnekaan’ yang menurutnya tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yg benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Tapi kelihatannya semua baliho sdh dipajang. Sekedar koreksi,” tulis Fadli.

Lebih lanjut ia menjelaskan makna dari ‘Kebinekaan’ sesuai dengan koreksinya terhadap baliho Puan Maharani.

“‘Kebinekaan’ artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yg ditonjolkan, tp persatuan dlm keberagaman itu,” lanjutnya.

“Unity in diversity, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dlm serat ‘Kakawin Sutasoma’ karya Mpu Tantular. Jd jgn kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan.” jelasnya.

Seperti diketahui, baliho-baliho raksasa Puan Maharani bertebaran di berbagai penjuru Indonesia beberapa waktu belakangan dan kini semakin bertambah jumlahnya.

Berkaitan itu, pihak PDIP sebelumnya sudah mengungkapkan alasan baliho dan billboard Puan dipasang di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Hendrawan mengatakan bahwa pemasangan baliho Puan adalah bentuk kegembiraan karena putri Megawati Soekarnoputri itu adalah perempuan pertama yang memimpin DPR.

“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.

Sumber

[ad_2]

Sumber

Baca Selengkapnya

Populer